Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan prioritas pembangunan

kesehatan karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai

penentu kualitas generasi mendatang. Peningkatan status kesehatan keluarga tidak

dapat terwujud tanpa ada perbaikan kesehatan terhadap kesejahteraan ibu, karena

ibu memegang peranan yang sangat besar terhadap bayi dalam kandungan hingga

usia balita yang sangat ditentukan oleh kesehatan ibu pada masa hamil,

persalinan, dan laktasi (Depkes RI, 2015).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di

Indonesia masih cukup tinggi, walaupun sudah menurun dari 334 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2003 (SDKI, 2015). Target penurunan AKI diharapkan mencapai 125 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Depkes RI, 2015)

Masih tingginya AKI dan lambatnya penurunan angka kematian tersebut

merupakan masalah yang belum teratasi dan memerlukan penanganan serius

secara terpadu serta berkesinambungan, mengingat faktor yang melatarbelakangi

sangatlah kompleks. Kematian ibu di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh

Trias Klasik yaitu komplikasi obstetri berupa perdarahan (40-60%), infeksi (20-

30%), dan eklampsia (20-30%) (Depkes RI, 2011)


Salah satu upaya yang dilakukan dalam mempercepat penurunan AKI

dalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang

membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan Bidan di desa,

yang pada tahun 1996 telah mencapai target 54.120 bidan. Dengan demikian,

dapat diasumsikan bahwa hampir semua desa di wilayah Indonesia mempunyai

akses untuk pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2011).

Dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan pertolongan

pertama/penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Untuk itu, pada

pertengahan tahun 1996 Depkes telah menerbitkan Permenkes No.

572/PER/Menkes/VI/1996, yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi

bidan dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan janin/bayi baru lahir.

Salah satu tugas bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan dalam persalinan

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2013).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang

bidan dituntut untuk memiliki pola pikir yang luas dan dinamis dalam

peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

menolong persalinan, karena adanya perubahan paradigma dari menunggu

terjadinya dan menangani komplikasi menjadi pencegahan terjadinya komplikasi

diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian ibu

dan BBL.

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan terobosan baru dalam upaya

meningkatkan kualitas asuhan persalinan yang diberikan, terutama bagi para


bidan, khususnya Bidan Praktik Swasta (BPS) yang memang dituntut agar dapat

memberikan pelayanan yang mementingkan kesejahteraan klien. Aspek penting

dalam partus normal ialah kasih sayang,keamanan dan kepuasan klien, hal ini

lebih banyak dibuktikan oleh para bidan (Wiknjosastro, 2014)

Berdasarkan Data Statistik Kabupaten Bengkulu Utara, selama 3 tahun

terakhir, angka kematian ibu sekitar 25 per 1000 persalinan . Sedangkan angka

kematian bayi sekitar 15 per 1000 persalinan, dan yang lebih memprihatinkan

adalah sebanyak 63% merupakan persalinan yang ditolong oleh bidan , baik yang

ditolong di rumah maupun di BPS. Tentu saja hal ini menimbulkan pertanyaan

bagi benak kita, apakah program yang telah dilakukan selama ini dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan kebidanan telah benar-benar diterapkan secara tepat

atau tidak, khususnya di Kabupaten Bengkulu Utara.

Untuk itu, berdasarkan alasan tersebut penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran dari penerapan Asuhan

Persalinan Normal secara tepat di Kabupaten Bengkulu Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : bagaimanakah gambaran dari penerapan Asuhan Persalinan

Normal oleh Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun

2018.
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu:

 Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang

penerapan Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktik Swasta di

Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2018

 Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus penilitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran

dari penerapan dari lima aspek dasar dalam Asuhan Persalinan Normal, yaitu:

1. Membuat keputusan klinik

2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

3. Pencegahan infeksi

4. Pencatatan (Rekam Medis)

5. Rujukan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan masukan dan bahan informasi baru yang berguna dalam

penelitian yang serupa dengan tema yang berbeda, untuk dikembangkan lebih

lanjut.
2.Manfaat Bagi Pihak Yang Terkait

Dapat memberikan kontribusi bagi tenaga kesehatan, khususnya bagi Bidan

Praktik Swasta sebagai data dasar dan masukan untuk peningkatan pengetahuan

dan keterampilan dalam menerapkan Asuhan Persalinan Normal secara tepat.

3.Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai gambaran penerapan

Asuhan Persalinan Normal yang diberikan oleh bidan

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh siapapun di STIKES Tri Mandiri

Bengkulu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERSALINAN

Persalinan merupakan suatu proses alami yang ditandai oleh terbukanya serviks,

diikuti dengan lahirnya bayi dan placenta melalui jalan lahir, dengan tahapan proses

persalinan sebagai berikut:

1. Kala I : berlangsung sejak timbulnya HIS yang teratur sampai pembukaan

serviks lengkap (serviks berdiameter 10 cm).

