KASUS
Anda sedang bertugas di ruang Unit Gawat Darurat ketika Susi, seorang anak berusia
10 tahun datang ketempat anda bersama ibunya dengan keluhan utama nyeri di pergelangan
kaki kirinya yang menjalar ka kaki kanannya sejak 2 hari yang lalu. Dua minggu yang lalu,
anak ini mengalami demam dan nyeri tenggorokan. Tidak ada tanda-tanda gerakan abnormal,
bilateral tanpa tujuan dan involunter, serta sering sekali disertai dengan kelemahan otot,
bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwana pucat sedangkan tepinya berbatas tegas,
berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak gatal, di badan dan telapak tangan
dan benjolan lunak dan bergerak bebas di bawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa
nyeri, pada permukaan siku, ruas jari, lutut, persendian kaki. Sesak nafas atau lelah saat
beristirahat atau beraktivitas dan bengkak disangkal
Pemeriksaan Fisik
BB : 25 kg TB : 110 cm
JVP : 5 + 2 cm H2O
Abdomen : Datar, lembut, massa (-), hepar dan lien tidak teraba, BU (+) Normal
Ekstremitas : tumor, calor, rubor, dolor, dan functio laesa a/r pergelangan kaki kanan dan
kiri
1
Pemeriksaan Laboratorium
X-ray
Kardiomegali ringan
Corakan vaskular paru norma
Electrocardiography
Interval PR memanjang
Echocardiography
Sinus solitus
AV-VA concordande
No VSD, ASD, PDA were found
Mild left atrial enlargement
Mild mitral regurgitation was found
An. Susi diberikan benzathine penicilin G 600.000 U IM, aspirin 4 x 500 mg/hari dan
dipindahkan ke ruang perawatan anak. Setelah dirawat selama dua minggu, anak ini
diperbolehkan pulang.
Setelah dirawat selama 2 minggu, anak ini diperbolehkan pulang dalam keadaan baik.
Anak ini disarankan untuk mendapatkan Benzathine Penicilin G yang disuntikan setiap empat
minggu sekali. Setelah empat minggu, anak ini tidak datang ke klinik rawat jalan untuk jangka
waktu yang lama hingga anak ini datang kembali saat anak ini berusia 24 tahun dengan keluhan
sesak napas.
Setelah 2 hari yang lalu sesak napas dirasakan pada saat istirahat dan beraktivitas dan
semakin lama semakin memberat. Keluhan ini sudah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir,
yang dirasakan dalam beberapa tahun terakhir yang dirasakan terutama saat beraktivitas yang
semakin lama semakin memberat. Susi terkadang mengeluhkan bengkak pada kedua tumitnya
yang lemah. Tiga bulan yang lalu, keluhan sesak dan bengkak ini semakin lama semakin
2
memburuk hingga pasien ini datang ke dokter di klinik dekat ruamhnya dan diberikan obat
furosemid dan diet rendah garam. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan berkurang.
Pasien ini mengatakan bahwa 14 tahun yang lalu dia mengalami demam dan nyeri pada
sendi yang berpindah-pindah, kemerahan pada sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki,
pergelangan tangan, dan siku. Riwayat keluhan serupa di keluarga tidak ada.
Pemeriksaan Fisik :
KU : sesak Kesadaran : CM
Abdomen : datar,lembut ; massa (-) ; hepar teraba 3 cm bawah arcus costarum, 1 cm dibawah
processus xiphoideus ; tepi tajam,padat kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-) ; lien teraba ;
BU (+)
3
Pemeriksaan laboratorium
EKG :
Rontgen Thorax PA
Echocardiography
4
Diagnosis
Tatalaksana
Umum
a. Istirahat, posisi 45 derajat
Khusus
Prognosis
5
BAB II
TERMINOLOGI
HEENT
JVP
Sinus Solitus
Opening Snaps
Sudut kostofrenikus
PROBLEM
RPS :
Bengkak dan lemah pada kedua tumit, 3 bulan yang lalu keluhan semakin buruk
RPD :
14 tahun yang lalu pernah demam, nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, kemerahan pada
sendi besar, lutut, pergelangan kaki dan tangan.
