Oleh
Nikita Mulyawati
NIM 13108241006
Oleh
Nikita Mulyawati
NIM 13108241006
ABSTRAK
ii
“THE EFFECT OF TEACHING SKILLS WITH LECTURE METHODS ON
ACADEMIC ACHIEVEMENT AND EMOTIONAL INTELLIGENCE ON 5th
GRADE STUDENTS OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL CLUSTER III,
KOTAGEDE SUBDISTRICT OF YOGYAKARTA”
By
Nikita Mulyawati
13108241006
ABSTRACT
This research aims to find out the effect of teaching skills with lecture
method on academic achievement and emotional intelligence on 5th grade students
of cluster III, Kotagede subdistrict of Yogyakarta.
This research used a quantitive approach to the type of research is expost
facto. Population in this research were all students in 5th grade of public
elementary school students on cluster III, Kotagede subdistrict of Yogyakarta
which amounts to 176 students. Scale used to collect the data about teaching skills
with lecture method and emotional intelligence. Documentation used to collect
the data about academic achievement. The validity test used Product Moment and
reliability test used Alpha Cronbach. Data analysis techniques used simple
regression analysis.
The result of simple regression analysis shows that: (1) there is significant
effect between teaching skills with lecture method on academic of students,
indicated by the value of significance 0,001 < 0,05. The R2 contribution of
6,1%, it means that teaching skills with lecture method have the effective
contribution of 6,1% on academic achievement, whereas 93,9% is influenced by
another variable outside the research. (2) there is significant effect between
teaching skills with lecture method on emotional intelligence of students,
indicated by the value of significance 0,000 < 0,05. The R2 contribution of
18,7%, it means that teaching skills with lecture method have the effective
contribution of 18,7% on emotional intelligence, whereas 81,3% is influenced by
another variable outside the research.
iii
iv
v
vi
MOTTO
(QS. Al-Insyirah:5)
“Jangan samakan perjuanganmu dengan orang lain, karena sudah jelas itu
(Penulis)
“Belajar bersabar adalah hal yang wajib dilakukan karena rencana Allah pasti
lebih indah.”
(Penulis)
vii
PERSEMBAHAN
1. Bapak, Ibu, kakak, dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
do’a dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Agama, Nusa dan Bangsa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengaruh Metode Ceramah
terhadap Prestasi Akademik dan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V SD Negeri
Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta” dapat diselesaikan tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Skripsi yang telah banyak memberikan saran/masukan, bimbingan dan
motivasi dengan sabar selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Bapak Dr. Sujarwo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Statistika yang
memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian Tugas Akhir
Skripsi dapat terlaksana sesuai tujuan.
3. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd., Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd,
M.Ed., dan Ibu Dr. Farida Agus Setiawati, M.Si. selaku Ketua Penguji,
Sekretaris Penguji, dan Penguji Utama yang sudah memberikan koreksi
perbaikan terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.
4. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah
Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas
selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas
Akhir Skripsi ini.
5. Dr. Haryanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang
memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Ahir Skripsi.
6. Kepala Sekolah SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta
yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian
untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
7. Guru Kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta
yang telah membantu dan memerikan pengarahan dalam penelitian.
ix
8. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan do’a dan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
9. Saudara Firman Dwi Prabowo yang selalu menemani, memberikan
semangat, motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi.
10. Teman-teman yang selalu membantu, memberi semangat dan motivasi
dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak
dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan
Tugas Akhir Skripsi ini.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT
dengan balasan yang setimpal. Demikianlah skripsi ini saya buat semoga
bermanfaat bagi para pembaca.
Nikita Mulyawati
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 10
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan usaha yang keras dari pemerintah
2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sadar dan terencana
potensi dirinya agar memiliki kecerdasan, akhlak mulia, pengendalian emosi, dan
Salah satu jenjang pendidikan yang harus ditempuh warga Indonesia adalah
Perkembangan siswa di sekolah dapat dilihat dari prestasi akademik dan non
merupakan penguasaan materi studi oleh peserta didik yang meliputi aspek
1
berarti hasil belajar yang diperoleh semakin tinggi pula. Sedangkan prestasi non
yang ada dalam dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan olahraga,
kurang bermakna bagi dirinya. Kondisi ini menjadi masalah bagi peserta didik
akademik dan non akademik peserta didik dilakukan secara seimbang, karena
setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada peserta didik
yang unggul dalam bidang akademik, namun kurang dalam bidang non
akademik, dan sebaliknya ada peserta didik yang sangat berbakat dalam bidang
non akademik, namun akademiknya kurang. Tidak semua orang yang memiliki
IQ tinggi selalu sukses dan orang yang memiliki IQ rata-rata selalu gagal. Dalam
dan orang yang memiliki IQ rata-rata sangat sukses. Hal tersebut Menurut
kecerdasan emosional.
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menjaga suasana hati agar tidak
2
frustasi. Kecerdasan emosional seseorang tampak pada kemampuan seseorang
dalam mengendalikan tingkah lakunya. Setiap orang memiliki tingkah laku yang
berbeda. Hal ini karena kecerdasan emosional setiap orang juga berbeda-beda.
Kecerdasan emosional yang baik pasti akan menghasilkan individu yang baik
pula. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mengembangkan prestasi
dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya atau kurang bisa bergaul serta kurang
emosi dan kekuatan fisik dalam menghadapi suatu masalah. Misal, saat kegiatan
Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional peserta didik belum bisa
dikembangkan secara maksimal. Maka dari itu, peran guru di sekolah untuk
adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, dan guru sebagai
pembimbing (Mudri, 2010). Guru sebagai pendidik yaitu guru menjadi panutan
bagi peserta didik yang harus memiliki nilai dan norma yang baik, guru sebagai
3
pengajar yaitu guru membantu peserta didik untuk memahami sesuatu yang belum
diketahui, dan guru sebagai pembimbing yaitu membimbing peserta didik secara
Setiap hari, guru berinteraksi dengan peserta didik, oleh sebab itu guru
beda. Guru harus memiliki kewajiban untuk memahami semua hal yang
motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah. Setiap guru diharapkan
mengajar yang baik, maka guru akan mampu menguasai model, metode, dan
Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah metode
4
menuntut keaktifan guru dalam proses pembelajaran, atau lebih tepatnya teacher
menggunakan metode ceramah, guru bisa fokus pada materi yang ingin
disampaikan, penggunaan waktu bisa lebih efektif karena guru bisa mengatur
waktu sebaik mungkin, dapat digunakan dalam kelompok besar dengan jumlah
pendengar banyak, dan guru juga bisa mengontrol keadaan kelas. Apabila guru
menggunakan metode ceramah dengan tepat, maka siswa akan dapat memahami
dan menerima informasi yang disampaikan guru dengan baik, selain itu metode
ini cocok untuk anak SD karena dengan ceramah, guru dapat menanamkan konsep
menggunakan metode ceramah dan langsung praktek, maka siswa cenderung tidak
dapat memahami materi yang ingin disampaikan guru. Misalnya saat pelajaran
diajarkan oleh guru. Apabila guru langsung meminta siswa mengerjakan tanpa
menjelaskan melalui ceramah terlebih dahulu, peserta didik akan bingung. Dalam
Belajar, diperoleh kesimpulan bahwa pada taraf signifikan 95% atau alfa= 0,05
maka diperoleh Utab= 0, untuk n = 4 berarti dapat disimpulkan bahwa pada taraf
digunakan untuk anak berkesulitan belajar. Dari penelitian ini, dapat diketahui
5
bahwa metode ceramah juga efektif digunakan untuk anak berkebutuhan khusus
efektif karena peserta didik terkesan kurang aktif dan hanya mendengarkan materi
yang dijelaskan guru. Peserta didik menerima materi dari guru tanpa menggali
pengetahuan sendiri dan mencoba menemukan hal yang baru. Menurut Suyono
dan Hariyanto (2015), metode ceramah tidak cocok untuk pengingatan jangka
panjang, metode ini hanya efektif digunakan antara 10-15 menit saja, hal ini
kebosanan bagi peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Mudri (2010) dalam
pembelajaran menjadi monoton. Selain itu dalam tesis Immawati (2016) yang
Makassar. Hasil dari tesis tersebut adalah kemampuan berpikir kritis kategori
tinggi berjumlah 27 siswa dengan presentase 81% dan kategori rendah berjumlah
5 siswa dengan presentase 19%. Pada kelas ceramah, kategori tinggi berjumlah 9
siswa dengan presentase 27% dan kategori rendah berjumlah 24 siswa dengan
presentase 73%. Hal ini berarti kemampuan berpikir kritis siswa dengan
6
Di sekolah dasar sering ditemui peserta didik yang memiliki prestasi
akademik yang baik, namun kurang percaya diri dan kurang bisa bergaul dengan
teman-temannya, ada juga peserta didik yang cerdas, namun tidak memiliki sopan
santun terhadap guru atau orang yang lebih tua. Sebaliknya, ada peserta didik
yang prestasi akademiknya biasa saja atau bahkan kurang, namun kecerdasan
pembelajaran yang sering digunakan guru adalah metode ceramah. Seberapa besar
Prestasi akademik siswa dapat diketahui dari hasil belajar mereka. Pada
tahun 2016, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari lima wilayah masing-
wilayah Kota Yogyakarta, yang berarti juga ikut memberikan andil atas tingginya
nilai rata-rata UN yang diraih. Meskipun begitu, masih ditemui beberapa masalah
7
terkait dengan pembelajaran di kelas dan peserta didik sebagai pembelajar.
