Continuum of care adalah suatu konsep yang menuntut pasien selama masa hidupnya ke
dalam pelayanan yang tersusun secara terpadu mencakup semua level dan intensitas
perawatan. Continum of care menyediakan pelayanan kesehatan sepanjang periode
kehidupan dari melahirkan hingga meninggal. (HIMSSI, 2014)
Sebuah konsep pelayanan kesehatan yangmencakup semua tingkat dan intensitas
perawatan dengan sistem yangmelibatkan, memandu, dan memantau pasien dari
waktu ke waktu secara komprehensif.
Pada masa lansia (diatas usia 60 tahun) sering diistilahkan senescence atau
usia lanjut. Pada masa ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat
mengalami penurunan, dan cenderung untuk terus menerus menurun.
2. Dimensi kedua mencakup tempat dan cara pendekatan dari care giving
Menghubungkan antar level dari keluarga, komunitas dan fasilitas kesehatan.
Hubungan antar intervensi ini sangat penting karena dapat mengurangi biaya yang
dikeluarkan (efisiensi lebih besar, meningkatkan pendapatan dan menyediakan
peluang dari promosi yang berhubungan dengan elemen pelayanan kesehatan)
misalnya post partum/post natal care dan newborn care. Strateginya adalah
meningkatkan kemampuan antar pekerja kesehatan, menguatkan sistem kesehatan,
meningkatkan pelayanan baik di keluarga dan komunitas. (1)
Sistem ini mempunyai layanan dan mekanisme terintegrasi yang berorietansi kepada pasien
dan riwayat kesehatan pasien dari waktu ke waktu secara komprehensif meliputi kondisi
fisik, mental dan pelayanan sosial yang mencakup semua tingkat intensitas perawatan. Model
perawatan yang komprehensif berkelanjutan merupakan salah satu pendekatan model holistik
dalam perawatan yang menekankan pada efektifitas pemberi pelayanan kesehatan pada setiap
tingkat atau titik kehidupan pasien sejak dai rumah, masyarakat sampai ditempat rujukan
pelayanan kesehatan dan kembali lagi ke rumah dan masyarakat. Pendekatan ini idelan dalam
penerapan continuum of care. Konsep lainnya dengan metode komprehensif ini yaitu
perawatan seumur hidup, merekam riwayat kesehatan seumur hidup, skrining risiko penyakit
yang dilakukan secara berkala, membuat profil berdasarkan hasil skrining dan mengitervensi
terfokus pada preventif dan promotif (Depkes, 2013).
Sumber : PDGI, 2016
Pencegahan Penyakit gigi dan mulut berdasarkan siklus
kehidupan (Continuum of care) (3)
1. Sebelum masa kehamilan
Perawatan kesehatan gigi dan mulut sebelum masa kehamilan merupakan bagian dari
perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Ada beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu:
o
KEADAAN YANG MENYERTAI PROSES TUMBUH GIGI
Memberikan informasi tentang masa pertumbuhan dan erupsi gigi pada orang tua.
Menilai risiko untuk penyakit gigi dan mulutpada anak dengan mengiden fikasi
indikator risiko sebagai berikut:
1. Adanya riwayat penyakit gigi berlubang/karies pada anggota keluarga.
2. Pemberian susu botol pada anak sebelum dur.
3. Pembersihan gigi dan mulut yang dak ru n dan dak benar.
Menganjurkan cara pembersihan gigi yang tepat dan benar secara teratur. Pada gigi
yang baru erupsi dapat digunakan kain yang lembut dan lembab.
Menganjurkan untuk dak memberikan susu botol pada anak pada waktu dur.
Menganjurkan untuk dak menambah rasa manis pada susu botol.
Menganjurkan penggunaan gelas sebagai penggan botol setelah anak dapat minum
dari gelas pada usia kira-kira 12 bulan.
CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 7-12 BULAN (4)
Pada usia 7 – 12 bulan gigi seri atas dan bawah telah tumbuh. Beberapa hal yang harus
dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan:
Jika terdapat white spot pada gigi, maka tenaga pelayanan kesehatan gigi:
CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 12-24 BULAN
Gigi geraham erupsi pada usia kurang lebih 16 bulan sedangkan gigi taring pada usia 20
bulan. Masa kri s pembentukan email gigi seri permanen adalah usia 18 – 24 bulan.
Memberikan informasi mengenai nutrisi yang baik, pemberian suplemen fluor jika
diperlukan (pada daerah tertentu) dan penggunaan sikat gigi lembut.
Menganjurkan penggunaan pasta gigi sesuai dengan usia, seukuran sebu r kacang
polong atau selapis pis
Menganjurkan sikat gigi minimal dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum dur di
malam hari) dibantu oleh orang tua (Gambar 27).
Membiasakan anak untuk makan makanan ringan yang sehat, seper buah dan
sayuran segar dan menghindari makanan ringan yang mengandung gula.