RPO :
HIPOTESIS
Jantung Rematik
Perikarditis
Miokarditis
MEKANISME
6
I DON’T KNOW
OVC
Basic Science
Clinical Science
Differential Diagnose
LEARNIG ISSUE
OVC
Basic Science
Anatomi Jantung
Histologi Jantung
Clinical Science
Demam Reumatik
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
Faktor Predisposisi
Gejala klinis
Patofisiologi
Tatalaksana
Prognosis
Differential Diagnose
Miokarditis
Perikarditis
Epikarditis
7
BAB III
PEMBAHASAN
ANATOMI JANTUNG
Kanan-kiri : paru-paru
Bawah : Diafragma
Batas-batas Jantung :
Atas : ICS 2
Bawah : ICS 5
ANATOMI LUAR
Terdapat :
1. Sulkus Coronaria : Memisahkan antara atrium dan ventrikel.Pada sulkus ini berjalan
a.koronaria kanan dan a.sirkumfleks dari aorta.
2. Sulkus interventrikular : Memisahkan antar-ventrikel.
a. Sulkus interventrikular anterior ditempati a.descendens anterior kiri.
b. Sulkus interventrikular posterior dilewati oleh a.descendens posterior.
Lapisan Jantung
8
Epicardium
Miokardium (paling tebal)
Endocardium.
ANATOMI DALAM
Ruangan jantung
Antara atrium dextra dan ventrikel dextra dihubungkan oleh ostium atrioventricular dextra
terdapat katup trikuspidalis. Antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra dihubungkan oleh
ostium atrioventricular sinistra terdapat katup bikuspidalis/mitral
Atrium kiri
o Berfungsi menerima darah yang sudah teroxygenasi dari 4 Vena Pulmonaris
(2 dextra ,2 sinistra)
o Antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra di hubungkan oleh ostium
atrioventrikulare sinistra dan terdapat v. mitral/bicuspidalis)
o Pembatas Atrium dextra dan sinistra Interarterial septum sama seperti atrium
kanan terdapat Fossa ovalis
Ventrikel kiri
o Menerima darah dari atrium sinistra melalui sinus Atrioventrikular sinistra
(v.bicuspidalis/mitral) dan memompa menuju aorta ascenden
o Dinding paling tebal 10-15 mm
o Katup bicuspidalis
o Terdapat 3 musculus papilaris : Anterior M. Papilaris, Posterior M Papilaris
9
o Ventrikel kiri mengalirkan darah menuju Aorta Ascenden yang terdapat katup
semilunaris (Aorta valve) di aorta valve terdapat sinus coronaria yang
kemudian menuju ke Arteri coronaria dextra dan sinistra
Atrium kanan
o Berfungsi menerima darah yang sudah terdeoxygenasi dari V Cava superior,
V Cava Inferior, Sinus Coronarius
o Ketebalan 2-3 mm
o M.Pectinate dibatasi oleh crista terminalis
o Antara atrium kanan dan ventrikel kanan di hubungkan oleh ostium
atrioventrikulare dextra dan terdapat v. trikuspidalis
Ventrikel kanan
o Menerima darah dari atrium dextra melalui sinus Atrioventrikular dexrta (v.
tricuspidalis)
o Tepi ketiga Katup Tricuspidalis menempel corda tindeneae, musculus
papilaris berhubungn myocardium ventrikel kanan.
o Ventrikel kanan mengalirkan darah menuju arteri pulmonaris.
Katup Jantung
Pada permukaan karup atrioventrikular yang menghadap ke ventrikel terdapat Chorda tendinae
yang merupakan tendo yang melekat pada katup atrioventrikel dan m.papilaris. Saat
m.papilaris berkontraksi maka chorda tendinea akan menarik katup tersebut (membuka &
menutup).
10
Pembuluh Darah
Sistem arteri
1. A.coronaria sinistra :
r. descendens anterior
r. circumflexus
r. marginalis otot jantung kiri
2. A.coronaria dextra :
r. descendens posterior
r. marginalis otot jantung kanan dan kiri
Sistem vena
Melintas dari kiri ke kanan di bagian posterior sulcus coronaries. Merupakan muara dari semua
vena jantung yang memasuki atrium dekstra. Sinus coronarius bercabang menjadi 3 :
11
Persarafan Jantung
Saraf simpatis merangsang (stimulasi) denyut jantung menjadi kuat dan cepat .