Kala I terbagi dalam :

 Fase Laten : terjadi perubahan serviks menjadi tipis dan mulai

membuka dari 0-2

 Fase Aktif : serviks semakin menipis, dan dengan makin sering dan

makin kuatnya HIS, maka pembukaan serviks semakin cepat (3-10).

Kecepatan pembukaan serviks pada keadaan normal sedikitnya 1 cm

per jam

2. Kala II : dimulai bila pembukaan serviks telah lengkap (10 cm).

HIS mendorong bayi untuk keluar. Secara refleks ibu akan mulai meneran ketika

HIS berlangsung untuk mengeluarkan bayi, namun meneran hanya boleh

dilakukan ketika ada HIS. Kala II berakhir dengan lahirnya bayi.

3. Kala III : dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya placenta. Biasanya

berlangsung kurang dari 30 menit.

4. Kala IV : dimulai sejak lahirnya placenta sampai 2 jam sesudahnya.


B. ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Tujuan Asuhan Persalinan Normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup

dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai

upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip

keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan

pendekatan ini berarti bahwa:

“ Upaya Asuhan Persalinan Normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat

dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila

diaplikasikan pada setiap proses persalinan “.

Keterampilan dalam Asuhan Persalinan Normal harus merupakan dasar dalam

melakukan asuhan kepada semua ibu selama proses persalinan dan setelah bayi lahir,

yang harus mampu dilakukan oleh setiap penolong persalinan dimanapun peristiwa

tersebut terjadi. Persalinan dapat terjadi di rumah, Puskesmas, BPS, ataupun Rumah

Sakit. Sedangkan penolong persalinan adalah bidan, dukun, dokter umum atau

spesialis obstetri ginekologi. Asuhan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan

spesifik dari ibu dan bayi baru lahir, maupun disesuaikan dengan lingkungan dimana

tempat asuhan diberikan

 Praktik-praktik Pencegahan dalam Asuhan Persalinan Normal

a. Secara konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi,

seperti misalnya mencuci tangan secara rutin, penggunaan sarung tangan

sesuai dengan yang diharapkan, menjaga lingkungan yang bersih bagi

peralatan.
b. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan setelah bayi

lahir, termasuk penggunaan partograf. Partograf digunakan sebagai alat

bantu untuk memantau kemajuan persalinan, membuat suatu keputusan

klinik, berkaitan dengan pengenalan dini komplikasi yang mungkin akan

terjadi dan memilih tindakan yang paling sesuai.

c. Memberikan Asuhan Sayang Ibu secara rutin, selama persalinan, pasca

persalinan dan nifas, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya

mengenai proses kelahiran bayi dan meminta para suami dan kerabat untuk

turut berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi.

d. Menyiapkan rujukan bagi setiap ibu bersalin

e. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya seperti misalnya

episiotomi rutin, amniotomi, dan kateterisasi, penghisapan lendir secara

rutin pada BBL.

f. Penatalaksanaan aktif Kala III menjadi andalan untuk mencegah perdarahan

pasca persalinan.

g. Memberikan asuhan BBL , termasuk mengeringkan dan menghangatkan

tubuh bayi, pemberian ASI secara dini, pengenalan dini komplikasi dan

melakukan tindakan yang bermanfaat secara rutin.

h. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan BBL, termasuk dalam masa

nifas.

i. Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang

mungkin terjadi selam masa nifas dan pada BBL.

j. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan


C. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Ada Lima aspek dasar atau Lima Benag Merah, yang penting dan saling

terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut

melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang

Merah tersebut adalah:

1. Membuat Keputusan Klinik

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

3. Pencegahan Infeksi

4. Pencatatan (Dokumentasi)

5. Rujukan

 Membuat Keputusan Klinik

Ada 4 langkah dalam proses pengambilankeputusan klinik, yaitu:

1. Pengumpulan Data

a. Data Subjektif

b. Data Objektif

2. Diagnosis

3. Penatalaksanaan Asuhan atau Perawatan

a. Membuat rencana

b. Melaksanakan rencana

4. Evaluasi
 Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,

kepercayaan, dan keingina sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang

ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses

persalinan dan kelahiran bayi. Disebutkan juga bahwa asuhan tersebut adalah

mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum,

cunam, dan seksio sesar. Persalinan juga akan berlangsung lebih cepat.

Asuhan Sayang Ibu dalam proses persalinan:

1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya

2. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum

memulai asuhan tersebut

3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya

4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir

5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu

6. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta

anggota keluarga yang lain.

7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau anggota keluarga yang lain

selama persalinan dan kelahiran bayinya.

