Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM I

A. JUDUL
Pengukuran Parometer Fisika Dan Kimia Air
B. TUJUAN
Menentukan suatu ekologi dari suatu habitat perairan dengan
menggunakan pendekatan fisika kimia perairan dan biologis
C. DASAR TEORI
Habitat air tawar menempati bagian nisbi paling kecil dari permukaan
bumi, walaupun habitat air tawar menempati bagian yang nisbi kecil bila
dibandingkan dengan habitat lainnya, mereka sangat penting bagi manusia
sebagai sistem pembuangan. Habitat perairan tawar dibagi dalam dua kelompok
besar berdasarkan aliran airnya yaitu lentikdan lotik, perairan lentik merupakan
perairan seperti danau, kolam, sumur dan lain-lain, sedangkan perairan lotik
merupakan perairan yang mengalir seperti sungai, selokan, dan lain-lain. Suatu
badan perairan dapat dibagi menjadi dua zona utama yaitu zona pelagic atau
limnetik dan zona bentik yang terdiri dari zona litoral dan zona profundal.
Zona pelagic merupakan zona perairan bebas yang organisme dapat berenang
bebas dan mengalami migrasi diurnal antar zona bagian bawah dengan zona
periaran bebas yaitu nekton dan neuston.
Zona litoral merupakan zona bentik dengan penetrasi cahaya masih mencapai
sampai kedasar perairan sehingga masih terdapat proses fotosintesisoleh
berbagai vegetasi akuatik yaitu vegetasi akuatik emergen, vegetasi akuatik
sub emergen dan vegetasi bawah air.
Pengukuran faktor-faktor abiotik perairan dapat dilakukan langsung maupun
dengan pengambilan cuplikan air. Untuk, memperoleh hasil pengukuran yang
akurat cuplikanair yang diambil harus dijaga agar tidak teragitasi atau
mengandung gelembung udara.
Cara mengambil cuplikan air dari bagian permukaan perairan, yang paling
sederhana adalah dengan menggunakan botol gelas yang berpenutup menyudut.
Miringkan dengan perlahan dan upayakan agar tidak ada gelembung-gelembung
udara yang masuk. Pemantauan secara periodik kualitas air pada suatu habitat

1
perairan perlu dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana pencemaran telah
terjadi, serta untuk perencanaan langkah pecegahan selanjutnya.
Produktivitas Primer Perairan
Produktivitas primer perairan didefinisikan sebagai laju pembentukan
senyawa-senyawa organik dari senyawa-senyawa anorganik. Jumlah seluruh
bahan organik yang terbentuk dalam proses produktivitas primer kotor atau
produksi total ini digunakan oleh tumbuh-tumbuhan untuk kelangsungan proses-
proses hidup yang secara kolektif disebut respirasi, tinggal sebagian dari produksi
total yang tersedia bagi pemindahan kalori atau pemanfaatan oleh organisme
tersebut. Produktivitas primer bersih merupakan selisih dari produktivitas primer
kotor dengan respirasi oleh tumbuhan (Nybakken, 1992). Produktivitas primer
dibedakan atas dua macam, yaitu produktivitas primer kotor (Gross Primary
Productivity) dan produktivitas primer bersih (Net Primary Productivity).
Produktivitas primer kotor adalah laju produksi zat organik secara keseluruhan,
sedangkan produktivitas primer bersi adalah laju produksi primer zat organik
dikurangi dengan yang digunakan untuk respirasi (Boyd, 1981 dalam Nasrawati,
2000).
Produktivitas Primer pada vegetasi tersembul cukuptinggidandapatmenjadi
hama/gulmaair, shgmengganggudalamhal:
Menyumbat saluran air
Pendangkalan
Ketersediaan O2 perairan
Mengganggutransportasiair (perahu)
Mengganggu areal pemancingan
Hasil pengukuran fisika kimia umumnya mencerminkan kondisi pada waktu
pengambilan contoh dilakukan, hal ini sering memberikan hasil yang tidak sesuai
dengan hasil pengukuran kurang mencerminkan kondisi yang telah lalu padahal
masuknya polutan diperairan berlangsung terus menerus. Selain itu dengan
semakin kompleknya kegiatan industri, semakin sulit untuk melakukan
identifikasi jenis polutan tertentu diperairan. Pendekatan fisika kimia juga
membutuhkan biaya mahal. Bioassesment merupakan pemantauan kualitas air