masih ditemukan siswa yang minder, guru sudah menjelaskan pelajaran dengan
sangat rinci, namun ada beberapa siswa yang masih bingung ketika diberi
menyenangkan dan siswa aktif, namun kelas terkesan sangat ramai, guru sudah
menjelaskan materi sopan santun, namun tidak memberikan contoh secara nyata
hari, saat guru berceramah, peserta didik terlihat tenang dan serius, namun banyak
banyak peserta didik yang prestasi akademiknya baik, namun kurang pandai
bergaul. Sebaliknya ada juga peserta didik yang prestasi akademiknya kurang,
namun pandai bergaul, siswa memahami materi yang disampaikan guru, namun
prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa, maka dalam penulisan skripsi
8
ini, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Metode Ceramah terhadap
Kecerdasan Emosional dan Pretasi Akademik Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III
B. Identifikasi Masalah
2. Guru sudah menjelaskan pelajaran dengan sangat rinci, namun ada beberapa
pembelajaran.
6. Saat guru berceramah, peserta didik terlihat tenang dan serius, namun banyak
yang mengantuk.
9
Sebaliknya ada juga peserta didik yang prestasi akademiknya kurang, namun
C. Pembatasan Masalah
serta segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian akan
prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa kelas V SD Negeri Gugus III
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Yogyakarta?
Kotagede Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
10
1. Mengetahui pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah
Kotagede Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya
diterapkan di sekolah, lebih memahami sikap dan perilaku anak serta prestasi
akademik anaknya.
11
3. Manfaat bagi siswa
emosionalnya.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pengetahuan kepada peserta didik. Mengajar sering dianggap sebagai hal yang
untuk memberikan fasilitas belajar siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini sejalan dengan penjelasan Safitri dan Sontani (2016) bahwa
apabila guru menguasai keterampilan mengajar dengan baik, maka guru akan
siswa.
13
2. Pengertian Metode Ceramah
melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Majid (2016: 193) metode adalah cara
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai dengan maksimal.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hamruni (2009:6) yang menjelaskan bahwa
metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih
lengkapnya, menurut Bahri dan Zain (2013 : 46), metode adalah cara yang
metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang kerap digunakan guru
secara lisan atau penjelasan secara langsung kepada siswa. Metode ini bersifat
pembelajaran, metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan oleh
14
guru. Metode ceramah bagus jika penggunaannya tepat dan betul-betul
sebuah bentuk interaksi yang dilakukan dengan penuturan dan penerangan dari
ceramah, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audiovisual
metode ceramah adalah metode mengajar guru yang dilakukan dengan secara
uraiannya lebih jelas. Melalui alat-alat bantu yang digunakan oleh guru,
diharapkan siswa bisa lebih paham dengan penjelasan yang disampaikan oleh
guru.
Bahri dan Zain (2013: 97) menjelaskan bahwa metode ceramah merupakan
pokok persoalan secara lisan, disebut juga metode tradisional. Hal ini senada
dengan pendapat Sholeh (2011: 209), metode ceramah merupakan metode yang
sudah ada sejak adanya pendidikan, dan dikenal sebagai metode tradisional yang
atau penjelasan secara lisan. Dengan metode ini, maka guru akan menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur agar dapat dipahami dengan baik oleh
15
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah
pelajaran kepada peserta didik secara langsung melalui penuturan (lisan). Melalui
metode ini, guru diharapkan memiliki keterampilan bertutur yang baik, sehingga
mengajar untuk memberikan fasilitas belajar kepada siswa secara langsung yang
sebagai berikut:
siswa, dan mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari.
16
2) Keterampilan Menjelaskan
tepat oleh guru agar siswa dapat memahami konsep, fenomena, atau prinsip yang
sesuai dengan usia siswa, kematangan siswa, dan sesuai dengan materi atau
3) Menutup Pembelajaran
tugas tertentu atau urutan belajar pada akhir pembelajaran. Menutup pembelajaran
berisi ringkasan singkat dari materi yang diajarkan sehingga siswa dapat
4) Keterampilan Bertanya
frekuensi perilaku positif (diinginkan dari siswa) atau untuk mengurangi perilaku
negatif (yang tidak diinginkan dari siswa). Penguatan dipandang sebagai alat yang
ampuh untuk meningkatkan perilaku sosial siswa dalam kelas dan meningkatkan
prestasi akademik.
17
6) Keterampilan Melakukan Variasi Stimulus
perhatian siswa pada level tertinggi terhadap pelajaran atau aktivitas di kelas.
setahap demi setahap. Jadi siswa ditunjukkan cara melakukan pekerjaan dengan
meninjau hasil belajar di papan tulis untuk menciptakan suasana informal dan
variasi stimulus; (8) berdiam diri dan menggunakan non-verbal isyarat; (9)
mengajar sebagai berikut: (1) stimulus variasi; (2) set induksi; (3) penutupan; (4)
18
guru berdiam diri dan menggunakan non-verbal isyarat; (5) memperkuat
partisipasi murid; (6) kelancaran dalam bertanya; (7) menggali pertanyaan; (8)
gunakan pertanyaan yang lebih susah; (9) pertanyaan yang divergen; (10)
mengakui dan menghadiri perilaku; (11) ilustrasi dan penggunaan contoh; (12)
siswa.
6) Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
19
7) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
8) Guru memancing siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan tentang
1) Tahap persiapan, yaitu tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik
ceramah.
pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru, evaluasi bisa dalam
a. Tahap persiapan ceramah, meliputi persiapan bahan ajar dan media yang
digunakan.
lanjut.
siswa.
f. Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
h. Guru memancing siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan tentang
21
c. Kelebihan Metode Ceramah
berpendapat bahwa ada beberapa alasan metode ceramah sering digunakan, yaitu:
yang lengkap seperti metode demokrasi atau peragaan. Dikatakan mudah karena
ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak perlu persiapan yang rumit.
