Anda di halaman 1dari 37

BAB III

HASIL PENGKAJIAN

A. Hasil Pengkajian Manajemen Di Wisma Amarta Putra


1. Program Pengendalian mutu
a. Indikator Mutu
1) Indikator mutu Umum di Wisma Amarta Putra
a) Indikator Mutu Umum Yang Digunakan
Wawancara : Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa indikator
mutu umun yang digunakan di wisma amarta putra yaitu BOR,
LOS, TOI dan BTO. Indikator mutu umum sudah dibuat/dihitung
sendiri oleh Kepala Ruang Wisma Amarta dari hasil perekapan
yang dilakukan setiap bulan dari bulan april karena baru
bergabung di wisma amarta selama 3 bulan. Hasil penghitungan
indikator mutu umum tersebut sudah ditulis di buku indikator
umum yang ada diruangan dan ada penilaiannya masing-masing.
Namun indikator tersebut belum ditempel diruangan.
Observasi : Berdasarkan Observasi didapatkan data bahwa sudah ada buku
indikator mutu diruangan. Sebagai ruang MPKP, di wisma
amarta sudah tertempel bagan indikator mutu, namun indikator
tersebut masih tertulis bulan januari 2017. Hasil indikator dari
karu sekarang masih belum tertempel.
Studi Dok : Berdasarkan SD didapatkan data bahwa sudah ada rekapan
indikator mutu umum BOR, LOS, TOI dan BTO beserta cara
penghitungannya yang ditulis dibuku khusus indikator mutu yang
ada diruangan.
Indikator Mutu Hasil Penghitungan pada bulan-
No
Umum April Mei Juni Juli
1 BOR 38,3 31,45 37,5 -
2 LOS 23,9 22,1 14,1 -
3 TOI 18,9 39,9 15,2 -
4 BTO 0,7 0,5 0,85 -
 Perhitungan BOR
Dari hasil perhitungan BOR bulan April 2017 sebesar 38,3%, bulan Mei
sebesar 31,45%, bulan Juni 37,5%. Secara umum BOR yang ideal antara 70-
80%, jadi BOR wisma Amarta masuk dalam kategori kurang
 Perhitungan ALOS
Dari hasil perhitungan ALOS bulan April 2017 sebesar 23,9 hari, bulan Mei
sebesar 22,1 hari, bulan Juni sebesar 14,1.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma Amarta perhitungan ALOS
sudah dilakukan dalam3 bulan terakhir. Dan berdasarkan hasil observasi
sudah memiliki buku mutasi dan buku laporan bangsal harian. Dari buku
tersebut berisi informasi tanggal pasien mulai dirawat dan tanggal pasien
pulang sehingga dari data tersebut dapat dihitung jumlah ALOS tiap bulannya.
 Perhitungan TOI
Dari hasil perhitungan TOI bulan April 2017 sebesar 0,7 hari, bulan Mei 0,5
hari dan bulan Juni 0,85 hari. Secara umum idealnya tempat tidur kosong
hanya dalam waktu 1-3 hari.
Masalah :-

2) Indikator mutu Khusus di Wisma Amarta Putra


a) Indikator Mutu Khusus yang digunakan
Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan karu didapatkan informasi
bahwa indikator mutu khusus yang digunakan di wisma amarta
putra adalah angka pasien lari, angka scabies, angka restrain,
angka kejadian bunuh diri, dan angka pasien jatuh dengan cidera.
Indikator mutu khusus sudah dibuat/dihitung sendiri oleh Kepala
Ruang Wisma Amarta dari hasil perekapan yang dilakukan setiap
bulan dari bulan april karena baru bergabung di wisma amarta
selama 3 bulan. Data dari hasil rekap tersebut didapat dengan
menanyakan langsung setiap hari pada perawat pelaksana atau
katim apakah terdapat kejadian pasien lari, scabies dan lain-lain.
Hasil penghitungan indikator mutu khusus tersebut sudah ditulis
di buku indikator mutu yang ada diruangan dan ada hasilnya
masing-masing. Namun indikator tersebut belum ditempel
diruangan.
Observasi : berdasarkan observasi didapatkan data bahwa sudah ditulis
hasil indikator mutu khusus di buku indikator mutu yang ada
diruangan. Namun indikator mutu khusus yang ditempel di
ruangan masih pada bulan januari 2017. Untuk hasil bulan
selanjutnya belum ditempel.
Studi Dok : berdasarkan studi dokumentasi didapatkan data bahwa sudah
ada hasil indikator mutu khusus seperti angka pasien lari, angka
scabies, angka restrain, angka kejadian bunuh diri, dan angka
pasien jatuh dengan cidera yang ditulis dibuku khusus indikator
mutu yang ada diruangan.
Indikator Mutu Hasil penghitungan pada bulan -
No
Khusus April Mei Juni Juli
1 Angka lari 1 - - -
2 Angka scabies - - 1 -
3 Angka restrain 2 - - -
4 Angka bunuh diri - - -
5 Angka pasien jatuh - - -

 Angka kejadian bunuh diri


Angka kejadian percobaan bunuh diri yaitu 0 orang (0%).
 Angka kejadian lari
Angka kejadian lari sebanyak 1 orang (0%)
 Angka restrain
Angka restrain sebanyak 2 orang (0%)
 Angka cidera
Angka kejadian cidera sebanyak 0 orang (0%)
 Kejadian Inos (scabies)
Angka kejadian scabies sebanyak 1 orang (0%)
Masalah :-

b) Kendala yang dirasakan


Wawancara : berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa tidak
begitu ada kendala serius yang dirasakan. Hanya saja sedikit
kendala dalam mengumpulkan data tentang angka kejadian pada
indikator khusus dimana harus menanyakan setiap hari. Karu
mengatakan mungkin akan lebih baik jika ada buku pelaporan
khusus tentang angka kejadian lari, scabies, dll yang bisa diisi
langsung oleh perawat yang dinas pada hari tersebut, sehingga
dalam perekapan mudah dilakukan.
Observasi : saat observasi didapatkan data bahwa belum terdapat buku
pelaporan khusus tersebut diruangan.
Masalah : belum adanya buku khusus pelaporan terkait angka kejadian
pada indikator mutu khusus seperti angka kejadian lari, scabies
dll diruangan.
c) Cara menilai indikator mutu khusus perhari
Wawancara : dari hasil wawancara dengan katim didapatkan
informasi bahwa untuk menilai angka pasien lari dilihat
langsung dalam satu hari apakah ada pasien yang kabur
dari ruangan, untuk menilai kejadian scabies dilihat dari
keluhan yang dirasakan pasien serta hasil dari
pemeriksaan dokter. Menilai angka kejadian restrain
dilakukan dengan berapa dalam sehari pasien yang
mengamuk dan harus diikat. Untuk menilai angka cedera
dilihat dari observasi pada pasien apakah ada yang cedera
atau luka di tubuhnya dan juga dari keluhan pasien.
Untuk pencatatan dibuku laporan khusus belum ada.
Observasi :-
Masalah :-
3) Pelaksanaan Indikator Mutu
Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan karu didapatkan data
bahwa pelaksanaan indikator mutu di wisma amarta sudah
berjalan dengan cukup baik yang dilakukan setiap satu bulan
sekali, dimana karu melakukan perekapan tiap bulan untuk
mengetahuinya, karu mengatakan belum ada buku / format
khusus pelaporan untuk indikator mutu khusus, sehingga masing-
masing perawat pelaksana atau katim yang dinas belum bisa
menuliskannya langsung pada format pelaporan tersebut. Namun
bagan indikator mutu belum ditempel untuk bulan juli dan masih
tertempel bagan indikator mutu pada bulan januari dari karu
sebelumnya.
Katim mengatakan bahwa pelaksanaannya juga sudah baik, hasil
penilaian terhadap indikator mutu khusus sudah dilakukan,
sehingga perawat atau ktim bisa memberikan informasi kepada
karu atau jika karu menanyakannya, PA dan katim bisa
memberikan informasi. Namun untuk Bagan indikator mutu yang
sekarang belum tertempel diruangan.
Observasi : hasil observasi didapatkan data bahwa masih tertempel bagan
indikator mutu pada bulan januari 2017 dan belum tertempel
bagan indikator mutu untuk bulan sekarang.
Masalah : belum adanya bagan indikator mutu dari bulan februari-juni
yang tertempel diruangan.

a. Kegiatan Mutu
1) Audit Dokumentasi
a) Cara melakukan Audit Dokumentasi
Wawancara : berdasarkan dari wawancara dengan karu didapatkan hasil
bahwa pelaksanaan audit dilakukan untuk mengevaluasi
dokumen asuhan keperawatan yang telah ditulis oleh perawat
pelaksana dengan memeriksa rekam medic pasien yang telah
pulang atau meninggal. Dalam melakukan audit dokumentasi
ada beberapa aspek yang dinilai mulai dari pengkajian sampai
evaluasi dan catatan asuhan keperawatan dimana hasil data
yang didapatkan kemudian direkapitulasi dalam 1 bulan.
Observasi : -
Studi Dok : -
Masalah :-
b) Pelaksanaan Audit Dokumentasi oleh Karu dan Rekapan hasil Audit
Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan karu didapatkan informasi
bahwa pelaksanaan audit dokumentasi di wisma amarta putra
belum dilakukan dan format untuk penilainnya belum ada.
Observasi : belum tersedianya format audit dokumentasi diruangan wisma
amarta putra
Masalah :-

2) Survey Kepuasan
a) Survey Kepuasan Pasien
Wawancara : hasil wawancara dengan karu didapatkan hasil bahwa survey
kepuasan pasien dilakukan ketika pasien akan pulang dengan
memberikan kuesioner. Untuk instrumen kepuasan pasien sudah
tersedia di ruangan dimana instrumen tersebut dibuat dari diklit
litbang, namun karu belum mengetahui apakah ketika pasien
akan pulang survey tersebut sudah dilakukan oleh perawat atau
belum.
Katim mengatakan survey kepuasan pasien sudah dilakukan di
wisma amarta putra, dimana survey kepuasan pasien dilakukan
saat pasien akan pulang namun pelaksanaannya masih belum
maksimal. Katim dan perawat pelaksana mengatakan dalam
dokumen survey kepuasan pasien masih tercampur antara tahun
2016 dan 2017.
Observasi : berdasarkan observasi didapatkan data bahwa sudah tersedia
instrumen kepuasan pasien diruangan, ada yang sudah terisi dan
ada yang masih kosongan, dalam instrumen yang sudah terisi
tersebut sudah ada hasil penghitungannya dan hasil kepuasan
pasien, namun tidak tertera tahun dan tanggal pemberian.
Sehingga tidak diketahui apakah pemberian kuesioner sudah
dilakukan atau belum.
Studi Dok : berdasarkan studi dokumentasi, dalam instrumen tersebut sudah
ada penghitungan dan hasilnya, dimana hasilnya menunjukkan
pasien rata-rata puas dengan pelayanan yang diberikan
Masalah : belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan pada pasien

b) Survey Kepuasan Keluarga


Wawancara : Kepala ruang mengatakan survey kepuasan keluarga dilakukan
ketika keluarga mengunjungi pasien. Untuk instrumen kepuasan
keluarga sudah tersedia di ruangan dari diklit litbang, namun
karu belum mengetahui apakah survey tersebut sudah berjalan
dengan baik apa belum.
Katim mengatakan keluarga sudah dilakukan di wisma amarta
putra, dimana survey kepuasan keluarga dilakukan saat keluarga
mengunjungi pasien, namun pelaksanaannya masih belum
maksimal.
Observasi : instrumen kepuasan keluarga sudah tersedia diruangan, sebagian
sudah terisi dan sebagian belum terisi, Namun tidak tertera tahun
di instrumen tersebut sehingga tidak diketahui pelaksanaan
pemberian instrumen tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan saat keluarga berkunjung,
tidak ada pemberian instrumen survey kepuasan keluarga saat
keluarga mengunjungi pasien.
Studi Dok : berdasarkan studi dokumentasi, dalam instrumen tersebut sudah
ada penghitungan dan hasilnya, dimana hasilnya menunjukkan
keluarga pasien rata-rata puas dengan pelayanannya.
Masalah : belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan keluarga

3) Survey masalah Keperawatan


Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan karu didapatkan informasi
bahwa sudah dilakukan survey masalah kesehatan setiap hari dan
rekapitulasinya dilakukan dalam satu bulan, dimana hasil
tersebut sudah ditulis di buku indikator mutu yang sudah ada
diruangan.
Observasi : sudah ada hasil survey masalah keperawatan dalam satu bulan
selama 3 bulan, yaitu dari bulan April, Mei, dan Juni.

Studi Dok :

