(eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen
(Badan POM, 2011)
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan perfusi O2 ke
jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga memerlukan
tambahan umumnya melalui transfusi. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal
sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006).
Seperti yang kita ketahui anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010).
Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang (Developing
countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
2008).
Aniemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai dibawah rentang
nilai yang berlaku untuk orang sehat (Behrman E Richard, IKA Nelson ; 1680). Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kualitas Hb, dan volume packed red blood
cell (hematokrit) per 100 ml darah (Syilvia A. Price. 2006).
B. Etiologi
Penyebab anemia pada dewasa terbagi menjadi dua, yakni :
1. Kehilangan sel darah merah
a. Perdarahan
2. Kekurangan zat gizi seperti Fe, asam folat, dan vitamin B12
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan
manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemia, usia, mekanisme
kompensasi, tingakat aktivitasnya, keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya anemia.
Secara umum gejala anemia adalah : a. Hb menurun (< 10 g/dL), thrombosis / trombositopenia,
pansitopenia b. Penurunan BB, kelemahan c. Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat,
ekstremitas dingin, palpitasi, kulit pucat. d. Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses
menghisap yang buruk (bayi). e. Sakit kepala, pusing, kunang – kunang, peka rangsang.
KLASIFIKASI ANEMIA
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek
produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
§ agen neoplastik/sitoplastik
§ terapi radiasi
§ antibiotic tertentu
§ benzene
Hambatan humoral/seluler
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
§ Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran
kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Gejala-gejala:
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik
(sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid,
abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
Penyebab:
§ Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesis
Gejala-gejalanya:
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
§ Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan
segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi
sel darah merah:
§ Proses autoimun
§ Reaksi transfusi
§ Malaria
Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
C. ETIOLOGI:
2. Perdarahan
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C
dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan
unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena
kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat
besi.
Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin
untuk pertumbuhannya.
Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti
infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia
karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid,
beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi
proses pembentukan sel darah merah.
Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang
menyebabkan kekurangan darah yang parah.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIANGOSA KEPERAWATAN
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
DAN KOLABORASI
§ Kolaborasi pemberian
analgetik
§ Monitor adanya
tromboplebitis
§ Diskusikan menganai
penyebab perubahan sensasi
- Dilaporkan adanya
perubahan sensasi rasa Nutrition Monitoring
· Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
· Dorong istirahat
§ Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Pengkajian
(1) Anamnesa : identitas klien, riwayat penyakit sekarang, pengumpulan
data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologinya penyakit.
(2) Riwayat penyakit dahulu : pada pengkajian ini ditemukan
kemungkinan penyebab anemia aplastik, serta penyakit yang pernah
diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan
menghambat proses penyembuhan.
(3) Riwayat penyakit keluarga : Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit anemia merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya anemia, sering terjadi pada bebarapa keturunan, dan anemia
aplastik yang cenderung diturunkan secara genetic.
(4) Pemeriksaan fisik : Aktivitas / istirahat, Keletihan, kelemahan otot,
malaise umum, kebutuhan untuk tidur dan istirahat banyak, takikardi,
takipnea, dispnea pada saat beraktivitas atau istirahat, letargi, menarik
diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya, ataksia, tubuh tidak
tegak, bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda-tanda
lain yang menunjukkan keletihan
(5) Sirkulasi : (a) Riwayat kehilangan darah kronis, missal : perdarahan
GI. (b) Palpitasi (takikardi kompensasi) (c) Hipotensi postural (d)
Distrimia : abnormalitas EKG misal, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T. (d) Bunyi jantung murmur sistolik . (e)
Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjongtiva,
mulu, faring, bibir) dan dasar kaku. (f) Sklera biru atau putih seperti
mutiara. (g) Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
perifer dan vasokonstriksi kompensasi). (h) Kuku mudah patah,
berbentuk seperti sendok . (i) Rambut kering, mudah putus, menipis
(5) Integritas Ego : (a) Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya tranfusi darah. (b) Depresi