Anda di halaman 1dari 170

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR MELALUI METODE

CERAMAH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DAN


KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V SD
NEGERI GUGUS III KECAMATAN KOTAGEDE
YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nikita Mulyawati
NIM 13108241006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
i
PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR MELALUI METODE
CERAMAH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS III KECAMATAN
KOTAGEDE YOGYAKARTA

Oleh
Nikita Mulyawati
NIM 13108241006

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan mengajar


melalui metode ceramah terhadap prestasi akademik dan kecerdasan emosional
siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
Ex-post Facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri
kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta yang berjumlah 176 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan skala untuk mengumpulkan data
keterampilan mengajar melalui metode ceramah dan kecerdasan emosional,
sedangkan prestasi akademik menggunakan dokumentasi. Uji instrumen meliputi
uji validitas menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data
menggunakan regresi sederhana.
Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa: (1) terdapat
pengaruh signifikan antara keterampilan mengajar melalui metode ceramah
dengan prestasi akademik siswa, dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,5. Hasil dari
R2 sebesar 6,1%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui metode ceramah
memiliki sumbangan efektif sebesar 6,1% terhadap prestasi akademik, sedangkan
93,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. (2) terdapat pengaruh
signifikan antara keterampilan mengajar melalui metode ceramah dengan
kecerdasan emosional siswa, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil dari R2
sebesar 18,7%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui metode ceramah
memiliki sumbangan efektif sebesar 18,7% terhadap kecerdasan emosional,
sedangkan 81,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Kata Kunci: metode ceramah, prestasi akademik, kecerdasan emosional.

ii
“THE EFFECT OF TEACHING SKILLS WITH LECTURE METHODS ON
ACADEMIC ACHIEVEMENT AND EMOTIONAL INTELLIGENCE ON 5th
GRADE STUDENTS OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL CLUSTER III,
KOTAGEDE SUBDISTRICT OF YOGYAKARTA”

By
Nikita Mulyawati
13108241006

ABSTRACT

This research aims to find out the effect of teaching skills with lecture
method on academic achievement and emotional intelligence on 5th grade students
of cluster III, Kotagede subdistrict of Yogyakarta.
This research used a quantitive approach to the type of research is expost
facto. Population in this research were all students in 5th grade of public
elementary school students on cluster III, Kotagede subdistrict of Yogyakarta
which amounts to 176 students. Scale used to collect the data about teaching skills
with lecture method and emotional intelligence. Documentation used to collect
the data about academic achievement. The validity test used Product Moment and
reliability test used Alpha Cronbach. Data analysis techniques used simple
regression analysis.
The result of simple regression analysis shows that: (1) there is significant
effect between teaching skills with lecture method on academic of students,
indicated by the value of significance 0,001 < 0,05. The R2 contribution of
6,1%, it means that teaching skills with lecture method have the effective
contribution of 6,1% on academic achievement, whereas 93,9% is influenced by
another variable outside the research. (2) there is significant effect between
teaching skills with lecture method on emotional intelligence of students,
indicated by the value of significance 0,000 < 0,05. The R2 contribution of
18,7%, it means that teaching skills with lecture method have the effective
contribution of 18,7% on emotional intelligence, whereas 81,3% is influenced by
another variable outside the research.

Keywords : teaching skills, academic achievement, emotional intelligence

iii
iv
v
vi
MOTTO

“Fa-inna ma‟al „usri yusran”

(Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan)

(QS. Al-Insyirah:5)

“Jangan samakan perjuanganmu dengan orang lain, karena sudah jelas itu

berbeda. Nikmati saja, pasti ada indahnya.”

(Penulis)

“Belajar bersabar adalah hal yang wajib dilakukan karena rencana Allah pasti

lebih indah.”

(Penulis)

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak, Ibu, kakak, dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan
do’a dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Agama, Nusa dan Bangsa.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengaruh Metode Ceramah
terhadap Prestasi Akademik dan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V SD Negeri
Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta” dapat diselesaikan tidak lepas dari
bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Skripsi yang telah banyak memberikan saran/masukan, bimbingan dan
motivasi dengan sabar selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Bapak Dr. Sujarwo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Statistika yang
memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian Tugas Akhir
Skripsi dapat terlaksana sesuai tujuan.
3. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd., Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd,
M.Ed., dan Ibu Dr. Farida Agus Setiawati, M.Si. selaku Ketua Penguji,
Sekretaris Penguji, dan Penguji Utama yang sudah memberikan koreksi
perbaikan terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.
4. Bapak Drs. Suparlan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah
Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas
selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya Tugas
Akhir Skripsi ini.
5. Dr. Haryanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang
memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Ahir Skripsi.
6. Kepala Sekolah SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta
yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian
untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
7. Guru Kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta
yang telah membantu dan memerikan pengarahan dalam penelitian.

ix
8. Ibu dan Bapak yang selalu memberikan do’a dan semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
9. Saudara Firman Dwi Prabowo yang selalu menemani, memberikan
semangat, motivasi dan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi.
10. Teman-teman yang selalu membantu, memberi semangat dan motivasi
dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak
dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan
Tugas Akhir Skripsi ini.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT
dengan balasan yang setimpal. Demikianlah skripsi ini saya buat semoga
bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, Mei 2017


Peneliti,

Nikita Mulyawati

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 10
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah ............................ 13
1. Pengertian Keterampilan Mengajar ............................................... 13
2. Pengertian Metode Ceramah ......................................................... 14
3. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah ....................... 16
B. Prestasi Akademik .............................................................................. 25
1. Pengertian Prestasi Akademik ....................................................... 25
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ................ 26
C. Kecerdasan Emosional ....................................................................... 28
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................................ 28
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ............................................. 29
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ............................................... 31
D. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 32
E. Kerangka Pikir ................................................................................... 33
F. Hipotesis ............................................................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 37
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 38
D. Definisi Operasional ........................................................................... 38
1. Keterampilan Mengajar melalui metode Ceramah ........................ 38
xi
2. Prestasi Akademik ......................................................................... 39
3. Kecerdasan Emosional .................................................................. 39
E. Populasi .............................................................................................. 39
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 40
1. Dokumentasi .................................................................................. 40
2. Skala .............................................................................................. 40
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 41
1. Lembar Skala ................................................................................. 41
a. Pembuatan Kisi-Kisi Instrumen ................................................ 41
b. Penskoran Instrumen ................................................................ 43
c. Uji Coba Instrumen ................................................................... 44
1) Uji Validitas ......................................................................... 44
2) Analisis Item ........................................................................ 45
3) Uji Reliabilitas ..................................................................... 45
d. Hasil Uji Coba Instrumen ......................................................... 45
1) Analisis Item Instrumen Metode Ceramah .......................... 45
2) Analisis Item Instrumen Kecerdasan Emosional ................. 46
3) Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 47
2. Dokumentasi .................................................................................. 48
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 49
1. Analisis Data Deskriptif................................................................. 49
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 54
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 54
C. Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 54
D. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 70
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 72
F. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN ..................................................................................... 77
B. SARAN ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
LAMPIRAN ................................................................................................. 83

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Siswa Kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede ........ 40


Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Mengajar melalui 42
Metode Ceramah ..................................................................
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ......................... 43
Tabel 4. Alternatif Jawaban Instrumen ............................................... 44
Tabel 5. Hasil Ringkasan Analisis Item Keterampilan Mengajar 46
melalui Metode Ceramah .....................................................
Tabel 6. Hasil Ringkasan Analisis Item Kecerdasan Emosional ........ 47
Tabel 7. Hasil Uji Coba Instrumen ..................................................... 48
Tabel 8. Rumus Perhitungan Kategori ............................................... 51
Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 55
Tabel 10. Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui Metode 56
Ceramah ................................................................................
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar melalui 58
Metode Ceramah ..................................................................
Tabel 12. Rumus Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode 60
Ceramah ................................................................................
Tabel 13. Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode 60
Ceramah ................................................................................
Tabel 14. Distrbusi Frekuensi Prestasi Akademik ................................ 62
Tabel 15. Rumus Klasifikasi Prestasi Akademik ................................. 63
Tabel 16. Klasifikasi Prestasi Akademik .............................................. 64
Tabel 17. Skor Indikator Kecerdasan Emosional ................................. 65
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional ........................ 67
Tabel 19. Rumus Klasifikasi Kecerdasan Emosional ........................... 69
Tabel 20. Klasifikasi Kecerdasan Emosional ....................................... 69
Tabel 21. Hasil Analisis Regresi Keterampilan Mengajar melalui 70
Metode Ceramah terhadap Prestasi Akademik .....................
Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Keterampilan Mengajar melalui 71
Metode Ceramah dengan Kecerdasan Emosional ................

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir ...................................................................... 33


Gambar 2. Grafik Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui 56
Metode Ceramah ..................................................................
Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar 59
melalui Metode Ceramah .....................................................
Gambar 4. Grafik Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode 60
Ceramah ................................................................................
Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik ................... 63
Gambar 6. Grafik Klasifikasi Prestasi Akademik .................................. 64
Gambar 7. Grafik Skor Indikator Kecerdasan Emosional ...................... 66
Gambar 8. Grafik Distribusi Kecerdasan Emosional ............................. 68
Gambar 9. Grafik Klasifikasi Kecerdasan Emosional ............................ 69

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ........................................................... 84


Lampiran 2. Data Uji Coba Instrumen Penelitian .................................. 97
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 99
Lampiran 4. Data Mentah Hasil Penelitian ............................................. 109
Lampiran 5. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...................................... 130
Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 133
Lampiran 7. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Kelas V Gugus 136
III Kecamatan Kotagede ....................................................
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 143
Lampiran 9. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ........................... 145
Lampiran 10. Foto Dokumentasi Penelitian ............................................. 151

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian yang tidak lepas dari kehidupan manusia

untuk mencapai suatu keberhasilan. Pendidikan memiliki peran yang sangat

penting untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan usaha yang keras dari pemerintah

maupun masyarakat Indonesia. Dalam Undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun

2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha yang sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan

potensi dirinya agar memiliki kecerdasan, akhlak mulia, pengendalian emosi, dan

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, bangsa, dan negara.

Salah satu jenjang pendidikan yang harus ditempuh warga Indonesia adalah

pendidikan sekolah dasar, karena pemerintah mencanangkan program wajib

belajar 12 tahun yang mulai dilaksanakan pada tahun 2015 (Republika, 26

Agustus 2015). Pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang

wajib ditempuh terlebih dahulu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi. Pendidikan di sekolah dasar dilaksanakan sesuai dengan

perkembangan siswa, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan.

Perkembangan siswa di sekolah dapat dilihat dari prestasi akademik dan non

akademiknya. Menurut Masnida dan Adiyanti (2015), prestasi akademik

merupakan penguasaan materi studi oleh peserta didik yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor. Semakin tinggi prestasi akademik seseorang

1
berarti hasil belajar yang diperoleh semakin tinggi pula. Sedangkan prestasi non

akademik merupakan prestasi yang dimiliki seseorang di luar bidang akademik.

Melalui kegiatan non akademik, peserta didik dapat mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan olahraga,

kesenian, dan keterampilan.

Pendidikan sekolah dasar selama ini lebih cenderung untuk

mengembangkan prestasi akademik peserta didik yang selalu menekankan pada

pengembangan IQ. Sunarno (2007) mengungkapkan bahwa pendidikan sekolah

dasar lebih menekankan pada kemampuan siswa menghafal isi/konten yang

kurang bermakna bagi dirinya. Kondisi ini menjadi masalah bagi peserta didik

yang kurang dalam bidang akademik, padahal seharusnya pengembangan prestasi

akademik dan non akademik peserta didik dilakukan secara seimbang, karena

setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada peserta didik

yang unggul dalam bidang akademik, namun kurang dalam bidang non

akademik, dan sebaliknya ada peserta didik yang sangat berbakat dalam bidang

non akademik, namun akademiknya kurang. Tidak semua orang yang memiliki

IQ tinggi selalu sukses dan orang yang memiliki IQ rata-rata selalu gagal. Dalam

kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan orang yang memiliki IQ tinggi gagal,

dan orang yang memiliki IQ rata-rata sangat sukses. Hal tersebut Menurut

Goleman (2007:xiii) dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan yang disebut

kecerdasan emosional.

Nurdin (2009) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menjaga suasana hati agar tidak

2
frustasi. Kecerdasan emosional seseorang tampak pada kemampuan seseorang

dalam mengendalikan tingkah lakunya. Setiap orang memiliki tingkah laku yang

berbeda. Hal ini karena kecerdasan emosional setiap orang juga berbeda-beda.

Kecerdasan emosional yang baik pasti akan menghasilkan individu yang baik

pula. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mengembangkan prestasi

akademik peserta didik, namun juga kecerdasan emosionalnya. Karena peserta

didik yang memiliki kemampuan akademik yang baik, namun kecerdasan

emosionalnya kurang, maka siswa cenderung kurang bisa menyesuaikan diri

dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya atau kurang bisa bergaul serta kurang

bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Pada umumnya, sering dijumpai siswa sekolah dasar yang menggunakan

emosi dan kekuatan fisik dalam menghadapi suatu masalah. Misal, saat kegiatan

diskusi, peserta didik saling beradu pendapat sampai memukul teman,

menganggu teman saat sedang mengerjakan tugas sehingga menimbulkan

kegaduhan sampai perkelahian, peserta didik tidak memperhatikan saat guru

menjelaskan, bergurau sendiri, sering berbicara kotor di kelas, dan sebagainya.

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional peserta didik belum bisa

dikembangkan secara maksimal. Maka dari itu, peran guru di sekolah untuk

meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik sangat dibutuhkan.

Dalam pembelajaran, guru memiliki peran penting. Beberapa di antaranya

adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar, dan guru sebagai

pembimbing (Mudri, 2010). Guru sebagai pendidik yaitu guru menjadi panutan

bagi peserta didik yang harus memiliki nilai dan norma yang baik, guru sebagai

3
pengajar yaitu guru membantu peserta didik untuk memahami sesuatu yang belum

diketahui, dan guru sebagai pembimbing yaitu membimbing peserta didik secara

fisik, mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual. Jadi, selain

mengembangkan prestasi akademik, guru juga membimbing kecerdasan

emosional peserta didik.

Setiap hari, guru berinteraksi dengan peserta didik, oleh sebab itu guru

diharapkan mampu mengenali karakteristik setiap peserta didiknya. Seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karakteristik setiap peserta didik berbeda-

beda. Guru harus memiliki kewajiban untuk memahami semua hal yang

dibituhkan oleh peserta didik dalam pembelajaran, termasuk cara membuat

peserta didik paham dengan informasi yang disampaikan. Dengan demikian,

keterampilan guru dalam mengajar memang sangat dibutuhkan untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

Menurut Uno (2006), keterampilan mengajar adalah keterampilan guru

dalam mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada

motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah. Setiap guru diharapkan

memiliki keterampilan mengajar yang baik, karena dengan memiliki keterampilan

mengajar yang baik, maka guru akan mampu menguasai model, metode, dan

teknik mengajar, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah metode

ceramah, oleh sebab itu, keterampilan mengajar melalui metode ceramah

Menurut Majid (2016) metode ceramah adalah metode yang digunakan

untuk mengembangkan proses pembelajaran melalui penuturan. Metode ceramah

4
menuntut keaktifan guru dalam proses pembelajaran, atau lebih tepatnya teacher

center. Suyono dan Hariyanto (2015:96) menjelaskan bahwa dengan

menggunakan metode ceramah, guru bisa fokus pada materi yang ingin

disampaikan, penggunaan waktu bisa lebih efektif karena guru bisa mengatur

waktu sebaik mungkin, dapat digunakan dalam kelompok besar dengan jumlah

pendengar banyak, dan guru juga bisa mengontrol keadaan kelas. Apabila guru

menggunakan metode ceramah dengan tepat, maka siswa akan dapat memahami

dan menerima informasi yang disampaikan guru dengan baik, selain itu metode

ini cocok untuk anak SD karena dengan ceramah, guru dapat menanamkan konsep

pelajaran dengan baik. Apabila dalam menyampaikan materi guru tidak

menggunakan metode ceramah dan langsung praktek, maka siswa cenderung tidak

dapat memahami materi yang ingin disampaikan guru. Misalnya saat pelajaran

matematika materi perkalian. Guru akan menjelaskan terlebih dahulu konsep

perkalian dengan ceramah sambil memberikan contoh, setelah itu siswa

mengerjakan soal perkalian di buku masing-masing sesuai dengan konsep yang

diajarkan oleh guru. Apabila guru langsung meminta siswa mengerjakan tanpa

menjelaskan melalui ceramah terlebih dahulu, peserta didik akan bingung. Dalam

penelitian Novita (2014) yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Ceramah

Bervariasi dalam Meningkatkan Operasi Perkalian bagi Anak Berkesulitan

Belajar, diperoleh kesimpulan bahwa pada taraf signifikan 95% atau alfa= 0,05

maka diperoleh Utab= 0, untuk n = 4 berarti dapat disimpulkan bahwa pada taraf

α = 0,05 terbukti bahwa penggunaan metode ceramah bervariasi efektif

digunakan untuk anak berkesulitan belajar. Dari penelitian ini, dapat diketahui

5
bahwa metode ceramah juga efektif digunakan untuk anak berkebutuhan khusus

apabila dilakukan dengan cara yang tepat.