2
dengan menggunakan biota. Kehadiran atau perilaku kelompok organisme ini
dialam berkorelasi dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat digunakan
sebagai alat untuk memantau kualitas lingkungan. Manfaat bioassesment antara
lain untuk menentukan status dan Trend dari sumber daya perairan untuk evaluasi
faktor penyebab kerusakan pada habitat perairan dan kontribusi relative dari
sumber-sumber polusi untuk menentukan tingkat keefektifan dari suatu program
pengendalian dan mitigasi lingkungan, dan mengukur tingkat kesuksesan dan
manajemen suatu daerah tangkapan air.
a. Zona Litoral
Daerahperairanyang dangkal ditepi danau, dimana penetrasicahaya matahari b
iasanya sampai kedasar perairan.
b. Zona Limnetik
Perairan tengah danau dari permukaan sampai dengan kedalaman penetrasi ca
haya matahari efektif(pada tingkat kompensasi cahaya) dimana fotosintesis sama
dengan respirasi.
c. Zona Profundal
Dasar perairan dan kolom perairan diatasnya yang tidak terkena cahaya
matahari efektif.
Ada beberapa faktor pembatas dalam suatu habitat perairan :
1. suhu air
Proses hidup dibatasi oleh suhu atau temperatur yakni -200-100oC.
Temperatur air bergerak dari 0o sampai 100oC, hanya beberapa organisme yang
dapat hidup di atas temperatur 45oC, misalnya beberapa bakteri (hampir di air
mendidih), ganggang biru (pada temperatur 75oC). Secara alami temperatus di
atas 50oC jarang dijumpai hanya pada sumber air panas dan padang pasir tetapi
temperatur di bawah titik beku air terjadi pada permukaan tanah yang luas.
keasaman (pH), kecerahan air, kadar O2 terlarut, kadar CO2 bebas terlarut serta
salinitas air.
2. Keasaman (PH)
PH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion
hydrogen menggunakan rumus umum PH = -Log (H+). Air murni terdiri dari ion
H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga PH air murni biasanya 7. Makin

3
banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi PH. Cairan
demikian tersebut cairan alkalis . sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah
PH dan cairan tersebut bersifat masam. Sebagian besar danau ber-pH 6-9.
3. Kecerahan
Merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual
dengan menggunakan secchi disk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang
diteruskan kedalam air dan dinyatakan dengan () dari beberapa panjang
gelombang didaerah spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1
meter, jauh agak lurus pada permukaan air. Kecerahan air berkisar antara 40-85
cm tidak menujukkan perbedaan yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau
adalah 40-85 cm, dan pada musim hujan antara 60-80 cm, kecerahan air dibawah
100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah.
4. Air tawar
Pada suhu 0oC mengandung konsentrasi oksigen kira-kira 10 ml/L (10 ml
1-1), atau kira-kira 1 % dari volumenya atau 1/20 dari udara. Kondisi demikian
tidak pernah dicapai oleh air secara alamiah di alam, konsentrasi biasanya
bergerak dari maksimum 6 ml-1 samapi nol (kondisi anaerobik).
5. CO2
Karbon diokasida di dalam air kira-kira 30 kali lipat dibandingkan dengan
oksigen, sehingga dalam kondisi yang ideal air berisi 0,3 ml karbon dioksida
terlarut perliter.
6. Salinitas Air
Menggambarkan padatan total dalam air, setelah semua karbonat
dikonfersi menjadi karbondioksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh
klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida. Salinitas dinyatakan dalam
satuan g/kg atau promil (). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya
berkisar antara 0-5 ppt perairan payau biasanya berkisar antara 6-29 ppt dan
perairan laut berkisar antara 30-35 ppt.
Untuk pengukuran kualitas air perlu diamati parameter fisika dan kimia
air. Parameter fisika meliputi suhu, kedalaman dan kecerahan. Sedangkan
parameter kimia meliputi pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, total