Saraf parasimpatis menahan (inhibisi) denyut/kontraksi jantung menjadi lemah dan
lambat
HISTOLOGI JANTUNG
12
3.2. CLINICAL SCIENCE
DEMAM REUMATIK
Definisi
Demam Reumatik adalah peradangan akut yg dapat menyertai faringitis yg disebabkan oleh
streptococus beta hemolitikus group A
Epidemiologi
Etiologi
Manifestasi klinis
MAYOR
1. Karditis
Ditemukan pada sekitar 50 % pasien. Tanda klinis karditis reumatik :
bising patologis (insufisiensi mitral)
kardiomegali
gagal jantung (miokarditis atau insufisiensi katup : batuk, nyeri dada, dispneu,
ortopneu, anoreksia)
perikarditis (perikarditis yg tidak disertai endokarditis & miokarditis biasanya
bukan demam reumatik)
13
nyeri yg hebat (meningkat saat aktivitas)
bengkak
erithema
Sendi besar paling sering terkena (sendi lutut, pergelangan kaki,siku dan
pergelangan tangan )
Bersifat asimetris dan berpindah-pindah (poliartritis migrans)
2. Korea Sydenham
Mengenai sekitar 15 % pasien demam reumatik
Mencerminkan keterlibatan sistem saraf pusat oleh proses radang (terutama ganglia
basal)
Periode laten manifestasi artritis/karditis adalah sekitar 3 minggu, sedangkan korea
dapat mencapai 3 bulan atau lebih
Korea minor akan hilang dalam waktu 1-2 minggu (walau tanpa pengobatan)
Pada kasus yg berat, korea minor dapat menetap selama 3-4 bulan bahkan dapat
sampai 2 tahun (walau dengan pengobatan)
2 kali lebih sering pada anak wanita dari pada lelaki
3. Erythema marginatum
Terjadi pada kurang lebih 5 % pasien
Ruam ini tidak gatal, makular, dengan tepi erythema yg menjalar
Lesi berdiameter sekitar 2,5 cm
Sering mengenai pada batang tubuh dan tungkai proksimal dan tidak melibatkan
wajah
Hanya ditemukan pada pasien dengan karditis
4. Nodulus subkutan
Terdapat pada kurang lebih 5 % pasien
Terletak pada ekstensor sendi (siku,ruas jari,lutut dan persendian kaki)
Ukuran bervariasi dari 0,5 sampai 2 cm, tidak nyeri, dan dapat bebas digerakkan
Muncul sesudah beberapa minggu & hanya ditemukan pada pasien karditis
MINOR
1. Demam
Jenis demamnya remiten
Suhunya jarang melebihi 39 derajat
14
Biasanya kembali normal dalam waktu 2-3 minggu walau tanpa pengobatan
2. Atralgia
Adalah nyeri sendi tanpa peradangan
Melibatkan sendi besar
Kadang terasa nyeri sehingga pasien tidak mampu lagi menggerakkan
tungkainya
3. CRP meningkat
4. PR interval memanjang
Pemeriksaan laboratorium
Tata Laksana
Untuk menemukan valvulitis & untuk memulai pengobatan dini bila terdapat gagal
jantung
Karditis hampir selalu terjadi dalam waktu 2-3 minggu sejak awal serangan (sehingga
pengamatan harus ketat selama masa tersebut )
15
2. Pemusnahan Streptokokus & Pencegahan Sekunder
Prognosis
16
3.3. DIAGNOSIS BANDING
PERIKARDITIS
Definisi
Klasifikasi
1. PERIKARDITIS AKUT
17
o OAINS : dipakai sebagai dasar pengobatan medikamentosa (mengurangi rasa
sakit dan anti-inflamasi)
o Kortikosteroid : prednisolon oral 60 mg/hari, diperlukan bila sakitnya tidak
teratasi dengan OAINS
o Pungsi perikard : bila timbul tamponad
o kolkisin 1 mg-2mg/hari untuk perikarditis rekurens
2. TAMPONAD
Tamponad terjadi apabila jumlah efusi perikard menyebabkan hambatan serius aliran
darah ke jantung (gangguan diastolik ventrikel)
Etiologi : neoplasma, idiopatik dan uremia
Gejala klinis :
o Keadaan umum : tampak buruk/berat
o Tekanan darah turun
o Peninggian tekanan vena jugularis tanda kusmaule
o Takikardi, nadi lemah dengan tekanan nadi kecil
o Bunyi jantung yang lemah
o Napas yang cepat
o Pulsus paradoksus : terjadi karena pembesaran ventrikel kanan akibat inspirasi
menekan septum dan rongga ventrikel kiri hingga mengurangi volume ventrikel
kiri dan menurunkan curah jantung sekuncup