Hal ini karena sepenuhnya kelas adalah tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam dan rumit. Asal siswa
menempati tempat duduk dan mendengarkan guru, ceramah sudah bisa dilakukan.
sebagai berikut:
Sejalan dengan pendapat Sholeh, menurut Bahri dan Zain (2013 : 96),
ceramah adalah guru dapat dengan mudah menguasai kelas, mudah dan murah
dalam pelaksanaannya, dapat diikuti siswa dalam jumlah besar, serta guru dapat
23
3) Pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendenganya,
4) Kurang cocok dengan tingkah laku kemampuan anak yang masih kecil, karena
yaitu:
1) Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada hasil ceramah yang disampaikan
verbalisme.
3) Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru tidak
mampu bertutur yang baik dan menyenangkan. Hal yang sering terjadi adalah saat
guru menerangkan, siswa mengantuk karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4) Dengan ceramah, sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah paham
b. Siswa yang kemampuan visualnya lebih menjadi rugi, sementara yang auditif
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini
sukar sekali.
24
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
cenderung membuat siswa pasif, dan materi yang dikuasai siswa terbatas dengan
B. Prestasi Akademik
Menurut Asrori (2009: 100), prestasi akademik merupakan perwujudan nyata dari
yang dicapai seseorang sesuai dengan keahliannya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Basri (2012) bahwa prestasi akademik itu sendiri merupakan hasil
belajar, atau hasil kemampuan seseorang yang menjadi tolak ukur kemampuan
atau keterampilannya. Hasil belajar itu sendiri diwujudkan dalam bentuk angka
atau simbol tertentu. Dengan simbol atau angka tersebut, maka akan dapat
diketahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai oleh peserta didik.
tingkat keberhasilan akademis seseorang yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
tujuan dalam suatu usaha belajar yang dilakukan oleh seseorang secara maksimal.
25
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik
seseorang dalam bidang akademis yang diwujudkan dalam bentuk angka atau
simbol tertentu.
Basri (2012) menjelaskan bahwa prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari individu itu sendiri yang mencakup konsentrasi, minat, bakat,
intelegensi, motivasi, dan cita-cita. Selanjutnya faktor eksternal, yaitu faktor yang
berasal dari luar diri individu, termasuk lingkungan fisik seperti keadaan udara,
suhu, cuaca, alat-alat yang dipakai, dan lingkungan sosial individu baik yang hadir
keberhasilan seseorang. Hal ini senada dengan pendapat Azwar (2004) yang
seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik yaitu yang berhubungan dengan
(2005: 76) meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
26
a. Inteligent Quotient (IQ), merupakan kecerdasan bawaan atau faktor bakat.
seseorang.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang diri
a. Motivasi, yaitu faktor yang mendorong agar memiliki semangat untuk meraih
prestasi.
pembelajaran
atau rumah
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang mencakup minat, bakat,
inteligensi, motivasi, dan sebagainya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal
27
C. Kecerdasan Emosional
emosional” pertama kali diungkapkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dari
(Shapiro, 2003:5).
ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain.
merupakan kecerdasan yang melibatkan kecerdasan diri, disiplin, dan empati. Hal
merupakan kemampuan untuk berbagi rasa dan menerima sudut pandang orang
lain, sehingga saat terjadi masalah mereka tidak langsung menyalahkan orang lain
dan bisa bersikap bijaksana sehingga bisa menjalin hubungan yang baik dengan
pada kemampuan mengendalikan diri, memotivasi diri, dan berempati. Saat ini,
kecerdasan emosional sangat perlu untuk dimiliki, diperhatikan, dan dikaji secara
mendalam karena kondisi kehidupan saat ini yang semakin kompleks yang
28
memberikan dampak yang sangat buruk terhadap perkembangan emosional
individu.
suasana hati; dan menjaga agar stres tidak melumpuhkan pikiran, berempati dan
berdo’a.
lain.
dapat dilihat dari dua domain, yaitu: pertama, domain kecakapan pribadi yang
kecakapan sosial yang mencakup empati dan keterampilan sosial. Salovey dalam
perasaan yang sedang terjadi dan yang sedang dirasakan pada saat perasaan itu
timbul.
29
b. Mengelola emosi.
perasaan yang sedang dialaminya dengan tepat serta mampu menghadapi gejolak
dengan situasi dan kondisi yang ada. Kemampuan ini mencakup kemampuan
menekan.
Memotivasi diri sendiri yaitu keadaan dimana seseorang tidak cepat putus
asa bila mengahadapi hambatan dalam mewujudkan cita-citanya, ulet, dan tekun
apa yang dirasakan oleh orang lain. Orang yang empatik lebih mampu menangkap
e. Membina hubungan
dengan orang lain dengan cukup lancar, mampu memimpin, dan mengorganisir,
30
umumnya mereka adalah tipe orang yang disukai karena secara emosional
emosional adalah kesadaran diri, motivasi diri, mengelola emosi, mengenali emosi
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosi. Faktor ini memiliki dua sumber, yaitu dari segi
jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan
b. Faktor eksternal
1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang
emosi.
31
Selanjutnya, Firdaus (2012: 38) menjelaskan bahwa otak kanan berfungsi
mengelola emosinya.
segi jasmani dan segi psikologis, serta faktor eksternal yang meliputi stimulus dan
lingkungan.
Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar Negeri Kelas Atas di Desa
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013) pada siswa SMA Negeri di
32
E. Kerangka Pikir
Y1
Y2
orang menganggap bahwa mengajar merupakan hal yang mudah untuk dilakukan,
33
rencana yang disusun secara nyata untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal
(Majid, 2016).
secara langsung melalui lisan (Sanjaya, 2012:47). Dengan metode ini, guru akan
yang rumit dalam pelaksanaannya, serta bisa digunakan untuk kelas dengan
jumlah siswa yang banyak. Dengan menggunakan metode ceramah, maka dapat
siswa dalam mencapai prestasi akademik yang tinggi dan menekankan aspek
dalam bidang akademik, namun pengendalian diri serta hubungan yang baik
dengan orang lain juga ikut andil dalam kesuksesan seseorang. Kemampuan
untuk mengelola emosi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain disebut
34
memiliki prestasi akademik kurang, namun kecerdasan emosionalnya baik, akan
metode ceramah akan hilang. Karena guru mampu membuat siswa paham akan
membuat siswa memiliki penalaran yang baik melalui keterampilan bertanya, dan
metode ceramah.
siswa (Basri, 2012). Apabila siswa mampu berkonsentrasi dengan baik, siswa
akan mampu memahami informasi yang disampaikan guru dengan baik, sehingga
prestasi akademik juga akan meningkat. Selain itu salah satu kelebihan metode
ditekankan, sehingga siswa dapat terfokus pada materi tersebut (Majid, 2016).
dipengaruhi oleh cara guru mendidik dan mengajar di sekolah. Semakin sering
kecerdasan emosional akan semakin meningkat. Hal ini juga didukung penjelasan
35
akan membentuk sirkuit-sirkuit emosi yang membuat seseorang cakap atau tidak
peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah
sosial siswa dalam kelas dan prestasi akademik siswa (Rasto, 2015). Keterampilan
guru dalam melakukan komunikasi yang baik dengan siswa akan mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa
F. Hipotesis
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(2009: 55) mengatakan bahwa penelitian ex-post facto meneliti hubungan sebab-
akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan)
oleh peneliti. Hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau
kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Peneliti hanya menggunakan
data berdasarkan hasil pengukuran gejala yang telah ada secara wajar pada diri
responden.
adalah jenis penelitian yang bekerja dengan angka sebagai perwujudan gejala
37
C. Variabel Penelitian
Berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat dikemukakan dua variabel yang
penelitian ini adalah penelitian ini adalah keterampilan mengajar melalui metode
ceramah.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi akademik dan kecerdasan
emosional.