NO Bulan HDR RPK Hall Waham Isos DPD RBD JUMLAH

3
1 April - 13 - - 5 - 21

2 Mei - 2 1 19
1 4 11 -

3 Juni - 10 1 - 2 1 21
7
-
4 Juli - - - - - -
-
jml 1 14 34 1 - 9 2 61

Dari tabel tesebut dapat simpulkan selama tiga bulan terakhir masalah
keperawatan yang banyak dialami pasien adalah halusinasi sebanyak 34 orang, HDR
22 (13,49 %), resiko perilaku kekerasan 14 orang, dan DPD 9 orang.
2. Pelaksanaan Standar Dan Ketersediaan (SAK, SOP)
a. Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan
Wawancara : berdasarkan wawancara dengan katim dan karu didapatkan hasil
bahwa untuk format pendokumentasian asuhan keperawatan sudah
tersedia diruangn mulai dari format pengkajian sampai dengan
format evaluasi. Format asuhan keperawatan tersebut sudah sesuai
dengan SOP ruang MPKP meskipun dari segi tata letak agak
berbeda dan sudah tersedia buku panduan untuk SAK. Pelaksanaan
dan penulisannya sudah sesuai dengan panduan SAK.
Observasi : berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa penulisannya
sudah sesuai dengan SAK.
Studi Dok : -
Masalah : -
b. Pelaksanaan TAK dan Interaksi
Wawancara :
- Hasil wawancara pada kepala ruang wisma Amarta bahwa dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan di wisma Amarta melalui beberapa metode asuhan seperti
terapi aktivitas kelompok, pendidikan kesehatan keluarga, dan interaksi. Karu
mengatakan Pelaksanaan TAK dan interaksi pasien sudah dilakukan oleh karu,
katim dan perawat pelaksana serta sudah tersedia SOP untuk kegiatannya, namun
belum tahu untuk prosedur pelaksanaannya sudah sesuai dengan SOP yang
tersedia apa tidak. Untuk itu karu meminta untuk mengamati langsung ketika
perawat atau petugas lain memberikan kegiatan pada pasien apakah langkah-
langkahnya sudah sesuai standar atau belum.
- Menurut katim, interaksi dilakukan satu hari sekali sehabis makan siang, agar
pasien tidak ngantuk atau bisa juga dilakukan saat pasien tenang dan nyaman.
- Hasil wawancara dengan perawat pelaksana didapatkan data bahwa kegiatan TAK
dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dan fasenya sudah sesuai SPO
meskipun masih kurang sistematis dan pasti ada bagian yang terlewat karena lupa,
namun mungkin tidak semuanya dan hanya beberapa perawat saja. Untuk kendala
yang dirasakan yaitu dari segi pasiennya seperti pasien malas melakukannya dan
tidak kooperatif. Perawat mengatakan untuk TAK yang sesuai dengan masalah
keperawatan pasien masih belum dilakukan dan belum ada jadwalnya dan TAK
yang dilakukan sekarang dalam bentuk terapi modalitas yang masih bercampur.
Hal itu karena jumlah pasien yang hanya sedikit. Untuk kendala dari interaksi
yaitu dari segi kurang sistematis dalam menyampaikan langkah-langkahnya
namun isinya dari beberapa fase sesuai dalam SPO sudah dilakukan meskipun
tidak semua disampaikan.
- Katim dan perawat pelaksana mengatakan penjadwalan untuk pemberian TAK
dan SP sudah ada dan pelaporan kegiatan seperti TAK dan pemberian SP sudah
dilakukan dan dicatat. Selain itu juga telah tersusun jadwal kegiatan TAK dalam 2
bulan yaitu bulan juni dan Juli dengan mencantumkan jenis TAK dan nama
perawat sebagai leader. Menurut Kepala ruang dan katim pelaksanaan kegiatan
seperti TAK, dan interaksi sudah dilaksanakan oleh perawat.
Observasi :
- Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa sudah tersedia dokumen laporan
pelaksanaan kegiatan. Saat ada jadwal TAK pada sore hari, pelaksanaan TAK
yang dilakukan oleh perawat masih belum sesuai dengan SOP, meskipun ada fase
orientasi, kerja, dan terminasi, namun ada bagian yang tidak disebutkan dan
jelaskan dan masih kurang sistematis. Hasil observasi saat dilakukan kegiatan
TAK oleh perawat yaitu pelaksanaannya sudah baik dan fasenya sesuai, namun
masih ada yang belum disebutkan oleh perawat dan ada kegiatan yang tidak boleh
dilakukan perawat sesuai SPO yaitu tepuk tangan ketika pasien bisa melakukan
dengan baik, karena dalam SPO cukup dengan memberikan pujian dengan kata
pintar, bagus. Pelaksanaan TAK selanjutnya, saat ada jadwal TAK, perawat yang
menjadi leader tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya mahasiswa yang melakukan
kegiatannya. Namun dalam laporan pelaksanaan tertulis kegiatan TAK yang
dilakukan, namun tidak ada paraf dari perawatnya.
- Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa pelaksanaan TAK pada hari selasa
tanggal 25 Juli 2017 sudah dilakukan oleh perawat pelaksana. Dalam
pelaksanaannya perawat sudah mengacu pada SOP, namun dalam
menyampaikannya masih ada yang belum dilakukan/disampaikan seperti pada
fase orientasi, yaitu perawat belum memperkenalkan diri dan belum kontrak
tentang aturan permainan.
- Berdasarkan observasi pada hari selasa sore didapatkan hasil bahwa sudah
dilaksanakan TAK persepsi sensori mendengarkan musik yang dilakukan oleh
perawat. Proses pelaksanaannya sudah baik namun dalam penyampaiannya masih
ada yang terlewat atau tidak disebutkan seperti pada fase orientasi, belum
menyebutkan nama dan memperkenalkan diri sebagai leader dan belum
memberikan kesempatan kepada masing-masing pasien untuk memperkenalkan
diri seperti menyebutkan nama dan tanggal lahir kepada teman-temannya serta
belum melakukan evaluasi/validasi yaitu menanyakan perasaan pasien saat ini,
menanyakan masalah yang dirasakan serta TAK yang dilakukan kemarin.
Kemudian pada tahap kerja masih jarang memberi pujian pada pasien, dan pada
tahap terminasi masih belum melakukan evaluasi perasaan pasien setelah
melakukan TAK. Untuk pelaksanaan interaksi belum dilakukan karena kondisi 3
pasien masih bingung. Perawat masih belum bisa menyebutkan langkah-langkah
interaksi dengan urut dan masih ada yang belum disebutkan meskipun secara
keseluruhan pelaksanaannya sudah mengacu ke SOP
Studi Dok : belum dilampirkan foto
Masalah : belum efektifnya kegiatan TAK dan interaksi pada pasien karena
ketidaksesuaian pelaksanaannya dengan SOP.
c. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Keluarga
Wawancara :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan penkes keluarga di ruang wisma Amarta sudah dilakukan saat
keluarga mengunjungi pasien, namun pelaksanaannya belum tahu sudah sesuai
SOP apa belum. Untuk laporan pelaksanaan dan dokumentasinya sudah tersedia
diruangan, dimana setelah pemberian penkes perawat menulis pada laporan
pelaksanaan dan melakukan dokumentasi yang diisi oleh tanda tangan keluarga
pasien.
- Katim mengatakan bahwa bahwa pelaksanaan penkes keluarga diruangan sudah
dilakukan saat keluarga mengunjungi pasien.
- Perawat pelaksana mengatakan bahwa saat keluarga berkunjung sudah dilakukan
penkes keluarga tentang 5 fungsi keluarga dan cara merawat pasien dirumah
ketika sudah pulang.
- Hasil wawancara dengan perawat pelaksana berikutnya yaitu didapatkan hasil
bahwa pelaksanaan penkes keluarga sudah dilakukan saat keluarga berkunjung.
Kendala yang dirasakan sama seperti penkes kelompok yaitu kurang sistematis
dalam penyampaiannya sesuai SPO, dan hanya ditekankan pada komunikasi
terapeutiknya. Perawat belum bisa menyampaikan langkah-langkah dalam
melakukan penkes keluarga secara sistematis saat diminta menyebutkan langkah-
langkahnya karena masih ada yang terlewat dan tidak disebutkan.
- Berdasarkan waancara dengan katim didapatkan hasil bahwa pelaksanaan penkes
keluarga sudah dilakukan ketika keluarga datang mengunjungi pasien. Pemberian
penkes keluarga ini mengarah pada 5 fungsi keluarga. saat keluarga datang > dari
2 kali, pemberian penkes tentang 5 fungsi keluarga dibagi, seperti kunjungan
pertama diberikan penkes tentang kemampuan keluarga mengenal tanda dan
gejala dan merawat pasien saat dirumah. Namun untuk keluarga yang datang
sekali dan pasien langsung pulang, keluarga langsung diberikan penkes 5 fungsi
keluarga.
Observasi :
- Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa sudah tersedianya buku laporan
pelaksanaan dan laporan dokumentasi kegiatan yang disertai ttd keluarga pasien
dan tidak ada media penkes. Saat ada keluarga pasien IF yang berkunjung, tidak
terlihat perawat yang memberikan penkes pada keluarga dan di buku laporan dan
dokumentasi tidak ada ttd keluarga pasien. begitupun saat keluarga pasien
selanjutnya mengunjungi pasien BGS, tidak terlihat adanya pemberian penkes
keluarga, namun dalam laporan pelaksanaan tertera nama perawat, dan di laporan
dokumentasi tidak ada ttd keluarga pasien. Hasil observasi juga didapatkan bahwa
perawat belum mampu menyampaikan langkah-langkah pelaksanaan penkes
keluarga sesuai SOP nya karena masih kurang sistematis dan ada yang
terlewatkan.
Studi Dok :-
Masalah : belum optimalnnya penerapan SPO berhubungan dengan banyak
yang kurang sistematis dalam penyampaiannya.

d. Pendidikan Kesehatan Kelompok


Wawancara :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pelaksana didapatkan data bahwa
pelaksanaan pendidikan kelompok di wisma amarta putra sudah dilakukan, namun
pelaksanaannya belum optimal. Hal itu dikarenakan jadwal untuk kegiatan
pelaksanaan penkes kelompok belum tersedia diruangan. Penkes kelompok yang
diberikan pada pasien berisi tentang manfaat gelang identitas, etika batuk dan cuci
tangan. Pelaksanaan penkes kelompok pada pasien tidak setiap hari dilakukan dan
penkes tersebut dilaksanakan diluar jam TAK. Hasil dari wawancara tersebut juga
didapatkan hasil bahwa format untuk pelaksanaan penkes kelompok sudah
tersedia diruangan namun kegiatan tersebut belum pernah didokumentasikan serta
pelaksanaan untuk kegiatan penkes kelompok belum ada atau belum terjadwal di
ruangan.
- Pendidikan kesehatan kelompok pada pasien jiwa sudah mengacu pada SPO,
namun kendala yang dirasakan perawat dalam pelaksanaannya masih belum
sesuai SPO atau saat memberikan pendidikan kesehatan urutan pemberiannya
masih kurang sistematis atau masih ada bagian yang terlewatkan karena factor
lupa. Namun perawat mengatakan bahwa masing-masing perawat mempunyai
caranya sendiri dalam memberikan asuhan keperawatan. Wawancara dengan PP
lain mengatakan bahwa belum mengetahui bagaimana pelaksanaan penkes
kelompok diwisma amarta karena belum pernah melakukannya.
- Katim mengatakan untuk penkes kelompok pelaksanannya belum efektif, dan
rencananya mulai dilakukan lagi pada hari selasa tgl 25 Juli 2017 sampai
seterusnya yaitu dilakukan sebelum TAK. Sebelumnya sudah pernah dilakukan
dan materi yang diberikan yaitu tentang cuci tangan, gelang identitas, mencegah
kekambuhan, syarat pulang, dan etika batuk. Untuk format pendokumentasian
penkes kelompok sudah ada.
- Hasil wawancara dengan perawat pelaksana didapatkan data bahwa jarang
dilaksanakannya evaluasi kegiatan sesuai SOP. Sehingga pelaksanaannya pun
jarang dilakukan sesuai SOP. Katim mengatakan evaluasi biasanya dilakukan
setiap sebulan sekali dan untuk format penilaiannya sudah ada. Namun untuk
jadwal kegiatan evaluasinya masih belum ada.
Observasi : berdasarkan hasil observasi didapatkan data belum dibuatnya jadwal
kegiatan pendidikan kesehatan kelompok, dan belum pernah dilakukan
dokumentasi pelaksanannya. Diruangn wisma amarta putra sudah ada
format penkes kelompok yang mengacu pada SPO.
Studi Dok :
Masalah :
e. Ketersediaan SOP Untuk Kegiatan TAK, Penkes, Interaksi dan
Pendokumentasian
Wawancara :
Berdasarkan hasil wawacara didapatkan data bahwa sudah terdapat SOP untuk
masing-masing kegiatan seperti TAK, Penkes dan Interaksi. Diruangan Wisma
Amarta Putra semua kegiatan sudah mengacu atau didasarkan pada SOP.
Pendokumentasian menjadi hal penting karena dokumentasi sebagai bukti bahwa
perawat sudah melakukan tugasnya sesuai jadwal. Perawat melakukan
pendokumentasian setelah selesai melakukan tindakan yang diberikan. Untuk format
dokumentasi sudah ada diruangan.
Observasi :
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa SOP untuk kegiatan TAK, Penkes
dan Interaksi sudah ada. Perawat menuliskan laporan pelaksanaan di buku
dokumentasi lengkap dengan faraf.