Beberapa pihak memandang bahwa penggunaan metode ini dirasa kurang

efektif karena peserta didik terkesan kurang aktif dan hanya mendengarkan materi

yang dijelaskan guru. Peserta didik menerima materi dari guru tanpa menggali

pengetahuan sendiri dan mencoba menemukan hal yang baru. Menurut Suyono

dan Hariyanto (2015), metode ceramah tidak cocok untuk pengingatan jangka

panjang, metode ini hanya efektif digunakan antara 10-15 menit saja, hal ini

terkait dengan kemampuan mendengar dan mengingat peserta didik. Penggunaan

metode ceramah dengan durasi waktu yang panjang akan menimbulkan

kebosanan bagi peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Mudri (2010) dalam

jurnal Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran menghasilkan data

bahwa menyampaikan pembelajaran dengan ceramah cenderung membuat

pembelajaran menjadi monoton. Selain itu dalam tesis Immawati (2016) yang

berjudul Perbedaan Metode Debat dan Metode Ceramah terhadap Penguasaan

Konsep IPS Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMP N 23

Makassar. Hasil dari tesis tersebut adalah kemampuan berpikir kritis kategori

tinggi berjumlah 27 siswa dengan presentase 81% dan kategori rendah berjumlah

5 siswa dengan presentase 19%. Pada kelas ceramah, kategori tinggi berjumlah 9

siswa dengan presentase 27% dan kategori rendah berjumlah 24 siswa dengan

presentase 73%. Hal ini berarti kemampuan berpikir kritis siswa dengan

menggunakan metode ceramah lebih rendah daripada menggunakan metode debat.

6
Di sekolah dasar sering ditemui peserta didik yang memiliki prestasi

akademik yang baik, namun kurang percaya diri dan kurang bisa bergaul dengan

teman-temannya, ada juga peserta didik yang cerdas, namun tidak memiliki sopan

santun terhadap guru atau orang yang lebih tua. Sebaliknya, ada peserta didik

yang prestasi akademiknya biasa saja atau bahkan kurang, namun kecerdasan

emosionalnya baik. Guru memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan

emosional dan prestasi akademik siswa yang dilakukan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran, guru diharapkan mampu memilih

metode yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Pada umumnya, metode

pembelajaran yang sering digunakan guru adalah metode ceramah. Seberapa besar

pengaruh metode ceramah terhadap perkembangan kecerdasan emosional dan

prestasi akademik peserta didik perlu diketahui untuk mengukur keefektifan

penggunaan metode yang selama ini sering dipandang negatif.

Prestasi akademik siswa dapat diketahui dari hasil belajar mereka. Pada

tahun 2016, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari lima wilayah masing-

masing meraih nilai rata-rata UN tingkat SD yaitu tertinggi diraih Kabupaten

Kulonprogo dengan nilai rata-rata 237,59 disusul Kota Yogyakarta 236,82

kemudian Kabupaten Sleman 236,16, Bantul 229,35 dan Gunungkidul 217,53

(Republika, 11 Juni 2016). Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi

akademik siswa di Kota Yogyakarta tergolong tinggi.

SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta termasuk dalam

wilayah Kota Yogyakarta, yang berarti juga ikut memberikan andil atas tingginya

nilai rata-rata UN yang diraih. Meskipun begitu, masih ditemui beberapa masalah

7
terkait dengan pembelajaran di kelas dan peserta didik sebagai pembelajar.

Setelah melakukan observasi selama dua bulan PPL (Praktik Pengalaman

Lapangan) dan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Gugus III di

Kecamatan Kotagede, metode yang mendominasi dalam pembelajaran adalah

metode ceramah . Guru sering memberikan penguatan kepada siswa, namun

masih ditemukan siswa yang minder, guru sudah menjelaskan pelajaran dengan

sangat rinci, namun ada beberapa siswa yang masih bingung ketika diberi

pertanyaan, guru sudah memberikan variasi pembelajaran sehinngga kelas jadi

menyenangkan dan siswa aktif, namun kelas terkesan sangat ramai, guru sudah

menjelaskan materi sopan santun, namun tidak memberikan contoh secara nyata

sehingga siswa kurang bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-

hari, saat guru berceramah, peserta didik terlihat tenang dan serius, namun banyak

yang mengantuk, melalui pembelajaran yang menggunakan metode ceramah,

banyak peserta didik yang prestasi akademiknya baik, namun kurang pandai

bergaul. Sebaliknya ada juga peserta didik yang prestasi akademiknya kurang,

namun pandai bergaul, siswa memahami materi yang disampaikan guru, namun

kurang kreatif dalam mengembangkannya, melalui ceramah, guru cenderung

menyampaikan pengetahuan, belum menekankan keterlibatan peserta didik secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada siswa

Sekolah Dasar Negeri Kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi

prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa, maka dalam penulisan skripsi

8
ini, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Metode Ceramah terhadap

Kecerdasan Emosional dan Pretasi Akademik Siswa Kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Guru sering memberikan penguatan kepada siswa, namun masih ditemukan

siswa yang minder.

2. Guru sudah menjelaskan pelajaran dengan sangat rinci, namun ada beberapa

siswa yang masih bingung ketika diberi pertanyaan.

3. Guru sudah memberikan variasi pembelajaran sehinngga kelas jadi

menyenangkan dan siswa aktif, namun kelas terkesan sangat ramai.

4. Guru sudah menjelaskan materi sopan santun, namun tidak memberikan

contoh secara nyata sehingga peserta didik kurang bisa

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Melalui ceramah, guru cenderung menyampaikan pengetahuan, belum

menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

6. Saat guru berceramah, peserta didik terlihat tenang dan serius, namun banyak

yang mengantuk.

7. Melalui pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, banyak peserta

didik yang prestasi akademiknya baik, namun kurang pandai bergaul.

9
Sebaliknya ada juga peserta didik yang prestasi akademiknya kurang, namun

sangat pandai bergaul.

8. Melalui ceramah, peserta didik memahami materi yang disampaikan guru,

namun kurang kreatif dalam mengembangkannya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dengan melihat kondisi dan permasalahan

serta segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian akan

dibatasi pada pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah terhadap

prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah terhadap

prestasi akademik siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede

Yogyakarta?

2. Adakah pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah terhadap

kecerdasan emosional siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan

Kotagede Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:

10
1. Mengetahui pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah

terhadap prestasi akademik siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan

Kotagede Yogyakarta.

2. Mengetahui pengaruh keterampilan mengajar melalui metode ceramah

terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat membantu mengembangkan

ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya

serta dapat memberikan gambaran tentang pengaruh keterampilan mengajar

melalui metode pembelajaran ceramah terhadap prestasi akademik dan kecerdasan

emosional, sedangkan secara praktis dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi orang tua

Menambah informasi bagi orang tua terhadap metode pembelajaran yang

diterapkan di sekolah, lebih memahami sikap dan perilaku anak serta prestasi

akademik anaknya.

2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya

kepada guru dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dengan memadukan

metode pembelajaran yang digunakan untuk menggali prestasi akademik dan

kecerdasan emosional yang dimiliki siswa.

11
3. Manfaat bagi siswa

Kesadaran bagi siswa bahwa setiap individu memiliki karakteristik yang

berbeda-beda sehingga dapat mendorong atau memotivasi siswa untuk

meningkatkan dan mengembangkan prestasi akademik dan kecerdasan

emosionalnya.

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

1. Pengertian Keterampilan Mengajar

Mengajar merupakan tugas guru untuk menyampaikan informasi dan

pengetahuan kepada peserta didik. Mengajar sering dianggap sebagai hal yang

mudah, padahal dalam proses pembelajaran guru membutuhkan banyak

keterampilan mengajar. Praktiki dalam Rasto (2015:2) menjelaskan bahwa

keterampilan mengajar adalah tindakan mengajar atau perilaku yang dimaksudkan

untuk memberikan fasilitas belajar siswa baik secara langsung maupun tidak

langsung. Hal ini sejalan dengan penjelasan Safitri dan Sontani (2016) bahwa

keterampilan mengajar adalah tindakan untuk memfasilitasi pembelajaran murid

secara langsung atau tidak langsung untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keterampilan mengajar merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru, karena

apabila guru menguasai keterampilan mengajar dengan baik, maka guru akan

dapat menguasai kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

maksimal. Lebih lanjut Sukirman (2013:3) menerangkan bahwa keterampilan

dasar mengajar adalah keterampilan yang bersifat generik/mendasar/umum dab

kompleks yang haru dikuasai oleh setiap guru.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

mengajar adalah tindakan pengajaran untuk memberikn fasilitas belajar kepada

siswa.

13
2. Pengertian Metode Ceramah

Dalam pembelajaran sehari-hari, guru menggunakan metode untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Majid (2016: 193) metode adalah cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai dengan maksimal.

Hal ini sejalan dengan pendapat Hamruni (2009:6) yang menjelaskan bahwa

metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih

lengkapnya, menurut Bahri dan Zain (2013 : 46), metode adalah cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Apabila

dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara-cara menyajikan bahan

pelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan di sekolah yaitu

metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang kerap digunakan guru

dalam kegiatan pembelajaran. Sanjaya (2012: 147) menjelaskan bahwa metode

ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturuan

secara lisan atau penjelasan secara langsung kepada siswa. Metode ini bersifat

satu arah dan kurang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Selanjutnya, Majid (2016: 194) mengungkapkan bahwa metode ceramah

merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran

dengan cara penuturan (lecture). Harsono & Susanto (2009) mengungkapkan

bahwa metode ceramah merupakan metode yang persiapannya paling sederhana

dan mudah, fleksibel tanpa memerlukan persiapan yang khusus. Dalam

pembelajaran, metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan oleh

14
guru. Metode ceramah bagus jika penggunaannya tepat dan betul-betul

dipersiapkan dengan baik.

Sagala (2010: 201) mengungkapkan bahwa metode ceramah merupakan

sebuah bentuk interaksi yang dilakukan dengan penuturan dan penerangan dari

guru kepada peserta didik Dalam pembelajaran yang menggunakan metode

ceramah, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audiovisual

lainnya. Senada dengan Sagala, Suryosubroto (2002: :165) menjelaskan bahwa

metode ceramah adalah metode mengajar guru yang dilakukan dengan secara

lisan di kelasnya, dengan bantuan alat-alat seperti gambar-gambar bagan agar

uraiannya lebih jelas. Melalui alat-alat bantu yang digunakan oleh guru,

diharapkan siswa bisa lebih paham dengan penjelasan yang disampaikan oleh

guru.

Bahri dan Zain (2013: 97) menjelaskan bahwa metode ceramah merupakan

cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi tentang suatu

pokok persoalan secara lisan, disebut juga metode tradisional. Hal ini senada

dengan pendapat Sholeh (2011: 209), metode ceramah merupakan metode yang

sudah ada sejak adanya pendidikan, dan dikenal sebagai metode tradisional yang

sangat sering digunakan dalam pembelajaran. Sunarti (2014) menjelaskan bahwa

metode ceramah merupakan metode yang digunakan untuk menyampaikan

informasi atau pesan (termasuk materi pembelajaran) yang membutuhkan uraian

atau penjelasan secara lisan. Dengan metode ini, maka guru akan menyampaikan

materi pembelajaran secara terstruktur agar dapat dipahami dengan baik oleh

siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.

15
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah

merupakan yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau materi

pelajaran kepada peserta didik secara langsung melalui penuturan (lisan). Melalui

metode ini, guru diharapkan memiliki keterampilan bertutur yang baik, sehingga

mampu menarik perhatian siswa.

3. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Keterampilan mengajar melalui metode ceramah merupakan tindakan

mengajar untuk memberikan fasilitas belajar kepada siswa secara langsung yang

dilakukan melalui penuturan (lisan). Berikut akan dijelaskan macam-macam

keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru serta pengimplementasian

keterampilan mengajar yang dilakukan melalui langkah-langkah metode ceramah.

a. Macam-macam Keterampilan Mengajar

Macam-macam keterampilan mengajar menurut Rasto (2015) adalah

sebagai berikut:

1) Keterampilan membuka pelajaran

Keterampilan membuka pembelajaran adalah proses mempersiapkan siswa

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran atau proses mengenalkan pelajaran pada

siswa. Aktivitas membuka pelajaran bertujuan untuk memfokuskan perhatian

siswa tehadap pembelajaran yang akan dilaksanakan, membangkitkan motivasi

siswa, dan mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi pelajaran yang

akan dipelajari.

16
2) Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan adalah seni mengajar dengan menggunakan pernyataan yang

tepat oleh guru agar siswa dapat memahami konsep, fenomena, atau prinsip yang

diinginkan. Pernyataan yang tepat mengandung makna penjelasan guru harus

sesuai dengan usia siswa, kematangan siswa, dan sesuai dengan materi atau

konsep atau fenomena yang dijelaskan.

3) Menutup Pembelajaran

Menutup pembelajaran yaitu mengarahkan perhatian pada penyelesaian

tugas tertentu atau urutan belajar pada akhir pembelajaran. Menutup pembelajaran

berisi ringkasan singkat dari materi yang diajarkan sehingga siswa dapat

menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.

4) Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan bagian penting untuk membuat

pembelajaran yang efektif. Guru memberikan pertanyaan kepada kelas untuk

melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. melalui pertanyaan,

guru mampu memberikan rangsangan kepada siswa.

5) Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah keterampialn yang digunakan guru untuk meningkatkan

frekuensi perilaku positif (diinginkan dari siswa) atau untuk mengurangi perilaku

negatif (yang tidak diinginkan dari siswa). Penguatan dipandang sebagai alat yang

ampuh untuk meningkatkan perilaku sosial siswa dalam kelas dan meningkatkan

prestasi akademik.

17
6) Keterampilan Melakukan Variasi Stimulus

Keterampilan variasi stimulus yaitu kemampuan guru untu mengubah

perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk menarik dan mempertahankan

perhatian siswa pada level tertinggi terhadap pelajaran atau aktivitas di kelas.

7) Keterampilan Melakukan Demonstrasi

Keterampilan demonstrasi merupakan keterampulan guru untuk

memperlihatkan suatu tindakan atau penggunaan prosedur tertentu, degan rinci

setahap demi setahap. Jadi siswa ditunjukkan cara melakukan pekerjaan dengan

menggunakan alat, mesin, dan bahan yang sebenarnya.

8) Keterampilan Menggunakan Papan Tulis

Keterampilan menggunakan papan tulis merupakan keterampilan guru

dalam menjelaskan dengan menuliskan poin-poin utama, meringkas, dan

meninjau hasil belajar di papan tulis untuk menciptakan suasana informal dan

dapat memotivasi belajar siswa.