8. Ajarkan suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara

bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama

persalinan dan kelahiran bayinya.

9. Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.

10. Hargai privasi ibu


11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan

kelahiran bayi.

12. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia

menginginkannya.

13. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak memberi

pengaruh yang merugikan.

14. Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin membahayakan seperti

episiotomi, pencukuran, dan klisma.

15. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

16. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah

kelahiran bayi

17. Siapkan rencana rujukan ( bila diperlukan )

18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-

bahan, perlengkapan dan obt-obatan yang diperlukan. Siap untuk

melakukan resusitasi BBL pada setiap kelahiran bayi.

 Pencegahan Infeksi

 Prinsip-prinsip Pencegahan Infeksi

1. Setiap orang (ibu, BBL, penolong persalinan) harus dianggap dapat

menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik

(tanpa gejala)

2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi


3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan, dan benda-benda lainyang

akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh/selaput mukosa atau

darah, harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai

digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.

4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan, atau benda lainnya

telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.

5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi

hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan

pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.

 Tindakan-tindakan Pencegahan Infeksi

Ada berbagai praktik pencegahan infeksi yangmembantu mencegah

mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu,

BBL, dan para penolong persalinan) dan menyebarkan infeksi.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:

1. Cuci tangan

2. Memakai sarung tangan

3. Memakai perlengkapan pelindung (celemek/baju penutup, kacamata,

sepatu tertutup)

4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik

5. Memproses alat bekas pakai

6. Menangani peralatan tajam dengan aman


7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan

sampah secara benar.

 Pencatatan dan Dokumentasi

Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayinya. Jika

asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa tidak pernah dilakukan asuhan

yang dimaksud. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-

menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi.

Aspek-aspek Penting dalam Pencatatan:

1. Tanggal dan waktu asuhan

2. Identifikasi penolong persalinan

3. Paraf atau tanda tangan ( dari penolong persalinan) pada semua catatan

4. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas, dan

dapat dibaca

5. Ketersediaan sistem penyimpanan catatan atau data pasien

6. Kerahasiaan dokumen-dokumen medis

Ibu harus diberikan salinan catatan medik (catatan klinik antental, dokumen-

dokumen-dokuman rujukan, dll) beserta panduan yang jelas mengenai :

- Maksud dari dokumen-dokumen tersebut


- Kapan harus dibawa

- Kepada siapa harus diberikan

- Bagaimana cara penyimpanan yang aman di rumah atau selama perjalanan

ke tempat rujukan.

 Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan

atau yang memiliki sarana yang lebih lengkap diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan BBL. Meskipun sebagian besar ibu

menjalani persalinan normal, namun sekitar 10-15% diantaranya akan

mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu

dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting

dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu :

B : (Bidan) Pastikan bahwa ibu dan/atau BBL harus didampingi oleh

penolong persalinan yang kompeten dan memiliki

kemampuan untuk menatalaksanakan kegawatdaruratan

obstetri dan BBL untuk dibawa ke fasilitas rujukan.

A : (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan

persalinan, masa nifas, dan BBL (tabung suntik, selang IV,

dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan


bahan-bahn tersebut mungkin diperlukan jika ibu

melahirkan sedang dalam perjalanan.

K : ( Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu

dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayiperlu dirujuk.

Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan

tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus

menemani ibu dan/atau BBL ke tampat rujukan.

S : (Surat) Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus

memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau BBL,

cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan,

asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau BBL.

Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat

rujukan

O : (Obat) Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke

tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan

selama perjalanan.

K : (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk

merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu,

pastikan bahwa kondisi kendaraan tersebut cukup baik

untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.


U : (Uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah

yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan

dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama

ibu dan/atau BBL tinggal di fasilitas rujukan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode

deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk melihat gambaran

dari penerapan & pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktek

Swasta di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2018.

B. Variabel Penelitian

Berdasarkan Tinjauan Pustaka sebelumnya, dalam Asuhan Persalinan Normal

banyak hal yang harus dilakukan, namun karena keterbatasan peneliti membatasi

penelitian ini hanya pada Lima Aspek Dasar dalam Asuhan Persalinan Normal,

meliputi:

1. Membuat Keputusan Klinik

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

3. Pencegahan Infeksi

4. Pencatatan (Rekam Medik)

5. Rujukan
Maka dengan kerangka konsep sebagai berikut:

Asuhan Persalinan Normal:


1.Membuat Keputusan Klinik Baik
2.Asuhan Sayang Ibu &
Sayang Bayi
3.Pencegahan Infeksi
4.Pencatatan (Rekam Medik) Cukup
5.Rujukan

