Definisi Asma adalah suatu penyakit heterogen dengan inflamasi kronik pada saluran respiratori yang
menghasilkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respirasi dengan derajat tertentu
Etiologi idiopatik
Epidemiologi Anak (7-10%) ♂>♀
Dewasa (3-5%) ♂<♀
Faktor resiko Genetik, lingkungan
Gejala Batuk, dyspnea, wheezing, sesak nafas
*lemas,
Timbul secara kronik, berulang, reversible, memberat pada malam/dini hari, biasanya timbul
jika ada pencetus
Klasifikasi dewasa
Anak :
diagnosis Anamnesis :
Gejala timbul secara episodik atau berulang
Timbul apa bila ada faktor pencetus
Riwayat alergi pada pasien atau keluargannya
Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan dalam 24
jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari (nokturnal)
Reversibilitas, gejala dapat membaik seacara spontan atau dengan pemberian obat
pereda asma.
Pemeriksaan fisik :
1. Keadaan Umum : Kesadaran, sianosis
2. Tanda Vital :
Frekuensi napas, Frekuensi jantung, Laju nadi, suhu & tekanan darah
3. Tanda-tanda sesak napas:
Napas cepat, pada anak :
Kriteria napas cepat WHO
0 - 2 bulan : > 60 x/menit
2 - 12 bulan : > 50 x/menit
12 - 60 bulan : > 40 x/menit
60 - 96 bulan : > 30 x/menit
Dewasa : > 30x / menit
Napas cuping hidung
Napas kussmaul
Retraksi suprasternal, intercostal, epigastrial, sub costal Sianosis/desaturasi
Auskultasi paru :
Suara ekspirasi diperpanjang, wheezing
Pemeriksaan penunjang:
1. X-Foto Thoraks PA/AP (hanya pada keadaan dengan klinis berat) didapatkan gambaran
hiperinflasi, hiperaerasi, dan air trapping
2. Pemeriksaan laboratorium (tidak rutin dilakukan)
Darah rutin : Eosinofilia, IgE
Analisa Gas Darah (pada keadaan pneumonia berat) : pH, pO2, pCO2, HCO3, Base
Excess
Pemeriksaan laboratorium elektrolit : Natrium, Kalium, Chlorida, Calsium (pada
keadaan asma berat berat)
3. Pemeriksaan fungsi paru
Spirometri didapatkan bentuk kurva yang cekung, FEV1 <80%, PEF <80%, reversibilitas
>12%
Variabilitas menggunakan Peakflowmetre >20%
Obat-obat
Tata Laksana
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila :
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20%
5. Nilai APE normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat minimal (tidak ada)
7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Ketujuh hal tersebut di atas, juga disampaikan kepada penderita dengan bahasa yang mudah
dan dikenal (dalam edukasi) dengan “7 langkah mengatasi asma”, yaitu :
1. Mengenal seluk beluk asma
2. Menentukan klasifikasi
3. Mengenali dan menghindari pencetus
4. Merencanakan pengobatan jangka panjang
5. Mengatasi serangan asma dengan tepat
6. Memeriksakan diri dengan teratur
7. Menjaga kebugaran dan olahraga
Perencanaan Controllers :
pengobatan Kortikosteroid inhalasi
jangka panjang Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat
Nedokromil sodium
Metilsantin
Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
Agonis beta-2 kerja lama, oral
Leukotrien modifiers
Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H1)
Relievers :
Agonis beta2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan
bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya
dikombinasikan dengan bronkodilator lain).
Antikolinergik
Aminofillin
Adrenalin
Pelangi Asma
ALUR TATALAKSANA ASMA JANGKA PENDEK