Selanjutnya B.K. Passi dalam Rani (2011) memberikan daftar

keterampilan mengajar sebagai berikut: (1) menulis tujuan instruksional; (2)

memperkenalkan pelajaran; (3) kelancaran dalam bertanya; (4). menggali

pertanyaan; (5) menjelaskan; (6) menggambarkan dengan contoh-contoh; (7)

variasi stimulus; (8) berdiam diri dan menggunakan non-verbal isyarat; (9)

memberikan penguatan; (10) meningkatkan partisipasi murid; (11) menggunakan

papan hitam; (12) mencapai penutupan; (13) perilaku mengenali kehadiran.

Selanjutnya, Allen dan Ryan dalam Bhargava (2009) menyebutkan keterampilan

mengajar sebagai berikut: (1) stimulus variasi; (2) set induksi; (3) penutupan; (4)
18
guru berdiam diri dan menggunakan non-verbal isyarat; (5) memperkuat

partisipasi murid; (6) kelancaran dalam bertanya; (7) menggali pertanyaan; (8)

gunakan pertanyaan yang lebih susah; (9) pertanyaan yang divergen; (10)

mengakui dan menghadiri perilaku; (11) ilustrasi dan penggunaan contoh; (12)

Ceramah; (13). pengulangan rencana; (14) ketuntasan komunikasi.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam

keterampilan mengajar adalah keterampilan membuka pelajaran, keterampilan

menjelaskan, keterampilan menutup pelajaran, keterampilan bertanya,

keterampilan memberi penguatan, keterampilan melakukan variasi, keterampilan

melakukan demonstrasi, dan keterampilan menggunakan papan tulis.

b. Langkah-langkah Metode Ceramah

Langkah-langkah yang tepat dalam menerapkan metode pembelajaran

sangat diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut Sanjaya (2010:149) langkah-

langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah:

1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan pokok-pokok materi yang

akan disampaikan, dan mempesiapkan alat bantu.

2) Guru menjaga kontak mata dengan siswa.

3) Guru menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

4) Guru menyajikan materi secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah

dimengerti oleh siswa.

5) Guru menanggapi respon siswa dengan segera.

6) Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
19
7) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

8) Guru memancing siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan tentang

materi yang sudah disampaikan.

9) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menguasai materi pembelajaran yang sudah disampaikan.

Selanjutnya, Sudjana (2009:77-78) menjelaskan bahwa langkah-langkah

yang diharapkan dalam metode ceramah adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan, yaitu tahap guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik

sebelum mengajar dimulai.

2) Tahap penyajian, yaitu tahap guru menyampaikan bahan ceramah.

3) Tahap asosiasi (komparasi), yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk

menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya.

Pada tahap ini diberikan tanya jawab dan diskusi.

4) Tahap generalisasi/ kesimpulan. Pada tahap ini siswa menyimpulkan hasil

ceramah.

5) Tahap aplikasi/evaluasi. Pada tahap ini diadakan penilalaian terhadap

pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru, evaluasi bisa dalam

bentuk lisan, tulisan, tugas, dan lain-lain.

Lebih lengkap, menurut Solehatin (2012:124) ada empat langkah dalam

pelaksanaan metode ceramah, yaitu:

a. Tahap persiapan ceramah, meliputi persiapan bahan ajar dan media yang

digunakan.

b. Tahap awal ceramah, meliputi apersepsi dan peningkatan motivasi siswa.


20
c. Tahap pengembangan ceramah, meliputi penyampaian dengan media dan

bahan yang telah dipersiapkan.

d. Tahap akhir ceramah, meliputi penyampaian kesimpulan, refleksi, dan tindak

lanjut.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil metode ceramah dari

pendapat Sanjaya, yaitu:

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan pokok-pokok materi yang

akan disampaikan, dan mempersiapkan alat bantu.

b. Guru menjaga kontak mata dengan siswa.

c. Guru menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

d. Guru menyajikan materi secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah

dimengerti oleh siswa.

e. Guru menanggapi respon siswa dengan segera.

f. Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.

g. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

h. Guru memancing siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan tentang

materi yang sudah disampaikan.

i. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menguasai materi pembelajaran yang sudah disampaikan.

21
c. Kelebihan Metode Ceramah

Meskipun metode ceramah merupakan metode klasik dalam proses

pembelajaran, metode ini memiliki banyak keunggulan. Majid (2016: 196)

berpendapat bahwa ada beberapa alasan metode ceramah sering digunakan, yaitu:

1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah.

Dikatakan murah karena ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan

yang lengkap seperti metode demokrasi atau peragaan. Dikatakan mudah karena

ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak perlu persiapan yang rumit.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

Maksudnya adalah materi pelajaran yang luas dapat diringkas dengan

disampaikan pokok-pokoknya saja dalam waktu yang singkat.

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

Maksudnya guru dapat menekankan pokok-pokok materi yang ingin

ditekankan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai.

4) Guru dapat mengontrol keadaan kelas.

Hal ini karena sepenuhnya kelas adalah tanggung jawab guru yang

memberikan ceramah.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah menjadi lebih sederhana.

Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam dan rumit. Asal siswa

menempati tempat duduk dan mendengarkan guru, ceramah sudah bisa dilakukan.

Selanjutnya, menurut Sholeh (2011: 209) kelebihan merode ceramah adalah

sebagai berikut:

1) Guru mudah menguasai kelas.


22
2) Mudah dilaksanakan

3) Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar.

4) Guru dapat menjelaskan banyak bahan pelajaran kepada siswa.

Sejalan dengan pendapat Sholeh, menurut Bahri dan Zain (2013 : 96),

kelebihan metode ceramah adalah :

1) Guru mudah menguasai kelas

2) Guru mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

3) Bisa diikuti oleh siswa dalam jumlah besar.

4) Mudah dipersiapkan dan dilaksanakan.’

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode

ceramah adalah guru dapat dengan mudah menguasai kelas, mudah dan murah

dalam pelaksanaannya, dapat diikuti siswa dalam jumlah besar, serta guru dapat

menjelaskan materi yang luas dengan waktu yang terbatas.

d. Kelemahan Metode Ceramah

Di samping memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki kelemahan.

Menurut Sagala (2009: 202) kelemahan dari metode ceramah adalah:

1) Proses pengetahuan kurang tajam, karena tidak memberikan kesempatan

berdiskusi untuk memecahkan masalah,

2) Kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

keberanian mengemukakan pendapatnya,

23
3) Pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditangkap oleh pendenganya,

apalagi digunakan kata-kata asing,

4) Kurang cocok dengan tingkah laku kemampuan anak yang masih kecil, karena

taraf berpikir anak masih dalam taraf yang kurang konkret.

Selanjutnya, Majid (2016: 197) menjelaskan kelemahan metode ceramah

yaitu:

1) Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada hasil ceramah yang disampaikan

guru, serta terbatas pada apa yang dikuasai guru.

2) Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya

verbalisme.

3) Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru tidak

mampu bertutur yang baik dan menyenangkan. Hal yang sering terjadi adalah saat

guru menerangkan, siswa mengantuk karena gaya bertutur guru tidak menarik.

4) Dengan ceramah, sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah paham

apa yang telah dijelaskan guru.

Lebih lengkapnya, Bahri dan Zain (2013: 97) menjelaskan bahwa

kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut:

a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

b. Siswa yang kemampuan visualnya lebih menjadi rugi, sementara yang auditif

(mendengar) yang besar menerimanya.

c. Apabila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan.

d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini

sukar sekali.

24
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari

metode ceramah adalah apabila digunakan terlalu lama menyebabkan kebosanan,

cenderung membuat siswa pasif, dan materi yang dikuasai siswa terbatas dengan

yang dikuasai guru.

B. Prestasi Akademik

1. Pengertian Prestasi Akademik

Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang akan menghasilkan prestasi

apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pada umumnya, prestasi

akademik merupakan prestasi yang lebih banyak dikembangkan di sekolah.

Menurut Asrori (2009: 100), prestasi akademik merupakan perwujudan nyata dari

proses belajar, latihan pengetahuan, pengalaman, motivasi, bakat dan kemampuan

yang dicapai seseorang sesuai dengan keahliannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Basri (2012) bahwa prestasi akademik itu sendiri merupakan hasil

belajar, atau hasil kemampuan seseorang yang menjadi tolak ukur kemampuan

atau keterampilannya. Hasil belajar itu sendiri diwujudkan dalam bentuk angka

atau simbol tertentu. Dengan simbol atau angka tersebut, maka akan dapat

diketahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai oleh peserta didik.

Lebih lengkapnya menurut Wibowo (2016), prestasi akademik adalah

tingkat keberhasilan akademis seseorang yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

skor prestasi akademik digunakan untuk menunjukkan pencapaian keberhasilan

tujuan dalam suatu usaha belajar yang dilakukan oleh seseorang secara maksimal.

25
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik

merupakan hasil kemampuan yang dicapai untuk mengukur tingkat kemampuan

seseorang dalam bidang akademis yang diwujudkan dalam bentuk angka atau

simbol tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Prestasi akademik seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Basri (2012) menjelaskan bahwa prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

berasal dari individu itu sendiri yang mencakup konsentrasi, minat, bakat,

intelegensi, motivasi, dan cita-cita. Selanjutnya faktor eksternal, yaitu faktor yang

berasal dari luar diri individu, termasuk lingkungan fisik seperti keadaan udara,

suhu, cuaca, alat-alat yang dipakai, dan lingkungan sosial individu baik yang hadir

secara langsung maupun secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi

keberhasilan seseorang. Hal ini senada dengan pendapat Azwar (2004) yang

menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik

seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik yaitu yang berhubungan dengan

fisik seperti penglihatan dan pendengaran sedangkan faktor psikologis

berhubungan dengan minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap, dan kesehatan

mental. Faktor eksternal yaitu berasal dari lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik menurut Habsari

(2005: 76) meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan

faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, yaitu:

26
a. Inteligent Quotient (IQ), merupakan kecerdasan bawaan atau faktor bakat.

b. Emotional Quotient (EQ), merupakan kemampuan untuk mengelola perasaan

dan mengenali keinginan serta kebutuhan orang lain.

c. Spiritual Quotient (SQ), merupakan kecerdasan spiritual atau tingkat keimanan

seseorang.

d. Creativity Quotient (CQ), merupakan kemampuan untuk memunculkan ide-ide

baru dalam bidang ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya.

e. Adversity Quotient (AQ) merupakan kemampuan untuk mengatasi kesulitan

dan berbagai tantangan.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang diri

peserta didik yaitu:

a. Motivasi, yaitu faktor yang mendorong agar memiliki semangat untuk meraih

prestasi.

b. Lingkungan belajar, meliputi lingkungan rumah dan sekolah yang menunjang

pembelajaran

c. Kedisiplinan, yaitu kemampuan mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah

atau rumah

d. Kesehatan, meliputi kesehatan jasmani dan rohani.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik

seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang mencakup minat, bakat,

inteligensi, motivasi, dan sebagainya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal

dari luar diri peserta didik, yaitu dari lingkungan sekitar.

27
C. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah “Emotional Intellingence” yang selanjutnya disebut “kecerdasan

emosional” pertama kali diungkapkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dari

Universitas New Hampshire untuk menjelaskan kualitas-kualitas emosional

seperti empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,

kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan

masalah antarpribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat

(Shapiro, 2003:5).

Goleman (2007:xiii) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (emotional

intellingence) adalah kecerdasan yang mencakup pengendalian diri, semangat dan

ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain.

Selanjutnya, Munif (2011: 74) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional

merupakan kecerdasan yang melibatkan kecerdasan diri, disiplin, dan empati. Hal

ini senada dengan pendapat Saptoto (2010:8) bahwa kecerdasan emosional

merupakan kemampuan untuk berbagi rasa dan menerima sudut pandang orang

lain, sehingga saat terjadi masalah mereka tidak langsung menyalahkan orang lain

dan bisa bersikap bijaksana sehingga bisa menjalin hubungan yang baik dengan

orang lain. Yusuf (2009:113) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merujuk

pada kemampuan mengendalikan diri, memotivasi diri, dan berempati. Saat ini,

kecerdasan emosional sangat perlu untuk dimiliki, diperhatikan, dan dikaji secara

mendalam karena kondisi kehidupan saat ini yang semakin kompleks yang

28
memberikan dampak yang sangat buruk terhadap perkembangan emosional

individu.

Uno (2010: 68) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan mengahadapi frustasi;

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur

suasana hati; dan menjaga agar stres tidak melumpuhkan pikiran, berempati dan

berdo’a.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional merupakan kemampuan seseorang memahami diri sendiri dan orang

lain.

2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Masaong dan Timole (2011: 3) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional

dapat dilihat dari dua domain, yaitu: pertama, domain kecakapan pribadi yang

mencakup kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi; kedua, domain

kecakapan sosial yang mencakup empati dan keterampilan sosial. Salovey dalam

Uno (2010: 74-75) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional mencakup lima

aspek sebagai berikut.

a. Mengenali emosi diri.

Mengenali emosi diri yaitu memiliki kesadaran diri untuk mengenali

perasaan yang sedang terjadi dan yang sedang dirasakan pada saat perasaan itu

timbul.

29
b. Mengelola emosi.

Mengelola emosi yaitu kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

perasaan yang sedang dialaminya dengan tepat serta mampu menghadapi gejolak

emosi pada dirinya sendiri. Dengan demikian, seseorang akan mampu

mengendalikan emosi yang sedang dirasakan dan mengekspresikannya sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada. Kemampuan ini mencakup kemampuan

untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan,

ketersinggungan, serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang

menekan.

c. Memotivasi diri sendiri.

Memotivasi diri sendiri yaitu keadaan dimana seseorang tidak cepat putus

asa bila mengahadapi hambatan dalam mewujudkan cita-citanya, ulet, dan tekun

dalam mengahadapai berbagai rintangan dan permasalahan yang dihadapinya.

d. Mengenali emosi orang lain.

Mengenali emosi orang lain atau empati merupakan kemampuan merasakan

apa yang dirasakan oleh orang lain. Orang yang empatik lebih mampu menangkap

sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan

dan dikehendaki orang lain.

e. Membina hubungan

Membina hubungan merupakan kemampuan untuk menjalin hubungan

dengan orang lain dengan cukup lancar, mampu memimpin, dan mengorganisir,

bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama dalam tim. Pada

30
umumnya mereka adalah tipe orang yang disukai karena secara emosional

mereka itu menyenangkan, mampu membuat orang di sekitarnya merasa tenteram.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kecerdasan

emosional adalah kesadaran diri, motivasi diri, mengelola emosi, mengenali emosi

orang lain, dan membina hubungan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Walgito (2009: 24) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosional adalah:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang

mempengaruhi kecerdasan emosi. Faktor ini memiliki dua sumber, yaitu dari segi

jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan

individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang terganggu maka memungkinkan

dapat mempengaruhi kecerdasan emosinya. Sementara segi psikologis mencakup

pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, dan motivasi.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan tempat kecerdasan emosi

berlangsung. Faktor eksternal meliputi:

1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan

emosional tanpa distorsi.

2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan

emosi.
31
Selanjutnya, Firdaus (2012: 38) menjelaskan bahwa otak kanan berfungsi

dalam perkembangan kecerdasan emosional (emotional quotient). Salah satu

wujudnya adalah sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan orang lain,

mengintepretasikan perumpamaan atau perbandingan (imagery), serta

pengendalian emosi. Kecerdasan emosional membuat seseorang mampu

mengelola emosinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosional adalah otak, faktor internal yang meliputi

segi jasmani dan segi psikologis, serta faktor eksternal yang meliputi stimulus dan

lingkungan.

D. Penelitian yang Relevan

1. Wahyu Hidayati (2011) dalam penelitian Pengaruh Penyesuaian Sosial

Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar Negeri Kelas Atas di Desa

Wirogaten Kecamatan Mirit Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penyesuaian sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kecerdasan emosional siswa SD.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013) pada siswa SMA Negeri di

Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan bahwa kecerdasan

emosional mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut menegaskan bahwa pengembangan kecerdasan emosional sangat penting

dalam pembelajaran salah satunya melalui pengembangan perangkat pembelajaran

yang berorientasi pada kecerdasan emosional dan prestasi belajar.

32
E. Kerangka Pikir

Y1

Y2

Gambar 1. Kerangka Pikir

Keterangan : X = Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah


Y1 = Prestasi Akademik
Y2 = Kecerdasan Emosional

Mengajar merupakan tugas guru dalam proses pembelajaran. Seringkali

orang menganggap bahwa mengajar merupakan hal yang mudah untuk dilakukan,

padahal dalam mengajar, dibutuhkan banyak keterampilan yang harus dimiliki

oleh guru. Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu keterampilan membuka

pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan menutup pelajaran,

keterampilan memberikan penguatan, keterampilan bertanya, keterampilan

melakukan variasi stimulus, keterampilan melakukan demonstrasi,dan

keterampilan menggunakan papan tulis (Rasto, 2015). Keterampilan mengajar

yang dimiliki guru ini diaplikasikan ke dalam metode pembelajaran. Metode

pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

33
rencana yang disusun secara nyata untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal

(Majid, 2016).

Salah satu metode pembelajaran yang sering mendominasi adalah metode

ceramah. Metode ceramah merupakan cara menyajikan pelajaran yang dilakukan

secara langsung melalui lisan (Sanjaya, 2012:47). Dengan metode ini, guru akan

lebih mudah dalam menyampaikan materi, karena tidak memerlukan persiapan

yang rumit dalam pelaksanaannya, serta bisa digunakan untuk kelas dengan

jumlah siswa yang banyak. Dengan menggunakan metode ceramah, maka dapat

diketahui sejauh mana keterampilan guru dalam mengajar.

Dalam pembelajaran di sekolah, guru memiliki peran yang sangat penting,

baik sebagai pendidik, pengajar, maupun pembimbing. Guru diharapkan mampu

mendidik, mengajar, dan membimbing siswa dalam segala hal. Dalam

kenyataannya, pendidikan saat ini masih lebih mengembangkan kemampuan

siswa dalam mencapai prestasi akademik yang tinggi dan menekankan aspek

kognitifnya saja. Padahal setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Pada hakikatnya, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan

dalam bidang akademik, namun pengendalian diri serta hubungan yang baik

dengan orang lain juga ikut andil dalam kesuksesan seseorang. Kemampuan

untuk mengelola emosi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain disebut

kecerdasan emosional. Banyak orang memiliki prestasi akademik baik, namun

kecerdasan emosionalnya kurang cenderung gagal, sebaliknya orang yang

34
memiliki prestasi akademik kurang, namun kecerdasan emosionalnya baik, akan

lebih berhasil dan sukses.

Apabila keterampilan mengajar guru baik, maka anggapan negatif mengenai

metode ceramah akan hilang. Karena guru mampu membuat siswa paham akan

informasi yang disampaikan melalui keterampilan menjelaskan, guru mampu

membuat siswa memiliki penalaran yang baik melalui keterampilan bertanya, dan

keterampilan-keterampilan lain yang semuanya itu bisa diaplikasikan melalui

metode ceramah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah konsentrasi

siswa (Basri, 2012). Apabila siswa mampu berkonsentrasi dengan baik, siswa

akan mampu memahami informasi yang disampaikan guru dengan baik, sehingga

prestasi akademik juga akan meningkat. Selain itu salah satu kelebihan metode

ceramah adalah guru dapat menekankan pokok-pokok materi yang ingin

ditekankan, sehingga siswa dapat terfokus pada materi tersebut (Majid, 2016).

Keterampilan mengajar melalui metode ceramah memiliki pengaruh

signifikan terhadap kecedasan emosional siswa karena guru bertanggungjawab

untuk membimbing kecerdasan emosional siswa. Kecerdasan emosional siswa

dipengaruhi oleh cara guru mendidik dan mengajar di sekolah. Semakin sering

guru berceramah dengan menyelipkan nasehat-nasehat untuk siswa, maka

kecerdasan emosional akan semakin meningkat. Hal ini juga didukung penjelasan

Goleman (2007) bahwa pelajaran-pelajaran emosi yang diperoleh dari sekolah

35
akan membentuk sirkuit-sirkuit emosi yang membuat seseorang cakap atau tidak

dalam hal kecerdasan emosional.

Guru memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan seluruh potensi

peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah

satu keterampilan mengajar adalah keterampilan memberikan penguatan.

Penguatan dipandang sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan perilaku

sosial siswa dalam kelas dan prestasi akademik siswa (Rasto, 2015). Keterampilan

guru dalam melakukan komunikasi yang baik dengan siswa akan mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa

keterampilan mengajar melalui metode ceramah memiliki pengaruh signifikan

terhadap prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa.

F. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang telah disampaikan di atas,

maka diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut:

1. Keterampilan mengajar melalui metode ceramah memiliki pengaruh

signifikan terhadap prestasi akademik siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

2. Keterampilan mengajar melalui metode ceramah memiliki pengaruh

signifikan terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V SD Negeri Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu menggunakan penelitian ex-post facto. Syaodih

(2009: 55) mengatakan bahwa penelitian ex-post facto meneliti hubungan sebab-

akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan)

oleh peneliti. Hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau

kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Peneliti hanya menggunakan

data berdasarkan hasil pengukuran gejala yang telah ada secara wajar pada diri

responden.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah jenis penelitian yang bekerja dengan angka sebagai perwujudan gejala

yang diamati dan dalam menganalisa menggunakan teknik analisa statistik.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sugiyono (2013:14) sebagai berikut.

“Pendekatan kuantatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada


filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umunya dilakukan
secara random, pegumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan”.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede

Yogyakarta, yaitu SD N Kotagede 1, SD N Kotagede 4, SD N Kotagede 5, SD N

Baluwarti, dan SD N Dalem. Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan

dari 11 Oktober 2016 sampai 15 Maret 2017.

37
C. Variabel Penelitian

Berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat dikemukakan dua variabel yang

terdapat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Variabel bebas (Independent variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah penelitian ini adalah keterampilan mengajar melalui metode

ceramah.

2. Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi akademik dan kecerdasan

emosional.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka definisi operasional

masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Keterampilan mengajar melalui metode ceramah merupakan tindakan

mengajar untuk memberikan fasilitas belajar kepada siswa secara langsung yang

dilakukan melalui penuturan (lisan). Langkah-langkah keterampilan mengajar

melalui metode ceramah adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan pokok-pokok materi

yang akan disampaikan, dan mempersiapkan alat bantu.

b. Menjaga kontak mata dengan siswa.

38
c. Menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

d. Menyajikan materi secara sistematis, tidak meloncat-loncat.

e. Menanggapi respon siswa dengan segera.

f. Menjaga kelas agar tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.

g. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

h. Memancing siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan tentang

materi yang sudah disampaikan.

i. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

2. Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan hasil kemampuan yang dicapai untuk

mengukur tingkat kemampuan seseorang dalam bidang akademis yang

diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Dalam penelitian ini,

prestasi akademik berwujud rapot yang berisi nilai-nilai ulangan harian siswa.

3. Kecerdasan Emosional

Kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan orang lain.

Memahami diri meliputi mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri

sendiri. Sedangkan memahami emosi orang lain meliputi mengenali emosi orang

lain dan membina hubungan.

E. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

39
yang ditetapkan oleh peneliti untk dipelajarai dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede. Berikut adalah

daftar SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede serta jumlah siswa kelas V.

Tabel 1 . Daftar Siswa Kelas V Gugus III Kotagede

No. Sekolah Dasar Negeri Jumlah Siswa Jumlah


Laki-laki Perempuan
1. SD N Kotagede 1 38 27 65
2. SD N Kotagede 4 14 13 27
3. SD N Kotagede 5 10 20 30
4. SD N Baluwarti 17 9 26
5. SD N Dalem 18 10 28
Jumlah 176

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti

menyelidiki benda-benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158).

Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah nilai rapot.

b. Skala

Metode pengumpulan data untuk variabel metode ceramah dan variabel

kecerdasan emosional yaitu skala dengan perhitungan 4-3-2-1. Pengumpulan

40
data dari variabel metode ceramah berupa persepsi siswa mengenai pembelajaran

yang menggunakan metode ceramah.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2006: 160). Instumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar Skala

a. Pembuatan Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen menunjukkan keterkaitan antara variabel yang diteliti

dengan sumber data yang akan diteliti. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai

pedoman dalam menyusun daftar pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen.

Butir jawaban dibedakan antara favorable (butir yang mendukung indikator

variabel), dan unfavorable (butir yang tidak mendukung indikator variabel). Di

bawah ini dituliskan kisi-kisi instrumen metode ceramah dan kecerdasan

emosional yang digunakan untuk menyusun butir-butir skala metode ceramah dan

skala kecerdasan emosional. Secara lengkap instrumen dapat dilihat pada

lampiran Skala. Adapun kisi-kisi penyusunan instrumen tersebut adalah sebagai

berikut.

41
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Item Pernyataan
No. Indikator
Favorable Unfavorable Jumlah
1. Merumuskan tujuan 1,3 2,4 4
2. Menyiapkan alat 5,6 7,8 4
bantu
3. Menentukan pokok- 9,11 10,12 4
pokok materi.
4. Menjaga kontak 13,14 15,16,17,18 6
mata dengan siswa
5. Menggunakan 19,20,21 22,23 5
bahasa yang
komunikatif
6. Menyajikan materi 24,25 26,27 4
7. Menjaga 28,29,30,33,34 31,32 7
komunikasi dengan
siswa
8. Menyimpulkan 35,38 36,37 4
9. Memberi evaluasi 39,40,43 41,42 5
Jumlah 23 20 43

42
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Variabel No Indikator Sub Indikator Item Pernyataan Jml


Favor- Unfavor-
able able
Kecerdasan 1. Mengenali Mengenali 1,2,4 3,5 5
Emosional Emosi Diri perasaan
yang sedang
terjadi
Mengenali 8,9 6,7 4
perasaan
yang sedang
dirasakan
2. Mengelola Mengungkap 15,16 17,18 4
Emosi kan perasaan
Mampu 12,13,14 10,11 5
menghadapi
gejolak emosi
3. Memotivasi Tidak putus 19.20 21,22 4
Diri Sendiri asa
Tekun 25,26 23,24 4
4. Mengenali Peka 27,28,29 30,31 5
emosi orang terhadap
lain emosi orang
lain.
Empati 32,33 34,35 4
5. Membina Menjalin 36,37 38,39 4
Hubungan hubungan
dengan orang
lain
Mampu 41,42 40,43 4
bermusyawa-
rah
Jumlah 21 23 43

b. Penskoran Instrumen

Penelitian ini menggunakan alternatif jawaban selalu, sering, kadang-

kadang, dan tidak pernah. Dalam penelitian ini menggunakan butir favorable dan

butir unfavorable. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi skor

yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

43
Tabel 4. Alternatif Jawaban Instrumen

Alternatif Jawaban Pernyataan


Favorable Unfavorable
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4

c. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instrumen ini akan diuji

cobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk menguji validitas

dan reliabilitas instrumen. Validitas instrumen diuji untuk mengetahui apakah

instrumen itu telah mengukur apa yang hendak diukur. Uji coba instrumen

dilakukan kepada siswa kelas V A SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta.

1) Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat

kevalidan dan demi kesahihan instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono,

2013: 173). Validasi instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi.

Validasi isi dilakukan sebelum instrumen digunakan untuk melakukan uji coba

penelitian, Validasi isi dilakukan oleh dosen ahli yang kompeten (expert

judgement) dengan masukan agar menyederhanakan bahasa agar mudah dipahami

oleh siswa. Jika instrumen sudah dinyatakan layak oleh dosen ahli, maka

dilakukan uji coba instrumen.

44
2) Analisis Item

Langkah selanjutnya setelah melakukan uji validitas instrumen yaitu

melakukan analisis item instrumen, sehingga dapat diketahui mana butir yang

valid (layak digunakan) dan gugur (tidak layak digunakan). Analisis item

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson yaitu rumus korelasi

product moment dengan bantuan program SPSS 16.

3) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan suatu alat ukur.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2013:173). Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 16.

d. Hasil Uji coba Instrumen

1) Analisis Item Instrumen Metode Ceramah

Hasil Uji coba instrumen dari 43 pernyataan tentang metode ceramah

diperoleh 38 butir valid dan 5 butir tidak valid. Butir yang tidak valid tidak

digunakan dalam penelitian. Hasil uji analisis item adalah sebagai berikut.

45
Tabel 5. Hasil Ringkasan Analisis Item Keterampilan Mengejar melalui Metode
Ceramah
Nomor Butir Jumlah Butir
No. Indikator Total
Valid Gugur Valid Gugur
1. Merumuskan 2,3,4 1 3 1 4
tujuan
2. Menyiapkan 5,6,8 7 3 1 4
alat bantu
3. Menentukan 9,10,11,12 - 4 - 4
pokok-pokok
materi.
4. Menjaga 13,14,15,16, - 6 - 6
kontak mata 17,18
dengan siswa
5. Menggunakan 19,20,21,22, - 5 - 5
bahasa yang 23
komunikatif
6. Menyajikan 25,26,27 24 3 1 4
materi
7. Menjaga 28,29,30,31, - 7 - 7
komunikasi 32,33,34
dengan siswa
8. Menyimpulkan 35,36,37,38 - 4 - 4
9. Memberi 40,41,42 39,43 3 2 5
evaluasi
Total 38 5 43

2) Analisis Item Instrumen Kecerdasan Emosional

Hasil Uji coba instrumen dari 43 pernyataan tentang kecerdasan emosional

diperoleh 35 butir valid dan 8 butir tidak valid. Butir yang tidak valid tidak

digunakan dalam penelitian. Hasil uji analisis item adalah sebagai berikut.

46
Tabel 6. Hasil Ringkasan Analisis Item Kecerdasan Emosional

Indikator Sub Indikator Nomor Butir Jumlah Butir Total


Valid Gugur Valid Gugur
Mengenali Mengenali 1,2,3, - 5 - 5
Emosi Diri perasaan yang 4,5
sedang terjadi
Mengenali 7,8,9 6 3 1 4
perasaan yang
sedang
dirasakan
Mengelola Mengungkapkan 15,16, - 4 - 4
Emosi perasaan 17,18
Mampu 10,11, 12 4 1 5
menghadapi 13,14
gejolak emosi
Memotivasi Tidak putus asa 19,21, 20 3 1 4
Diri Sendiri 22
Tekun 23,24 25 3 1 4
26
Mengenali Peka terhadap 28,29, 27 4 1 5
emosi emosi orang 30,31
orang lain lain.
Empati 32,34, 33 3 1 4
35
Membina Menjalin 36,38, 37 3 1 4
Hubungan hubungan 39
dengan orang
lain
Mampu 40,41, 43 3 1 4
bermusyawarah 42
Jumlah 35 8 43

3) Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas instrumen. Uji reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16. Berikut

ini merupakan perbandingan antara r hitung dengan indeks reliabilitas.

47
Tabel 7. Hasil Uji Coba Instrumen

Skala r hitung Indeks reliabilitas Keterangan

Metode Ceramah 0,920 0,70 Reliabel

Kecerdasan 0,898 0,70 Reliabel

Emosional

Apabila r hitung > 0,70 maka skala tersebut reliabel sedangkan apabila r

hitung < 0,70 maka skala tersebut tidak reliabel. Dari data di atas, dapat diketahui

bahwa r hitung 0,70, maka dapat disimpulkan bahwa skala keterampilan

mengejar melalui metode ceramah dan skala kecerdasan emosional reliabel untuk

digunakan dalam pengambilan data penelitian.

e. Dokumentasi

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang prestasi

akademik. Peneliti tidak menggunakan tes untuk mengetahui prestasi akademik

siswa, tetapi prestasi akademik diperoleh dari nilai rapor yang diambil dari rata-

rata jumlah nilai mata pelajaran siswa pada semester ganjil tahun ajaran

2016/2017.

48
H. Teknik Analisis Data

Masing-masing variabel dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan

analisis deskriptif. Selanjutnya, digunakan analisis regresi sedehana untuk

menguji hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan

program SPSS 16.

1. Analisis Deskriptif

Data diperoleh dari lapangan yang disajikan dalam bentuk deskripsi dari

masing-masing variabel. Analisis data meliputi penyajian data terkecil dan

terbesar, rentang data, mean, median, modus, standar deviasi, tabel distribusi

frekuensi, grafik batang, dan tabel kecenderungan dari masing-masing variabel.

a. Modus, Median, Mean

1) Modus (Mo)

Modus merupakan nilai yang mempunyai frekuensi pemunculan terbanyak

atau nilai yang muncul terbanyak dalam suatu distribusi (Nazir, 2005:385). Untuk

menghitung modus dalam penilitian ini, menggunakan bantuan program SPSS 16.

2) Median (Md)

Median merupakan nilai tengah-tengah yang dicari dalam sebuah seri yang

sudah diatur menurut rangking (Nazir, 2005: 384). Untuk menghitung median

dalam penilitian ini, menggunakan bantuan program SPSS 16.

3) Mean (Me)

Mean merupakan nilai rata-rata atau nilai tengah. Untuk menghitung mean

dalam penilitian ini, menggunakan bantuan program SPSS 16.

49
4) Standar deviasi

Standar deviasi atau simpangan baku merupakan salah satu ukuran dispersi

data, ukuran dispersi adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh

penyimpangan nilai- nilai data dari nilai- nilai pusatnya (Nazir, 2005: 386).

Standar deviasi atau simpangan baku dari data yang telah disusun dalam tabel

frekuensi, dapat dihitung menggunakan bantuan program SPSS 16.

b. Tabel Distribusi Frekuensi

1) Menentukan kelas Interval

Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk menyajikan data yang jumlahnya

cukup banyak. Langkah pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah

menentukan kelas interval. Menurut Sugiyono (2011: 34-35), jumlah kelas

interval dapat dihitung dengan rumus Sturges sebagai berikut:

K= 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K : Jumlah kelas

n : jumlah responden

log : logaritma

Penyajian data akan lebih mudah dipahami jika dinyatakan dalam persen

(%). Penyajian data yang merubah frekuensi menjadi persen dinamakan Tabel

Distribusi Frekuensi Relatif. Cara menghitungnya dengan rumus menurut

Sugiyono (2011:39), sebagai berikut:

Persentase = (Frekuensi/ Jumlah responden) x 100%

50
2) Menghitung Rentang Data

Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk menyusun tabel yaitu

menghitung rentang data, untuk menghitung rentang data menggunakan rumus:

Rentang = Skor tertinggi – Skor terendah + 1

(Sugiyono, 2007: 36)

3) Menentukan Panjang Kelas

Menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Panjang Kelas = Rentang : Jumlah kelas

(Sugiyono, 2007: 36)

4) Nilai Kecenderungan instrumen

Untuk menentukan kecenderungan skor masing-masing variabel, dihitung

menggunakan rumus menurut Saifuddin Azwar (2014: 135), sebagai berikut.

Tabel 8. Rumus Perhitungan Kategori.


No. Rumus Kategori
1 X < (μ− 1,0 x σ ) Rendah
2 (μ− 1,0 x σ) ≤ X < (μ+1,0 x σ ) Sedang
3 (μ+ 1,0 x σ ) ≤ X Tinggi

Keterangan

μ = Mean

σ = Deviasi Standar.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Sederhana

Uji hipotesis dalam penelitian ini mengunakan uji regresi sederhana. Untuk

menguji signifikasi digunakan rumus sebagai berikut.

51
n - 2
t=

1 - r2

Bila r hitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Bila r

hitung lebih besar dari r tabel (rh > r tabel) maka Ha diterima. Selanjutnya, analisis

dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Mengacu pada hipotesis,

maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Analisis regresi

sederhana yaitu analisis yang menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah

variabel dependen (Nazir, 2005: 459). Di dalam penelitian ini, terdapat sebuah

variabel independen yaitu metode ceramah (X) dan dua variabel dependen yaitu

prestasi akademik (Y1) dan kecerdasan emosional (Y2). Selanjutnya ada dua

hipotesis yang akan diukur dengan analisis regresi sederhana, yaitu:

1) Metode ceramah terhadap prestasi akademik

X Y1

2) Metode ceramah terhadap kecerdasan emosional

X Y2

Secara umum, persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Y’ = a + b X

Keterangan :

Y’ = Nilai yang diprediksikan

52
a = Konstanta atau bila harga X = 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen.

53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

Kecamatan Kotagede merupakan salah satu kecamatan yang berada di

lingkup Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan

disemua sekolah negeri yang berada di gugus III Kecamatan Kotagede, Kota

Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun sekolah dasar negeri

yang termasuk di Gugus III Kecamatan Kotagede berjumlah 5 sekolah yang

terdiri dari SD N Kotagede 1, SD N Kotagede 4, SD N Kotagede 5, SD N Dalem,

dan SD N Baluwarti. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Oktober

sampai 15 Maret 2017.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Segugus III Kecamatan Kotagede yang berjumlah 176 siswa. Penelitian ini

adalah penelitian populasi karena menetapkan semua siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede sebagai subjek penelitian.

C. Hasil Analisis Deskriptif

Responden dalam penelitian ini berjumlah 176 siswa. Data peneltian terdiri

dari variabel bebas dan terikat. Data yang diperoleh dari penelitian disajikan

dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas

maupun terikat. Analisis yang digunakan meliputi penyajian mean, median,

modus, tabel distribusi frekuensi, dan deskripsi data variabel bebas dan terikat.

Deskripsi data masing-masing variabel dapat dilihat dari uraian berikut:

54
Tabel 9. Hasil Analisis Deskriptif
Metode Prestasi Kecerdasan
Ceramah Akademik Emosional
N 176 176 176
Mean 120,23 79,92 105,20
Median 121,00 79,00 105,00
Mode 120 75 111
Standar 10,003 5,723 9,940
deviation
Range 53 30 53
Minimum 89 68 77
Maximum 142 98 130
Sum 21.161 14.066 18.515

1. Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Data penelitian variabel keterampilan mengajar melalui metode ceramah

diperoleh dari skala yang diberikan kepada populasi penelitian yang berjumlah

176 siswa. Jumlah butir skala metode ceramah adalah 38 butir dengan 4 pilihan

jawaban (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah). Untuk penskoran butir

favorable yaitu selalu adalah 4, sering adalah 3, kadang- kadang adalah 2, dan

tidak pernah adalah 1. Untuk penskoran butir unfavorable yaitu selalu adalah 1,

sering adalah 2, kadang-kadang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Setelah

melakukan penskoran maka dapat dilihat data setiap indikator dari metode

ceramah sebagai berikut.

55
Tabel 10. Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

No. Indikator Jumlah Skor Presentase


1. Merumuskan tujuan 1699 8%
2. Menyiapkan alat bantu 1632 7,7%
3. Menentukan pokok-pokok 2385 11,3%
materi.
4. Menjaga kontak mata dengan 3504 16,6%
siswa
5. Menggunakan bahasa yang 2977 14,1%
komunikatif
6. Menyajikan materi 1496 7,1%
7. Menjaga komunikasi dengan 3613 17,1%
siswa
8. Menyimpulkan 2103 9,9%
9. Memberi evaluasi 1752 8,2%
Jumlah 21.161 100%

Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang

seperti di bawah ini.

Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui


Metode Ceramah
4000 3504 3613
2977
3000 2385
2103
1699 1632 1752
Skor

2000 1496
Gambar 1. Grafik Skor Indikator Metode Ceramah
1000

Indikator

Gambar 2. Grafik Skor Indikator Keterampilan Mengajar melalui Metode

Ceramah

56
Dari tabel 11 dan gambar 1 dapat diketahui untuk indikator dari

keterampilan mengajar melalui metode ceramah yang mempunyai skor tertinggi

adalah indikator tujuh yaitu menjaga komunikasi dengan siswa sebesar 3613

(17,07%), dan skor terendah yaitu indikator 6 yaitu menyajikan materi sebesar

1496 (7,1%).

a. Tabel Distribusi Frekuensi Metode Ceramah

Data tentang keterampilan mengajar melalui metode ceramah pada

penelitian ini diperoleh melalui skala. Berdasarkan tabel di atas maka diketahui

harga mean atau rata-rata sebesar 120,23, harga media atau nilai tengah sebesar

121, harga mode atau nilai paling sering muncul adalah 120, standar deviasi

sebesar 10,003, skor minimum yaitu 89 dan skor maksimum yaitu 142. Tabel

distribusi frekuensi untuk variabel metode ceramah disajikan dengan jumlah kelas

interval yang dihitung menggunakan Rumus Strurges sebagai berikut.

K = 1+ 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 176

K =1 + 3,3 log 176

K = 1 + 3,3 x 2,246

K = 1 + 7,4118

K = 8,4118

Sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 9 kelas. Di bawah ini

adalah tabel distribusi frekuensi untuk variable keterampilan mengajar melalui

metode ceramah.

57
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Interval Frekuensi Presentase (100%)
1 89 - 94 2 1,1%
2 95 - 100 5 2,8%
3 101 - 106 10 5,7%
4 107 - 112 21 11,9%
5 113 - 118 33 18,8%
6 119 - 124 43 24,4%
7 125 - 130 35 20%
8 131 - 136 21 11,9%
9 137 - 142 6 3,4%
∑ 176 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi keterampilan

mengajar melalui metode ceramah tertinggi berada pada kelas interval nomor 6

yang mempunyai rentang 119-124 dengan jumlah sebanyak 43 siswa.

b. Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Untuk visualisasi penyajian data tentang keterampilan mengajar melalui

metode ceramah digunakan grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif.

Grafik distribusi frekuensi untuk variabel keterampilan mengajar melalui metode

ceramah dapat dilihat di bawah ini.

58
Keterampilan Mengajar melalui
Metode Ceramah
45
40
35
Banyak Siswa

30
25
20
15
10
5
0

Rentang Skor

Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Mengajar melalui Metode

Ceramah

Distribusi data tentang keterampilan mengajar melalui metode ceramah

dapat dilihat pada Tabel 12 dan gambar 2 yaitu pada rentang skor 84-94 sebanyak

2 siswa, rentang 95-100 sebanyak 5 siswa, rentang 101-106 sebanyak 10 siswa,

rentang 107-112 sebanyak 21 siswa, rentang 113-118 sebanyak 33 siswa, rentang

119-124 sebanyak 43 siswa, rentang 125-130 sebanyak 35 siswa, rentang 131-136

sebanyak 21 siswa, dan rentang 137-142 sebanyak 6 siswa.

c. Kecenderungan Skor Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Kecenderungan skor untuk variabel keterampilan mengajar melalui metode

ceramah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

59
Tabel 12. Rumus Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Rumus Kategori
1 X < (120,23 − 1,0 x 10) Rendah
2 (120,23 − 1,0 x 10) ≤ X < (120,23 + 1,0 x 10) Sedang
3 (120,23 + 1,0 x 10 ) ≤ X Tinggi
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka data keterampilan mengajar melalui

metode ceramah dapat diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut.

Tabel 13. Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah


No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)
1. Rendah X < 110,23 31 17,6%
2. Sedang 110,23 ≤ X < 130,23 118 67%
3. Tinggi 130,23 ≤ X 27 15,4%
Total 176 100%

Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang

seperti di bawah ini.

Keterampilan Mengajar melalui Metode


Ceramah

118
150
Banyak Siswa

100
31 27
50

0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori

Gambar 4. Grafik Klasifikasi Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Berdasarkan Tabel 14 dan gambar 3 dapat diketahui sebanyak 31 siswa

(17,6%) menilai keterampilan mengajar guru melalui metode ceramah guru

dengan kriteria rendah, 118 siswa (67%) menilai keterampilan mengajar guru

melalui metode ceramah guru dengan kriteria sedang, dan 27 siswa (15,4%)

60
menilai keterampilan mengajar guru melalui metode ceramah guru dengan kriteria

tinggi.

2. Variabel Prestasi Akademik

a. Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik

Data penelitian variabel prestasi akademik diperoleh dari nilai rata-rata

rapor semester ganjil populasi penelitian yang berjumlah 176 siswa. Hasil

penghitungan data prestasi akademik menghasilkan mean sebesar 79,92, median

sebesar 79, standar deviasi sebesar 5,723, modus sebesar 75. Adapun nilai

minimun sebesar 68 dan nilai maksimum sebesar 98. Tabel distribusi frekuensi

untuk variabel prestasi akademik disajikan dengan jumlah kelas interval yang

dihitung menggunakan Rumus Strurges sebagai berikut.

K = 1+ 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 176

K =1 + 3,3 log 176

K = 1 + 3,3 x 2,246

K = 1 + 7,4118

K = 8,4118

Sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 9 kelas. Di bawah ini

adalah tabel distribusi frekuensi untuk variable prestasi akademik.

61
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik

No. Interval Frekuensi Presentase


1. 68 – 71 11 6,2%
2. 72 – 75 31 17.6%
3. 76 – 79 48 27,3%
4. 80 – 83 29 16.5%
5. 84 – 87 42 23,9%
6. 88 – 91 11 6,2%
7. 92 – 95 3 1,7%
8. 96 – 99 1 0,6%
9. 100 – 103 0 0%
∑ 176 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi prestasi

akademik tertinggi berada pada kelas interval nomor 3 yang mempunyai rentang

76 – 79 dengan jumlah siswa sebanyak 48 siswa.

b. Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik

Untuk visualisasi penyajian data tentang prestasi akademik digunakan

grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif. Grafik distribusi frekuensi

untuk variabel prestasi akademik dapat dilihat di bawah ini.

62
Prestasi Akademik
48
50
42
45
40
31
Banyak Siswa

35 29
30
25
20
15 11 11
10 3
5 1 0
0

Rentang Skor

Gambar 5. Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Akademik

Distribusi data tentang prestasi akademik dapat dilihat pada tabel 15 dan

gambar 4 yaitu pada rentang skor 68-71 sebanyak 11 siswa, rentang 72-75

sebanyak 31 siswa, rentang 76-79 sebanyak 48 siswa, rentang 80-83 sebanyak 29

siswa, rentang 84-87 sebanyak 42 siswa, rentang 88-91 sebanyak 11 siswa,

rentang 92-95 sebanyak 3 siswa, rentang 96-99 sebanyak 1 siswa, dan rentang

100-103 sebanyak 0 siswa.

c. Kecenderungan Skor Prestasi Akademik

Kecenderungan skor untuk variabel prestasi akademik dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Klasifikasi Tabel 15. Rumus Prestasi Akademik


No. Rumus Kategori
1 X < (79,92 − 1,0 x 5,72) Rendah
2 (79,92 − 1,0 x 5,72) ≤ X < (79,92 + 1,0 x 5,72) Sedang
3 (79,92 + 1,0 x 5,72 ) ≤ X Tinggi

63
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka dar prestasi akademik dapat

diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut.

Tabel 16. Klasifikasi Prestasi Akademik

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)


1. Rendah X < 74,2 26 14,8%
2. Sedang 74,2 ≤ X < 85,64 113 64,2%
3. Tinggi 85,64 ≤ X 37 21%
Total 176 100%

Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang

seperti di bawah ini.

Prestasi Akademik
113
120
100
Banyak Siswa

80
60 37
26
40
20
0
Rendah Sedang Tinggi

Kategori

Gambar 6. Grafik Tingkat Prestasi Akademik

Berdasarkan Tabel 17 dan gambar 5 dapat diketahui sebanyak 26 siswa

(14,8%) memiliki prestasi akademik dengan kriteria rendah, 113 siswa (64,2%)

memiliki prestasi akademik dengan kriteria sedang, dan 37 siswa (21%) memiliki

prestasi akademik dengan kriteria tinggi.