4
alkalinitas, kesadahan, dan bahan organik. Pengukuran parameter kimia air dapat
dilakukan di lapangan dengan metode titrasi, sedangkan untuk parameter bahan
organik dianalisis di laboratorium dengan metode pemanasan dan titrasi.
Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis
organisme. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi
badan air. Suhu juga sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem
perairan.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Thermometer raksasa
2. pH meter
3. keeping secchi
4. Do meter
5. Pipet tetes
6. Erlenmeyer
7. Botol sampel
Bahan :
1. Larutan NaOH
2. Aquadest
3. Indicator fenoftalein 0,5%
4. Alcohol 95%
E. CARA KERJA
1. Pengukuran Suhu
Thermometer

Di celupkan di
Permukaan air

Diamati besarnya skala


yang terbaca

Suhu air

5
2. Mengukur Derajat Keasaman (pH) Air

Kertas Indikator

Di celupkan di
Permukaan air

Dibandingkan dengan
skala yang tertera pada
kotak indicator asam
basa

pH air

3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air

Keeping Secchi

Diturunkan ke dalam air


sambil diperhatikan bik-baik
dengan menggunakan tali

Warna putih tidak dapat


dibedakan lagi dengan warna
hitam

Ditarik diatas perlahan-lahan


kemudian ukur kedalam
panjang tali yang masuk ke
dalam air
Kecerahan air

6
4. Penentuan Kadar O2 Terlarut

Air

Diukur dengan DO-Meter

Kadar oksigen terlarut

5. Penentuan Kadar CO2 Bebas Terlarut

10 ml air cuplikan diberi 5ml fenolftalien

Ditritasi dengan NaOH 1/40 N


hingga berwarna merah muda

Di Catat banayak larutan NaOH


yang dipakai,dilakukan titrasi
secara duplo dan hasilnya dirata-
ratakan

Kadar CO2

7
6. Pengukuran Salinitas Air

air

Dibasahi padaHand
Refrakto meter

Salinitas air

F. HASIL PENGAMATAN
Parameter Hasil Analisis
Suhu 32 C
Derajat Keasaman (PH) Ph 5
Kecerahan Air 43-km cm

Kadar O2 terlarut 7,46 mg/l

Kadar CO2 bebas terlarut -


Salinitas Air -

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada lokasi
pengamatan di kolam depan Fakultas MIPA, pengukuran parameter fisika dan
kimia air yang bertujuan untuk menentukan status ekologis dari suatu habitat
perairan dan biologis pada perairan tersebut. Pada kegiatan ini dilakukan
pengukuran parameter fisika dan kimia yang meliputi:

8
1 pengukuran suhu air.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa suhu air yang ada di saluran air
kompleks Pekarangan rumah warga dan Rusunawa adalah 320C.Secara fisis suhu
dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan
molekul, makin tinggi suhunya.Suhu dapat juga didefinisikan sebagai tingkat
panas suatu benda.Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi
ke benda dengan suhu rendah.Untuk menyatakan suhuudara dipakai berbagai
skala.
Dua skala yang sering dipakai dalam pengukuran suhuudara adalah skala
Fahrenheit yang dipakai di negara Inggris dan skala Celcius atauskala
perseratusan (centigrade) yang dipakai sebagian besar negara di dunia (Tjahyono,
2004). Suhu air ini tergolong optimal karena untuk kisaran optimal suhu (umum)
: 28-32C. pada keadaan ini konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat
tubuh/jamdalam organisme.
Pada suhu rendah (<25C) konsumsi oksigen meningkat; 3,2 mg/g berat
tubuh/jam. Suhu merupakan variabel lingkungan penting untuk organisme
akuatik, rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk
setiapjenis/spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda. peningkatan
suhu dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas metabolisme ikan, penurunan
gas (oksigen) terlarut, efek pada proses reproduksi ikan dan suhu yang
ekstrimdapat menyebabkan kematian.Suhu memegang peranan penting dalam
kehidupan organisme akuatik misalnya ikan karena suhu dapat berperan dalam
peningkatan selera makan ikan dan pertumbuhan ikan. Selain itu suhu juga suhu
berperan dalam kekentalan/viskositas air, berkaitan dengan DO (berbanding

