PRE PLANNING
Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
A. LATAR BELAKANG
System SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional), dimana
dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat
Asosiat (PA) serta tenaga kesehatan lainnya(Potter, 2009).
Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat
produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM
kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya
pada system yang dirawat dirumah sakit. Seorang perawat akan memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang professional apabila perawat tersebut sejak awal diberikan program
pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan
seharusnya teratur, systematis, rasional yang digunakan ubtuk menentukkan jumlah dan jenis
tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien sesuai dengan setting tertentu.
Upaya –upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan
oleh tenaga keperawatan, salah satunya dengan melakukan kegitan pre dan post conference.
Dalam rangka praktek manajemen keperawatan di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin
Surakarta, mahasiswa profesi Universitas Ngudi Waluyo Ungaran menerapkan problem
solving cycle di ruang Arjuna sebagai tempat praktik. Dari hasil pengkajian didapat, kegiatan
pre dan post conference di ruang Arjuna sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dari hasil
observasi selama seminggu tanggal 21 sampai 25 November 2017 tidak dilaksanakan
kegiatan pre dan post conference sama sekali di ruang Arjuna. Adanya hasil tersebut
menjadikan suatu permasalahan yang harus segera ditangani terkait dengan pre dan post
conferenceb guna mengetahui perkembangan dan rencana tindak lanjut terhadap pasien
kelolaan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Terlaksananya pre dan post conference sesuai jadwal dan SPO perawat di ruang
Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus) di ruang Arjuna RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta
b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
c. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya di di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
d. Tersusunya rencana tindak lanjut (RTL) dari terlaksananya pre dan post
conference bagi perawat di di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
C. MANFAAT
1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada
shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross chek ulang tentang hal-hal yang dilaporkan tentang keadaan
klien
3. Karu dapat menciptakan iklim komunikasi
4. Dapat menyampaikan informasi ke sesama perawat
5. Dapat menjalin silahturahmi yang baik sesama perawat dan staff lainya
D. SASARAN
Kepala ruang , KaTim, dan PA di di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
a. Diskusi atau sharing dengan kepala ruang dalam pelaksanaan pre dan post
conference setiap harinya di ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
b. Role play atau demonstrasi dengan mahasiswa dalam pelaksanaan pre dan post
conference
c. Kolaborasi perawat dan mahasiswa dalam pelaksanaan pre dan post conference
d. Melakukan dokumentasi tentang pasien kelolaan yang dikeola selama shift
e. Menyampaikan hasil dokumentasi yang telah didokumentasikan saat pre dan post
conference ke selanjutnya
2. Langkah-Langkah dalam pre dan post conference
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pre dan post conference
jaga, diantaranya (Nursalam, 2013):
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
c. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi :
Kondisi atau keadaan klien secara umum
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima pre dan post conference
Rencana kerja untuk dinas yang menerima pre dan post conference
Penyampaian pre dan post conference di atas (point c) harus dilakukan
secara jelas dan tidak terburu-buru
Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama
secara langsung melihat keadaan klien.
3. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur pre dan post conference jaga
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur pre dan post conference jaga
(Nursalam, 2013), meliputi:
a. Persiapan
Kedua kelompok dalam keadaan siap
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan pre dan post conference kepada masing-masing
penanggung jawab:
Pre dan post conference dilaksanakan setiap penggantian shift/pre dan post
conference
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan pre dan post
conference dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat pre dan post conference adalah :
1. Identitas klien dan diagnosa medic
2. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4. Intervensi kolaborasi dan dependen
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi
atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
Perawat yang melakukan pre dan post conference saat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaan pada saat pre dan post conference secara singkat dan jelas
Lama pre dan post conference untuk setiap klien tidak lebih dari 10 sampai
15 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
Pelaporan untuk pre dan post conference dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.
Pre dan post conference jaga (handover) memiliki tujuan untuk
mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan
informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
4. Alur Pre dan post conference
PASIEN
TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI
4. MUNCUL MASALAH BARU
Tugas :
Bertanggung jawab atas terlaksananya pre dan post conference di di ruang Arjuna
RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
Konsultasi dengan pembimbing klinik dan akademik
H. KEGIATAN PELAKSANAAN
2. Evaluasi Proses
Katim dan perawat menghadiri kegiatan pre dan post conference sesuai dengan jadwal
yang disusun.
3. Evaluasi hasil
a. Terdapat jadwal pre dan post conference di papan rencana harian.
b. Dilakukan role play pre dan post conference sesuai dengan SPO yang berlaku di
Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
c. Terdapat dokumentasi kegiatan pre dan post conference.
1. Pengertian
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2007)
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil
askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2007)
2. Tahapan dan Tujuan Pre dan post conference Jaga
a. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun
rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian
asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan
non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan,
kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
b. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan
dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
c. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
d. Syarat Pre dan Post Conference
1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
DAFTAR PUSTAKA
Friesen , A.M., White, V.S., & Byers, F.J. 2008. Handoffs : Implications For Nurses. Ed:
Hugghes R.G Di akses pada tangal 4 mei 2013. Dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/?report=printable.
Joiner A, Hopkinson I, Deng Y, Westland S. A review of toorh colour and whiteness. Journal of
Dentistry 2008; 36;2-7.
Kassean, H.K., & Jagoo, Z.B.2005. Managing Change in the Nursing Handover fron
Traditional to Beside Handcover.
Page, L., Frank, C., & Lardner, R. 2010. Assesment and Treatment of Muscle Imbalance: The
Janda Approach, USA : Human Kinetic.
Runy , Lee Ann, 2002, Working on Working Capital, Hospital & Health Networks. Chicago :
Oct 2002.Vol.76, Iss. 10; pg.26,1 pgs