Inoculation : Mikroba patogenik masuk kedalam tubuh tanpa ditandai dengan gejala tertentu.
Inflammation : Reaksi yang terlokalisir pada vascular dan connective tissue yang disebabkan
karena iritan. Mengandung eksudat yang kaya akan protein dan sel. Berdasarkan durasi dan
tingkatan, dibagi menjadi akut, subakut, dan kronik.
Acute Inflammation memiliki karakteristik :
- Reaksinya cepat
- Exudative
- Ditandai dengan typical signs dan gejala
- Bila reaksinya tidak hilangakan menjadi subakut atau kronik
Subacute Inflammation Transisi antara akut dan kronik.
Cronic Inflammation memiliki karakteristik
- Prosesnya sudah lama dengan sedikit gejala klinik
- Kebanyakan perkembang dari jaringan konektif
- Karakterisik ada faktor reparation dan healing
- Exudative dan Reparative
- Penyebabnya mungkin mikroba, faktor fisik/kimia, heat, irradiation
Histologi :
Akut : tampak infiltrasi sel leukosit PMN (+) & pelebaran / vasodilatai kapiler
Kronik : tampak sel limfosit, monosit, sel mast, sel plasma, makrofag dan vasodilatasi
kapiler.
Tipe-tipe Inflamasi :
1. Serous Phase
Durasi selama 36 jam dan memiliki karakteristik inflamasi local seperti edema,
hyperemia/kemerahan, kalor, dan sakit. Mengeluarkan serous eksudat yang mengandung
protein dan sedikit PMN leukosit.
2. Cellular Phase
Kelanjutan dari serous phase, memiliki karakteristik akumulasi yang banyak dar PMN
leukosit terutama neutrophil granulocyte yang akan membentuk pus membentuk abses.
3. Reparative Phase
Selama inflamasi, reparative phase sudah terjadi saat inokulasi. Karena adanya mekanisme
reparative, reaksi akut inflamasi sedikit dihilangkan. Reparasi akan membentuk granulation
tissue yang mengandung fibrous connective tissue.
- Abses Periapikal : infeksi bermula dari karies, berujung ke nekrosis pulpa yang
memberikan jalan masuknya untuk bakteri yang menginvasi jaringan periapikal. Infeksi
menjalar keseluruh arah, namun paling cepat menjar pada area yang tidak resisten.
Infeksi menjalar hingga tulang kanselus, kemudian menjadi lempeng kortikal, lempeng
kortikal terkikis kemudian masuk ke jaringan lunak.
Rasa sakit yang hebat yang memerlukan analgesic
Daerah pembengkakan didaerah apical / daerah pertemuan mukogingiva
dimukosa alveolar.
Pemeriksaan Radiograf : pada periodontium apeks dan mengarah ke servikal
Tes vitalitas : lesi endo dihubungkan dengan pulpa nekrosis
- Abses Periodontal : bakteri berasal dari poket periodontal yang dalam kemudian
menjadi akses masuknya bakteri ke jaringan lunak dibawahnya.
Dapat berubah purulent akut / kronik inflamasi yang berkembang dari poket
periodontal.
Rasa sakit bersifat kronis, proses merata serta sedikit rasa sakit. Sedangkan
sifatnya akut dapat diikuti dengan derajat sakit moderat, misalnya pembentukan
periodontal/ ulseratif gingiva
Daerah pembengkakan didaerah attached gingiva.
Pemeriksaan Radiograf : kehilangan tulang anguler yang meluas dari servikal
kearah apical biasanya tidak terjadi pada satu gigi.
Tes vitalitas : lesi periodontik primer dengan pulpa vital
Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd edition Chapter 15
Titik perforasi infeksi pada tulang juga dipengaruhi oleh letak perlekatan otot pada tulang
tersebut. Gambar A. Apabila apeks akar lebih rendah daripada perlekatan otot, abses akan
terbentuk di vestibulum. Gambar B. Apabila apeks akar terletak lebih tinggi daripada
perlekatan otot, maka akan terbentuk abses pada area fasial.
Gigi sulung memiliki enamel yang lebih tipis sehingga pulpa memiliki proteksi yang lebih
sedikit. Selain itu, suplai darah yang lebih banyak pada gigi sulung mengakibatkan responsnya
akan inflamasi menjadi lebih besar.
Hupp Ellis Tucker Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 5th edition
Bakteri anaerobic Gram-positive cocci ditemukan dalam 65% kasus. Seperti Streptococcus and
Peptostreptococcus.
Bakteri anaerobic Gram-negative rods seperti Provetella and Porphyromonas spp ditemukan
sekitar 75% kasus. Dan Fusobacterium lebih dari 50%.
Tetapi bakteri anarob gram positive coccid an gram negative rods ini tidak banyak
menyebabkan infeksi odontogenik.
1. Fase inokluasi ke jaringan lebih dalam ditemukan bakteri aerob
2. Kelompok bakteri fakultatif aerob ini seperti S.milleri mensintesis hyaluronidase
(Menginfeksi sel dengan memecahkan hyaline)
3. mikroorganisme menyebar lebih jauh lagi melewai jaringan ikat untuk memulai
inisiasi terbentuknya selulitis Fase selulitis ditemukan infeksi streptococcal
4. Produk metabolism dari streptococci ini dapat membuat lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhan bakteri anaerob dengan menurunankan pH dan menurunkan
kadar oksigen.
5. Bakteri anaerob berkembang
6. Bakteri anaerob mensintesis kolegenase yang dapat menyebabkan sel darah
putihnekrosis dan menyebabkan form mikroabses (nekrosis liquefaction ) Fase
Abses
7. Pada fase abses, hanya ditemukan bakteri anerob. Dan cronic abses ditemukan
bakteri infeksi anaerob
Secara klinik
1. Fase inokulasi 3 hari pertama memiliki gejala lembut, edema bakteri
streptococci akan mulai berkologi
2. Setelah 3-5 hari edema semakin keras, merah Kombinasi flora akan
menstimulasi reaksi inflamasi pada selulitis stage
3. Setelah 5-7 hari edema bakteri anaerob menjadi predominan dan
menyebabkan abses liqueactive di pusat edema. Fase abses
4. Setelah abses terdrainase Fase resolution dimulai sistem imum
menghancurkan bakteri-bakteri dan proses healing dan repair terjadi.
Te
NATURAL HISTORY OF PROGRESSION OF ODONTOGENIC INFECTION.
(2) Periodontal Poket yang dalam memungkinkan inokulasi bakteri ke jaringan yang lebih
dalam.
Infeksi Odontogenik
- Infeksi Akut
o Sakit, pendiam, merah, edema, cemas
- Infeksi Kronik
o Terdapat buccal sinus, gigi goyang, halitosis, perubahan warna gigi
Anak-anak cenderung mengalami facial celulities dibandingkan dengan facial abses with pus. Pasien
yang demam, biasanya disebabkan karena perforasi pad tulang kortikal dan tidak sakit. Biasanya
dilakukan pemberian antibiotic tanpa ekstraksi.
Caninus atas sering terinfeksi karena bakteri Haeomophilus influenza atau Staphyloccocus aurens.