ANALISIS ARTIKEL
JIT pada pabrik-pabrik Toyota memiliki nama sendiri yakni dengan nama Toyota Production
System (TPS). Inti dari TPS ialah melangsungkan usaha untuk membuat dan memproduksi
barang dibawah kondisi ideal. Kondisi ideal hanya akan terjadi jika fasilitas, mesin, dan
sumberdaya manusia nya bekerjasama dengan menambahkan nilai tanpa ada limbah (sia-sia).
Kiichiro Toyoda, yang mewarisi filosofi ini, berangkat untuk mewujudkan keyakinannya
bahwa “kondisi ideal untuk membuat hal-hal yang dibuat ketika mesin, fasilitas, dan orang-
orang bekerja sama untuk menambah nilai tanpa menghasilkan limbah apapun.” Dengan
metodologi dan teknik ini sehingga dapat menghilangkan limbah antar proses, hasilnya
adalah Just In Time (JIT).
Perbaikan Berkesinambungan
Perbaikan Berkesinambungan dalam TPS berarti membangun budaya organisasional
dan menanamkan sistem nilai kepada para pekerja yang menekankan bahwa proses
dapat diperbaiki. Pada kenyataan nya, perbaikan (peningkatan) tersebut adalah bagian
integral dari pekerjaan setiap pekerja. Penanaman nilai-nilai ini dimulai saat
perekrutan dan berlanjut dengan pelatihan yang ekstensif dan berkesinambungan.
Salah satu alasan perbaikan berkesinambungan yang dapat berfungsi dengan baik di
Toyota, perlu diperhatikan karena nilai inti dari Toyota adalah menghargai orang lain.
Menghargai Orang lain.
Di Toyota, orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan diperlakukan seperti tenaga kerja
berpengetahuan. Dengan pelatihan silang yang agresif dan klasifikasi kerja yang
sedikit, TPS mengolah kapasitas mental sekaligus fisik pekerjaannya dalam upaya
yang menantang, yaitu memperbaiki operasi-operasi di Toyota. Para pekerja
diberdayakan. Mereka diberdayakan untuk menghasilkan peningkatan. Mereka
diberdayakan untuk mematikan mesin-mesin dan menghentikan proses-proses ketika
terdapat masalah kualitas. Para pekerja ini adalah bagian penting dalam TPS. Hal ini
berarti pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh staff tersebut beralih ke
pekerja. Toyota menyadari pekerja tahu lebih banyak tentang pekerjaan mereka
daripada orang lain. TPS menghargai para pekerjanya dengan memberikan mereka
kesempatan untuk meperkaya pekerjaan dan kehidupan mereka.
Praktik Kerja Standar
Praktik Kerja Standar di Toyota mencakup beberapa prinsip berikut:
1.pekerjaan dispesifikasi dengan legkap berkenaan dengan apa yang menjadi isi,
urutan, waktu, dan hasil keluarannya.
2.hubungan internal dan eksternal antara pelanggan dan pemasok dilakukan secara
langsung dengan memspesifikasikan pekerja, metode, aktu dan jumlah.
3.produk dan pelayanan harus mudah dan langsung. Barang-barang dan jasa ditujukan
kepada orang atau mesin tertentu.
4.peningkatan dalam sistem harus dibuat sesuai dengan “metode ilmiah” pada tingkat
terendah dalam organisasi.
TPS mengharuskan segala aktivitas, hubungan, dan aliran mencakup pengujian otomatis agar
dapat memberikan tanda/isyarat saat timbul masalah secara langsung. Adanya perbedaan
antara apa yang diharapkan dan apa yang terjadi dapat dilihat dengan cepat. Pendidikan dan
pelatihan yang diikuti oleh pekerja Toyota dan respons sistem terhadap masalah membuat
sistem yang keliatannya kaku menjadi lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah-ubah. Hasilnya adalah peningkatan yang terus menerus dalam hal
keandalan, fleksibilitas, keamanan dan efisiensi.
