Anda di halaman 1dari 5

Studi Banding. Sebuah istilah yang sudah sangat sering dan umum didengar.

Sebuah sarana suatu organisasi, badan atau institusi untuk belajar dengan
membandingkan semua aspek dalam administrasi, program, sampai staff. Sebuah
sarana atau media perbaikan, studi banding memang ditujukan menjadi saran me-
refresh jalannya suatu badan atau organisasi dengan belajar dari badan atau
organisasi lain. Istilah dalam bahasa Inggris yang dapat dipadankan adalah
comparative study. Memang sekilah comparative dengan base form atau kata dasar
compare berarti membandingkan, namun tidak serupa. Compare dalam makna
memang membanding, namun lebih tepat mengacu pada pembandingan sesuatu
yang serupa atau sama. Bukan membanding suatu yang berbeda. Dalam bahasa
Inggris, membanding perbedaan diwakili dengan kata contrast. Dan pada umumnya,
studi banding dilakukan antara dua organisasi atau badan yang seolah-olah salah
satu adalah inferior. Dengan kata lain, istilah ini menjadikan kata studi banding
membandingkan perbedaan (bahkan perbedaan-perbedaan) Sehingga tidak
mungkin ada dua institusi superior yang dibandingkan. Toh dua institusi yang ada
mungkin akan merasa 'tersinggung' jika satu institusi 'lebih hebat'. Ada aroma
kompetisi. Dan ini far-flung atau tidak sesuai dengan konsep awal studi banding.
Lalu apa solusi pengganti istilah studi banding? Ada beberapa istilah yang mungkin
bisa mengganti atau setidaknya terkesan netral. Beberapa istilah berikut mungkin
agak aneh, namun substansi untuk me-refresh jalannya administrasi atau organisasi
dalam istilah studi banding tetap ada. Kunjungan Persahabatan Istilah yang mungkin
(atau rada) remeh. Studi Persahabatan akan tentunya melesapkan kesan inferioritas
salah satu institusi atau badan yang terlibat dalam studi banding. Karena umumnya,
studi banding dilakukan oleh organisasi atau badan yang se-profesi atau se-bidang.
Misalnya antar Program Studi Bahasa Inggris, UMY dengan UPI. Atau antar
Organisasi Mahasiswa Teknik Arsitektur. Istilah Persahabatan saya ambil dari
karena antar sahabat tentunya akan lebih merasa leluasa bercerita dan berbagi.
Walau secara teknis acaranya nanti bersifat formal, nanti dalam prakteknya suasana
'Persahabatan' akan lebih kentara. Karena sahabat tentunya senang melihat
sahabat yang lain juga turut maju dan berkembang. Studi Pertautan Pertautan
secara sederhana berarti merangkai atau mentautkan. Dalam konteks ini, berarti
mengaitkan atau menyatukan persepsi dalam bidangnya sehingga tercipta kesatuan.
Jika ada kegiatan atau program yang baik dan dapat diterapkan dari suatu
organisasi atau badan, maka yangg lain dapat menerapkannya. Dalam hal ini
terkesan ada pembanding. Namun dalam hal ini, pembanding untuk mencari
kesatuan tujuan. Karena demi mencari pertautan atau kaitan yang sama. Kesan
membandingkan atau mencari perbedaan dalam istilah studi banding akan terasa
kabur dalam istilah studi pertautan. Karena dua organisasi atau institusi akan
terpolakan untuk mencari alternatif dan saling menginspirasi. Semua demi mencapai
tautan atau ikatan yang satu tujuan. Terutama bagi organisasi profesi. Karena
Pelabelan Itu Penting Pelabelan atau pemberian istilah dalam bahasan ini menjadi
pivotal argument disini. Sebuah istilah akan melambangkan atau menggambarkan
konteks situasi atau shared-knowledge atas satu istilah. Sebagai contoh, ketika kita
mendengar istilah Mahkamah Agung (MA), maka tindak dan fikir kita jika ke tempat
atau gedung MA akan berusaha menyesuaikan istilah tersebut. Secara tidak sadar
kita akan tertarik untuk berperilaku baik dan sopan denga istilah Agung, atau tinggi
atau Maha. Begitupun dengan istilah Studi Banding. Karena kita terlalu terfokus
pada kata 'Banding' maka secara tidak sadar dan otomatis istilah ini jamaknya
dipahami membandingkan perbedaan. Kadang kita terlaluu terforsir energi kita untuk
mencari dan mengutak-atik perbedaan dari studi yan diadakan. Sehingga
melupakan tujuan awal, yaitu me-refresh jalannya suatu organisasi atau institusi.