Kurang

C. Definisi Operasional

Tabel. Ringkasan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional

1 Asuhan Asuhan - - -
Persalinan persalinan yang
Normal diberikan dengan
memperhatikan
kesejahteraan ibu
dan janin

a.. Membuat Suatu upaya Format 4: Baik (2) Nominal


keputusan klinik perencanaan pengumpulan 3: Cukup (1)
( 4 item) tindakan/asuhan data <3: Kurang (0)
selanjutnya bagi (cheklist)
ibu dan
janin/BBL

b. Asuhan Sayang Asuhan yang Format 14-18:Baik (2) Nominal


Ibu dan Sayang diberikan dengan pengumpulan 10-13:Ckup(1)
Bayi menghargai data <10:Kurang(0)
(18 item ) kepentingan & (cheklist)
kebutuhan ibu &
janin/BBL

c. Pencegahan Tindakan Format 6-7: Baik (2) Nominal


Infeksi pencegahan untk pengumpulan 4-5: Cukup (1)
(7 item) melindungi ibu & data <4: Kurang (0)
bayi dari (cheklist)
penularan
penyakit

d. Pencatatan Dokumen/catatan Format 5-6: Baik (2) Nominal


(Rekam Medik) semua asuhan pnegumpulan 4: Cukup (1)
(6 item) yang telah data <4 : Kurang (0)
diberikan pada (cheklist)
ibu dan/atau
bayinya.

e. Rujukan Mengupayakan Format 6-7: Baik (2) Nominal


(7 item) asuhan ke tingkat pengumpulan 4-5: Cukup (1)
pelayanan yang data <4: Kurang (0)
lebih (cheklist)
tinggi/fasilitas
dan sarana
kesehatan yang
lebih lengkap
atau ke tenaga
kesehatan yang
lebih
berkompeten.

D. Populasi & Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bidan Praktik Swasta (BPS) di

Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2018 yang berjumlah 125 orang.

2. Sampel

Dari 125 orang, yang dijadikan sampel adalah 95 orang, yaitu Bidan Praktek

Swasta yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara. Sampel 95 orang didapat dari:
n= N

1 + N ( d2 )

Keterangan :

n = sampel

N = populasi

d = derajat kpercayaan

(Notoadmojo, 1993)

n = 125

1 + 125 (0,052)

= 125

1,3125

n = 95,2

n = 95 orang

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2018

2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di setiap BPS di Kabupaten Bengkulu Utara yang

dijadikan sampel penelitian


F. Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan

data primer (observasi langsung). Observasi yang dilakukan adalah observasi

jenis insiden (insidental sampling), dimana observasi dilakukan pada saat

setiap BPS yang diteliti melakukan Asuhan Persalinan Normal, selama waktu

penelitian dilakukan, yang meliputi 5 aspek dasar,yaitu:

a. Membuat keputusan klinik

b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

c. Pencegahan infeksi

d. Pencatatan (rekam medik)

e. Rujukan

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Yaitu memeriksa kelengkapan data dan perbaikan data yang salah.

b. Coding

Yaitu pemberian kode pada cheklist

c. Tabulating

Yaitu mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan

ke dalam master tabel.


3. Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui analisa Univariat, yaitu untuk melihat

gambaran dari distribusi frekuensi penerapan Asuhan Persalinan Normal,

secara metode kuantitatif dengan menggunakan rumus:

P= F x 100%

Keteranagan :

P : Persentase yang diinginkan

F : Frekuensi Jawaban

N : Jumlah Pertanyaan

( Arikunto, 1998 )

Dari data kuantitatif dikoreksi, sehingga ditafsirkan pada kriteria sebagai

berikut :

75% - 100% = Baik (jumlah jawaban benar : 4-5)

55% - 74% = Cukup (jumlah jawaban benar : 3)

<55% = Kurang (jumlah jawaban benar : 1-2)


Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a. Survey Pendahuluan dari tanggal 15-20 Agustus 2018

b. Study Pustaka, jurnal dari tanggal 22-30 Agustus 2018

c. Membuat proposal dari tanggal 1-16 September 2018

d. Menyiapkan Instrumen Penelatian dan uji coba Instrumen-instrumen penelatian

yang digunakan dalam penelatian ini berupa format pengumpulan Data

e. Menghubungi Tempat Penelitian/Izin Penelitian

Sebelum melanjutkan penelitian, penulis terlebih dahulu menghubungi tempat

penelitian yaitu BPS-BPS di Bengkulu Utara yang akan dijadikan sampel

penelitian serta meminta rekomendasi dari pendidikan untuk izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data di BPS-BPS di

Bengkulu Utara yang dimasukkan ke dalam format pengumpulan data, kemudian

data di olah dan di analisa.

3. Tahap Pelaporan

a. Membuat Laporan

b. Publikasi Laporan
PROPOSAL

GAMBARAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL

OLEH BIDAN PRAKTEK SWASTA DI BENGKULU UTARA

TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai