20 Quotes Sastrawan Indonesia Yang Bakal Mengubah Hidupmu Seketika
20 Quotes Sastrawan Indonesia Yang Bakal Mengubah Hidupmu Seketika
Ada banyak hal yang punya andil untuk mempengaruhi hidup kita, seperti buku, musik,
hobi dan lain-lain. Begitu juga dengan quotes yang dicetuskan sastrawan Indonesia.
Hanya dengan selarik-dua larik kalimat, kehidupan kita dapat terpengaruh. Memang
magis.
Kita lantas dibuat sadar tentang banyak hal. Tentang kehidupan sosial, cinta yang tak
picisan, penantian yang sia-sia, dan hal-hal lain yang dekat dengan keseharian.
Padahal hanya dengan selarik kalimat. Tak percaya? Yuk simak quotes sastrawan
Indonesia yang bakal mengubah hidupmu.
rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya
3. “Aku kira, setiap penulis yang jujur, akhir-kelaknya akan kecewa dan
hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
5. “Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak
punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?”― Pramoedya Ananta Toer
mengalir seumpama sungai. Saatnya akan tiba, kau akan betul-betul lupa.” ― M.
Aan Mansyur
11. “Barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman
Ahmad Tohari
14. “Kalau yang memuji itu teman baik, itu biasa. Kalau yang mencela itu musuh,
juga biasa. Tapi kalau yang memuji itu musuh, dan yang mencela itu kawan, itu
menantang saya, agar saya menulis yang nilainya sama dengan apa yang terbaik
16. “Semakin banyak yang kuketahui tentang dirinya, semakin ia tak menarik lagi.
Hubungan kita bisa panjang, karena aku tak tahu seluruhnya tentang dirimu.”―
Linda Christanty
17. “Kalau hendak membuat api, dengan dua potong kayu, janganlah
angkara murka, hendaklah dengan sabar juga. Sabar, bukan tanda kalah,
melainkan tanda seimbang, tanda sama tengah yang sejati, pangkal mula
18. “Keris dan tombak itu budaya agraris, sedangkan pistol itu budaya industrial.
Dengan keris dan tombak orang mesti kenal dengan terbunuh, sedangkan
19. “Kita bisa memesan bir, namun tidak bisa memesan takdir.” ― Djenar Maesa
Ayu