Kadang dalam studi banding pun, pihak tuan rumah atau yag dikunjungi bingung.
Karena hendak mengeluarkan 'amunisi' apa yang kiranya hebat dan wah buat tamu-
tamu mereka nanti. Si tuan rumah akan mengobrak-abrik isi lemari mereka untuk
mencari 'amunisi' andalan untuk dipertontonkan saat studi berlangsung. Bagaimana
jika semua amunisi itu rekayasa. Bukanlah hal yang nyata dilakukan atau
diprogramkan? Atau memang diprogramkan, tapi sudah vacuum? Tamu yang akan
mengunjungi pun akan merasa deg-degan dan berbayang semua yang hebat yang
akan dilihat dari tuan rumah nanti. Pengharapan yang wajib dilakukan oleh tamu
'inferior' ini. Karena mereka hendak melihat suatu hal yang tidak ada ditempat
mereka. Mereka ingin menerapkan atau mengaplikasikannya di organisasi atau
institusinya. Bagaimana jika tuan rumah (sok) sibuk dan menyiapkan segalanya apa
adanya? Karena merasa sudah superior, dan para tamu toh bisa menerapkan
semua yang ada disini di brosur atau kata orang. Mengecewakan. Itu yang terjadi
dalam istilah Studi Banding. Cobalah istilah Studi Persahabatan atau Studi
Pertautan. Atau istilah lain yang tidak mensegregasi yang Anda tawarkan? Salam,
Solo, 24 November 2013 11:36 pm

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/girilu/istilah-studi-banding-yang-
aneh_552a690af17e61dd08d623dd
Pada tanggal 15-16 April 2017, HIMAGRO (Himpunan Mahasiswa
Agroteknologi) UMY bekerja sama dengan HIMAGRO (Himpunan Mahasiswa
Agroteknologi ) UMBY untuk mengadakan acara Agrotech Fair 2017 dengan tema
Discovering the Real Agriculture. Acara Agrotech Fair dengan skala regional ini
diselenggarakan di Plaza Ngasem, Patehan, Kraton, Yogyakarta.
Acara Agrotech Fair 2017 dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Sabtu dan
Minggu. Pembukaan Agrotech Fair dihadiri oleh peserta pengisi stand, Ir. Sukuriyati
Susilo Dewi, M.S selaku sekretaris Prodi Agroteknologi, Ir. Wafit Dinarto, M.si.
selaku Dekan Fakultas Agroindustri UMBY. Sambutan diberikan oleh Irfan Aris
selaku ketua panitia Agrotech Fair 2017, M. Mauludin Anwar selaku ketua umum
HIMAGRO UMY, Yogi Prayugo selaku ketua umum HIMAGRO UMBY, Bapak
Dekan Fakultas Agroindustri UMBY dan oleh Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S selaku
sekretaris Prodi Agroteknologi sekaligus meresmikan pembukaan acara Agrotech
Fair 2017 dengan pemukulan gong. Pembukaan acara Agrotech Fair juga
menampilkan hiburan dari Abinaya Nusantara yang merupakan salah satu peserta
event lomba. Acara utama dari Agrotech Fair yaitu acara agroexpo yang dilaksanakan
selama 2 hari. Agroexpo merupakan salah satu acara yang ditujukan sebagai ajang
pameran produk pertanian. Dalam Agroexpo terdapat 22 pengisi stand dari 29 pengisi
stand yang mendaftar, pengisi stand berasal dari Dinas Pertanian, komunitas
hidroponik, KWT Seruni dan lain-lain (terlampir).
Pada hari ke-2 yaitu hari minggu terdapat Agrotalk yang berupa diskusi bertema
Urban Farming. Diskusi dipandu oleh Ibu Dina Wahyu Trisnawati, S.P., M.Agr.,
Ph.D. (Dosen Fakultas Pertanian UMY) sebagai moderator. Dalam acara ini, Ibu Ir.