f. Pelaksanaan SOP Di Ruang Amarta Putra


Wawancara :
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa pelaksanaan TAK, penkes, dan
interaksi sudah berjalan. Kegiatan TAK sudah dilakukan setiap hari dengan tema
yang berbeda sesuai jadwal. Katim mengatakan interaksi dilakukan 1 kali sehari,
biasanya setelah pasien makan siang. Perawat pelaksana mengatakan interaksi
dilakukan 2 atau 3 kali sehari tergantung dari kondisi pasien dan kenyamanan pasien.
Dan untuk kegiatan penkes keluarga juga sudah dilakukan ketika keluarga
mengunjungi pasien. Dan untuk media penkes juga tidak ada seperti leaflet.
Observasi :
Berdasarkan observasi ditemukan data bahwa semua kegiatan sudah dilakukan,
namun masih kurang optimal, seperti penkes keluarga. selama pengkajian, saat ada
keluarga pasien berkunjung, perawat tidak terlihat memberikan penkes kepada
keluarga pasien, di pendokumentasian juga tidak ada paraf keluarga pasien. Hasil
observasi juga ditemukan bahwa tidak tersedia media penkes seperti flip chart dan
leaflet.
g. Pelaksanaan dan Penerapan SPO oleh Perawat Saat Tindakan
1) Perawat Membaca SPO sebelum Tindakan
Wawancara :
Berdasarkan wawancara dengan empat perawat didapatkan hasil bahwa rata-
rata sebelum melakukan tindakan perawat jarang atau kadang-kadang membaca
SPO yang sudah tersedia diruangan, meskipun sebenarnya hal itu wajib untuk
dilakukan agar menghindari kesalahan dalam menyampaikan dan melaksanakan
tindakan. Rata-rata perawat mengatakan mereka membaca SPO hanya diawal saja
ketika dikeluarkan dari diklat, dibaca 1-3 kali saja setelah dibagikan, dimana
perawat diharuskan untuk membaca SPO karena ada pendokumentasian lengkap
dengan tindakan yang ada dibuku SPO seperti ketika perawat sudah membaca
SPO tentang TAK mengambar, perawat harus mendokumentasikan dengan
mencentang bagian yang sudah dilakukan lengkap dengan parafnya. Namun
sekarang sudah jarang untuk membacanya. Perawat juga mengatakan capek jika
harus setiap hari atau sebelum tindakan harus membaca SPO yang tebal. Perawat
mengatakan hanya membuat ceklis atau ringkasan kecil langkah-langkah dari
SPO tindakan yang akan diberikan, karena jika membaca semua terlalu tebal,
namun itu juga tidak setiap hari dilakukan.
Observasi :
Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa ketika mau melakukan tindakan
seperti TAK, interaksi atau penkes, perawat tidak terlihat membaca SOP atau
membuat catatan kecil. Selama melakukan pengkajian di ruang amarta putra,
perawat tidak terlihat ada yang membaca SOP meskipun saat istirahat atau santai
dan ketika sebelum melakukan tindakan. Perawat langsung meminta pasien
berkumpul untuk dilaksanakan TAK.
2) Pemahaman Perawat Terhadap SPO
Wawancara :
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa perawat sudah memahami
tentang SPO, seperti ada fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi, namun
bagian-bagian dalam setiap fase tersebut kadang lupa atau terlewatkan saat
penyampaiannya. Untuk saat ini perawat mengatakan sudah memahami tentang
SPO, namun belum semuanya karena tidak bisa sering untuk membacanya. SPO
butuh waktu yang lama dan rajin untuk membacanya. Perawat mengatakan sudah
memahami tentang SPO namun masih kurang dan meskipun sudah memahami,
tidak menutup kemungkinan pasti ada ketidaksesuaian dengan SPO. Rata-rata
perawat saat ditanyakan pemahaman dan langkah-langkah tentang SPO, hanya
menyebutkan inti dari SPO saja seperti adanya fase orientasi, fase kerja dan fase
terminasi. Saat menanyakan tentang langkah-langkahnya, rata-rata perawat
menyebutkan hanya inti saja seperti yang ada pada fase orientasi yaitu perkenalan
diri, pada fase kerja yaitu melakukan validasi (kegiatan sebelumnya yang sudah
diajarkan) dan pada fase terminasi yaitu melakukan kontrak selanjutnya. Perawat
juga mengatakan hanya memahami tentang tahapannya saja dan sering tidak
menyebutkan kontrak waktu karena lupa dan kadang juga hanya kondisional,
ketika pasien responnya bagus baru dilakukan fase orientasi, dan ketika pasien
responnya tidak bagus perawat langsung ke fase kerja dan terminasi. Namun tidak
semua perawat yang ditanya jawabaannya sama, ada juga yang sudah hampir
sama dengan SPO meskipun tidak semuanya.
Observasi :
Berdasarkan observasi didapatkan hasil bahwa pemahaman perawat terhadap
SPO masih kurang. Hal itu didukung dari hasil wawancara dan observasi selama
pengkajian, dimana saat diminta menyebutkan langkah-langkah tindakan sesuai
SPO, perawat sudah menyebutkan fase-fasenya dan ada juga yang langsung ke
fase kerjanya karena pasien yang ikut hanya 1 dan kondisi pasien sudah stabil.
3) Alasan Perawat Tidak Melaksanakan Kegiatan Sesuai SPO
Wawancara :
Berdasarkan wawancara dengan perawat didapatkan hasil bahwa rata-rata
perawat mengatakan jika pada pelaksanaan tindakan tidak sesuai SPO atau tidak
urut dalam penyampaian dikarenakan factor lupa, tidak membaca SPO
sebelumnya, SPO yang ada diruangan terlalu tebal dan banyak, tidak sempat
membaca, SPO yang tersedia masih belum praktis dan jika terus membacanya
mungkin akan terasa bosan dan pusing karena SOP dari setiap tindakan berbeda-
beda. Perawat mengatakan alasan tidak sempat membaca dikarenakan jika ada
banyak program untuk pasien dan tindakan diruangan yang tidak bisa
ditinggalkan, oleh karena itu perawat tidak membaca SPO dan saat tindakan bisa
jadi lupa urutan pelaksanaannya dan ada juga yang terlewatkan. Selain itu, juga
dari buku SPO yang tebal, sehingga niat untuk membacanya juga kurang. Perawat
juga mengatakan sekarang sudah jarang untuk membaca SPO karena jika harus
terus membaca SPO yang ada diruangan yang tebal mungkin yang membaca
pusing dan juga bosan. Perawat berpendapat bahwa SPO kegiatan yang ada
diruangan sekarang jika dibilang praktis ya praktis karena tidak ada
pembandingnya. Jika sudah ada pembanding dari SPO kegiatan tersebut baru bisa
diketahui praktis atau tidaknya. Selain itu perawat juga mengatakan ada buku
SPO terkait pelaksanaan kegiatan TAK yang mungkin lebih praktis, dimana
secara keseluruhan hampir sama dengan yang lama, namun cara pengemasannya
yang agak lebih praktis dan itu hanya untuk yang kegiatan TAK, untuk kegiatan
Penkes dan interaksi saat ini masih belum ada dan masih memanfaatkan yang
lama.
Observasi :
Berdasarkan observasi didapatkan hasil bahwa masih belum ada perawat yang
terlihat membaca buku SPO meskipun diruangan tidak ada banyak program untuk
pasien dan masih jarang melihat membaca atau membuat ringkasan kecil sebelum
kegiatan dilaksanakan meskipun ada beberapa perawat yang melakukannya.Tapi
dari keseluruhan dilihat dari observasi penyebab perawat tidak melakukan
kegiatan sesuai SPO karena tidak ada keinginan untuk membaca karena SPO yang
banyak dan tebal.

3. Penilaian Penampilan Kerja


a) Cara penilaian penampilan kerja
Wawancara : Menurut Kepala Ruang didapatkan informasi bahwa proses pelaksanaan
penilaian kerja dilihat dari kegiatan/ uraian tugas masing-masing.
Orang yang menilai penampilan kerja karu, katim dan perawat
pelaksana juga berbeda. Kinerja karu dinilai langsung oleh bidang
keperawatan, katim dinilai oleh karu, serta perawat pelaksana dinilai
oleh katim dan karu. Hal itu dikarenakan tugas yang mereka miliki juga
berbeda.
1) Penilaian kerja karu
Hasil wawancara dengan karu didapatkan hasil bahwa penilaian penampilan
keinerja terhadap karu dilakukan setiap satu tahun sekali yang dilakukan oleh
bidang keperawatan. Cara penilaiannya yaitu dengan observasi dan Alat yang
digunakan untuk penilaian berupa format evaluasi yang didalamnya berisi uraian
tugas karu. Karu mengatakan penilaian kerja perawat dilakukan setiap satu tahun
dan katim berdasarkan hasil wawancara, belum dilakukan penilaian kerja kepada
katim dan perawat pelaksana karena baru bergabung diruangan tersebut selama 3
bulan. Namun setiap hari karu mengamati kegiatan yang dilakukan katim dan
perawat pelaksana baik saat melakukan kegiatan ataupun melalui dokumentasi
askep yang telah mereka tulis
2) Penilaian kerja Katim
Berdasarkan hasil wawancara dengan katim didapatkan informasi bahwa
penilaian penampilan kinerja katim dilakukan setiap tahun yang dilakukan atau
dinilai langsung oleh kepala ruang. Cara penilaiannya yaitu dengan
mengobservasi langsung asuhan keperawatan yang diberikan dan alat yang
digunakan berupa format evaluasi yang didalamnya berisi uraian tugas dari katim.
Katim mengatakan bahwa tahun ini belum dilakukan penilaian terhadap perawat
pelaksana, namun setiap hari katim dan karu mengobservasi langsung kegiatan
yang dilakukan oleh perawat pelaksana sebagai bahan penilaian kedepannya.
3) Penilaian kerja perawat pelaksana
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pelaksana didapatkan informasi
bahwa penilaian penampilan kinerja perawat pelaksana dilakukan setiap tahun
yang dilakukan atau dinilai langsung oleh kepala ruang dan katim. Cara
penilaiannya yaitu dengan mengobservasi langsung kegiatan atau asuhan
keperawatan yang diberikan dan alat yang digunakan berupa format evaluasi yang
didalamnya berisi uraian tugas dari perawat pelaksana.Saat di wawancara,
perawat pelaksana menunjukkan hasil penilaian kinerja tahun 2016 yang
dilakukan oleh katim.
b) Alat penilaian penampilan Kerja
Menurut Katim dan karu penilain penampilan kerja dilakukan dengan observasi atau
pengamatan langsung. Menurut karu didapatkan informasi bahwa penilaian
penampilan kerja karu, katim, perawat dibuat dalam bentuk format evaluasi
berdasarkan uraian tugas mereka masing-masing
c) Waktu penilaian kerja
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa penilaian kerja dilakukan setiap
tahun, namun penilaian kerja sehari-hari tetap dilakukan oleh karu dan katim untuk
penilaian kedepannya.
A. ANALISIS SWOT