Foto thoraks :
o Menunjukkan paru yang relatif bersih kecuali bila penyebabnya tumor
paru/radang paru
o Bayangan jantung yang besar bentuk kendi (bila cairan > 250 ml)
EKG : menunjukkan pengurangan voltase QRS dan electrial alternans
Ekokardigrafi : menunjukkan efusi perikard moderat atau berat
Penatalaksanaan : harus diatasi dengan pungsi perikard dan diobati sesuai penyebabnya
18
3. PERIKARDITIS KONSTRIKTIF KRONIK
Peradangan kronik menyebabkan penebalan, fibrosis, fusi viseral dan parietal perikard
yang mengurangi rongga perikard
Etiologi : Idiopatik, perikardiotomi, tuberkulosis, radiasi, keganasan, bekas perikarditis
purulen, uremia, reumatoid artritis, SLE dan obat
Gejala klinis :
o Penderita tampak mengalami gagal jantung kronik, lelah, takikardi dan bengkak
disebabkan penurunan curah jantung
Pemeriksaan fisik :
o Tekanan vena jugularis meninggi dengan tanda kusmaule (peningkatan tekanan
vena jugularis saat inspirasi)
o Pembesaran hati
o Asites
o Edema tungkai
Foto thoraks : Menunjukkan perkapuran pada setengah pasien (terutama pada etiologi
TBC)
Elektrokardiografi : menunjukkan voltase rendah dan geombang T yang datar
Ekokardiografi : menunjukkan penebalan perikard, ada tidaknya cairan perikard, dan
gerak septum interventrikel yang abnormal
CT scan/ MRI : menunjukkan penebalan dan kalsifikasi perikardium
Penatalaksanaan :
o Diuretik : untuk mengurangi gejalasesak dan retensi cairan
o Perikardioktomi : memperbaiki keluhan dan memperbaiki prognosis
Prognosis : prognosis buruk bila penyebabnya adalah radiasi atau miokard yang telah
mengalami fibrosis atau atrofi
19
MIOKARDITIS
Definisi
Merupakan penyakit inflamasi pada miokard disebabkan karena infeksi maupun non infeksi.
Etiologi
Infeksi :
o Virus : Coxsackievirus, virus Epstein Barr, adenovirus, HIV, poliovirus, CMV,
echovirus, rubella, dll.
o Bakteri : Corynebacterium diphteriae, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus
aureus, Neisseria gonorhoae, dll.
o Jamur : Candida sp., Aspergillus sp., Histoplasma, dll.
o Parasit : Trypanosoma cruzii, Toxoplasma, Schistosoma, Trichina, dll.
Non-infeksi
o Obat-obat yang menyebabkan reaksi hipersensitifitas : antibiotik (sulfonamida,
penisilin, kloramfenikol, streptomisin), antiTB (isoniazid), antikonvulsan
(karbamazepin, fenitoin), antiinflamasi (indometasin, fenilbutazon), dll
o Obat2 yg tdk menyebabkan reaksi hipersensitivitas : kokain, siklofosfamid,
interferon alpha.
o Selain obat : radiasi, giant-cell myocarditis.
Epidemiologi
Klasifikasi
1. Miokarditis infektif
a. Miokarditis viral
Gejalanya sindrom infeksi viral dengan demam, nyeri dada karena
iskemia, nyeri sendi, palpitasi, sinkop, dan malaise.
Sebagian besar penderita tidak memiliki keluhan kardiovaskular spesifik,
tapi hasil EKG terdapat elevasi segmen ST dan gelombang T.
20
Patogenesis
Terdiri dari 3 fase yaitu:
o Fase akut
o Fase subakut
o Fase kronis
Diagnosis
o Anamnesa sindrom flu atau asimptomatik.
o Lab leukositosis, eosinofilia, LED ↑, IgG 4X↑ setelah lebih dari
4-6 minggu infeksi akut tidak dapat digunakan sebagai penentu
diagnostik.
o EKG selalu abnormal paling sering: sinus takikardia lbh
khas: perubahan gel ST-T. Terdapat aritmia supraventikular.
o Foto Rontgen Dada biasanya normal, terutama pada fase awal
sebelum terjadi kardiomiopati, fungsi ventrikel kiri menurun
kardiomegali
o Echocardiograph menunjukkan disfungsi sistolik ventrikel kiri,
dinding jantung menebal (terutama saat permulaan penyakit),
trombus ventrikel sekitar 15%.
o Biopsi Endomiokardial untuk diagnostik pasti diambil sampel
septum interventrikel minimal 4-6 fragmen.