Suparjiyem (Perwakilan dari Dinas Pertanian), Bapak Sunarno (Penyuluh Pertanian)
dan Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P (Dosen Fakultas Pertanian UMY) memberikan
pemaparan materi mengenai “Urban Farming di Daerah Perkotaan”. Setelah
pemaparan materi dilanjutkan sesi diskusi, beberapa pertanyaan kritis dan antusias
berasal dari peserta mahasiswa pertanian dari berbagai universitas di Yogyakarta juga
cukup meramaikan pengkajian tema tersebut. Beberapa hal juga disinggung mengenai
orientasi urban farming, hambatan dari masyarakat dalam urban farming, cara dalam
menarik minat masyarakat dalam urban farming dan lainnya. Pada akhir acara diskusi
dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan dan sesi foto bersama. Setelah acara
agrotalk kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan dimana hiburan tersebut salah
satu event lomba dalam acara Agrotech Fair. Pada sore hari di hari ke-2 dilanjutkan
acara Demo Pertanian yang memperagakan cara pembuatan vertikultur dari
pemanfaatan bahan-bahan bekas seperti botol mineral bekas, limbah pabrik busa dan
dari paralon. Dalam demo pertanian, HIMAGRO UMY berkolaborasi dengan
HIMAGRO UMBY dalam pelatihannya. Peserta demo pertanian merupakan
pengunjung setempat dan mereka antusias untuk mengikuti latihan tersebut.
Pada malam puncak Agrotech Fair merupakan malam peringatan ulang tahun
HIMAGRO yang ke 29 tahun yang jatuh pada tanggal 28 April 2017. Dalam malam
puncak, dihadiri oleh sejumlah demisioner HIMAGRO yang turut serta mengikuti
peringatan hari ulang tahun HIMAGRO. Dalam malam puncak Agrotech Fair diisi
oleh berbagai jenis hiburan yang menghibur. Malam puncak ini juga merupakan
malam berakhirnya acara Agrotech Fair.
Evaluasi :
Terdapat banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara di hari H. Dalam
acara Agrotech fair terdapat serangkaian acara didalamnya. Dalam serangkaian acara
tersebut memiliki kendala tersendiri. Kendala terbesar yang dihadapi pada saat
pelaksanaan Agroexpo adalah kurangnya peminat atau pengunujung yang tertarik
dengan stand-stand pertanian yang ditampilkan sehingga pihak pengisi stand
mengeluhkan kurangnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk. Selain itu,
pihak pengisi stand tidak tepat waktu dalam membuka stand sehingga pada saat acara
sudah dimulai, banyak pengisi stand yang belum siap dengan produk yang akan
ditampilkan. Pembagian keuntungan setelah acara selesai sesuai perjanjian di awal
juga menjadi kendala bagi panitia karena berdasarkan perjanjian, jika pengisi stand
melakukan jual beli dengan pengunjung, maka 10% dari keuntungan bersih penjualan
menjadi hak panitia. Namun banyak pengisi stand yang sudah pulang terlebih dahulu
sebelum penyelesaian administrasi dengan panitia.
Dalam pelaksanaan acara demo pertanian, kendala yang dihadapi berupa kurang
maksimalnya dalam persiapan alat dan bahan sehingga demo pertanian terkesan
seadanya. Pengkondisian peserta demo kurang efektif sehingga informasi yang
disampaikan tidak merata dan tidak semua peserta dapat melihat dengan jelas demo
yang dilakukan. Kemudian kendala yang dihadapi pada saat agrotalk yaitu mengenai
minimnya peserta yang berminat menimba ilmu dari narasumber dan hanya sebagian
tamu undangan yang datang pada acara agrotalk. Selain itu, terdapat kendala lain
pada saat memasuki event lomba terdapat peserta yang membatalkan tampil pada saat
hari H karena berbagai alasan sehingga pihak acara harus mencari pengisi acara
pengganti untuk mengisi kekosongan waktu. Pada saat malam puncak waktu
penutupan acara yang melebihi batas maksimal karena adanya penampilan-
penampilan dari pengisi acara yang bersifat mendadak sehingga mengulur waktu.
Selain itu, pada malam puncak ini mayoritas stand sudah tutup sehingga pengunjung
hanya melihat sebagian stand yang tersisa saja.

Anda mungkin juga menyukai