Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KEUANGAN

“BUDGETING”

Disusun Oleh : Kelompok 8

1. Galuh Retno P (07)


2. Reza Mubaroqi A (19)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLUTEKNIK NEGERI MALANG
2019
BUDGETING
A. Pengertian Budgeting
Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan
oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa
yang dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget
biasanya termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan
membantu sebagai blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa
depan. Finansial budget mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu
terhadap income, cash flow, dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan
bukan hanya mempersiapkan laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan
juga bisa melakukan persiapan untuk periode ke depan, sebagai contoh budget
untuk laba rugi, budget untuk laporan arus kas, dan budget untuk neraca keuangan.
B. Penyusunan Induk Anggaran ( Master Budgeting)
Induk Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang
menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu
periode yang mencakup satu tahun atau kurang. Induk Anggaran terdiri atas dua
komponen utama, yakni :
1. Anggaran operasi
2. Anggaran keuangan
Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan.
Anggaran Keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan
dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana.
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Anggaran Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Anggaran Produksi Anggaran Kas
Anggaran bahan baku langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Anggaran Tenaga Kerja Lgs Neraca dianggarkan
Anggaran Overhead pabrikasi
Anggaran Persed. Akhir Barang Jadi.
Anggaran Beban Penjualan & Adm
C. Operating dan Financial Budget
Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta
berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu
saat yang akan datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :
1. Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.
Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama periode tertentu itu meliputi
dua sektor, yaitu:
1. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan,
penghasilan dapat dibedakan menjadi dua subsektor, yaitu :
a. Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan
yang diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha
pokok perusahaan.
b. Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah
penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha
sampingan perusahaan.
2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya dapat
dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
a. Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi
beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
b. Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya
yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat
dengan usaha pokok perusahaan.
Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci,
seperti misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan
sebagainya.
b. Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah
budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-
taksiran yang lebih terperinci.
Adapun budget-budget yang termasuk dalam Income Statement Supporting
Budget ini antara lain ialah :
a. Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang.
b. Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.
c. Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor
administrasi selama periode yang akan datang.
d. Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-
biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang
akan datang.
e. Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-penghasilan di
luar usaha utama perusahaan selama periode yang akan datang.
f. Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak
berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.
2. Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. Atas
dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang
berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan
secara lebih terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget
tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
D. Tahap-tahap Penyusunan Operating Budget dan Financial Budget
a. Operating Budget Alternatif
1. Pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti
bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan datang
ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan perusahaan
selama periode tersebut
2. Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan.
Ini berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama
periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu
dijual (dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.
Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama
yang terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget unit yang akan diproduksi
lebih awal daripada budget penjualan, sebab budget penjualan akan mengikuti apa
yang direncanakan dalam budget unit yang akan diproduksikan tersebut.
Sebaliknya, apabila alternatif kedua terjadi, maka perusahaan harus menyusun
budget penjualan lebih awal daripada budget unit yang akan diproduksikan, sebab
budget unit yang akan diproduksikan akan mengikuti apa yang direncanakan dalam
budget penjualan tersebut.
b. Financial Budget
Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial
budget, haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya.
Atau dengan kata lain perkataan, operating budget harus disusun lebih awal
daripada financial budget. Oleh sebab itu, Income Statement Supporting Budget
harus sudah selesai disusun sebelum menyusun Balance Sheet Supporting Budget
berserta Master Balance Sheet Budget perusahaan

E. Statistic Budget VS Flexible Budget

Static Budget (anggaran statis) yaitu anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat
aktivitas yang sudah ditentukan. Sebagai contoh:

Anggaran Biaya Produksi

Unit produksi 5.000


Biaya bahan langsung 1.400.000
Biaya TKL 1.250.000
Overhead:
Variabel :
Perlengkapan 400.000
TKTL 500.000
Listrik dan air 250.000
Tetap:
Penyusutan 160.000
Asuransi 30.000
Sewa 100.000

Tingkat aktivitas yang direncanakan di atas adalah 5.000 unit. Jika unit produksi
yang aktual adalah 5.000 unit, maka anggaran di atas layak digunakan untuk
mengukur kinerja bagian produksi. Sebaliknya, jika unit yang terealisasi adalah
kurang atau melebihi 5.000 unit maka perbedaan antara biaya aktual dengan aktual
biaya tidak layak dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan produksi. Untuk
lebih jelas Budget report produksi dapat dilihat sebagai berikut:
Laporan Kinerja (Budget Report) Biaya Produksi