9
terbalik) serta berkaitan dengan konsumsi O2(berbanding lurus). Pada suhu
optimal 300C kandungan oksigen terlarut mencapai 7,48 ppm. dan pengukuran
suhu dapat dilakukan dengan menggunakan thermometer.
2. D.O meter (mengukur Oksigen Terlarut)

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa Kadar O2 Terlarut yang ada di


saluran air kompleks Pekarangan rumah warga dekat rusunawa Gorontalo adalah
7,46 ppm.Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas
tersebut sendiri dan dipengaruhi oleh tekananatmosfir, ketinggian suatu tempat,
suhu, Kualitas pakan, Aktivitas biologi perairan dan salinitas(Reid & Wood,1976
dalamKoestawa,1989). Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9
mmHg, dan kelarutan gas menurun 1,4 %. Kelarutan oksigen di medium cair
menurun seiring dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di
medium tersebut.Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2dari atmosfer serta
aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya.Kebutuhan
oksigen pada ikan bergantung pada kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu
dan kebutuhan konsumtif ( metabolisme tubuh ikan).
Oksigen memegang peranan penting dalam kehidupan organisme akuatik
yaitu; Peranan dalam pembakaran bahan makanan, dan untuk dapat melakukan
aktivitas seperti berenang, reproduksi, dan pertumbuhan. Sebab ketersediaan
oksigen bagi ikan dapat menentukan aktivitas ikan, konversi pakan dan laju
pertumbuhan. Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup
namun pertumbuhan menurun (tidak optimal). Rentang tingkat DO optimal yaitu
5 ppm. Pada siang hari terjadi peningkatan kandungan oksigen terlarut, karena
terjadi fotosintesis. Namun, konsentrasi oksigen menurun pada sore/ malam hari

10
karena laju respirasi lebih dominan dibandingkan laju fotosintesis. Oksigen
Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO) dapat diukur denganmenggunakan DO-meter.
3. Keping secchi (untuk mengukur kecerahan air)

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa kecerahan air yang ada di saluran air
kompleks Pekarangan rumah dan Rusunawa. Pengukuran tingkat kecerahan air ini
menggunakan Secchi disc. Tingkat kecerahan terlalu keruh menyatakan tingkat
cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%),
dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan
air. Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain kekeruhan air, suspensi dalam air (lumpur), planktonic, jasad renik dan
warna air. Air ini tergolong sangat keruh karena panjang tali yang digunakan
sebagai parameter.karena panjang talinya kurang lebih 43 cm Ini merupakan
angka yang cukup tinggi sehingga dapat dikatakan air tersebut kekeruhannya
sangat tinggi. Karena semakin panjang tali yang digunakan sebagai parameter
untuk mengukur kecerahan air maka semakin rendah kekeruhan air tersebut dan
begitu pula sebaliknya semakin pendek tali yang digunakan sebagai parameter
untuk mengukur kecerahan air maka kekeruhan air semakin tinggi.
Kecerahan air dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang ada
didalamnya, karena semakin keruh air maka semakin sedikit kandungan oksigen
yang ada didalamnya. Dan telah diketahui besama bahwa oksigen merupakan
unsur yang sangat penting bagi organisme untuk berrespirasidemi kelangsungan
hidupnya. Karena air disaluran ini tergolong cerah maka ditemukan banyak jenis
ikan yang hidup didalamnya misalnya ikan batok, ikan sepatdan sebagainya.