64
3. Variabel Kecerdasan Emosional

Data penelitian variabel kecerdasan emosional diperoleh dari skala yang

diberikan kepada populasi penelitian yang berjumlah 176 siswa. Jumlah butir

skala metode ceramah adalah 35 butir dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering,

kadang-kadang, tidak pernah). Untuk penskoran butir favorable yaitu selalu

adalah 4, sering adalah 3, kadang- kadang adalah 2, dan tidak pernah adalah 1.

Untuk penskoran butir unfavorable yaitu selalu adalah 1, sering adalah 2, kadang-

kadang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Setelah melakukan penskoran maka

dapat dilihat data setiap indikator dari kecerdasan emosional sebagai berikut.

Tabel 17. Skor Indikator Kecerdasan Emosional

No Indikator Sub Indikator Jumlah Skor Presentase

1. Mengenali Mengenali perasaan yang 2474 13,6%


Emosi Diri sedang terjadi
Mengenali perasaan yang 1255 6,8%
sedang dirasakan

2. Mengelola Mengungkapkan perasaan 2184 11,8%


Emosi Mampu menghadapi 1864 10,1%
gejolak emosi
3. Memotivasi Tidak putus asa 1854 10%
Diri Sendiri
Tekun 1771 9,6%
4. Mengenali Peka terhadap emosi orang 2230 12%
emosi orang lain.
lain Empati 1585 8,6%
5. Membina Menjalin hubungan 1614 8,7%
Hubungan dengan orang lain
Mampu bermusyawarah 1684 9%
Jumlah 18515 100%

Pada tabel 18 dapat diketahui indikator satu memiliki skor 3729 (20,2%),

indikator dua memiliki skor 4.048 (21,9%), indikator tiga memiliki skor 3625

65
(19,6%), indikator empat memiliki skor 3815 (20,6%), dan indikator lima

memiliki skor 3298 (17,7%). Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke

dalam grafik batang seperti di bawah ini.

Skor Indikator
Gambar Kecerdasan
2. Grafik Skor Emosional
Kecerdasan Emosional

4500 4048
3729 3625 3815
4000 3298
3500
3000
Skor

2500
2000
1500
1000
500
0
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1 2 3 4 5
Indikator

Gambar 7. Skor Indikator Kecerdasan Emosional

Berdasarkan tabel 18 dan gambar 6 di atas dapat diketahui untuk indikator

dari kecerdasan emosional yang mempunyai skor tertinggi adalah indikator 2

yaitu mengelola emosi dengan skor 4.048 (21,9%), dan skor terendah indikator

lima yaitu mampu membina hubungan dengan orang lain dengan skor 3298

(17,7%).

a. Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Data tentang kecerdasan emosional dalam penelitian ini diperoleh melalui

skala. Berdasarkan tabel di atas maka diketahui harga mean atau rata-rata skor

sebesar 105,20, harga median atau nilai tengah sebesar 105 , harga mode atau

66
nilai yang sering muncul adalah 111, skor maksimum adalah 130, dan skor

minimum adalah 77. Tabel distribusi frekuensi untuk variabel kecerdasan

emosional disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan

Rumus Sturges sebagai berikut.

K = 1+ 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 176

K =1 + 3,3 log 176

K = 1 + 3,3 x 2,246

K = 1 + 7,4118

K = 8,4118

Sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 9 kelas. Di bawah ini

adalah tabel distribusi frekuensi untuk variable kecerdasan emosional.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional


No. Interval Frekuensi Presentase (100%)
1. 77 - 82 3 1,7%
2. 83 - 88 5 2,8%
3. 89 - 94 16 9,1%
4. 95 - 100 34 19,3%
5. 101 – 106 37 21%
6. 107 – 112 48 27,3%
7. 113 – 118 15 8,5%
8. 119 – 124 11 6,3%
9. 126 – 130 7 4%
∑ 176 100%
Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui distribusi frekuensi kecerdasan

emosional tertinggi berada pada kelas interval nomor 6 yang mempunyai rentang

107-112 dengan jumlah sebanyak 48 siswa.

67
b. Grafik Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional

Untuk visualisasi penyajian data tentang kecerdasan emosional digunakan

grafik batang agar lebih menarik dan komunikatif. Grafik distribusi frekuensi

untuk variabel kecerdasan emosional dapat dilihat di bawah ini.

Kecerdasan Emosional
48
50
37
40 34
Banyak Siswa

30

20 16 15
11
5 7
10 3
0

Rentang Skor

Gambar 8. Grafik Distribusi Kecerdasan Emosional

Distribusi data tentang metode ceramah dapat dilihat pada Tabel 19 dan

gambar 7 yaitu pada rentang skor 77-82 sebanyak 3 siswa, rentang 83-88

sebanyak 5 siswa, rentang 89-94 sebanyak 16 siswa, rentang 95-100 sebanyak 34

siswa, rentang 101-106 sebanyak 37 siswa, rentang 107-112 sebanyak 48 siswa,

rentang 113-118 sebanyak 15 siswa, rentang 119-124 sebanyak 11 siswa, dan

rentang 125-130 sebanyak 7 siswa.

c. Kecenderungan Skor Pola Kecerdasan Emosional

Kecenderungan skor untuk variabel Pola Kecerdasan Emosional dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

68
Tabel 19. Rumus Klasifikasi Kecerdasan Emosional
No. Rumus Kategori
1 X < (105,2 − 1,0 x 9,94) Rendah
2 (105,2 − 1,0 x 9,94) ≤ X < (105,2 + 1,0 x 9,94) Sedang
3 (105,2 + 1,0 x 9,94 ) ≤ X Tinggi

Berdasarkan tabel rumus, maka data kecerdasan emosional dapat

diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut.

Tabel 20. Klasifikasi Kecerdasan Emosional


No. Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)
1. Rendah X < 95,26 29 16,5%
2. Sedang 95,26 ≤ X < 115,14 126 71,6%
3. Tinggi 115,14 ≤ X 21 11,9%
Total 176 100%

Agar lebih jelas, maka data di atas dapat dirubah ke dalam grafik batang

seperti di bawah ini.

Kecerdasan Emosional

150 126
Banyak Siswa

100

29
50 21

0
Rendah Sedang Tinggi

Kategori

Gambar 9. Grafik Klasifikasi Kecerdasan Emosional

Berdasarkan Tabel 21 dan gambar 8 dapat diketahui sebanyak 29 siswa

(16,5%) memiliki kecerdasan emosional dengan kriteria rendah, 126 siswa

69
(71,6%) memiliki kecerdasan emosional dengan kriteria sedang, dan 21 siswa

(11,9%) memiliki kecerdasan emosional dengan kriteria tinggi.

D. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah berdasarkan

kajian teori. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi sederhana.

Hipotesis yang diajukan adalah.

1. Pengaruh Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah terhadap Prestasi

Akademik

Uji hipotesis yang pertama adalah “Keterampilan Mengajar melalui metode

ceramah memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik siswa kelas V

SD N Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta”. Hasil uji analisis

menggunakan regresi sederhana dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 21. Hasil Analisis Regresi Keterampilan Mengajar melalui Metode


Ceramah terhadap Prestasi Akademik
Korelasi R2 Sig Konstanta Koefisien regresi Keterangan

X.Y1 0,061 0,001 62,884 0,142 Signifikan

Nilai signifikansi 0,001 < 0,05 berati koefisien korelasi tersebut

signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Keterampilan mengajar

melalui metode ceramah memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik

siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta”, diterima.

Hasil dari R2 sebesar 6,1%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui metode

ceramah memiliki sumbangan efektif sebesar 6,1% terhadap prestasi akademik,

70
sedangkan 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Persamaan

regresinya adalah sebagai berikut.

Y’ = 62,884 + 0,142X

Arti dari persamaan di atas yaitu nilai konstanta 62,884 sehingga jika nilai

metode ceramah 0 maka prestasi akademik sebesar 62,884. Nilai koefisien regresi

untuk ceramah adalah 0,142 artimya bahwa setiap peningkatan ceramah sebesar

1% maka prestasi akan meningkat sebesar 0,142%.

Jadi berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara keterampilan mengajar melalui metode ceramah

terhadap prestasi akademik siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan

Kotagede Yogyakarta.

2. Pengaruh Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah terhadap

Kecerdasan Emosional

Uji hipotesis yang kedua adalah “Keterampilan mengajar melalui metode

ceramah memiliki pengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional siswa kelas

V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta”. Hasil uji hipotesis

dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat dilihat pada tabel 23

berikut ini.

Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Keterampilan Mengajar melalui Metode


Ceramah dengan Kecerdasan Emosional.
Korelasi R2 Sig Konstanta Koefisien regresi Keterangan
X.Y1 0,187 0,000 53,540 0,430 Signifikan

Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 berati koefisien korelasi tersebut signifikan.

Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Keterampilan mengajar melalui


71
metode ceramah memiliki pengaruh signifikan terhadap kecerdasan emosional

siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta”, diterima.

Hasil dari R2 sebesar 18,7%, hal ini berarti keterampilan mengajar melalui

metode ceramah memiliki sumbangan efektif sebesar 18,7% terhadap kecerdasan

emosional, sedangkan 81,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut.

Y’ = 53,540 + 0,430X

Arti dari persamaan di atas yaitu nilai konstanta adalah 53,540 sehingga

jika nilai metode ceramah 0 maka kecerdasan emosional sebesar 53,540. Nilai

koefisien regresi untuk ceramah adalah 0,430 artinya bahwa setiap peningkatan

ceramah sebesar 1% maka kecerdasan emosional akan meningkat sebesar 0,430%.

Jadi berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antwsssara metode ceramah terhadap kecerdasan emosional

siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah terhadap Prestasi

Akademik Siswa

Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

mengajar melalui metode ceramah memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi

akademik siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri gugus III Kecamatan Kotagede

Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode ceramah yang

dikemukakan oleh Majid (2016:196) yaitu melalui metode ceramah, guru dapat

72
memberikan penekanan terhadap pokok-pokok materi penting yang perlu

ditonjolkan.

Said Hasan Basri (2012) menjelaskan bahwa prestasi akademik dipengaruhi

oleh faktor internal dan faktor ekseternal. Salah satu yang mempengaruhinya yaitu

faktor internal yang mencakup konsentrasi. Dalam pembelajaran di kelas, siswa

diharapkan selalu memiliki konsentrasi yang tinggi, terlebih saat metode ceramah

masih mendominasi. Apabila siswa mampu berkonsentrasi dengan baik, mereka

akan mampu memahami informasi yang disampaikan dengan baik sehingga

prestasi akademik siswa juga akan baik pula. Sejalan dengan Said , Azwar (2004)

menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah

penglihatan dan pendengaran siswa yang termasuk dalam faktor fisik. Apabila

siswa mendengarkan dan selalu memperhatikan saat guru menjelaskan, pasti

siswa juga akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran.

Selanjutnya, faktor eksternal juga mempengaruhi siswa untuk mencapai prestasi

akademik yang maksimal, hal ini diungkapkan oleh Habsari (2005: 76) yaitu

prestasi akademik dipengaruhi oleh motivasi yang mendorong agar memiliki

semangat untuk meraih prestasi. Melalui metode ceramah, selain memberikan

materi-materi kepada siswa, guru juga bisa menyelipkan motivasi untuk siswa

agar selalu rajin belajar dan berusaha keras untuk mencapai cita-cita. Apabila

guru mampu memberikan motivasi kepada siswa dengan baik, maka siswa akan

selalu berlomba-lomba untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Metode ceramah merupakan metode yang saat ini masih sering

mendominasi dalam pembelajaran di kelas. Meskipun beberapa pihak

73
memandang bahwa metode ceramah merupakan metode yang membosankan,

sebenarnya berhasil tidaknya metode ceramah untuk mencapai tujuan

pembelajaran tergantung guru yang menerapkannya. Dalam jurnal Nafees, dkk

yang berjudul “ Effects Of Instructional Strategies On Academic Achievement In

A High School General Science Class” (2012) menjelaskan bahwa secara

keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi instruksional yang

berbeda dapat menyebabkan siswa memperoleh pengetahuan dengan cara yang

berbeda, dan pada tingkat yang berbeda sepanjang masa belajar. Apabila guru

menggunakan metode ceramah dengan tepat, maka siswa akan dapat memahami

dan menerima informasi yang disampaikan guru dengan baik. Selain itu, metode

ini cocok untuk anak SD karena dengan ceramah, guru dapat menanamkan konsep

pelajaran dengan baik.

2. Pengaruh Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah terhadap

Kecerdasan Emosional

Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara metode ceramah dengan kecerdasan emosional siswa

kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kotagede Yogyakarta. Dari uraian

tersebut dapat diketahui bahwa metode ceramah memiiki kontribusi positif dalam

kecerdasan emosional siswa. Hal ini sesuai dengan salah satu tugas guru yang

dikemukakan oleh Mudri (2010) bahwa guru bertanggung jawab terhadap

perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif,

maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Jadi kecerdasan

emosional siswa juga dipengaruhi oleh bagaimana cara guru mendidik dan

74
mengajar di sekolah. Semakin sering guru berceramah dengan menyelipkan

nasehat-nasehat untuk siswa, maka kecerdasan emosional akan semakin

meningkat. Hal ini juga didukung dengan penjelasan dari Goleman (2007: xv)

bahwa pelajaran-pelajaran emosi yang diperoleh di sekolah juga akan membentuk

sirkuit-sirkuit emosi, membuat seseorang cakap atau tidak dalam hal kecerdasan

emosional. Selanjutnya, salah satu cara untuk mempersiapkan anak-anak dalam

menempu c1qh kehidupan adalah dengan pandangan baru yang menitikberatkan

pada apa yang dapat dilakukan sekolah-sekolah dalam mendidik murid-muridnya,

mengajarkan kepintaran sekaligus kepekaan perasaan. Guru memiliki peran yang

besar dalam menanamkan kecerdasan emosional kepada siswanya yang diselipkan

ke dalam pembelajaran sehari-hari.

Dalam pengajaran di sekolah, guru memasukkan nilai-nilai yang berkaitan

dengan etika dan sopan santun secara tersirat maupun tersurat. Secara tersirat,

misalnya melalui pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan, dan secara tersirat

melalui nasehat-nasehat yang diberikan saat berlangsungnya pembelajaran. Guru

juga menanamkan sifat mandiri dan tanggung jawab melalui tugas-tugas yang

diberikan. Selain itu, dengan sering bekerja kelompok, maka siswa akan lebih

memahami bagaimana cara bekerjasama dan bermusyawarah dengan baik, serta

saling memahamai satu sama lain.

F. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Karena waktu penelitian yang terbatas, maka subjek penelitian hanya tertuju

pada kelas V SD Negeri Segugus III Kecamatan Kotagede saja, sehingga hasil

75
penelitian tidak dapat diterapkan untuk subjek lain di luar populasi, melainkan

hanya pada kelas V SD Negeri Segugus III Kecamatan Kotagede.

2. Meskipun terdapat asumsi digunakannya skala sebagai teknik pengumpulan

data bahwa responden memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang

sesungguhnya, namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk dikontrol.

76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis yang diajukan dan

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh signifikan antara keterampilan mengajar melalui metode

ceramah dengan prestasi akademik siswa sekolah dasar Negeri kelas V Gugus III

Kecamatan Kotagede Yogyakarta, dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05, dan

kontribusi/sumbangan R2 sebesar 6,1%.

2. Terdapat pengaruh signifikan antara metode ceramah dengan kecerdasan

emosional siswa sekolah dasar Negeri kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede

Yogyakarta, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dan kontribusi/sumbangan R2

sebesar 18,7%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang

terkait antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru diharapkan untuk selalu meningkatkan keterampilan mengajar agar

mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu, guru diharapkan

memperhatikan keadaan siswa-siswanya melalui kegiatan yang dapat

meningkatkan prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa, seperti sering

mengadakan diskusi kelas, bermain peran atau drama, selalu memberikan

motivasi dan contoh mengenai nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari,


77
sehingga prestasi akademik dan kecerdasan emosional siswa dapat terasah dengan

optimal.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah bisa meningkatkan skill guru dengan mengirim guru untuk

mengikuti seminar atau workshop agar guru memiliki banyak pengalaman dan

pengetahuan dalam mengembangkan metode belajar, sehingga pembelajaran di

kelas akan lebih bervariasi dan menyenangkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperluas populasi penelitian

tidak hanya pada kelas V SD N Gugus III Kecamatan Kotagede, namun bisa

meneliti di seluruh SD se-Kecamatan Kotagede. Selain itu, bagi peneliti

selanjutnya dapat menambah metode pengumpulan data, untuk memperkuat hasil

penelitian.

