Anda di halaman 1dari 9

ASMA BRONKIAL - 1610211013

Definisi Asma adalah suatu penyakit heterogen dengan inflamasi kronik pada saluran respiratori yang
menghasilkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respirasi dengan derajat tertentu
Etiologi idiopatik
Epidemiologi Anak (7-10%) ♂>♀
Dewasa (3-5%) ♂<♀
Faktor resiko Genetik, lingkungan
Gejala Batuk, dyspnea, wheezing, sesak nafas
*lemas,
Timbul secara kronik, berulang, reversible, memberat pada malam/dini hari, biasanya timbul
jika ada pencetus
Klasifikasi dewasa
Anak :

diagnosis Anamnesis :
 Gejala timbul secara episodik atau berulang
 Timbul apa bila ada faktor pencetus
 Riwayat alergi pada pasien atau keluargannya
 Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan dalam 24
jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari (nokturnal)
 Reversibilitas, gejala dapat membaik seacara spontan atau dengan pemberian obat
pereda asma.
Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan Umum : Kesadaran, sianosis
2. Tanda Vital :
Frekuensi napas, Frekuensi jantung, Laju nadi, suhu & tekanan darah
3. Tanda-tanda sesak napas:
 Napas cepat, pada anak :
Kriteria napas cepat WHO
0 - 2 bulan : > 60 x/menit
2 - 12 bulan : > 50 x/menit
12 - 60 bulan : > 40 x/menit
60 - 96 bulan : > 30 x/menit
Dewasa : > 30x / menit
 Napas cuping hidung
 Napas kussmaul
 Retraksi suprasternal, intercostal, epigastrial, sub costal Sianosis/desaturasi
 Auskultasi paru :
Suara ekspirasi diperpanjang, wheezing

Pemeriksaan penunjang:
1. X-Foto Thoraks PA/AP (hanya pada keadaan dengan klinis berat) didapatkan gambaran
hiperinflasi, hiperaerasi, dan air trapping
2. Pemeriksaan laboratorium (tidak rutin dilakukan)
Darah rutin : Eosinofilia, IgE
Analisa Gas Darah (pada keadaan pneumonia berat) : pH, pO2, pCO2, HCO3, Base
Excess
Pemeriksaan laboratorium elektrolit : Natrium, Kalium, Chlorida, Calsium (pada
keadaan asma berat berat)
3. Pemeriksaan fungsi paru
Spirometri didapatkan bentuk kurva yang cekung, FEV1 <80%, PEF <80%, reversibilitas
>12%
Variabilitas menggunakan Peakflowmetre >20%
Obat-obat
Tata Laksana

Program Penata Tujuan penatalaksanaan asma:


Laksanaan Asma 1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
4. Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel
7. Mencegah kematian karena asma

Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila :
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20%
5. Nilai APE normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat minimal (tidak ada)
7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat

Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen :


1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat

Ketujuh hal tersebut di atas, juga disampaikan kepada penderita dengan bahasa yang mudah
dan dikenal (dalam edukasi) dengan “7 langkah mengatasi asma”, yaitu :
1. Mengenal seluk beluk asma
2. Menentukan klasifikasi
3. Mengenali dan menghindari pencetus
4. Merencanakan pengobatan jangka panjang
5. Mengatasi serangan asma dengan tepat
6. Memeriksakan diri dengan teratur
7. Menjaga kebugaran dan olahraga
Perencanaan Controllers :
pengobatan Kortikosteroid inhalasi
jangka panjang Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat
Nedokromil sodium
Metilsantin
Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
Agonis beta-2 kerja lama, oral
Leukotrien modifiers
Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H1)

Relievers :
Agonis beta2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan
bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya
dikombinasikan dengan bronkodilator lain).
Antikolinergik
Aminofillin
Adrenalin
Pelangi Asma
ALUR TATALAKSANA ASMA JANGKA PENDEK

Nilai derajat serangan

Tata laksana awal

 Nebulisasi β-agonis 3x, selang 20 menit


 Nebulisasi ketiga + antikolinergik

Serangan ringan Serangan sedang Serangan berat

( nebulisasi 1 x, ( nebulisasi 2-3 x, ( nebulisasi 3 x,

respon baik ) respon parsial ) respon buruk)