D. Definisi Operasional
mengajar untuk memberikan fasilitas belajar kepada siswa secara langsung yang
38
c. Menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh
siswa.
2. Prestasi Akademik
diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Dalam penelitian ini,
prestasi akademik berwujud rapot yang berisi nilai-nilai ulangan harian siswa.
3. Kecerdasan Emosional
Memahami diri meliputi mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri
sendiri. Sedangkan memahami emosi orang lain meliputi mengenali emosi orang
E. Populasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
39
yang ditetapkan oleh peneliti untk dipelajarai dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede. Berikut adalah
daftar SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede serta jumlah siswa kelas V.
a. Dokumentasi
peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).
b. Skala
40
data dari variabel metode ceramah berupa persepsi siswa mengenai pembelajaran
G. Instrumen Penelitian
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2006: 160). Instumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembar Skala
dengan sumber data yang akan diteliti. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai
emosional yang digunakan untuk menyusun butir-butir skala metode ceramah dan
berikut.
41
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Item Pernyataan
No. Indikator
Favorable Unfavorable Jumlah
1. Merumuskan tujuan 1,3 2,4 4
2. Menyiapkan alat 5,6 7,8 4
bantu
3. Menentukan pokok- 9,11 10,12 4
pokok materi.
4. Menjaga kontak 13,14 15,16,17,18 6
mata dengan siswa
5. Menggunakan 19,20,21 22,23 5
bahasa yang
komunikatif
6. Menyajikan materi 24,25 26,27 4
7. Menjaga 28,29,30,33,34 31,32 7
komunikasi dengan
siswa
8. Menyimpulkan 35,38 36,37 4
9. Memberi evaluasi 39,40,43 41,42 5
Jumlah 23 20 43
42
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional
b. Penskoran Instrumen
kadang, dan tidak pernah. Dalam penelitian ini menggunakan butir favorable dan
butir unfavorable. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi skor
43
Tabel 4. Alternatif Jawaban Instrumen
cobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk menguji validitas
instrumen itu telah mengukur apa yang hendak diukur. Uji coba instrumen
1) Uji Validitas
kevalidan dan demi kesahihan instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono,
2013: 173). Validasi instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi.
Validasi isi dilakukan sebelum instrumen digunakan untuk melakukan uji coba
penelitian, Validasi isi dilakukan oleh dosen ahli yang kompeten (expert
oleh siswa. Jika instrumen sudah dinyatakan layak oleh dosen ahli, maka
44
2) Analisis Item
melakukan analisis item instrumen, sehingga dapat diketahui mana butir yang
valid (layak digunakan) dan gugur (tidak layak digunakan). Analisis item
3) Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
diperoleh 38 butir valid dan 5 butir tidak valid. Butir yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian. Hasil uji analisis item adalah sebagai berikut.
45
Tabel 5. Hasil Ringkasan Analisis Item Keterampilan Mengejar melalui Metode
Ceramah
Nomor Butir Jumlah Butir
No. Indikator Total
Valid Gugur Valid Gugur
1. Merumuskan 2,3,4 1 3 1 4
tujuan
2. Menyiapkan 5,6,8 7 3 1 4
alat bantu
3. Menentukan 9,10,11,12 - 4 - 4
pokok-pokok
materi.
4. Menjaga 13,14,15,16, - 6 - 6
kontak mata 17,18
dengan siswa
5. Menggunakan 19,20,21,22, - 5 - 5
bahasa yang 23
komunikatif
6. Menyajikan 25,26,27 24 3 1 4
materi
7. Menjaga 28,29,30,31, - 7 - 7
komunikasi 32,33,34
dengan siswa
8. Menyimpulkan 35,36,37,38 - 4 - 4
9. Memberi 40,41,42 39,43 3 2 5
evaluasi
Total 38 5 43
diperoleh 35 butir valid dan 8 butir tidak valid. Butir yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian. Hasil uji analisis item adalah sebagai berikut.
46
Tabel 6. Hasil Ringkasan Analisis Item Kecerdasan Emosional
dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16. Berikut
47
Tabel 7. Hasil Uji Coba Instrumen
Emosional
Apabila r hitung > 0,70 maka skala tersebut reliabel sedangkan apabila r
hitung < 0,70 maka skala tersebut tidak reliabel. Dari data di atas, dapat diketahui
mengejar melalui metode ceramah dan skala kecerdasan emosional reliabel untuk
e. Dokumentasi
siswa, tetapi prestasi akademik diperoleh dari nilai rapor yang diambil dari rata-
rata jumlah nilai mata pelajaran siswa pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017.
48
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Data diperoleh dari lapangan yang disajikan dalam bentuk deskripsi dari
terbesar, rentang data, mean, median, modus, standar deviasi, tabel distribusi
1) Modus (Mo)
atau nilai yang muncul terbanyak dalam suatu distribusi (Nazir, 2005:385). Untuk
menghitung modus dalam penilitian ini, menggunakan bantuan program SPSS 16.
2) Median (Md)
Median merupakan nilai tengah-tengah yang dicari dalam sebuah seri yang
sudah diatur menurut rangking (Nazir, 2005: 384). Untuk menghitung median
3) Mean (Me)
Mean merupakan nilai rata-rata atau nilai tengah. Untuk menghitung mean
49
4) Standar deviasi
Standar deviasi atau simpangan baku merupakan salah satu ukuran dispersi
penyimpangan nilai- nilai data dari nilai- nilai pusatnya (Nazir, 2005: 386).
Standar deviasi atau simpangan baku dari data yang telah disusun dalam tabel
cukup banyak. Langkah pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah
K= 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K : Jumlah kelas
n : jumlah responden
log : logaritma
Penyajian data akan lebih mudah dipahami jika dinyatakan dalam persen
(%). Penyajian data yang merubah frekuensi menjadi persen dinamakan Tabel
50
2) Menghitung Rentang Data
Keterangan
μ = Mean
σ = Deviasi Standar.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini mengunakan uji regresi sederhana. Untuk
51
n - 2
t=
1 - r2
Bila r hitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Bila r
hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima. Selanjutnya, analisis
maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi
sederhana yaitu analisis yang menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah
variabel dependen (Nazir, 2005: 459). Di dalam penelitian ini, terdapat sebuah
variabel independen yaitu metode ceramah (X) dan dua variabel dependen yaitu
prestasi akademik (Y1) dan kecerdasan emosional (Y2). Selanjutnya ada dua
X Y1
X Y2
berikut:
Y’ = a + b X
Keterangan :
52
a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien regresi
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
disemua sekolah negeri yang berada di gugus III Kecamatan Kotagede, Kota
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Segugus III Kecamatan Kotagede yang berjumlah 176 siswa. Penelitian ini
adalah penelitian populasi karena menetapkan semua siswa kelas V Sekolah Dasar
Responden dalam penelitian ini berjumlah 176 siswa. Data peneltian terdiri
dari variabel bebas dan terikat. Data yang diperoleh dari penelitian disajikan
dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas
modus, tabel distribusi frekuensi, dan deskripsi data variabel bebas dan terikat.