Aspek Yang
Strength (Kekuatan) Weakness (Kekurangan) Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
Dikaji
Pelaksanaan a. Sudah tersedia SPO a. Rata-rata 5 (72%) dari 7 perawat a. Perawat dapat/bisa a. Pencapaian tujuan
standar dan tentang kegiatan TAK, masih kurang memahami tentang melakukan tindakan akhir TAK,
ketersediaan SOP Interaksi dan penkes SPO sesuai SPO penkes dan
keluarga dan kelompok b. Perawat jarang dan kadang-kadang b. Perawat masih bisa interaksi bisa
diruangan membaca SPO sebelum melakukan memhami dan menjadi belum
b. Kegiatan TAK, dan tindakan menyampaikan optimal terkait
interaksi sudah dilakukan c. Penyebab tidak membaca adalah bagaimana langkah- dengan masih
dan berjalan sesuai karena tidak sempat membaca SPO, langkah SPO yang belum
jadwal yang ditentukan, SPO yang tersedia tebal, banyak dan benar dan urut. optimalnya
dan penkes keluarga kurang praktis a. Perawat yang dinas pelaksanaan dan
dilakukan setiap ada d. Perawat hanya menyebutkan memadai, baik dari penyampaian
keluarga yang langkah-langkah dalam fase SPO kualitas maupun TAK di wisma
berkunjung langsung ke intinya saja seperti fase kuantitas dalam Amarta Putra
c. Sudah ada jadwal beserta orientasi, kerja dan terminasi. memberikan asuhan serta masih belum
nama leader untuk Bagian dari fasenya tersebut tidak keperawatan dibuat
kegiatan TAK, interaksi semua disebutkan. c. Adanya kebijakan dan penjadwalan serta
dan penkes keluarga dan e. Penyebab perawat tidak melakukan audit dari kepala instrumen
juga tersedia lembar kegiatan sesuai SPO karena kurang bidang keperawatan penilaian yang
pendokumentasian motivasi untuk membaca SPO dan atau pemerintah untuk masih kurang
d. Perawat sudah kurang motivasi untuk perbaikan SPO
melakukan kegiatan memperbaikinya menjadi lebih praktis
sesuai jadwal dan f. Jarang dilakukannya evaluasi terkait sehingga dapat
tugasnya kesesuaian tindakan dengan SPO meningkatkan mutu
e. Sebagian perawat sudah g. Belum adanya jadwal tertulis terkait pelayanan kesehatan
mengetahui dan paham pelaksanaan evaluasi pelaksanaan d. Dengan tersedianya
sedikit tentang SPO asuhan keperawatan terhadap TAK, jadwal, karu/katim
interaksi dan penkes bisa melakukan
h. Belum adanya instrumen penilaian penilaian terkait
untuk pelaksanaan pendidikan kesesuaian tindakan
kesehatan kelompok dengan SPO
i. Jarang dilakukannya penkes
kelompok beserta dengan
pendokumentasiannya, dan jadwal
untuk penkes kelompok belum ada
B. Identifikasi Masalah dan Analisa Data
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan pengkajian yang diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi dan studi
Do. Selanjutnya data-data tentang manajemen keperawatan diruangan Wisma Setyawati RSJ Dr. Soeroyo Magelang dianalisis
untuk merumuskan masalah manajemen. Analisis data hasil pengkajian dapat dilihat sebagai berikut:

No Data Fokus Masalah

1 Hasil Wawancara :
a. Berdasarkan wawancara dengan perawat didapatkan hasil bahwa Belum maksimalnya kualitas pelaksanaan
rata-rata perawat jarang atau kadang-kadang membaca SPO asuhan keperawatan berhubungan dengan
sebelum melakukan tindakan ketidaksesuaian tindakan dengan SPO
b. Berdasarkan wawancara dengan perawat didapatkan hasil bahwa
perawat sudah memahami tentang SPO, namun dalam
pelaksanaannya masih belum bisa diterapkan dengan baik, dimana
bisa dikatakan pemahaman masih kurang tentang SPO
c. Perawat mengatakan juga jarang dilakukan evaluasi tentang
kegiatan sesuai SPO
d. Hasil wawancara dengan katim didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan evaluasi mengenai kesesuaian tindakan dengan SPO
sudah dilakukan, namun masih jarang.
e. Perawat mengatakan hanya menyampaikan intinya saja dalam
melaksanakan kegiatan seperti fase orientasi, kerja dan terminasi,
namun bagian-bagian dari fase tersebut belum bisa disebutkan
dengan benar atau ada yang terlewatkan sehingga dalam
penyampaiannya ada yang tidak urut dan kelewat. Perawat juga
mengatakan kegiatan juga disesuaikan dengan kondisional,
dimana jika pasien responya bagus, maka dilakukan fase orientasi,
namun jika respon tidak baik, maka langsung ke fase kerja dan
terminasi
a. Berdasarkan wawancara didapatkan data bahwa motivasi perawat
untuk memperbaiki masih kurang
f. Hasil wawancara didapatkan hasil bahwa rata-rata perawat
mengatakan pernah tidak sesuai dengan SPO dikarenakan jarang
atau tidak sempat membaca SPO, kemudian dari segi SPO yang
banyak dan tebal. Selain itu hal yang membuat tidak sempat
membaca karena banyak program diruangan yang tidak bisa
ditinggalkan
g. Hasil wawancara dengan katim didapatkan data bahwa
pelaksanaan penkes kelompok sudah dilakukan namun masih
jarang /belum maksimal dan pendokumentasiannya belum
dilakukan serta jadwal untuk penkes kelompok belum ada.
Hasil Observasi :
b. Berdasarkan observasi selama pengkajian didapatkan data bahwa
perawat belum atau hampir tidak pernah membaca SPO sebelum
tindakan ataupun saat santai ataupun membuat catatan kecil.
c. Berdasarkan observasi saat wawancara didapatkan hasil bahwa
saat perawat diminta menyebutkan langkah-langkah SPO saat
tindakan, perawat menyebutkan hanya fase interaksi, kerja,
terminasi dan bagian dari fase tersebut masih ada yang belum
disampaikan, hal itu saat ditanya dikarenakan lupa, sudah jarang
membaca SPO, ada juga berdasarkan observasi saat tindakan
langsung ke fase kerjanya, karena pasien yng ikut sedikit dan
kondisinya juga stabil. Jadi secara keseluruahan pemahaman
perawat masih kurang tentang SPO
d. Berdasarkan observasi didapatkan data bahwa jarang dilakukan
evaluasi oleh katim atau karu tentang pelaksanaan kegiatan
berdasarkan SPO.
e. Hasil observasi yaitu belum pernah dilakukan supervisi kegiatan
TAK, penkes dan interaksi sesuai SPO serta belum adanya jadwal
tertulis kegiatan supervise dan instrumen penilaian penkes.
f. Hasil observasi yaitu belum dilakukannya penkes kelompok serta
belum adanya jadwal kegiatan penkes kelompok.
C. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode penapisan atau
penilaian untuk menentukan masalah utama yang akan diselesaikan. Hasil proses penilaian
tersebut dikonsultasikan dengan kepala ruang wisma Setyawati RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Prioritas Masalah Jumlah


No Masalah Importancy T R IxTxR Prioritas
P S RI PC DU Pc
1. Belum maksimalnya 4 4 3 2 4 2 3 4 228 1
penerapan SPO oleh
perawat saat tindakan
berhubungan dengan
ketidaksesuaian
penyampaian dan
pelaksanaan kegiatan
dengan SPO.