Menganjurkan orang tua untuk menjadi teladan dengan mempraktekkan kebiasaan
menjaga kesehatan mulut dan melakukan pemeriksaan ru n se ap 3-6 bulan ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan gigi (dokter gigi,
perawat gigi).
CARA PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 12-24 BULAN
Pada usia ini anak sudah mampu menyikat gigi sendiri, namun masih tetap harus dibimbing
dan diawasi oleh orang tua, minimal 2 kali sehari dengan cara yang benar. Cara menyikat
gigi untuk anak usia tersebut yaitu dengan menyikat semua permukaan gigi atas dan bawah
dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek, selama 2 menit dan paling sedikit 8 kali
gerakan untuk se ap permukaan gigi.
CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 3-5 TAHUN
Diatas usia 3 tahun terjadi pertumbuhan tulang rahang untuk menyediakan tempat bagi gigi
permanen yang akan tumbuh.
Gigi molar baru tumbuh struktur emailnya belum matang, karena masih banyaknya
ikatan karbonat -CO3 yang menyebabkan email mudah larut sehingga gigi menjadi
rawan karies. GIC menggan -CO3 menbentuk ikatan Fluorapa te yang lebih tahan
asam sehingga mempunyai daya melindungi Gigi dari karies.
Tujuan:
Indikasi:
1. Untuk gigi molar yang baru erupsi, terutama pada anak/ pasien yang rawan
karies (sesuai rekomendasi Simulator Risiko Karies).
2. Untuk gigi molar yang mempunyai fisur hitam terutama pada anak/pasien yang
rawan karies (sesuai rekomendasi Simulator Risiko Karies).
6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai dengan kelas
VI (care on demand).
7. Rujukan bagi yang memerlukan.
8. SIgiber
9. CPP-ACP
Suatu cara terapi pencegahan karies dengan mengoleskan Casein Phospho Pep de –
Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) pada gigi dalam kondisi awal karies yang
bermanivestasi sebagai “White Spot”.
Tujuan:
Indikasi:
Bahan sediaan:
5. Remaja
o karies
o Kerusakan Jaringan Keras Gigi Karena Trauma/Benturan
o Kerusakan jaringan keras gigi karena kebiasaan buruk
Tradisi mengasah gigi/pangur merusak lapisan email gigi dalam
bentuk menipisnya lapisan email gigi, padahal lapisan email ini
diperlukan untuk melindungi gigi.
Kebiasaan buruk membuka tutup botol dengan gigi, akibatnya gigi
dapat patah atau goyang.
Kebiasaan merokok, dapat menyebabkan warna permukaan gigi
menjadi lebih gelap (stain), dan dapat mengurangi este k sehingga
penampilan atau percaya dirinya menjadi berkurang
Penyakit atau kelainan pada jaringan penyangga gigi yang sering dijumpai
o Pangurgigi
o Rokok
o Minum minuman beralkohol
o Narkoba (obat adik f)
o Kebiasaan menggigit-gigit pensil dll
7. Pemakaian alat orthodon yang dak benar, yang dilakukan bukan oleh dokter gigi.
6. Dewasa
Tindakan yang dapat dilakukan pada tahap berikut adalah melakukan kontrol rutin setiap 6
bulan sekali, menerapkan pola hidup sehat, menghindari makanan dan minuman dengan kadar
gula tinggi, merokok dan minuman beralkohol, menjaga kesehatan dan kebersihan rongga
mulut dengan scalling serta sikat gigi rutin 2 kali sehari, dan DHE.
7. Lansia
Pada lansia umumnya kurang dapat menjaga kesehatan rongga mulutnya sendiri sehingga perlu
dilakukan pendampingan oleh keluarga ataupun perawat seperti dalam hal menyikat gigi.
Kondisi rongga mulut lansia biasanya dapat ditemui berbagai masalah yang menyebabkan
perlunya dilakukan kontrol rutin dan juga membutuhkan perawatan khusus terkait dengan
keadaan sistemik.
Daftar Pustaka
1. De Graft-Johnson J, Kerber K, Tinker A, Otchere S, Narayanan I, Shoo R, et al.
Continuum of {Care}. Oppor {Africa}’s {Newborns} [Internet]. 2006;79–90.
Available from:
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.571.4114&rep=rep1&type=
pdf
2. Dorsett P, Continuity of Care Workgroup. Definition: Continuum of Care. Healthc Inf
Manag Syst Soc [Internet]. 2014;23–36. Available from:
http://www.himss.org/ResourceLibrary/genResourceDetailPDF.aspx?ItemNumber=30
272
3. Penelitian N, Lembaran T. Kemenkes Gigi dan Mulut : Upaya Kesehatan.
2016;(879):2004–6.
4. Kementerian kesehatan. Kesehatan gigi dan mulut ibu hamil. 2012.
5. Penelitian N, Lembaran T. Kemenkes Gigi dan Mulut : Upaya Kesehatan.
2016;(879):2004–6.