54
Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif
Metode Prestasi Kecerdasan
Ceramah Akademik Emosional
N 176 176 176
Mean 120,23 79,92 105,20
Median 121,00 79,00 105,00
Mode 120 75 111
Standar 10,003 5,723 9,940
deviation
Range 53 30 53
Minimum 89 68 77
Maximum 142 98 130
Sum 21.161 14.066 18.515
diperoleh dari skala yang diberikan kepada populasi penelitian yang berjumlah
176 siswa. Jumlah butir skala metode ceramah adalah 38 butir dengan 4 pilihan
favorable yaitu selalu adalah 4, sering adalah 3, kadang- kadang adalah 2, dan
tidak pernah adalah 1. Untuk penskoran butir unfavorable yaitu selalu adalah 1,
melakukan penskoran maka dapat dilihat data setiap indikator dari metode
55
Tabel 10. Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang
2000 1496
Gambar 1. Grafik Skor Indikator Metode Ceramah
1000
Indikator
Ceramah
56
Dari tabel 11 dan gambar 1 dapat diketahui untuk indikator dari
adalah indikator tujuh yaitu menjaga komunikasi dengan siswa sebesar 3613
(17,07%), dan skor terendah yaitu indikator 6 yaitu menyajikan materi sebesar
1496 (7,1%).
penelitian ini diperoleh melalui skala. Berdasarkan tabel di atas maka diketahui
harga mean atau rata-rata sebesar 120,23, harga media atau nilai tengah sebesar
121, harga mode atau nilai paling sering muncul adalah 120, standar deviasi
sebesar 10,003, skor minimum yaitu 89 dan skor maksimum yaitu 142. Tabel
distribusi frekuensi untuk variabel metode ceramah disajikan dengan jumlah kelas
K = 1+ 3,3 log n
K = 1 + 3,3 x 2,246
K = 1 + 7,4118
K = 8,4118
metode ceramah.
57
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Interval Frekuensi Presentase (100%)
1 89 - 94 2 1,1%
2 95 - 100 5 2,8%
3 101 - 106 10 5,7%
4 107 - 112 21 11,9%
5 113 - 118 33 18,8%
6 119 - 124 43 24,4%
7 125 - 130 35 20%
8 131 - 136 21 11,9%
9 137 - 142 6 3,4%
∑ 176 100%
mengajar melalui metode ceramah tertinggi berada pada kelas interval nomor 6
metode ceramah digunakan grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif.
58
Keterampilan Mengajar melalui
Metode Ceramah
45
40
35
Banyak Siswa
30
25
20
15
10
5
0
Rentang Skor
Ceramah
dapat dilihat pada Tabel 12 dan gambar 2 yaitu pada rentang skor 84-94 sebanyak
59
Tabel 12. Rumus Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Rumus Kategori
1 X < (120,23 − 1,0 x 10) Rendah
2 (120,23 − 1,0 x 10) ≤ X < (120,23 + 1,0 x 10) Sedang
3 (120,23 + 1,0 x 10 ) ≤ X Tinggi
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka data keterampilan mengajar melalui
Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang
118
150
Banyak Siswa
100
31 27
50
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori
dengan kriteria rendah, 118 siswa (67%) menilai keterampilan mengajar guru
melalui metode ceramah guru dengan kriteria sedang, dan 27 siswa (15,4%)
60
menilai keterampilan mengajar guru melalui metode ceramah guru dengan kriteria
tinggi.
rapor semester ganjil populasi penelitian yang berjumlah 176 siswa. Hasil
sebesar 79, standar deviasi sebesar 5,723, modus sebesar 75. Adapun nilai
minimun sebesar 68 dan nilai maksimum sebesar 98. Tabel distribusi frekuensi
untuk variabel prestasi akademik disajikan dengan jumlah kelas interval yang
K = 1+ 3,3 log n
K = 1 + 3,3 x 2,246
K = 1 + 7,4118
K = 8,4118
61
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik
akademik tertinggi berada pada kelas interval nomor 3 yang mempunyai rentang
grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif. Grafik distribusi frekuensi
62
Prestasi Akademik
48
50
42
45
40
31
Banyak Siswa
35 29
30
25
20
15 11 11
10 3
5 1 0
0
Rentang Skor
Distribusi data tentang prestasi akademik dapat dilihat pada tabel 15 dan
gambar 4 yaitu pada rentang skor 68-71 sebanyak 11 siswa, rentang 72-75
rentang 92-95 sebanyak 3 siswa, rentang 96-99 sebanyak 1 siswa, dan rentang
63
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka dar prestasi akademik dapat
Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang
Prestasi Akademik
113
120
100
Banyak Siswa
80
60 37
26
40
20
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori
(14,8%) memiliki prestasi akademik dengan kriteria rendah, 113 siswa (64,2%)
memiliki prestasi akademik dengan kriteria sedang, dan 37 siswa (21%) memiliki
64
3. Variabel Kecerdasan Emosional
diberikan kepada populasi penelitian yang berjumlah 176 siswa. Jumlah butir
skala metode ceramah adalah 35 butir dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering,
adalah 4, sering adalah 3, kadang- kadang adalah 2, dan tidak pernah adalah 1.
Untuk penskoran butir unfavorable yaitu selalu adalah 1, sering adalah 2, kadang-
kadang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Setelah melakukan penskoran maka
dapat dilihat data setiap indikator dari kecerdasan emosional sebagai berikut.
Pada tabel 18 dapat diketahui indikator satu memiliki skor 3729 (20,2%),
indikator dua memiliki skor 4.048 (21,9%), indikator tiga memiliki skor 3625
65
(19,6%), indikator empat memiliki skor 3815 (20,6%), dan indikator lima
memiliki skor 3298 (17,7%). Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke
Skor Indikator
Gambar Kecerdasan
2. Grafik Skor Emosional
Kecerdasan Emosional
4500 4048
3729 3625 3815
4000 3298
3500
3000
Skor
2500
2000
1500
1000
500
0
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1 2 3 4 5
Indikator
yaitu mengelola emosi dengan skor 4.048 (21,9%), dan skor terendah indikator
lima yaitu mampu membina hubungan dengan orang lain dengan skor 3298
(17,7%).
skala. Berdasarkan tabel di atas maka diketahui harga mean atau rata-rata skor
sebesar 105,20, harga median atau nilai tengah sebesar 105 , harga mode atau
66
nilai yang sering muncul adalah 111, skor maksimum adalah 130, dan skor
K = 1+ 3,3 log n
K = 1 + 3,3 x 2,246
K = 1 + 7,4118
K = 8,4118
emosional tertinggi berada pada kelas interval nomor 6 yang mempunyai rentang
67
b. Grafik Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional
grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif. Grafik distribusi frekuensi
Kecerdasan Emosional
48
50
37
40 34
Banyak Siswa
30
20 16 15
11
5 7
10 3
0
Rentang Skor
Distribusi data tentang metode ceramah dapat dilihat pada Tabel 19 dan
gambar 7 yaitu pada rentang skor 77-82 sebanyak 3 siswa, rentang 83-88
68
Tabel 19. Rumus Klasifikasi Kecerdasan Emosional
No. Rumus Kategori
1 X < (105,2 − 1,0 x 9,94) Rendah
2 (105,2 − 1,0 x 9,94) ≤ X < (105,2 + 1,0 x 9,94) Sedang
3 (105,2 + 1,0 x 9,94 ) ≤ X Tinggi
Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang
Kecerdasan Emosional
150 126
Banyak Siswa
100
29
50 21
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori
69
(71,6%) memiliki kecerdasan emosional dengan kriteria sedang, dan 21 siswa
D. Pengujian Hipotesis
Akademik
Hasil dari R2 sebesar 6,1%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui metode
70
sedangkan 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Persamaan
Y’ = 62,884 + 0,142X
Arti dari persamaan di atas yaitu nilai konstanta 62,884 sehingga jika nilai
metode ceramah 0 maka prestasi akademik sebesar 62,884. Nilai koefisien regresi
untuk ceramah adalah 0,142 artimya bahwa setiap peningkatan ceramah sebesar
Kotagede Yogyakarta.
Kecerdasan Emosional
berikut ini.
Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 berati koefisien korelasi tersebut signifikan.