Keterangan:
1. Importancy (I) atau pentingnya masalah
Prevalency (P) : Masalah lebih banyak serius
Severity (S) : Akibat yang ditimbulkan apabila tidak ditangani
Rate of increase(RI) : Angka kenaikan
Public concern (PC) : Perhatian masyarakat
Degree of Unmeetneeds (DU) : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic Climate (Pc) : Political climate
2. Technology (T) : Teknologi yang tersedia
3. Resource (R) : Sumber daya yang tersedia(manusia, dana, alat, dll)
A. Alternatif Cara Penyelesaian Masalah

Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian

1. Pemahaman perawat tentang SPO saat 1. Sosialisasi tentang konsep SPO kepada
tindakan masih kurang perawat
2. Melakukan simulasi/ role play kegiatan
TAK, interaksi dan penkes bersama
perawat
3. Diskusikan dengan perawat untuk
memperbaiki tindakan yang masih tidak
sesuai dengan SPO
2. Motivasi perawat masih kurang untuk 1. Sharing tentang SPO pelaksanaan TAK,
menerapkan tindakan TAK, interaksi dan Interaksi dan penkes
penkes sesuai SPO 2. Memotivasi perawat agar menerapkan
tindakan sesuai SPO
3. Jarang dilaksanakannya evaluasi 1. Diskusi dengan katim untuk dilakukan
pelaksanaan tindakan sesuai SPO penilaian/pemeriksaan pelaksanaan
dikarenakan belum adanya jadwal dan tindakan sesuai SPO
instrumen penilaian pendidikan 2. Diskusi dengan karu atau katim untuk
kesehatan pembuatan jadwal kegiatan supervisi
3. Pembuatan instrumen penilaian
kesesuaian tindakan dengan SPO

4. Peninjauan tentang SPO yang baru belum 1. Diskusi dengan karu tentang pembuatan
dilakukan dan SPO tentang penkes SPO penkes kelompok
kelompok belum ada 2. Diskusi dengan karu tentang pengadaan
revisi SPO yang baru
DIAGRAMFISHBONE

MAN

Motivasi perawat masih kurang untuk


Pemahaman perawat tentang SPO saat menerapkan tindakan TAK, interaksi dan
tindakan masih kurang penkes sesuai SPO

Belum maksimalnya
kualitas pelaksanaan
asuhan keperawatan
berhubungan dengan
ketidaksesuaian
tindakan dengan SPO

Jarang dilaksanakannya evaluasi


pelaksanaan tindakan sesuai SPO Peninjauan tentang SPO yang baru belum
dikarenakan belum adanya jadwal dan dilakukan dan SPO tentang penkes
instrumen penilaian pendidikan kesehatan kelompok belum ada

METHODE
MATERIAL
PLAN OF ACTION (POA)

No Rencana Tindakan Metode Sasaran Alat dan bahan Waktu Tempat PJ

1 Sosialisasi tentang konsep Diskusi dan perawat Wisma Alat tulis, media Sabtu, 5/8/2017 Wisma Kadek
SPO terhadap perawat ceramah Amarta Putra sosialisasi, power Minggu, 6/8/2017 Amarta Noviani
point Putra
Senin, 7/8/2017

2 Role play kegiatan TAK, Demonstrasi Perawat Wisma Buku dokumentasi Senin, 7/8/2017 Wisma Kadek
interaksi sesuai SPO Amarta Putra (TAK, interaksi), Amarta Noviani
Selasa, 8/8/2017
bersama perawat Tools (TAK, Putra
interaksi dan
penkes), SPO
(TAK, interaksi)

3 Diskusikan dengan perawat Ceramah Perawat Wisma Alat Tulis Sabtu, 5/8/2017 Wisma Kadek
untuk memperbaiki dan diskusi Amarta Minggu, 6/8/2017 Amarta Noviani
tindakan yang masih tidak Putra
Senin, 7/8/2017
sesuai dengan SPO
4 Sharing tentang SPO Ceramah Perawat Wisma Alat tulis, media Sabtu, 5/8/2017 Wisma Kadek
pelaksanaan TAK, Interaksi dan diskusi Amarta sosialisasi, power Minggu, 6/8/2017 Amarta Noviani
dan penkes point Putra
Senin, 7/8/2017

5 Memotivasi perawat agar Ceramah Perawat Wisma Alat tulis Sabtu, 5/8/2017 Wisma Kadek
menerapkan tindakan sesuai dan diskusi Amarta Minggu, 6/8/2017 Amarta Noviani
SPO Senin, 7/8/2017 Putra

6 Diskusi dengan katim / karu Berdiskusi Katim / karu Alat tulis Sabtu, 5/8/2017 Wisma Kadek
untuk dilakukan evaluasi wisma amarta Amarta Noviani
pelaksanaan tindakan sesuai Putra
SPO

7 Diskusi dengan karu atau Berdiskusi Katim / Karu Alat Tulis Selasa, 8/8/2017 Wisma Kadek
katim untuk pembuatan Amarta Noviani
jadwal kegiatan supervisi Putra

8 Diskusi dengan karu Diskusi Karu/katim Alat tulis Kamis , Wisma Kadek
Pembuatan instrumen 10/8/2017 Amarta Noviani
penilaian kesesuaian Putra
tindakan dengan SPO

9 Diskusi dengan karu tentang Berdiskusi Karu Alat Tulis Rabu, 9 Agustus Wisma Kadek
pembuatan SPO penkes 2017 Amarta Noviani
kelompok Putra

10 Diskusi dengan karu tentang Berdiskusi Karu Alat Tulis Rabu, 9 Agustus Wisma Kadek
pengadaan revisi SPO yang 2017 Amarta Noviani
baru Putra
LAPORAN PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI

No Tindakan Hari/ Tanggal Waktu Tempat Ket Peserta Pelaksana


1 Sosialisasi tentang konsep SPO Sabtu, 5/8/2017 09.00-selesai Wisma Terlaksana 6 perawat Kadek
terhadap perawat Minggu, 6/8/2017 19.00-selesai Amarta Putra Noviani
Senin, 7/8/2017 15.00-selesai
2 Role play dan simulasi kegiatan Senin, 7/8/2017 15.00-selesai Wisma Terlaksana 4 perawat Kadek
TAK, interaksi dan penkes sesuai Selasa, 8/8/2017 10.00-selesai Amarta Putra Noviani
SPO bersama perawat Rabu, 9/8/2017 15.20-selesai
3 Diskusikan dengan perawat untuk Sabtu, 5/8/2017 09.00-selesai Wisma Terlaksana 6 perawat Kadek
memperbaiki tindakan yang masih Minggu, 6/8/2017 19.00-selesai Amarta Putra Noviani
tidak sesuai dengan SPO Senin, 7/8/2017 15.00-selesai
4 Sharing tentang SPO pelaksanaan Sabtu, 5/8/2017 09.00-selesai Wisma Terlaksana 6 perawat Kadek
TAK, Interaksi dan penkes Minggu, 6/8/2017 19.00-selesai Amarta Putra Noviani
Senin, 7/8/2017 15.00-selesai
5 Memotivasi perawat agar Sabtu, 5/8/2017 09.00-selesai Wisma Terlaksana 6 perawat Kadek
menerapkan tindakan sesuai SPO Minggu, 6/8/2017 19.00-selesai Amarta Putra Noviani
Senin, 7/8/2017 15.00-selesai
6 Diskusi dengan katim / karu untuk Sabtu, 5/8/2017 09.45-selesai Wisma Terlaksana 2 perawat Kadek
dilakukan penilaian / pemeriksaan Amarta Putra Noviani
pelaksanaan tindakan sesuai SPO
7 Diskusi dengan karu atau katim Selasa, 8/8/2017 13.00-selesai Wisma Belum Kadek
untuk pembuatan jadwal kegiatan Amarta Putra terlaksana Noviani
evaluasi
8 Diskusi dengan karu Pembuatan Kamis , 14.15- selesai Wisma Terlaksana 1 perawat Kadek
instrumen penilaian penkes klp 10/8/2017 Amarta Putra Noviani
sesuai dengan SPO
9 Diskusi dengan karu tentang Rabu, 9 Agustus 10.00-selesai Wisma Belum
pembuatan SPO penkes kelompok 2017 Amarta Putra terlaksana
10 Diskusi dengan karu tentang Rabu, 9 Agustus 10.00-selesai Wisma Belum
pengadaan revisi SPO yang baru 2017 Amarta Putra terlaksana
EVALUASI TINDAKAN