78
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rhineka Cipta.

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Bahri S. & Zain A. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA


CIPTA.

Basri, S. H. (2012). Prestasi Akademik Mahasiswa Ditinjau dari Literasi Media.


Diambil dari: ejournal.uin-
suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/download/317/295. (25 Januari
2017).

Bhargava, A. (2009). Teaching Practice for Student Teachers of B. Ed. Programe


Issues, Predicaments & Suggestions. Diambil dari :
dergipark.ulakbim.gov.tr/tojde/article/view/5000102581. Diakses pada 19
Mei 2017 pukul 20.30.

Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem


Pedidikan Nasional.

Firdaus, A.I. (2012). Kunci-kunci Kontrol Emosi dengan Otak Kanan dan Otak
Kiri. Yogyakarta. Diva Press.

Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Habsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling untuk SMA dan MA Kelas IX.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif dan


Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas UIN Sunan Kalijaga.

Harsono & Soesanto. (2009). Perbedaan Hasil Belajar antara Metode Ceramah
Konvensional dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi pada
Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan Sistem Rem. Jurnal
PTM Vol 9, 71-79.

Immawati. (2016). Perbedaan Metode Ceramah dan Metode Debat terhadap


Penguasaan Konsep IPS ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

79
di SMP N 23 Makassar. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Masaong & Timole. (2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence:


Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih
Kesuksesan Gemilang. Bandung: Alfabeta.

Masnida & Adiyanti. (2015). Self-Esteem dan Prestasi Akademik sebagai


Prediktor Subjek Well-Being Remaja Awal. Diambil dari:
https://jurnal.ugm.ac.id/gamajop/article/view/8815. Diakses tanggal 25
Januari 2017 pukul 17.00.

Muhammad, D. 2015. Tantangan Wajar 12 Tahun di Daerah Terpencil. Diambil


dari:
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/08/26/ntonl225
4-tantangan-wajar-12-tahun-di-daerah-terpencil. Diakses tanggal 25
November 2016 pukul 19.00.

Majid, A. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Munif, C. (2011). Sekolahnya Manusia. Bandung: PT Mizan pustaka.

Mudri, W. (2010). Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran. Diambil


dari: https://jurnalfalasifa.files./2012/11/m-walid-mudri-kompetensi-dan-
peranan-guru-dalam-pembelajaran.pdf. (28 November 2016).

Nafees, M., Ghulam F., Shaheen A., Muhammad A. (2012). Effects of


Instructional Strategies on Academic Achievement in High School General
Science Class. International Journal of Business and Social Science, 3,
161-166

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurdin. (2009). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Penyesuaian Sosial


Siswa di Sekolah. Diambil dari:
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR...NURDIN/KARYA_ILMIAH_8.pdf. (15
Desember 2016).

Novita, R. (2014). Efektivitas Penggunaan Metode Ceramah Bervariasi dalam


Meningkatkan Operasi Perkalian bagi Anak Berkesulitan Belajar. Diambil
dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (28 November 2016).

Rani, B. (2011). Classification of the teaching skills based on Q-Methodology


using the perceptions od sec. School teachers. International Journal of
Educational Planning & Administration , 1, 141-150.

80
Rasto. (2015). Pembelajaran Mikro. Bandung: Alfabeta.

Safitri & Sontani. (2016). Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar
Siswa sebagai Determinan terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran vol.1.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu


Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

_______. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samson, V. R., & Vyjayanthi, S. (2013). Pre-University Teachers Teaching


Skills. Journal of Education and Practice , 5, 90-96.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana Prenada Media


Group.

_______. (2012). Strategi Pembelajaran: Berorietasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saptoto. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Coping Adaptif. Diambil


dari: https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7689/6151. (15 Desember
2016).

Shapiro, L. E. (2003). Mengajarkan Emotional Intellingence pada Anak. Jakarta:


PT Gramedia Pustaka Utama.

Sholeh, M.H. (2011). Metode Edutaintment. Jogjakarta: DIVA Press.

Solehatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2009) Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosadakarya.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods. Bandung:


Alfabeta.

________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwo. (2013). Model-model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar.


Yogyakarta: Venus Gold Press.

81
Sukirman, D. 2013. Keterampilan Dasar Mengajar. Diambil dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._P
ENDIDIKAN/195910281987031-
DADANG_SUKIRMAN/Makalah_ket_das_mengajar.pdf). Diakses
tanggal 19 Mei 2017.

Sunarno. (2007). Studi tantang Peran dan Manfaat Kurikulum Non Akademik
dalam Pembentukan Sikap di MI Muhammadiyah Karanganyar. Tesis
magister, tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.

Sunarti, S. (2013). Hubungan Penerapan Metode Ceramah, Diskusi Dan


Penugasan Dengan Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS / Sejarah
Bagi Peserta Didik. Diambil dari: http://e-journal.ikip-
veteran.ac.id/index.php/dimensi/article/view/249. Vol 1 nomor 1. (13
Februari 2017)

Suyono & Hariyanto.( 2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


PT Remaja Rosadakarya.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaodih, N. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosadakarya.

Uno, H. B. (2010). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep


Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2004). Pengantar psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Wibowo, S. B. 2016. Benarkah Self Esteem Mempengaruhi Prestasi Akademik?.


Vol 13 number 1. Diambil dari:
journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/download/3846/2114.
Diakses tanggal 25 Januari 2016.

Yulianingsih. (2016). 9 Siswa SD di Yogya Memperoleh Nilai UN Sempurna.


Diambil dari
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/06/11/o8kz243
01-9-siswa-sd-di-yogya-peroleh-nilai-un-sempurna. Diakses tanggal 12
Januari 2017 pukul 01.20.

Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosadakarya.

82
LAMPIRAN

83
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian

84
Skala Sebelum
divalidasi

85
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
2. Pada kuesioner ini terdapat 20 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KK
Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KK TP
1. Setiap pelajaran, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan
Islam di Indonesia, Kalian akan
mengetahui letak kerajaan dan nama-nama
rajanya”).
2. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan tujuan pembelajaran
terlebih dahulu.
3. Guru memberi semangat kepada siswa
berupa kata-kata. Misalnya
“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya
saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau
mendapat nilai yang bagus.
4. Saat siswa berhasil menjawab soal atau
mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa
memberikan ucapan selamat (bagus, pintar,
sipp, dan sebagainya).
5. Guru menyiapkan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi.
6. Guru menggunakan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi pelajaran.

7. Guru menggunakan buku paket saja untuk


menjelaskan materi.
86
8. Guru menjelaskan materi tanpa
menggunakan benda-benda (globe, atlas,
gambar, dan lain-lain).
9. Guru menyampaikan pokok-pokok materi
pelajaran.
10. Guru sudah menyampaikan pokok-pokok
materi, namun materi yang dijelaskan
berbeda dengan pokok materi yang telah
disampaikan / guru menjelaskan materi
yang lain.
11. Pokok-pokok materi yang disampaikan
sesuai dengan materi yang dijelaskan.
12. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan pokok-pokok materi
terlebih dahulu.
13. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
yang belum paham.
14. Guru memperhatikan semua siswa saat
sedang memberikan penjelasan.
15. Guru memperhatikan siswa yang pandai
saja saat menjelaskan pelajaran.
16. Guru memperhatikan siswa yang kurang
pandai saja saat menjelaskan pelajaran.
17. Guru memperhatikan siswa yang nakal saja
saat menjelaskan materi pelajaran.
18. Guru menghadap papan tulis saja saat
menjelaskan.
19. Guru menegur siswa yang ramai saat guru
menjelaskan.
20. Guru menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa saat menjelaskan.
21. Guru menjelaskan dengan suara yang dapat
didengar di seluruh kelas.
22.. Suara guru kurang jelas saat menjelaskan
materi.
23. Guru berbicara terlalu cepat saat
menjelaskan materi.
24. Materi yang dijelaskan guru urut, sesuai
dengan buku paket.
25. Guru memberi penjelasan tambahan
mengenai materi yang belum ada di buku
paket.
26. Guru menjelaskan materi sama persis
seperti yang ada di buku paket.
27. Materi yang disampaikan guru
87
membingungkan.
28. Saat guru menjelaskan, keadaan kelas
tenang.
29. Guru menyenangkan saat memberikan
penjelasan.
30. Saat guru menjelaskan, siswa
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
31. Saat guru menjelaskan, kelas ramai.
32. Guru memarahi siswa yang bingung saat
mengerjakan di papan tulis.
33. Guru menjawab dengan sabar apabila ada
siswa yang bertanya.
34. Guru memberikan permainan di tengah
pelajaran.
35. Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari setelah
pelajaran selesai.
(Contoh: Apa saja materi yang sudah
dipelajari hari ini?)
36. Setelah pelajaran selesai, guru langsung
memberikan soal evaluasi tanpa
menanyakan materi yang telah dipelajari
pada hari itu.
37. Guru menyimpulkan sendiri pelajaran
yang telah dipelajari tanpa mengajak siswa
menyimpulkan bersama.
38. Guru memberi perintah kepada siswa untuk
menuliskan poin-poin materi yang telah
dipahami dari pelajaran hari itu.
39. Soal evaluasi yang diberikan guru sesuai
dengan materi yang dijelaskan.
40. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
dan siswa yang bisa menjawab langsung
mengangkat tangan.
41. Soal-soal evaluasi yang diberikan guru
berbeda jauh dengan materi yang telah
dijelaskan.
42 Guru memberikan soal-soal saat ulangan
harian saja.
43. Siswa secara berkelompok bermain cerdas
cermat.

88
Kecerdasan Emosional
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
2. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KD
Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KD TP
1. Mengetahui kemampuan dalam memahami
penjelasan dari guru.
2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru
sedang menjelaskan pelajaran.
3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan.
4. Selera makan menurun saat sedih.
5. Takut dinakali teman.
6. Panik ketika ada teman yang berkelahi.
7. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.
8. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat
marah bisa dibanting.
9. Mendengarkan musik saat sedang bosan.
10. Merusak barang-barang saat sedang marah.
11. Memukul teman yang suka mengejek.
12. Pergi ke kamar mandi saat ingin menangis.
13. Menahan marah saat dinakali teman.
14. Berwudhu ketika marah.
15. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan
pelajaran yang dijelaskan.
16. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang
berulang tahun.
89
17. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.
18 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan
tercela.
19. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan
menjadi sukses.
20. Mengerjakan soal ulangan dengan percaya diri.
21. Mustahil jika menjadi juara kelas.
22. Meniru PR maupun ulangan milik teman.
23. Malas belajar.
24 Malas mengerjakan PR.
25. Belajar setiap malam.
26. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius.
27. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman.
28. Meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak
membawa alat tulis.
29. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih.
30. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan.
31. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis.
32. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan
isi hatinya.
33. Sedih bila ada teman yang sakit.
34. Bosan mendengarkan cerita teman.
35. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta
bantuan.
36. Senang berdiskusi dengan teman.
37. Mudah akrab dengan teman baru.
38. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi
dengan teman.
39. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak
orang.
40. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja
kelompok.
41. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi.
42 Memberi kesempatan berbicara pada teman yang
mengusulkan pendapat.
43. Benci saat mengerjakan tugas kelompok dengan
teman yang kurang pandai.

90
Skala Setelah
divalidasi

91
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.


2. Pada kuesioner ini terdapat 20 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
3. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:

Selalu = SL

Sering = SR

Kadang-kadang = KK

Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KK TP
1. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan tujuan pembelajaran
terlebih dahulu.
(Contoh : “Setelah mempelajari kerajaan
Islam di Indonesia, Kalian akan
mengetahui letak kerajaan dan nama-nama
rajanya”).
2. Guru memberi semangat kepada siswa
berupa kata-kata. Misalnya
“bagus”,”pintar”,”sipp” dan sebagainya
saat siswa bisa menjawab pertanyaan atau
mendapat nilai yang bagus.
3. Saat siswa berhasil menjawab soal atau
mendapat nilai bagus, guru diam saja tanpa
memberikan ucapan selamat (bagus, pintar,
sipp, dan sebagainya).
4. Guru menyiapkan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi.
5. Guru menggunakan benda-benda
(penggaris, spidol, buku, globe, atlas, dsb.)
untuk menjelaskan materi pelajaran.
92
6. Guru menjelaskan materi tanpa
menggunakan benda-benda (globe, atlas,
gambar, dan lain-lain).
7. Guru menyampaikan pokok-pokok materi
pelajaran.
8. Guru sudah menyampaikan pokok-pokok
materi, namun materi yang dijelaskan
berbeda dengan pokok materi yang telah
disampaikan / guru menjelaskan materi
yang lain.
9. Pokok-pokok materi yang disampaikan
sesuai dengan materi yang dijelaskan.
10. Guru langsung menjelaskan materi tanpa
menyampaikan pokok-pokok materi
terlebih dahulu.
11. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
yang belum paham.
12. Guru memperhatikan semua siswa saat
sedang memberikan penjelasan.
13. Guru memperhatikan siswa yang pandai
saja saat menjelaskan pelajaran.
14. Guru memperhatikan siswa yang kurang
pandai saja saat menjelaskan pelajaran.
15. Guru memperhatikan siswa yang nakal saja
saat menjelaskan materi pelajaran.
16. Guru menghadap papan tulis saja saat
menjelaskan.
17. Guru menegur siswa yang ramai saat guru
menjelaskan.
18. Guru menggunakan bahasa yang mudah
dipahami siswa saat menjelaskan.
19. Guru menjelaskan dengan suara yang dapat
didengar di seluruh kelas.
20. Suara guru kurang jelas saat menjelaskan
materi.
21. Guru berbicara terlalu cepat saat
menjelaskan materi.
22. Guru memberi penjelasan tambahan
mengenai materi yang belum ada di buku
paket.
23. Guru menjelaskan materi sama persis
seperti yang ada di buku paket.
24. Materi yang disampaikan guru
membingungkan.
25. Saat guru menjelaskan, keadaan kelas
93
tenang.
26. Guru menyenangkan saat memberikan
penjelasan.
27. Saat guru menjelaskan, siswa
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
28. Saat guru menjelaskan, kelas ramai.
29. Guru memarahi siswa yang bingung saat
mengerjakan di papan tulis.
30. Guru menjawab dengan sabar apabila ada
siswa yang bertanya.
31. Guru memberikan permainan di tengah
pelajaran.
32. Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari setelah
pelajaran selesai.
(Contoh: Apa saja materi yang sudah
dipelajari hari ini?)
33. Setelah pelajaran selesai, guru langsung
memberikan soal evaluasi tanpa
menanyakan materi yang telah dipelajari
pada hari itu.
34. Guru menyimpulkan sendiri pelajaran
yang telah dipelajari tanpa mengajak siswa
menyimpulkan bersama.
35. Guru memberi perintah kepada siswa untuk
menuliskan poin-poin materi yang telah
dipahami dari pelajaran hari itu.
36. Guru memberikan pertanyaan secara lisan
dan siswa yang bisa menjawab langsung
mengangkat tangan.
37. Soal-soal evaluasi yang diberikan guru
berbeda jauh dengan materi yang telah
dijelaskan.
38 Guru memberikan soal-soal saat ulangan
harian saja.