Hasil dari R2 sebesar 18,7%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui
Y’ = 53,540 + 0,430X
Arti dari persamaan di atas yaitu nilai konstanta adalah 53,540 sehingga
jika nilai metode ceramah 0 maka kecerdasan emosional sebesar 53,540. Nilai
koefisien regresi untuk ceramah adalah 0,430 artinya bahwa setiap peningkatan
Akademik Siswa
akademik siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri gugus III Kecamatan Kotagede
Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode ceramah yang
dikemukakan oleh Majid (2016:196) yaitu melalui metode ceramah, guru dapat
72
memberikan penekanan terhadap pokok-pokok materi penting yang perlu
ditonjolkan.
oleh faktor internal dan faktor ekseternal. Salah satu yang mempengaruhinya yaitu
diharapkan selalu memiliki konsentrasi yang tinggi, terlebih saat metode ceramah
prestasi akademik siswa juga akan baik pula. Sejalan dengan Said , Azwar (2004)
penglihatan dan pendengaran siswa yang termasuk dalam faktor fisik. Apabila
akademik yang maksimal, hal ini diungkapkan oleh Habsari (2005: 76) yaitu
materi-materi kepada siswa, guru juga bisa menyelipkan motivasi untuk siswa
agar selalu rajin belajar dan berusaha keras untuk mencapai cita-cita. Apabila
guru mampu memberikan motivasi kepada siswa dengan baik, maka siswa akan
73
memandang bahwa metode ceramah merupakan metode yang membosankan,
berbeda, dan pada tingkat yang berbeda sepanjang masa belajar. Apabila guru
menggunakan metode ceramah dengan tepat, maka siswa akan dapat memahami
dan menerima informasi yang disampaikan guru dengan baik. Selain itu, metode
ini cocok untuk anak SD karena dengan ceramah, guru dapat menanamkan konsep
Kecerdasan Emosional
tersebut dapat diketahui bahwa metode ceramah memiiki kontribusi positif dalam
kecerdasan emosional siswa. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas guru yang
emosional siswa juga dipengaruhi oleh bagaimana cara guru mendidik dan
74
mengajar di sekolah. Semakin sering guru berceramah dengan menyelipkan
meningkat. Hal ini juga didukung dengan penjelasan dari Goleman (2007: xv)
sirkuit-sirkuit emosi, membuat seseorang cakap atau tidak dalam hal kecerdasan
dengan etika dan sopan santun secara tersirat maupun tersurat. Secara tersirat,
juga menanamkan sifat mandiri dan tanggung jawab melalui tugas-tugas yang
diberikan. Selain itu, dengan sering bekerja kelompok, maka siswa akan lebih
F. Keterbatasan Penelitian
1. Karena waktu penelitian yang terbatas, maka subjek penelitian hanya tertuju
pada kelas V SD Negeri Segugus III Kecamatan Kotagede saja, sehingga hasil
75
penelitian tidak dapat diterapkan untuk subjek lain di luar populasi, melainkan
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
ceramah dengan prestasi akademik siswa sekolah dasar Negeri kelas V Gugus III
Kecamatan Kotagede Yogyakarta, dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05, dan
emosional siswa sekolah dasar Negeri kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede
sebesar 18,7%.
B. Saran
1. Bagi Guru
optimal.
2. Bagi Sekolah
Pihak sekolah bisa meningkatkan skill guru dengan mengirim guru untuk
mengikuti seminar atau workshop agar guru memiliki banyak pengalaman dan
tidak hanya pada kelas V SD N Gugus III Kecamatan Kotagede, namun bisa
penelitian.
78
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, A.I. (2012). Kunci-kunci Kontrol Emosi dengan Otak Kanan dan Otak
Kiri. Yogyakarta. Diva Press.
Habsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling untuk SMA dan MA Kelas IX.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Harsono & Soesanto. (2009). Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah
Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada
Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal
PTM Vol 9, 71-79.
79
di SMP N 23 Makassar. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
80
Rasto. (2015). Pembelajaran Mikro. Bandung: Alfabeta.
Safitri & Sontani. (2016). Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar
Siswa sebagai Determinan terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran vol.1.
81
Sukirman, D. 2013. Keterampilan Dasar Mengajar. Diambil dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._P
ENDIDIKAN/195910281987031-
DADANG_SUKIRMAN/Makalah_ket_das_mengajar.pdf). Diakses
tanggal 19 Mei 2017.
Sunarno. (2007). Studi tantang Peran dan Manfaat Kurikulum Non Akademik
dalam Pembentukan Sikap di MI Muhammadiyah Karanganyar. Tesis
magister, tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian
84
Skala Sebelum
divalidasi
85
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
2. Pada kuesioner ini terdapat 20 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KK
Tidak Pernah = TP
No. Pernyataan SL SR KK TP
1. Setiap pelajaran, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan
Islam di Indonesia, Kalian akan
mengetahui letak kerajaan dan nama-nama
rajanya”).
2. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan tujuan pembelajaran
terlebih dahulu.
3. Guru memberi semangat kepada siswa
berupa kata-kata. Misalnya
“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya
saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau
mendapat nilai yang bagus.
4. Saat siswa berhasil menjawab soal atau
mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa
memberikan ucapan selamat (bagus, pintar,
sipp, dan sebagainya).
5. Guru menyiapkan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi.
6. Guru menggunakan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi pelajaran.
88
Kecerdasan Emosional
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
2. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KD
Tidak Pernah = TP
No. Pernyataan SL SR KD TP
1. Mengetahui kemampuan dalam memahami
penjelasan dari guru.
2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru
sedang menjelaskan pelajaran.
3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan.
4. Selera makan menurun saat sedih.
5. Takut dinakali teman.
6. Panik ketika ada teman yang berkelahi.
7. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.
8. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat
marah bisa dibanting.
9. Mendengarkan musik saat sedang bosan.
10. Merusak barang-barang saat sedang marah.
11. Memukul teman yang suka mengejek.
12. Pergi ke kamar mandi saat ingin menangis.
13. Menahan marah saat dinakali teman.
14. Berwudhu ketika marah.
15. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan
pelajaran yang dijelaskan.
16. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang
berulang tahun.
89
17. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.
18 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan
tercela.
19. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan
menjadi sukses.
20. Mengerjakan soal ulangan dengan percaya diri.
21. Mustahil jika menjadi juara kelas.
22. Meniru PR maupun ulangan milik teman.
23. Malas belajar.
24 Malas mengerjakan PR.
25. Belajar setiap malam.
26. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius.
27. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman.
28. Meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak
membawa alat tulis.
29. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih.
30. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan.
31. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis.
32. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan
isi hatinya.
33. Sedih bila ada teman yang sakit.
34. Bosan mendengarkan cerita teman.
35. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta
bantuan.
36. Senang berdiskusi dengan teman.
37. Mudah akrab dengan teman baru.
38. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi
dengan teman.
39. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak
orang.
40. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja
kelompok.
41. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi.
42 Memberi kesempatan berbicara pada teman yang
mengusulkan pendapat.
43. Benci saat mengerjakan tugas kelompok dengan
teman yang kurang pandai.
90
Skala Setelah
divalidasi
91
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KK
Tidak Pernah = TP
No. Pernyataan SL SR KK TP
1. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan tujuan pembelajaran
terlebih dahulu.
(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan
Islam di Indonesia, Kalian akan
mengetahui letak kerajaan dan nama-nama
rajanya”).
2. Guru memberi semangat kepada siswa
berupa kata-kata. Misalnya
“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya
saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau
mendapat nilai yang bagus.
3. Saat siswa berhasil menjawab soal atau
mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa
memberikan ucapan selamat (bagus, pintar,
sipp, dan sebagainya).
4. Guru menyiapkan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi.
5. Guru menggunakan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi pelajaran.
92
6. Guru menjelaskan materi tanpa
menggunakan benda-benda (globe, atlas,
gambar, dan lain-lain).
7. Guru menyampaikan pokok-pokok materi
pelajaran.