No Tindakan Hari/Tanggal Tempat Peserta Hasil / Evaluasi Ket RTL


1 Sosialisasi tentang Sabtu, 5/8/2017 Wisma 5 perawat 5 perawat diberikan Teratasi Koordinasi dengan
konsep SPO terhadap Minggu, 6/8/2017 Amarta Perawat sosialisasi tentang SPO. Dari sebagian karu untuk sewaktu-
perawat Senin, 7/8/2017 Putra pelaksana, 5 perawat yang diberikan waktu bisa
katim sosialisasi, rata-rata memberikan
semuanya sudah mampu sosialisasi tentang
memahami apa yang SOP kepada perawat
disampaikan oleh mahasiswa sehingga bisa terus
tentang konsep SPO serta diaplikasikan perawat
langkah - langkah melakukan dalam memberikan
TAK, interaksi dan penkes asuhan keperawatan
sesuai SPO karena sehingga bisa
sebelumnya setelah meningkatkan mutu
dikeluarkannya SPO yang pelayanan
baru, perawat wajib untuk keperawatan
membaca SPO tersebut.
2 Diskusikan dengan Sabtu, 5/8/2017 Wisma 6 perawat Enam perawat mengikuti Teratasi Rutin dilakukan
perawat untuk Minggu, 6/8/2017 Amarta Katim, kegiatan diskusi yang sebagian motivasi dari katim ke
memperbaiki tindakan Senin, 7/8/2017 Putra perawat dilakukan. Dari 6 perawat PA, kemuadia dari
yang masih tidak sesuai pelaksana yang mengikuti diskusi karu ke katim terkait
dengan SPO tersebut, hasilnya yaitu penerapan SPO.
sebagian perawat
mengatakan akan mulai
menerapkan SPO dalam
melakukan kegiatan tersebut
dan satu perawat mengatakan
masih kurang yakin bisa
melakukannya sesuai SPO.
3 Role play kegiatan Senin, 7/8/2017 Wisma 3 perawat Sudah dilakukan roleplay Teratasi Koordinasi dengan
TAK, interaksi dan Selasa, 8/8/2017 Amarta (Perawat kegiatan TAK dan interaksi sebagian karu atau katim agar
penkes sesuai SPO Putra pelaksana) sesuai SOP yang dilakukan role play bisa
bersama perawat dan pasien bersama 3 perawat. Dari 3 dimasukkan dalam
perawat yang mengikuti jadwal kegiatan
kegiatan dan memperhatikan, diruangan agar
rata-rata mereka sudah perawat yang masih
mampu menyebutkan kurang dalam
langkah-langkahnya dan penerapannya mampu
mampu tersampaikan untuk berubah dan
semuanya dan bisa berusaha memperbaiki
melakukannya sesuai SPO, sehingga
karena setelah mahasiswa meningkatkan mutu
melakukan roleplay ke pelayanan
pasien, perawat akan keperawatan
dievaluasi untuk
menyebutkan kembali
langkahnya dan
melakukannya.
4 Sharing tentang SPO Sabtu, 5/8/2017 Wisma 6 perawat Setelah dilakukan sharing Teratasi Koordinasi dengan
pelaksanaan TAK, Minggu, 6/8/2017 Amarta tentang SPO TAK, interaksi sebagian karu untuk dilakukan
Interaksi dan penkes Senin, 7/8/2017 Putra dan penkes didapatkan hasil sharing SPO tentang
yaitu 95% perawat sudah TAK, interaksi dan
mampu mengerti dan hampir penkes jika ada
mampu menyebutkan semua perubahan.
langkah-langkah TAK, Koordinasi dengan
interaksi dan penkes dengan perawat yang pernah
urut sesuai SPO mendapat pelatihan
TAK, agar dapat
sharing tentang
prosedur TAK yang
benar
5 Memotivasi perawat Sabtu, 5/8/2017 Wisma 6 perawat Setelah dilakukan sharing Teratasi Koordinasi dengan
agar menerapkan Minggu, 6/8/2017 Amarta dan memotivasi perawat, sebagian katim dan karu agar
tindakan sesuai SPO Senin, 7/8/2017 Putra hasilnya yaitu 2 perawat bisa memotivasi
sudah mulai menerapkan perawat lainnya untuk
SPO saat melakukan mampu melakukan
tindakan yang dilakukan tindakan asuhan
yaitu TAK dan interaksi keperawatan sesuai
dengan prosedur SPO
6 Diskusi dengan katim / Sabtu, 5/8/2017 Wisma 2 perawat Dari dua katim yang diajak Teratasi Koordinasi dengan
karu untuk dilakukan Amarta Perawat diskusi hasilnya yaitu katim sebagian karu dan katim agar
evaluasi pelaksanaan Putra pelaksana mengatakan sudah pernah kegiatan penilaian
tindakan sesuai SPO melaksanakan penilaian terhadap tindakan atau
pelaksanaan kegiatan seperti kegiatan tersebut rutin
TAK dan interaksi sesuai dilakukan
SOP. Hal ini dilakukan untuk
menilai sejauh mana perawat
menerapkan SOP pada saat
melakukan tindakan atau
kegiatan. Pelaksanaannya
dilakukan setiap sebulan
sekali dan biasanya
dilakukan pada perawat yang
dinas pagi dimana jam
kerjanya sama dengan katim.
Meskipun belum rutin
dilakukan terkait jadwal,
namun rencananya bulan ini
kegiatan penilaian tersebut
akan dilakukan.
7 Diskusi dengan karu Dijadikan Koordinasi bersama
atau katim untuk RTL karu untuk
pembuatan jadwal menindaklanjuti
kegiatan evaluasi terkait jadwal
pelaksanaan evaluasi
8 Diskusi Pembuatan Kamis, 10/8/2017 Wisma Karu Hasil dari diskusi tersebut Teratasi Koordinasi dengan
instrumen penilaian Amarta yaitu dibuatnya instrumen sebagian karu agar instrumen
penkes kesesuaian Putra penilaian evaluasi kegiatan yang sudah dibuat bisa
tindakan dengan SPO SOP ditindaklanjuti
9 Diskusi dengan karu Dijadikan Koordinasi dengan
tentang pembuatan RTL karu agar
SPO penkes kelompok menindaklanjuti
10 Diskusi dengan karu Dijadikan terkait pembuatan
tentang pengadaan RTL SPO penkes kelompok
revisi SPO yang baru dan revisi SPO yang
baru
LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN PADA FUNGSI CONTROLLING
PELAKSANAAN DAN KETERSEDIAAN SOP TAK, INTERAKSI DAN PENKES
DI WISMA AMARTA PUTRA
RSJ PROF DR. SOERODJO MAGELANG

DISUSUN OLEH :

KADEK NOVIANI

070116B034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017

Anda mungkin juga menyukai