Penatalaksanaan
o Pada pasien miokarditis akut perawatan suportif :
Diuretik : untuk menurunkan tekanan pengisian ventrikel.
ACEI : untuk menurunkan resistensi vaskular.
β-blocker : jika kondisi klinis telah stabil.
o Pada pasien dengan keluhan hebat, seperti kolaps hemodinamik
terapi inotropik IV & alat support sirkulasi mekanis melalui
transplantasi jantung.
Anti-inflamasi : prednison
Imunosupresif : untuk meningkatkan fraksi ejeksi ventrikel
kiri.
Imunoglobulin IV sebagai antivirus.
Anti-viral untuk terapi interferon alfa.
21
Prognosis
o Tergantung bahan kausatif jika gagal jantung klinis berlanjut
angka kematian 5 tahun : 50-60%.
o 1/3 karditis klinis yang sembuh bisa memiliki beberapa kelainan
jantung ringan-gagal jantung.
o Kurang lebih 40% pasien sembuh.
o Pasien miokarditis kronis kesembuhan jangka panjang yang
sangat baik (tanpa transplantasi) 93%.
b. Miokarditis bakteri
Etiologi
o Uncommon
o komplikasi dri endokarditis bakteri yg disebabkan Staphylococcus
aureus & enterococcus. Abses miokardium mengenai septum
interventrikuler & cincin katup
o Miokarditis difteri
Mekanisme Kerusakan Jantung
22
ENDOKARDITIS
DEFINISI
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Klasifikasi lama
a. EI akut
Menunjukkan toksisitas yang nyata dan berkembang dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu mengakibtkan destruksi katup jantung dan infeksi
metastatik. Penyebabnya yang khas yaitu Staphylococcus aureus.
b. EI subakut
Berkembang dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan. Penyebab
biasanya adalah streptococus viridans, enterococci, staphylococci, cocobacili
gram negatif.
2. Klasifikasi baru
a. Berdasarkan status diagnosis : definite, suspected dan possible
b. Berdasarkan patogenesis :
Endokarditis pada katup asli
Endokarditis pada katup prostetik
Endokarditis pada penyalahgunaan narkoba intravena
c. Berdasarkan lokasi anatomis :
EI pada sisi kanan jantung
EI pada sisi kiri jantung
d. Berdasarkan mikrobiologi
EI mikrobiologi positif : jika organisme penyebab dapat diidentifikasi
EI mikrobiologi negatif : jika tidak ditmeukan secara mikrobiologi
23
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan dengan rasio 2,5 : 1,6
36-75 % pasien dengan EI katup asli, 7-25 % melibatkan katup prostetik, 25-47 %
faktor predisposisi tidak dapat diidentifikasi
FAKTOR PREDISPOSISI
MANIFESTASI KLINIS
Demam : Jarang ditemukan pada pasien usia lanjut, gagal jantung kongestif, debilitas
berat, gagal ginjal kronik dan EI pada katup asli dengan staphylococus koagulase
negatif
Murmur : 80-85 % ditemukan pada pasien EI dengan katup asli
Pembesaran limpa : ditemukan pada 15-50 % pasien dan lebih sering pada EI subakut
Ptekie : dapat ditemukan pada konjungtiva palpebra, mukosa palatal dan bukal,
ekstremitas dan tidak spesifik pada EI
Slinter atau subungual hemorrhages : adalah gambaran merah gelap, linier atau jarang
berupa flame-shaped streak pada dasar kuku atau jari, biasanya pada bagian proksimal.