8. Guru sudah menyampaikan pokok-pokok
materi, namun materi yang dijelaskan
berbeda dengan pokok materi yang telah
disampaikan / guru menjelaskan materi
yang lain.
9. Pokok-pokok materi yang disampaikan
sesuai dengan materi yang dijelaskan.
10. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan pokok-pokok materi
terlebih dahulu.
11. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
yang belum paham.
12. Guru memperhatikan semua siswa saat
sedang memberikan penjelasan.
13. Guru memperhatikan siswa yang pandai
saja saat menjelaskan pelajaran.
14. Guru memperhatikan siswa yang kurang
pandai saja saat menjelaskan pelajaran.
15. Guru memperhatikan siswa yang nakal saja
saat menjelaskan materi pelajaran.
16. Guru menghadap papan tulis saja saat
menjelaskan.
17. Guru menegur siswa yang ramai saat guru
menjelaskan.
18. Guru menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa saat menjelaskan.
19. Guru menjelaskan dengan suara yang dapat
didengar di seluruh kelas.
20. Suara guru kurang jelas saat menjelaskan
materi.
21. Guru berbicara terlalu cepat saat
menjelaskan materi.
22. Guru memberi penjelasan tambahan
mengenai materi yang belum ada di buku
paket.
23. Guru menjelaskan materi sama persis
seperti yang ada di buku paket.
24. Materi yang disampaikan guru
membingungkan.
25. Saat guru menjelaskan, keadaan kelas
93
tenang.
26. Guru menyenangkan saat memberikan
penjelasan.
27. Saat guru menjelaskan, siswa
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
28. Saat guru menjelaskan, kelas ramai.
29. Guru memarahi siswa yang bingung saat
mengerjakan di papan tulis.
30. Guru menjawab dengan sabar apabila ada
siswa yang bertanya.
31. Guru memberikan permainan di tengah
pelajaran.
32. Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari setelah
pelajaran selesai.
(Contoh: Apa saja materi yang sudah
dipelajari hari ini?)
33. Setelah pelajaran selesai, guru langsung
memberikan soal evaluasi tanpa
menanyakan materi yang telah dipelajari
pada hari itu.
34. Guru menyimpulkan sendiri pelajaran
yang telah dipelajari tanpa mengajak siswa
menyimpulkan bersama.
35. Guru memberi perintah kepada siswa untuk
menuliskan poin-poin materi yang telah
dipahami dari pelajaran hari itu.
36. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
dan siswa yang bisa menjawab langsung
mengangkat tangan.
37. Soal-soal evaluasi yang diberikan guru
berbeda jauh dengan materi yang telah
dijelaskan.
38 Guru memberikan soal-soal saat ulangan
harian saja.
94
Kecerdasan Emosional
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
5. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
6. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KD
Tidak Pernah = TP
No. Pernyataan SL SR KD TP
1. Mengetahui kemampuan dalam memahami
penjelasan dari guru.
2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru
sedang menjelaskan pelajaran.
3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan.
4. Selera makan menurun saat mendapat nilai jelek.
5. Takut dimarahi guru.
6. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.
7. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat
marah bisa dibanting.
8. Mendengarkan musik saat sedang bosan di kelas.
9. Merusak barang-barang saat sedang marah.
10. Memukul teman yang suka mengejek.
11. Menahan marah saat dinakali teman.
12. Diam saat ada teman yang ngeyel dalam diskusi.
13. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan
pelajaran yang dijelaskan.
95
14. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang
berulang tahun.
15. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.
16 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan
tercela.
17. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan
menjadi sukses.
18. Mustahil jika menjadi juara kelas.
19. Meniru PR maupun ulangan milik teman.
20. Malas belajar.
21 Malas mengerjakan PR.
22. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius.
23. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman.
24. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih.
25. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan.
26. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis.
27. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan
isi hatinya.
28. Bosan mendengarkan cerita teman.
29. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta
bantuan.
30. Senang berdiskusi dengan teman.
31. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi
dengan teman.
32. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak
orang.
33. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja
kelompok.
34. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi.
35. Memberi kesempatan berbicara pada teman yang
mengusulkan pendapat.
96
Lampiran 2.
Data Uji Coba Instrumen Penelitian
97
98
Lampiran 3.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
99
Hasil Validitas Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
100
101
102
Hasil Validitas Kecerdasan Emosional
103
104
105
Interpretasi Hasil Item Skala
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Item Validitas Keterangan
1 -0,08523 Tidak Valid
2 0,460246 Valid
3 0,538409 Valid
4 0,45379 Valid
5 0,496221 Valid
6 0,433962 Valid
7 0,224694 Tidak Valid
8 0,3611 Valid
9 0,46977 Valid
10 0,46977 Valid
11 0,565102 Valid
12 0,483738 Valid
13 0,522699 Valid
14 0,460709 Valid
15 0,498678 Valid
16 0,447137 Valid
17 0,59756 Valid
18 0,529012 Valid
19 0,431529 Valid
20 0,554279 Valid
21 0,529787 Valid
22 0,474443 Valid
23 0,494937 Valid
24 0,335926 Tidak Valid
25 0,563891 Valid
26 0,43267 Valid
27 0,569557 Valid
28 0,379317 Valid
29 0,527496 Valid
30 0,561576 Valid
31 0,633055 Valid
32 0,453694 Valid
33 0,582955 Valid
34 0,577914 Valid
35 0,517944 Valid
36 0,600515 Valid
37 0,579527 Valid
38 0,543069 Valid
39 0,288336 Tidak Valid
40 0,555787 Valid
41 0,542427 Valid
42 0,584406 Valid
43 -0,1175 Tidak Valid
106
Interpretasi Hasil Analisis Item Skala
Kecerdasan Emosional
No. Item Validitas Keterangan
1 0,408344 Valid
2 0,388321 Valid
3 0,392689 Valid
4 0,513111 Valid
5 0,690283 Valid
6 0,23781 Tidak Valid
7 0,498333 Valid
8 0,372519 Valid
9 0,527812 Valid
10 0,498397 Valid
11 0,528029 Valid
12 0,270116 Tidak Valid
13 0,435793 Valid
14 0,386744 Valid
15 0,37039 Valid
16 0,474064 Valid
17 0,504095 Valid
18 0,53465 Valid
19 0,535151 Valid
20 0,244212 Tidak Valid
21 0,601249 Valid
22 0,577155 Valid
23 0,507236 Valid
24 0,526492 Valid
25 0,308702 Tidak Valid
26 0,436765 Valid
27 0,455846 Valid
28 0,304605 Tidak Valid
29 0,396393 Valid
30 0,497202 Valid
31 0,399491 Valid
32 0,488264 Valid
33 0,24164 Tidak Valid
34 0,488441 Valid
35 0,473628 Valid
36 0,517582 Valid
37 0,31557 Tidak Valid
38 0,501747 Valid
39 0,527086 Valid
40 0,532891 Valid
41 0,467423 Valid
42 0,533367 Valid
43 0,256294 Tidak Valid
107
Reliabilitas Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.920 43
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 43
108
Lampiran 4.
Data Mentah Hasil Penelitian
109
Data Mentah Keterampilan Mengajar
melalui Metode Ceramah
110
111
112
113
114
115
116
117
118
Data Mentah Prestasi Akademik
119
Analisis Regresi Sederhana Metode Ceramah terhadap Prestasi Akademik
120
DATA MENTAH KECERDASAN
EMOSIONAL
121
122
123
124
125
126
127
128
129
Lampiran 5.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
130
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
DENGAN BANTUAN SPSS 16
Metode_Ceramah
N Valid 176
Missing 0
Mean 120.23
Median 121.00
Mode 120
Range 53
Minimum 89
Maximum 142
Sum 21161
Prestasi Akademik
Statistics
Prestasi_Akademik
N Valid 176
Missing 0
Mean 79.92
Median 79.00
a
Mode 75
Range 30
Minimum 68
Maximum 98
Sum 14066
131
Kecerdasan Emosional
Statistics
Kecerdasan_emosional
N Valid 176
Missing 0
Mean 105.20
Median 105.00
Mode 111
Range 53
Minimum 77
Maximum 130
Sum 18515
132
LAMPIRAN 6.