 Bertahan 1-2 jam,  Berikan O2  O2 sejak awal


 Nilai ulang  sedang  Pasang infus
boleh pulang
 Ruang Rawat sehari  Nilai ulang  berat 
 Gejala timbul lagi
 Pasang infus Ruang Rawat Inap
 Serangan  Gejala timbul lagi  Gejala timbul lagi
sedang  Serangan sedang  Serangan sedang

Boleh pulang Ruang Rawat Sehari Ruang Rawat Inap

 Bekali β-agonis  Oksigen teruskan  Oksigen teruskan


(hirupan/oral)  Steroid oral  Atasi dehidrasi & asidosis
 Jika ada obat  Nebuliasi 2 jam jika ada
pengendal, teruskan  8-12 jam klinis stabil   Steroid IV tiap 6-8 jam
 Inf.virus (+), steroid boleh pulang  Nebulisasi 1-2 jam
oral  12 jam tetap belum  Aminofilin IV awal,
 24-28 jam control pro baik  rawat inap lanjutkan rumatan
evaluasi  Nebulisasi 4-6 x baik
 interval 4-6 j
 24 jam stabil  boleh
pulang
 Dengan steroid &
aminofilin IV tetap tidak
CATATAN : baik  ICU

 Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi 1


x langsung β-agonis + anti kolinergik
 Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti
dengan adrenalin sk 0.01 ml/kgBB/kali, maksimal 0.3
ml./kali
 Untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4
L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi.
ALUR TATALAKSANA ASMA JANGKA PANJANG

Untuk anak dibawah 5 tahun

Tatalaksana asma berdasarkan Level of Control untuk anak dibawah 5 tahun


Edukasi asma, pengendalian lingkungan, Beta agonis sesuai kebutuhan (as needed)
Tercontrol Terkontrol sebagian Tidak terkontrol atau hanya
dengan pemberian beta agonis dengan pemberian beta agonis terkontrol sebagian dengan
kerja cepat sesuai kebutuhan kerja cepat sesuai kebutuhan dosis rendah steroid inhalasi

Pilihan obat controller (pengendali)


Teruskan pemberian beta Steroid inhalasi dosis rendah Steroid inhalasi dosis rendah
agonis kerja cepat sesuai dosis ganda
kebutuhan
Leukotriene modifier Steroid inhalasi dosis rendah +
leukotrien modifier

DOSIS RENDAH HARIAN STEROID INHALASI


PADA ANAK DIBAWAH 5 TAHUN
OBAT DOSIS RENDAH HARIAN (ug)
Beclomethasone dipropionate 100
Budesonide MDI+spacer 200
Budesonide Nebulizer 500
Fluticasone propionate 100

Di atas 5 tahun hingga dewasa

LEVEL OF CONTROL TATALAKSANA

TERCONTROL Pelihara & Pertahankan Pada Step Terendah


TERKONTROL SEBAGIAN Pertimbangkan step up
TIDAK TERKONTROL Step Up Sampai Terkontrol
EKSASERBASI Tatalaksana Sesuai Eksaserbasi

REDUCE LANGKAH TATALAKSANA INCREASE

STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4 STEP 5

EDUKASI ASMA dan PENGENDALIAN LINGKUNGAN


Sebelum melakukan step-up diperhatikan dulu teknik penggunaan alat, cek kepatuhan, dan gejala klinis
yang sesuai dengan asma
Beta agonis kerja
cepat sesuai Beta agonis kerja cepat sesuai kebutuhan
kebutuhan
Pilih salah satu Pilih salah satu Pilih salah satu Tambahkan
atau lebih dengan
Inhalasi steroid Inhalasi steroid Inhalasi steroid Steroid oral dosis
dosis rendah dosis rendah + dosis menengah rendah
beta agonis kerja atau dosis tinggi +
lambat beta agonis kerja
lambat

Leukotriene Inhalasi steroid Leukotriene Anti IgE


modifier dosis menengah modifier (Omalizumab)
atau dosis tinggi
theophylline
Inhalasi steroid lepas lambat
dosis rendah +
Leukotriene
modifier
Inhalasi steroid
dosis rendah +
theophylline
lepas lambat

Anda mungkin juga menyukai