Berikut merupakan beberapa hal JIT yang dilakukan oleh perusahaan Toyota Motor
Corporation untuk memenuhi sasaran kemitraan JIT:
Di beberapa perusahaan penyedia produk fisik, bahan baku yang masuk ditunda pada titik
pengangkutan , pemeliharaan dan pada bagian penerimaan. Demikian pula, barang disimpan
atau ditahan di gudang-gudang sebelum dilakukannya pengangkutan ke distributor atau
konsumen. Persediaan yang ditahan dengan cara ini dangat sia-sai dan oleh karena itu Toyota
Motor menerapkan JIT yang diarahkan untuk mengurangi kesia-sian ini. Hal ini mencakup
mengurangi kesia-sian yang ada di sistem pasokan, penerimaan dan inspeksi atas bahan baku
yang diterima. Kesia-siaan ini sering kali berbentuk kelebihan persediaan, mutu yang buruk
dan keterlambatan. Kemitraan antara pemasok dan pembeli adalah solusinya yang bertujuan
bersama untuk menghilangkan kesia-siaan dan menurunkan biaya-biaya dimasing-
masingnya.
Toyota Motor Corporation menerapkan Penerapan JIT yang memiliki prinsip bahwa
“Just-in-Time” berarti membuat “hanya apa yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan dalam
jumlah yang dibutuhkan”. Di perusahaan ini tidak memproduksi bahan baku untuk dirakit
dan diproduksi sampai pesanan benar-benar diterima. Oleh karena itu pemasok hanya akan
bekerja sesuai pesanan saja. Dengan sistem ini, Toyota benar-benar mampu menjaga jumlah
minimum persediaan mereka.
Persediaan dalam sistem produksi dan distribusi sering kali diadakan agar untuk menjaga jika
terjadi sesuatu. Namun berbeda dengan penerapan persediaan yang dilakukan Toyota Motor
melalui JIT, yakni dengan persediaan diatur melalui perhitungan persediaan minimal dengan
memperhitungkan besaran yang dibutuhkan unutk memepertahankan proses produksi secara
sempurna. Dengan persediaan JIT, barang-barang dengan jumlah yang tepat tiba pada saat
dibutuhkan.
Persediaan just in time adalah persediaan minimum yang diperlukan untuk menjaga agar
suatu sistem dapat berjalan dengan sempurna. Dengan persediaan just in time, barang tiba
saat dibutuhkan, bukan satu menit sebelumnya ataupun setelahnya, dan dengan jumlah yang
tepat.
1. Mengurangi Variabilitas
Variabilitas (variability) adalah setiap penyimpangan/ deviasi dari proses optimal yang
mengirimkan produk bagus tepat waktu dan setiap waktu. Variabilitas, istilah halus dari
masalah, dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Persediaan dapat
menyembunyikan masalah, dan sebagian besar variabilitas disebabkan oleh pemborosan yang
ditoleransi atau manajemen yang buruk.
Mengurangi Variability yang dilakukan oleh Toyota ialah meminimalisir adanya persediaan.
Karena, walaupun persediaan dapat menutupi adanya suatu masalah, namun secara umum
masalah tersebut di sebabkan oleh persediaan yang ada. Oleh karena itu Toyota tidak ingin
persediaan yang ada akan menimbulkan masalah bagi perusahaanya.
2. Mengurangi Persediaan
Hal ini sangat berhubungan dengan mengurangi variabilitas yang ada. Toyota menrapkan
sistem Just In Time, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya jika Toyota hanya
memproduksi barang yang telah selesai dipesan. Oleh karena itu tidak ada persediaan yang
akan berpotensi untuk menimbulkan suatu masalah dalam organisasi dan tentunya juga akan
meminimalisir adanya kesia-sia an bahan baku.
Ramping ini berbeda dengan JIT dan TPS, JIT dan TPS ini cenderung memiliki fokus
internal, sementara Operasi Ramping memulai secara eksternal dengan fokus kepada
pelanggan, seperti memahami keinginan pelanggan serta memastikan input dan saran
pelanggan.
Dalam hal memenuhi keinginan pelanggan tersebut, tentunya Toyota telah melakukan
sebuah penelitian dan observasi kepada para pelanggan, model kendaraam apa yang sedang
melejit dan disukai oleh pelanggan, lalu kebutuhan kendaraan yang saat ini sedang mereka
butuhkan, dll. Melalui observasi ini, Toyota mendapatkan sebuah referensi dalam membuat
inovasi produknya. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan kepada Toyota