Anda di halaman 1dari 3

Pengertian puasa

Puasa berasal dari Bahasa arab yaitu as-shiyaam atau as-shaum yang berarti menahan diri dari suatu
perbuatan. Dalam surah Maryam . : 26 yang artinya sesungguhnya aku telah bernazar (bejanji) karena
Allah untuk puasa. Maka pada hari ini sekali-kali aku tidak akan bebicara dengan seorang manusiapun.
Dari surah ini dapat disumpulkan bahwa puasa menahan dari dari berbicara.

Beberapa arti puasa menurut istilah syar’iyah :

Syeikh Muhammad ali as-shabuny .

Menahan diri dari makan, minum dan jima’ disertai dengan niat sejak dari terbit fajar hingga
terbenamnya matahari. Dan kesempurnaannya iala dengan menjauhi hal-hal kotor dan tidak melakukan
perkara yang diharamkan. (Rowai’ul Bayaan, hal ... )1

Al-ustadz muh. Ali as-sayis

Menahan diri dari kedaulatan dua syahwat perut dan farj. Dengan niat oleh ahli (orang yang wajib –
pen.) puasa, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. (tafsir ayatul ahkam).1

Syiekh muhammad bin qosim al-ghazy

Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, dengan niat yang ditentukan sepanjang hari puasa (yaitu
hari-hari yang boleh dipuasai) yang dilakukan oleh orang islam yang berakal dan suci dari haid dan nifas
– bagi wanita. (Tausiehu ‚ala ibn Qosim : 110)1

Al-iman taqiyuddin al-husaini.

Menahan diri dalam hal tertentu dari orang tertentu, di dalam waktu yang tertentu pula dengan
beberapa syarat. (kifayatul akhyar, hal : 204).1

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan puasa menurut istilah syar’iyah
ialah : menahan diri dari (tidak melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa seperti makan,
minum dan bersetubuhdengan wanita (istri), semenjak waktu terbit fajar sampai waktu terbenam
matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena mengharap ridlo-Nya dan menyiapkan diri
guna meningkatkan taqwa kepada-Nya.

Pusa menurut syara’ adalah menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang membatallkan puasa (makan,
minum bersetubuh dan lain-lain) selama sehari, dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari
dengan niat memnuhi perintah dan taqarub kepada Allah AWT (Qardhawi, Yusuf. juni 2009 : 18).

Sejarah puasa ramadahn

Puasa ramdahn merupakan puasa wajib yang diperintahkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmannya
dalam surah Al-Baqarah ayat 183 :

Artinya hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (qs. Al-Baqarah 2 : 183
Bulan Ramadhan sendiri merupakan bulan suci yang didalamnya banyak sekali kemuliaan-kemuliaan.
bulan dimana al-qur’an pertama kali diturunkan, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya
“9beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” QS. Al-Baqarah 2: 185; bula dimana kitab-kitab suci
lainnya diturunkan kepada para rasul Allah. Seperti yang tertuang dalam hadis “suhuf ibrahim
diturunkan pada malam pertama bulan ramadahan, taurat diturunkan pada 6 ramadhan dan injil
diturunkan pada 13 ramadhan. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan pada 17 ramadhan” (HR. Ahmad);
merupakan bulan terjadinya perang badr sebagai pilihan Allah. Yang merupakan perang pertama kaum
muslimin, serta merupakan penentu perjuangan dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW beserta para
sahabat. Perang badr oleh Allah SWT disebut “yaumul furqon” atau hari pembeda antara yang haq dan
bathil sebagaimana difirmankan dalam surah Al-Anfal 8:41; bula terjadinya peristiwa “fathul Makkah”
yakni terbukanya kota mekkah, dimana kurang lebih 10000 kaum muslimin datang dari berbaagai
penjuru ke kota mekkah yang terjadi pada pertengahan Ramadhan. Peristiwaini merupakan
kemenangan terbesar yang tidak ada tandingannya dalam sejarah manapun, dimana para musuh,
pemimpin mengakui agama islam; bulan dimana terdapat lailatul qadar Yakni malam yang lebih baik dari
pada 1000 bulan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Qadr 97 : 1-5; bulan ditetapkannya perintah
puasa dan pemindahan kiblat sebagaiman firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah 2: 183. Setelah
perintah tersebut turun, barulah kemudian kiblat umat islam yang sebelumnya di Baitul Maqdis yang
merupakan kiblat orang Yahudi dipindahkan ke masjidil Haram, sehingga ada pembeda antara pusa
serta kiblat antara kaum muslimin dan orang yahudi. Sehingga mereka tidak merasa lebih benar karena
diikuti; Selain itu, menurut catatan sejarah di dalam bulan Ramadhan banyak pertolongan dari Allah
untuk para Nabi dahulu hingga Nabi Muhammad SAW. Demikian bebrapa peristiwa penting yang terjadi
didalam bulan Ramadhan, menggambarkan betapa besar serta agun-nya bulan Ramadhan. Setiap
amalan ibadah yang dikerjakan dilipatgandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Untuk itu, patut
kita sungguh-sungguh menyambut Ramadhan dengan persiapan dan melaksanakan amalan-amalan di
dalamnya secara maksimal.

Namun, sebagian dari kita ada yang bertanya dari mana asal usul puasa itu? Sejak kapan puasa itu ada?
kapan penetapan puasa Ramadhan itu? Untuk siapa saja kah puasa itu? Apakah puasa itu hanya ada
saat zaman Nabi Muhammad atau juga ada pada zaman nabi-nabi sebelumnya? Apakah puasa juga
merupakan puasa jugamrupakan ajaran nabi dan rasul selain Muhammad SAW. Jika iya, seperti apa
bentuk serta cara pelaksanaannya?. Pertanyaan itu akan terjawab melalui tulisan ini.

Puasa seperti yang kita ketahui, tak hanya merupakan puasa seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW yang kita yakini sekarang. Puasa telah ada sejak zaman dahulu. Bahkan puasa telah ada saat zaman
nabi Adam as. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 35 yang artinya “ Allah melarang
dan kami berfirman, “ wahai Adam tinggallah engkau dan istrimu di dalam surge, dan makanlah dengan
nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti
kamu termasuk orang-orang yang zhalim” (QS. Al-Baqarah 2: 35). Dari ayat tersebut merupakan
larangan Allah SWT kepada adam dan istrinya mendekati pohon termasuk memakan buahnya. Saat
itulah pertama kali perintah puasa ada. Dalam hal ini menahan diri dari makan buah yang dilarang.

Puasa juga telah dikenal oleh bangsa mesir kuno saat mereka masih beragama watsani, bangsa Yunani
dan romawi di eropa, suku-bangsa Natchez di Amerika Utara, dan Orang hindu di India. Hanya saja
praktek, motiv, maksud serta tujuan berbeda satu sama lain. Termasuk cara pelaksanaannya.
Pernah diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa, Nabi Daud berpuasa selama tujuh hari ketika putranya
sakit.

„ maka dipohonkan daud kepada Allah akan kanak-kanak itu dan berpuasalah daud dengan yakin serta
masuk di dalam, lalu meniarap di tanah semalam-malaman itu“ (kitab samuel II, 12: 16. Melalui Romli,
Chodri 1985 :30 ).

Anda mungkin juga menyukai