Aktual Anggaran Varian


Unit Produksi 5.000 4.800 200 F
Biaya bahan langsung Rp. 1.400.000 Rp. 60.000 U
1.340.000
Biaya TKL 1.250.000 1.200.000 50.000 U
Overhead:
Variabel :
Perlengkapan 400.000 384.000 16.000 U
TKTL 490.000 480.000 10.000 U
Listrik dan air 250.000 240.000 10.000 U
Tetap:
Penyusutan 160.000 160.000 0
Asuransi 30.000 30.000 0
Sewa 100.000 100.000 0

Mengamati data biaya diatas, kinerja departemen produksi dinilai kurang karena
menghasilkan U (unfavorable) sebesar Rp 146.000 (60.000 + 50.000 + 16.000 +
10.000 + 10.000). Tetapi penilaian ini kurang akurat karena dasar yang digunakan
untuk mengevaluasi biaya-biaya tersebut adalah untuk tingkat kegiatan 4.800 unit
produksi, sedangkan aktual produksi adalah 5.000 unit. Flexible budget (anggaran
fleksibel) adalah anggaran yang disusun berdasarkan rentang aktivitas. Ini
didasari oleh kenyataan bahwa pada tingkat aktivitas yang berbeda akan
menimbulkan biaya yang berbeda pula, khususnya pada biaya variabel. Adapun
biaya tetap tidak akan berubah selama aktivitas berada pada rentang aktivitas yang
sudah ditetapkan.

Anggaran Biaya Produksi

Biaya Produksi Biaya Rentang aktivitas (unit)


variabel per 4.800 5.000 5.200
unit
Variabel :
Biaya bahan langsung 280 1.344.000 1.400.000 1.456.000
Biaya TKL 250 1.200.000 1.250.000 1.300.000
Overhead variabel:
Perlengkapan 80 384.000 400.000 416.000
TKTL 100 480.000 500.000 520.000
Listrik dan air 50 240.000 250.000 260.000
Rp.760 3.648.000 3.800.000 3.952.000
Overhead Tetap:
Penyusutan 160.000 160.000 160.000
Asuransi 30.000 30.000 30.000
Sewa 100.000 100.000 100.000
290.000 290.000 290.000
3.938.000 4.090.000 4.242.000

Sebagai alat pengendalian, anggaran fleksibel sangat berguna karena


memungkinkan manajer untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan pada
berbagai tingkat aktivitas. Anggaran fleksible dapat membantu pengguna untuk
menilai tingkat efisiensi manajer karena biaya aktual dan biaya yang direncanakan
dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama. Berikut ini dapat kita aplikasi
anggaran fleksibel pada penyusunan laporan kinerja (budget report):

Aktual Anggaran Varian


Unit Produksi 5.000 5.000
Biaya bahan langsung Rp. 1.400.000 Rp. 0
1.400.000
Biaya TKL 1.250.000 1.250.000 0
Overhead:
Variabel : 400.000 400.000 0
Perlengkapan 490.000 500.000 10.000 F
TKTL 250.000 250.000 0
Listrik dan air
Tetap: 160.000 160.000 0
30.000 30.000 0
Penyusutan
100.000 100.000 0
Asuransi
Sewa

Berbeda dengan hasil evaluasi pada anggaran statis, anggaran fleksibel


menunjukkan bahwa manajer telah sukses mengendalikan biaya produksi. Pada
tingkat aktivitas 5.000 unit, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya TKTL
sebesar Rp 10.000,-

The Measure of Activity

Dalam menyusun flexible budget, perlu ditetapkan activity base yang


mempengaruhi overhead cost. Dalam lingkungan tradisional, perusahaan
biasanya memilih unit produksi sebagai activity base dari overhead cost, tetapi
beberapa perusahaan seringkali memilih selain dari unit produk (units of
production) , seperti machine-hours (MH), atau direct labor-hours (DLH) untuk
merencanakan dan mengendalikan overhead cost. Sedikitnya ada tiga faktor
penting dipertimbangkan untuk memilih activity base untuk overhead cost, yaitu:

1. Harus ada keterkaitan antara activity base dengan overhead cost.


2. Activity base tidak boleh diekspresikan dalam mata uang.
3. Activity base harus simple dan mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
http://fekool.blogspot.com/2015/03/akuntansi-manajemen-budgeting-preparing.html
https://www.academia.edu/26572460/Materi_Budgeting_-_Anggaran_Kas

Anda mungkin juga menyukai