11
4. Mengukur Derajat Keasaman

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pH air yang ada di saluran air


kompleks sombari jl. Arif Rahman Hakim Gorontalo tergolong pH asam yaitu
dengan Ph 5. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat
relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional. pH sangat berpengaruh pada kehidupan organisme yang
habitatnya di air seperti ikan, Hidrilla dan sebagainya.
Adapun hubungan antara pH air dan kehidupan hewan (ikan) budidaya
yaitu jika pH air< 4.5 maka air bersifat toksik, jika pH air 5 6.5 maka
pertumbuhan ikan terhambat; pengaruh pada ketahanan tubuh dah jika pH 6.5
9.0 pertumbuhan optimal.sehingga pada pH 7 terdapat berbagai mahluk hidup
antara lain ikan batok, ikan sepat dan rerumputan disekitar saluran. Pengukuran
pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter ataupun dengan indicator
universal.
5. Kadar CO2 Bebas Terlarut

CO2 10 mg/L Titrasi

12
Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa Kadar CO2 terlarutyang ada di
saluran air kompleks Pekarangan rumah warga dan Rusunawa Gorontalo adalah
10 mg/L. Kadar CO2 terlarut dapat dihitung dengan metode titrasi yakni:
Kadar CO2bebas terlarut=(NaOH sesudah-NaOH sebelum)x 10
=14 - 13
=1 x 10
= 10 mg/L
Kadar oksigen bebas dalam perairan berasal dari proses respirasi
orgenisme yang hidup didalamnya. Selain itu berasal dari proses pembusukan
bahan-bahan organic dan difusi dari udara. Kasry (1995) mengemukakan bahwa
tingginya CO2bebas dalam air dihasilkan dari proses perombakan bahan organik
dan mikroba. Kadar CO2bebas yang dikehendaki tidak lebih dari 12 ml/L dan
kandungan terendah adalah 2 mg/L. karbondioksida berperan dalam proses
fotosintesis pada tumbuhan hijau yang ada didalam air misalnya Hidrilla
verticillata.
6. Pengukuran salinitas air
Pada pengukuran salinitas air pada praktikum kalini mengalami hambatan
yaitu alat untuk mengukur kadar/tingkat salinitas air dalam keadaan rusak
sehingga data yang didapatka tidak ada.

2 KESIMPULAN
Dari pengukuran yang dilakukan dapat diketahui bahwa untuk tataran
suhu, tingkat keasaman dan kecerahan, kadar O2 terlarut dan derajat kebebasan
CO2 maupun salinitas kondisi perairan tersebut masih dalam kondisi wajar untuk
jenis perairan lotik (perairan yang mengalir). Akan tetapi kuranganya kadar
oksigen pada perairan tersebut mengakibatkan kurangnya keragaman organisme
yang hidup.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto, tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta : Departemen pendidikan dan
kebudayaan
Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi keempat: Terjemahan Samingan
Tjahyono.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Riyanto. 1995. Ekologi Dasar. Ujung pandang : Departemen pendidikan dan
kebudayaan Indonesia Timur
Hadikusumah. 2008. Variabilitas Suhu Dan Salinitas Di Perairan Cisadane.
Jakarta. Online. Tersedia di: http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/99
fbf05077f6e965bcebd67c11df0587ca8cee1f.pdf. Diakses tanggal 23 mei
2011.
Salmin.2005. Oksigen terlarut (do) dan kebutuhan oksigen biologi(bod)
sebagai salah satu indikator untuk menentukanKualitas perairan.
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Online.Tersedia di :
http://www.sith.itb.ac.id/d4_akuakultur_kultur_jaringan/bahan-
kuliah/1_Teknologi_Pengelolaan_Kualitas_Air_KUALITAS_AIR_DAN_
PENGUKURANNYA.pdf. Diakses tanggal 23 mei 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai