0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
179 tayangan2 halaman
I. Teori genetik menyatakan bahwa pertumbuhan kraniofasial dikontrol oleh faktor genetik. Teori kartilase menyatakan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh kartilase dan tulang rawan. Teori matriks fungsional menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh jaringan lunak sekitar.
I. Teori genetik menyatakan bahwa pertumbuhan kraniofasial dikontrol oleh faktor genetik. Teori kartilase menyatakan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh kartilase dan tulang rawan. Teori matriks fungsional menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh jaringan lunak sekitar.
I. Teori genetik menyatakan bahwa pertumbuhan kraniofasial dikontrol oleh faktor genetik. Teori kartilase menyatakan bahwa pertumbuhan ditentukan oleh kartilase dan tulang rawan. Teori matriks fungsional menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh jaringan lunak sekitar.
Elmira Musdiyanti Teori Tumbuh Kembang Kraniofasial Referensi : 1. Proffit WR.Contemporart Orthodontics.5th ed. Mosby-Elsevier,St.Louis.2013. 2. Textbook of Orthodontics 2001 Samir E.Bishara
Pertumbuhan kraniofasial sangat dipengaruhi oleh faktor genetic, tetapi
faktor-faktor lain seperti faktor environmental, seperti nutrisi, aktivitas sehari-hari dapat juga mempengaruhi pertumbuhan kraniofasial. Sebelum tahun 1950, dikenal dengan genetic theory mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial dikontrol oleh gen. Teori utama pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial meliputi genetic theory, cartilage theory, dan functional matrix theory. I. Genetic Theory, pertumbuhan & perkembangan kraniofasial (periosteum) diatur oleh faktor gen. II. Cartilage Theory, pertumbuhan & perkembangan kraniofasial ditentukan oleh cartilage/tulang rawan& dikontrol langsung oleh gen, sedangkan periosteum tidak dikontrol oleh gen dan disebut sebagai respon sekunder/epigenetic. Pada teori ini, menyatakan bahwa pertumbuhan mandible terjadi akibat diaphysis dari tulang yang panjang dan membengkok mengikuti bentuk tapal kuda. Sedangkan maksila yang hanya memiliki cartilage pada nasal septum & nasomaxillary complex growth dikatakan sebagai awal mula dari pertumbuhan maksila. III. Functional Theory, pertumbuhan & perkembangan kraniofasial dipengaruhi oleh matrix functional / diawali pertumbuhan jaringan lunak kemudian tulang dan cartilage mengikuti pertumbuhan dijaringan sekitarnya. Pertumbuhan mandibular dan maksila terjadi akibat pembentukan nasal dan oral cavity yang terbentuk dari matrix fungsional. Tetapi teori ini masih belum jelas, disebabkan tidak diketahuinya cara matrix fungsional dapat bertransmisi ke jaringan disekitar nasal dan oral. IV. Van Limborgh Theory, terdapat 5 faktor yang dapat mengontrol pertumbuhan; a. Faktor genetic intrinsic: kontrol genetik dari unit skeletal itu sendiri b. Faktor epigenetik local: kontrol genetik yang berasal dari struktur yang berdekatan (c/: otak, mata, dll) c. Faktor epigenetik general: faktor genetik dari struktur yang jauh (c/: hormon seks, hormon pertumbuhan, dll) d. Faktor lingkungan local: faktor nongenetik dari lingkungan eksternal local (c/: kebiasaan, kekuatan otot, dll) e. Faktor lingkungan general: pengaruh non-genetik general (c/: nutrisi, oksigen, dll) V. Sutural Theory, pertumbuhan kraniofasial terjadi pada sutura. Paired parallel suture menghubung area fasial ke tulang tengkorak dan area dasar kranial mendorong kompleks naso-maksilari kedepan untuk memacu pertumbuhannya dengan mandibular VI. Enlows Expanding V Principle, pertumbuhan dentokranial memiliki pola pergerakan pertumbuhan dan perbesarannya berbentuk V. Terjadi sebagai hasil dari deposisi diferensial dan resorpsi seletif dari tulang. Deposisi tulang terjadi pada sisi terdalam dari ujung yang lebar dari V dan resorpsi terjadi pad permukaan luar.