94
Kecerdasan Emosional
Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian
4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner ini.
5. Pada kuesioner ini terdapat 30 butir pernyataan. Pertimbangkan dengan
baik pernyataan setiap kolom tersebut. Berilah jawaban yang paling sesuai
dengan pilihanmu.
6. Berilah tanda centang ( pada kolom yang tersedia sesuai jawabanmu.
Keterangan pilihan jawaban:
Selalu = SL
Sering = SR
Kadang-kadang = KD
Tidak Pernah = TP

No. Pernyataan SL SR KD TP
1. Mengetahui kemampuan dalam memahami
penjelasan dari guru.
2. Diam ketika teman mengejak berbicara saat guru
sedang menjelaskan pelajaran.
3. Khawatir ketika menghadapi ulangan dadakan.
4. Selera makan menurun saat mendapat nilai jelek.
5. Takut dimarahi guru.
6. Takut saat ditunjuk maju ke depan kelas.
7. Menyediakan barang-barang yang lunak agar saat
marah bisa dibanting.
8. Mendengarkan musik saat sedang bosan di kelas.
9. Merusak barang-barang saat sedang marah.
10. Memukul teman yang suka mengejek.
11. Menahan marah saat dinakali teman.
12. Diam saat ada teman yang ngeyel dalam diskusi.
13. Bertanya kepada guru saat tidak paham dengan
pelajaran yang dijelaskan.

95
14. Mengucapkan selamat kepada teman yang sedang
berulang tahun.
15. Mengejek teman yang mendapat nilai jelek.
16 Tidak peduli saat teman sedang melakukan tindakan
tercela.
17. Memiliki keyakinan bahwa dengan rajin belajar akan
menjadi sukses.
18. Mustahil jika menjadi juara kelas.
19. Meniru PR maupun ulangan milik teman.
20. Malas belajar.
21 Malas mengerjakan PR.
22. Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius.
23. Meminta maaf ketika berbuat salah kepada teman.
24. Berusaha menghibur teman yang sedang sedih.
25. Tidak peduli saat ada teman yang kesusahan.
26. Membiarkan teman yang tidak membawa alat tulis.
27. Mendengarkan teman yang sedang mencurahkan
isi hatinya.
28. Bosan mendengarkan cerita teman.
29. Mengacuhkan saat ada teman yang meminta
bantuan.
30. Senang berdiskusi dengan teman.
31. Lebih senang membaca buku daripada berdiskusi
dengan teman.
32. Lebih suka bermain sendiri daripada bersama banyak
orang.
33. Lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja
kelompok.
34. Menerima keputusan bersama saat berdiskusi.
35. Memberi kesempatan berbicara pada teman yang
mengusulkan pendapat.

96
Lampiran 2.
Data Uji Coba Instrumen Penelitian

97
98
Lampiran 3.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

99
Hasil Validitas Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

100
101
102
Hasil Validitas Kecerdasan Emosional

103
104
105
Interpretasi Hasil Item Skala
Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah
No. Item Validitas Keterangan
1 -0,08523 Tidak Valid
2 0,460246 Valid
3 0,538409 Valid
4 0,45379 Valid
5 0,496221 Valid
6 0,433962 Valid
7 0,224694 Tidak Valid
8 0,3611 Valid
9 0,46977 Valid
10 0,46977 Valid
11 0,565102 Valid
12 0,483738 Valid
13 0,522699 Valid
14 0,460709 Valid
15 0,498678 Valid
16 0,447137 Valid
17 0,59756 Valid
18 0,529012 Valid
19 0,431529 Valid
20 0,554279 Valid
21 0,529787 Valid
22 0,474443 Valid
23 0,494937 Valid
24 0,335926 Tidak Valid
25 0,563891 Valid
26 0,43267 Valid
27 0,569557 Valid
28 0,379317 Valid
29 0,527496 Valid
30 0,561576 Valid
31 0,633055 Valid
32 0,453694 Valid
33 0,582955 Valid
34 0,577914 Valid
35 0,517944 Valid
36 0,600515 Valid
37 0,579527 Valid
38 0,543069 Valid
39 0,288336 Tidak Valid
40 0,555787 Valid
41 0,542427 Valid
42 0,584406 Valid
43 -0,1175 Tidak Valid

106
Interpretasi Hasil Analisis Item Skala
Kecerdasan Emosional
No. Item Validitas Keterangan
1 0,408344 Valid
2 0,388321 Valid
3 0,392689 Valid
4 0,513111 Valid
5 0,690283 Valid
6 0,23781 Tidak Valid
7 0,498333 Valid
8 0,372519 Valid
9 0,527812 Valid
10 0,498397 Valid
11 0,528029 Valid
12 0,270116 Tidak Valid
13 0,435793 Valid
14 0,386744 Valid
15 0,37039 Valid
16 0,474064 Valid
17 0,504095 Valid
18 0,53465 Valid
19 0,535151 Valid
20 0,244212 Tidak Valid
21 0,601249 Valid
22 0,577155 Valid
23 0,507236 Valid
24 0,526492 Valid
25 0,308702 Tidak Valid
26 0,436765 Valid
27 0,455846 Valid
28 0,304605 Tidak Valid
29 0,396393 Valid
30 0,497202 Valid
31 0,399491 Valid
32 0,488264 Valid
33 0,24164 Tidak Valid
34 0,488441 Valid
35 0,473628 Valid
36 0,517582 Valid
37 0,31557 Tidak Valid
38 0,501747 Valid
39 0,527086 Valid
40 0,532891 Valid
41 0,467423 Valid
42 0,533367 Valid
43 0,256294 Tidak Valid

107
Reliabilitas Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.920 43

Reliabilitas Kecerdasan Emosional

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.898 43

108
Lampiran 4.
Data Mentah Hasil Penelitian

109
Data Mentah Keterampilan Mengajar
melalui Metode Ceramah

110
111
112
113
114
115
116
117
118
Data Mentah Prestasi Akademik

119
Analisis Regresi Sederhana Metode Ceramah terhadap Prestasi Akademik

120
DATA MENTAH KECERDASAN
EMOSIONAL

121
122
123
124
125
126
127
128
129
Lampiran 5.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif

130
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
DENGAN BANTUAN SPSS 16

Keterampilan Mengajar melalui Metode Ceramah


Statistics

Metode_Ceramah

N Valid 176

Missing 0

Mean 120.23

Median 121.00

Mode 120

Std. Deviation 10.003

Range 53

Minimum 89

Maximum 142

Sum 21161

Prestasi Akademik

Statistics

Prestasi_Akademik

N Valid 176

Missing 0

Mean 79.92

Std. Error of Mean .431

Median 79.00
a
Mode 75

Std. Deviation 5.723

Range 30

Minimum 68

Maximum 98

Sum 14066

131
Kecerdasan Emosional

Statistics

Kecerdasan_emosional

N Valid 176

Missing 0

Mean 105.20

Std. Error of Mean .749

Median 105.00

Mode 111

Std. Deviation 9.940

Range 53

Minimum 77

Maximum 130

Sum 18515

132
LAMPIRAN 6.
HASIL UJI HIPOTESIS

133
Analisis Regresi Sederhana Keterampilan Mengajar melalui Metode
Ceramah terhadap Prestasi Akademik

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 351.579 1 351.579 11.372 .001

Residual 5379.307 174 30.916

Total 5730.886 175

a. Predictors: (Constant), Metode_Ceramah

b. Dependent Variable: Prestasi_Akademik

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 62.884 5.069 12.405 .000

Metode_Ceramah .142 .042 .248 3.372 .001

a. Dependent Variable: Prestasi_Akademik

134
Analisis Regresi Sederhana Keterampilan Mengajar melalui Metode

Ceramah terhadap Kecerdasan Emosional

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 3232.643 1 3232.643 40.007 .000

Residual 14059.396 174 80.801

Total 17292.040 175

a. Predictors: (Constant), Metode_ceramah

b. Dependent Variable: Y

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 53.540 8.195 6.533 .000

Metode_ceramah .430 .068 .432 6.325 .000

a. Dependent Variable: Y

135
Lampiran 7.

Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri


Kelas V Gugus III Kecamatan Kotagede

136
DAFTAR SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS III KOTAGEDE

SD NEGERI BALUWARTI
1 ADISTI LILI KHURNIAWATI
2 AFIQ NUR ANSHORI
3 AGISTA ZAHRA NADIFA
4 AHMAD FELIX FAUZI
5 AL HAFIDZ PUTRA RASYID MALIK
6 BURHAN ADLI FADILLAH RAMADHAN
7 CATLEYA SOTERIS ATDYESJANS
8 DAMAR ARDI ABRI RIYANTO
9 DEVA ARDIANA SAPUTRA
10 FANYSHA MAHARANI
11 FIAN GUNAWAN
12 IBNU NABIL
13 IRWAN GUNAWAN RAMADHAN HARAHAP
14 JOHN HENDRYAN
15 KEVIN AL FIRDAUSI
16 MARIA KRISTIANA P
17 MEISYA RIZKI FADILAH
18 MUHAMMAD DWI ANDRIYANTO
19 OLIFIA ASKA RAYA RABANI
20 RIDWAN RAMADHANI ADE TAMA
21 RIKO DWI SAPUTRO
22 RISMA AYU WIDYASTUTI
23 RIZAL DHARMAWAN IKHLASUL AMAL
24 SATRIA AJI YULIAWAN
25 SEPFINA WULANDARI
26 WILDAN FAHRI SAPUTRA

137
SD NEGERI KOTAGEDE 1 KELAS VB
1. AMELIA SYU NURHALIZA
2. NOOR PRASETYA AFFANDI
3. VERO ADI PAMUNGKAS
4. REVASHA AURELY MITSALUNA
5. PRIMA APRIDA
6. AHMAD DANI
7. MUH. VANIS ILYAS
8. ANANDA ABDI
9. CHAIRUNNISA FITRI R.
10. DAVID ARDIAN
11. DEANDRA HANJANI P.
12. DECHO ARKA N.
13. DHAVA RESTU P.
14. ERLINA SANTI
15. HESTI KURNIAWATI
16. IKHSAN BUDIONO
17. LISA SEPHANA W.
18. MEILAN RAHMADIRANI
19. MUH. MUSYAFFA ALFIANSYAH
20. MUH. ALAMSYAH AHLUL F.
21. MUH. HAFIZT F.
22. NADIYA BARIKFI K.
23. PUTRI NUR KHASANAH
24. RADUTYA RAMADHAN A.
25. REFALIENO JULIA P.
26. RIFQI ARDIANTO
27. RINDA INDRI YULAIKAH
28. ROSA ALMAS Q.
29. SAFINA TUN NAJA
30. SHANDY NURMALITA DEWI
31. SULINA BERU P.
32. ZAM ZAM SAVANA

138
33. EAUZAN ZEE AAKHMAD B.

SD NEGERI KOTAGEDE 1 KELAS VB


1. ADITYA SASMITA PRATAMA
2. ALIYA RAHMAYANI
3. ANANDA NEINA
4. ANGELINA PUTRI MAHARANI
5. AULIA NAJWA MAHARANI
6. AZRIEL SUNNI R.
7. BERLIAN ADINATA R.
8. BERLYANA PUTRI S.
9. BIMA YUSUF S.
10. FADIA STEVANY NALA S.
11. FIKI ADRIYADI
12. FITRIANA RAHMAWATI
13. KEVIN ARYA PUTRA P.
14. KEVIN ILHAM B.R.
15. MUH. AFRIALDI M.S.
16. MUH. IRSYAD AL FIRDAUSI
17. MUTMAINAH TYAS R.
18. NINDA ANANTASYA
19. REVA NUR ASTUTI
20. RIKO ARDHANA PUTRA
21. RIZKY SARINDRA
22. SYAIFUDDIN TRI PRASETYO
23. VICCHAYA NURUL K.
24. YOGA WINDI P.
25. ZAM-ZAM SAHARA
26. PRINCESS ROCITA L.K.
27. REGISTA R.S.
28. SANDY MIGASTA A.
29. MUH.DANY RAMADHAN

139
30. SHIFA AYU A.
31. ISMAIL
32. FALIH

SD NEGERI KOTAGEDE 5
1. ADE ZAENURI
2. M. IQBAL KHAIRUDIN
3. SHERLI DITA AULIA
4. SYIFAA TSALAATSA N.R
5. ADELIA SAPUTRI
6. ALWANDA DIAN SAFITRI
7. AUDREA ANDITA HAPSARI
8. BILQIS AYU NUR RISKIANA F.
9. ENGGA SALWA T.A.
10. ERLINA SINTA R.
11. FAREL FIRNANDA A.
12. HANIN INDAH PERMATASARI
13. ILHAM GIBRAN RUS RENANTA
14. MAHESWA ANNAF FIKRI
15. MARITZA ADISTA ALDARA
16. MECCA EL SHIRAZY BULAN W.
17. M. IBNU MUBAROQ
18. MYDEA KEYSHA S.
19. NADIRA NASYWA M.
20. NAVA KEYSHA S.
21. NARPATI AWANGGA
22. NAZIHAH MARYAM IHTIMA
23. NOVAN RIZQY K.
24. PRALAMBANG BHAYANGKARA Y.
25. RAMADHANI OKTAVIANI
26. RENGGANIS
27. UTOMO BAGUS SANYOTO

140
28. ZAVIOLA A.H. LEGOH
29. ALVINA KUMALA B.
30. ARNANDO RAVILINO R.

SD NEGERI DALEM
1. ANINDHIKA PRASETYO WIBOWO
2. ANDIKA FENDI PURNAMA
3. EVI PUSPITA AMBARINI
4. RAHMAD NOVA SETIAWAN
5. VITA TRI PRATAMA
6. BUTSAINAH YUMNA NURZAIN
7. CHEELSEA SABRINA F.F.
8. DANDY PRADIPTA
9. DIAMONALISA ANGGRAENI PUTRI
10. FARHAN DWI N.
11. FARIL TSANI NUR ROHIM
12. HANIFAH KUMORO K.
13. LUTFI ADITAMA NOOR W.
14. MUH. ALFATHA R.
15. MUH. KHARIS IHSANUDDIN
16. MUH. LATIF K.
17. MUH. ROCHMAN RAMAD
18. MUH. VIDAN KUSUMA A.
19. NIAN RESTI
20. NOR MUTANGALI A.U.
21. NOVIA RIZQI BINTANG F.
22. OKTAFIANI PUTRI R.
23. RENADA ANGELIKA PUTRI
24. RIFQI PRAYOGO
25. RIO ADI ANDRIAN
26. RIO SRI HARTANTO
27. WINDA RAHMAWATI

141
28. HAFIZH SHEVA SAPUTRO

SD NEGERI KOTAGEDE 4
1. ADITYA DWI
2. ALIF NASTITI D.
3. AMANDA FATA L.
4. ANANDA AULIA
5. ANANDA NOVITA
6. ANANDA RACHEL D.
7. ANNISA FARAH A.
8. ARDYAN ADITYA
9. CANDRA ARIFIN
10. CHARISSA NAFISYAHDA
11. FARI ABIAN P.H
12. FIRMANSYAH A. F.
13. GALIH FAJAR P.
14. GISKA NUR F.
15. ILYAS NUR CAHYO
16. IQBAL HAFIZH
17. KHALID WIRAWAN
18. M. DAFFA F.
19. M. HANIF FADHILA
20. M.SAFRI DWI H.
21. M.UMAR S.
22. RIFA AYUNI S.
23. ROBBEN FATHUL H.S.
24. SALSA A. NURAINI
25. SAMANTA CENTI
26. SYIFA FADHILA
27. ZAHRA AURELIA

142
Lampiran 8.

Surat Ijin Penelitian

143
144
Lampiran 9.

Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian

145
SD N Dalem

146
SD N Kotagede 5

Lampiran 10.

Foto Dokumentasi Penelitian

147
SD N Kotagede 4

148
SD N Baluwarti

149
SD N Kotagede 1

150
Lampiran 10
Foto Dokumentasi Penelitian

151
DOKUMENTASI UJI VALIDITAS
KELAS V A SD N KOTAGEDE 1

152
DOKUMENTASI PENELITIAN SKALA

Pengisian Angket kelas V B SD N Kotagede 1

Pengisian Angket kelas V C SD N Kotagede 1

153
Pengisian Angket kelas V SD N Kotagede 4

Pengisian Angket kelas V SD N Kotagede 5

154
Pengisian Angket kelas V SD N Dalem

Pengisian Angket kelas V SD N Baluwarti

155

Anda mungkin juga menyukai