HASIL UJI HIPOTESIS
133
Analisis Regresi Sederhana Keterampilan Mengajar melalui Metode
Ceramah terhadap Prestasi Akademik
b
ANOVA
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
134
Analisis Regresi Sederhana Keterampilan Mengajar melalui Metode
b
ANOVA
b. Dependent Variable: Y
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
135
Lampiran 7.
136
DAFTAR SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS III KOTAGEDE
SD NEGERI BALUWARTI
1 ADISTI LILI KHURNIAWATI
2 AFIQ NUR ANSHORI
3 AGISTA ZAHRA NADIFA
4 AHMAD FELIX FAUZI
5 AL HAFIDZ PUTRA RASYID MALIK
6 BURHAN ADLI FADILLAH RAMADHAN
7 CATLEYA SOTERIS ATDYESJANS
8 DAMAR ARDI ABRI RIYANTO
9 DEVA ARDIANA SAPUTRA
10 FANYSHA MAHARANI
11 FIAN GUNAWAN
12 IBNU NABIL
13 IRWAN GUNAWAN RAMADHAN HARAHAP
14 JOHN HENDRYAN
15 KEVIN AL FIRDAUSI
16 MARIA KRISTIANA P
17 MEISYA RIZKI FADILAH
18 MUHAMMAD DWI ANDRIYANTO
19 OLIFIA ASKA RAYA RABANI
20 RIDWAN RAMADHANI ADE TAMA
21 RIKO DWI SAPUTRO
22 RISMA AYU WIDYASTUTI
23 RIZAL DHARMAWAN IKHLASUL AMAL
24 SATRIA AJI YULIAWAN
25 SEPFINA WULANDARI
26 WILDAN FAHRI SAPUTRA
137
SD NEGERI KOTAGEDE 1 KELAS VB
1. AMELIA SYU NURHALIZA
2. NOOR PRASETYA AFFANDI
3. VERO ADI PAMUNGKAS
4. REVASHA AURELY MITSALUNA
5. PRIMA APRIDA
6. AHMAD DANI
7. MUH. VANIS ILYAS
8. ANANDA ABDI
9. CHAIRUNNISA FITRI R.
10. DAVID ARDIAN
11. DEANDRA HANJANI P.
12. DECHO ARKA N.
13. DHAVA RESTU P.
14. ERLINA SANTI
15. HESTI KURNIAWATI
16. IKHSAN BUDIONO
17. LISA SEPHANA W.
18. MEILAN RAHMADIRANI
19. MUH. MUSYAFFA ALFIANSYAH
20. MUH. ALAMSYAH AHLUL F.
21. MUH. HAFIZT F.
22. NADIYA BARIKFI K.
23. PUTRI NUR KHASANAH
24. RADUTYA RAMADHAN A.
25. REFALIENO JULIA P.
26. RIFQI ARDIANTO
27. RINDA INDRI YULAIKAH
28. ROSA ALMAS Q.
29. SAFINA TUN NAJA
30. SHANDY NURMALITA DEWI
31. SULINA BERU P.
32. ZAM ZAM SAVANA
138
33. EAUZAN ZEE AAKHMAD B.
139
30. SHIFA AYU A.
31. ISMAIL
32. FALIH
SD NEGERI KOTAGEDE 5
1. ADE ZAENURI
2. M. IQBAL KHAIRUDIN
3. SHERLI DITA AULIA
4. SYIFAA TSALAATSA N.R
5. ADELIA SAPUTRI
6. ALWANDA DIAN SAFITRI
7. AUDREA ANDITA HAPSARI
8. BILQIS AYU NUR RISKIANA F.
9. ENGGA SALWA T.A.
10. ERLINA SINTA R.
11. FAREL FIRNANDA A.
12. HANIN INDAH PERMATASARI
13. ILHAM GIBRAN RUS RENANTA
14. MAHESWA ANNAF FIKRI
15. MARITZA ADISTA ALDARA
16. MECCA EL SHIRAZY BULAN W.
17. M. IBNU MUBAROQ
18. MYDEA KEYSHA S.
19. NADIRA NASYWA M.
20. NAVA KEYSHA S.
21. NARPATI AWANGGA
22. NAZIHAH MARYAM IHTIMA
23. NOVAN RIZQY K.
24. PRALAMBANG BHAYANGKARA Y.
25. RAMADHANI OKTAVIANI
26. RENGGANIS
27. UTOMO BAGUS SANYOTO
140
28. ZAVIOLA A.H. LEGOH
29. ALVINA KUMALA B.
30. ARNANDO RAVILINO R.
SD NEGERI DALEM
1. ANINDHIKA PRASETYO WIBOWO
2. ANDIKA FENDI PURNAMA
3. EVI PUSPITA AMBARINI
4. RAHMAD NOVA SETIAWAN
5. VITA TRI PRATAMA
6. BUTSAINAH YUMNA NURZAIN
7. CHEELSEA SABRINA F.F.
8. DANDY PRADIPTA
9. DIAMONALISA ANGGRAENI PUTRI
10. FARHAN DWI N.
11. FARIL TSANI NUR ROHIM
12. HANIFAH KUMORO K.
13. LUTFI ADITAMA NOOR W.
14. MUH. ALFATHA R.
15. MUH. KHARIS IHSANUDDIN
16. MUH. LATIF K.
17. MUH. ROCHMAN RAMAD
18. MUH. VIDAN KUSUMA A.
19. NIAN RESTI
20. NOR MUTANGALI A.U.
21. NOVIA RIZQI BINTANG F.
22. OKTAFIANI PUTRI R.
23. RENADA ANGELIKA PUTRI
24. RIFQI PRAYOGO
25. RIO ADI ANDRIAN
26. RIO SRI HARTANTO
27. WINDA RAHMAWATI
141
28. HAFIZH SHEVA SAPUTRO
SD NEGERI KOTAGEDE 4
1. ADITYA DWI
2. ALIF NASTITI D.
3. AMANDA FATA L.
4. ANANDA AULIA
5. ANANDA NOVITA
6. ANANDA RACHEL D.
7. ANNISA FARAH A.
8. ARDYAN ADITYA
9. CANDRA ARIFIN
10. CHARISSA NAFISYAHDA
11. FARI ABIAN P.H
12. FIRMANSYAH A. F.
13. GALIH FAJAR P.
14. GISKA NUR F.
15. ILYAS NUR CAHYO
16. IQBAL HAFIZH
17. KHALID WIRAWAN
18. M. DAFFA F.
19. M. HANIF FADHILA
20. M.SAFRI DWI H.
21. M.UMAR S.
22. RIFA AYUNI S.
23. ROBBEN FATHUL H.S.
24. SALSA A. NURAINI
25. SAMANTA CENTI
26. SYIFA FADHILA
27. ZAHRA AURELIA
142
Lampiran 8.
143
144
Lampiran 9.
145
SD N Dalem
146
SD N Kotagede 5
Lampiran 10.
147
SD N Kotagede 4
148
SD N Baluwarti
149
SD N Kotagede 1
150
Lampiran 10
Foto Dokumentasi Penelitian
151
DOKUMENTASI UJI VALIDITAS
KELAS V A SD N KOTAGEDE 1
152
DOKUMENTASI PENELITIAN SKALA
153
Pengisian Angket kelas V SD N Kotagede 4
154
Pengisian Angket kelas V SD N Dalem
155