Oslet nodes : biasanya berupa nodul subkutan kecil
Lesi janeway : berupa erithema kecil atau makula hemoragis
Roth spots : perdarahan retina oval dengan pusat yang pucat (jarang ditemukan pada
EI)
Gejala muskuloskeletal : berupa atralgia dan mialgia, jarang artritis dan nyeri bagian
belakang yang prominen
Emboli sistemik : terjadi pada 40 % pasien dan kejadian menurun selama terapi
antibiotik yang efektif
Gejala dan tanda neurologis : terjadi pada 30-40 % pasien dan dikaitkan dengan
peningkatan mortalitas
Stroke emboli
Perdarahan intrakranial : berasal dari ruptur aneurisma mikotik, ruptur arteri karena
arteritis septik, kejang dan ensefalopati
24
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Keluhan yang paling sering ditemukan adalah demam (80-85 %). Keluhan lain dapat
berupa menggigil, sesak nafas, batuk, nyeri dada, mual, muntah, penurunan berat badan
dan nyeri otot atau sendi
2. Pemeriksaan fisik
Murmur
o Menunjukkan petunjuk lokasi keterlibatan katup (80-85%)
o Murmur yang khas adalah blowing holosistolik pada garis sternal kiri
bawah dan terdengar lebih jelas pada saat inspirasi
Kelainan kulit :
o Fenomena emboli, splenomegali, clubbing, petekie, osler’s node dan lesi
janeway, lesi retina / Roth spots
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Kultur darah
Kultur darah yang positif merupakan kriteria diagnostik Kultur darah diambil
saat suhu tubuh tinggi, dianjurkan pengambilan darah kultur 3 kali dengan
interval 1 jam dan tidak melalui jalur infus. Pemeriksaan kultur darah terdiri
dari 1 botol untuk kuman aerob,dan 1 botol untuk kuman anaerob dan
diencerkan sekurang-kurangnya 1:5 dalam broth media. Jumlah darah yang
diambil minimal 5 ml, lebih baik 10 ml pada orang dewasa.Jika kondisi pasien
tidak akut, terapi antibiotik dapat ditunda 2-4 hari
b. Pemeriksaan ekokardiografi
Ekokardiografi transtorakal (TTE)
o Berguna dalam menegakkan diagnosis terumata jika kultur darah
negatif
o Jika ukuran vegetasi < 5 mm, hanya 25 % vegetasi yang dapat
diidentifikasi
o Jika ukuran vegetasi > 6 mm, persentase meningkat samapi 70 %
Ekokardiografi transesofageal (TEE)
o Jika bukti klinis EI ditemukan, TTE dapat meningkatkan sensitivitas
kriteria duke untuk diagnosis pasti EI
25
o TTE lebih terpilih dari pada TTE pada kasus yang dicurigai memiliki
komplikasi seperti pasien dengan katup prostetik dan penyakit paru
obstruktif kronik ( PPOK )
1. EI definite
Kriteria klinis :
2 kriteria mayor, atau
1 mayor dan 3 kriteria minor, atau
5 kriteria minor
26
2. EI possible
Temuan konsisten dengan EI, turun dari kriteria definite tetapi tidak memenuhi
kriteria rejected.
3. EI rejected
Diagnosis alternatif tidak memenuhi manifestasi endokarditis, atau
Terdapat resolusi/perbaikan manifestasi endokarditis dengan terapi antibiotik selama
< 4 hari
* Kultur darah yang negatif
Dapat ditemukan pada pasien : PNIV yang sudah mendapat terapi antibiotik
Teknis pengambilan kultur darah yang salah
PENATALAKSANAAN
EI akut : antibiotik yang dipilih adalah yang mempunyai sprektum luas dan dapat
mencakup S.aureus, steptokokus dan basil gram negatif
EI subakut : regimen yang dipilih dapat membasmi streptokokus termasuk E.faecalis
Terapi kombinasi penisilin ditambah aminoglikosida membasmi kuman lebih cepat dari
pada penisilin saja
Seftriakson 1 x 2 gram IV selama 4 minggu 1 x perhari, diberikan pada kasus EI karena
streptococus dan diberikan sebagai terapi rawat jalan.
Siprofloksasin 2 x 750 mg dan rifampisin 2 x 300 mg selama 4 minggu dan dapat
diberikan pada pasien rawat jalan
Sebanyak 75 % infeksi HIV sering ditemukan pada pasien EI yang disebabkan PNIV,
terapi antibiotik diberikan secara maksimal dan tidak boleh dengan regimen terapi
jangka pendek.
27
KOMPLIKASI
Komplikasi EI dapat terjadi pada setiap organ, sesuai dengan patofisiologi terjadinya
manifestasi klinis :
28
DAFTAR PUSTAKA
29