Wa0003
Wa0003
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memperbaiki kualitas hidup manusia. Visi Indonesia Sehat 2020 ini merupakan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
Upaya tersebut lebih ditekankan pada kesehatan ibu dan anak sebagai kelompok
penduduk yang rawan dan strategis yang bersifat promotif dan preventif. Upaya
ini ditandai dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian
dialami ibu dan bayinya di Indonesia, diatur dalam program rencana strategik
rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2030, dimana visi MPS
faktor penting dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit atau gizi yang buruk
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. Rao (1975)
melaporkan bahwa salah satu sebab kematian obstetrik tidak langsung pada kasus
kematian ibu adalah anemia. Grant menyatakan bahwa anemia merupakan salah
satu sebab kematian ibu, demikian juga WHO menyatakan bahwa anemia
merupakan sebab penting dari kematian ibu. Penelitian Chi, dkk menunjukkan
bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7%
untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak
negeri ini mencapai 30-55 persen dari total penderita di dunia yang mencapai
(SKRT) 2012 dilaporkan bahwa 63,5% ibu hamil dan 55,5% anak usia balita di
anemia pada ibu hamil menjadi 50,9% dan pada anak balita 40,5% (Hertanto,
2014). Sedangkan pada tahun 2015, prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai
51 persen dan pada ibu nifas 45 persen. Adapun penyebab tidak langsung
kesakitan dan kematian ibu adalah kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 51%
dan pada ibu nifas 45% serta karena Kurang Energi Protein (Depkes,2015).
produktivitas kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh karena itu,
pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada
masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,
Salah satu usaha untuk mencegah kematian tersebut pemerintah sejak tahun
1984 telah memprogramkan pemberian suplemen zat besi pada ibu hamil sejak
dini sebanyak 90 butir dan ibu nifas selama 42 hari masing-masing 1 butir 1 hari.
Walaupun terdapat sumber makanan nabati yang kaya besi, seperti daun
singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya, namun zat Fe dalam
makanan tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi yang besar dari
sumber nabati tersebut untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam sehari dan
Fe tidak terpenuhi dari makanan, maka pilihan untuk memberikan tablet besi
folat dan sirup besi guna mencegah dan menanggulangi anemia menjadi sangat
2016, Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan indikator yang paling sensitive
kesehatan yang langsung berkaitan dengan kematian bayi, tingkat kesehatan ibu
dan anak, upaya keluarga, dan tingkat perkembangan sosial dan ekonomi
keluarga. Angka Kematian bayi di Indonesia tahun 2012 adalah 34 per 1000
kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi adalah
dengan dengan memperhatikan gizi melalui pemberian air susu ibu ( ASI ) secara
jalinan kasih sayang (utami, 2000). World Health Organization ( WHO ) tahun
2002, menyatakan setiap tahunnya lebih dari 10 juta anak yang berusia dibawah
mana sebagian besar dapat dicegah. Dari sekitar 10,6 juta balita yang meninggal
%, diare 18%, malaria 8%, infeksi pada darah atau pneumonia pada BBL 10%,
target cakupan ASI eksklusif nasional karena target ASI eksklusif nasional
sebesar 80%. Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif sebagian besar ini
menjadi 6 bulan, selain itu dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI eksklusif, social dan ekonomi keluarga yang kurang
memadai. Cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2016 baru mencapai 59,11%
atau 4,877 bayi. Cakupan pemberian ASI eksklusif selama 4 tahun terakhir
terendah pada tahun 2007 yang tercakup hanya 52,59% bayi. Persentase tahun
Tabel 2 : Jumlah Bayi Yang diberi ASI eksklusif Kota Bengkulu tahun 2016
ASI ekslusif
N Jumlah Bayi yang
KECAMATAN PUSKESMAS
No. Jumlah bayi diberi ASI
eksklusif
terdapat 8.664 ibu nifas yang ada di tersebar di beberapa wilayah di Kota
Puskesmas Jembatan Kecil, Jalan Gedang, Lingkar Barat dan Lingkar Timur
jumlah ibu nifasnya adalah 2.421 orang, sedangkan di Kecamatan Ratu Agung
sebanyak 1.614 orang ibu nifas. Untuk kecamatan Ratu Samban yang hanya
adalah 909 orang. Kecamatan Teluk Segara yang mencakup 2 puskesmas, jumlah
ibu nifasnya adalah 706 orang. Jumlah ibu hamil di Kecamatan Sungai serut
Selebar dan Kecamatan Kampung Melayu adalah 2.481 orang. Jumlah ibu nifas
terbanyak pada tahun 2016 adalah puskesmas Lingkar Timur dengan jumlah ibu
Data jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan di Kota Bengkulu lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut :
Gading
1 Cempaka Jembatan Kecil 416 278
Jalan Gedang 489 421
Lingkar Barat 494 446
Lingkar Timur 1.022 830
Berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 23 oktober 2017, jumlah ibu
nifas yang ada di Puskesmas Lingkar Timur pada tahun 2016 adalah 907 orang,
dan pada bulan oktober 2017 adalah 56 orang. Sedangkan di Kota Bengkulu
sendiri, belum ada data yang menyebutkan tentang angka kejadian dari
pelaksanaan pengecekan anemia pada ibu nifas ini, baik oleh tenaga kesehatan
maupun non kesehatan. Namun berdasarkan hasil penelusuran & survei awal
nifas (0-7 hari) di wilayah puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu tentang
produksi ASI, ternyata dari 16 ibu nifas yang diperiksa nilai Hb-nya, 10 orang
ibu yang diperiksa mengalami anemia dan mengaku ASInya belum terlalu lancar.
cenderung mendapatkan materi tentang anemia ini berdasarkan pada warisan atau
penelitian terhadap ibu nifas terutama ibu nifas di Puskesmas Lingkar Timur
dengan judul “Hubungan anemia pada ibu nifas dengan produksi ASI di
B. Rumusan masalah
penelitian ini adalah masih banyak ibu nifas yang tidak mengetahui tentang
anemia dan hubungannya dengan ASI. Pertanyaan penelitian ini adalah adakah
hubungan anemia pada ibu nifas dengan produksi ASI di Puskesmas Lingkar
Timur.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Timur Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan oleh mahasiswa Tri Mandiri Sakti Jurusan
Kebidanan, yaitu :
1. Latifa K, 2010.
Mahasiswa Tri Mandiri Sakti angkatan tahun 2010 yang mengambil judul
hubungan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet besi dengan
menunjukkan ada hubungan antara ibu hamil dalam trimester III dalam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin yang lebih rendah
dari nilai normal. Untuk kelompok orang yang bersangkutan menurut umur
disebut anemia berat. Bila kurang dari 6 gr % disebut anemia grafi (Tan, A,
2. Etiologi
Ada tiga faktor penting yang menyebabkan orang menjadi anemia adalah :
a. Perdarahan
darah merah dari tubuhnya terlalu banyak. Perdarahan yang banyak dan
antara lain : kanker pada saluran pencernaan, wasir, dan lain-lain. Selain
itu juga anemia dapat disebabkan karena infeksi kronis misalnya infeksi
hemolitik bila sel - sel darah merah rusak didalam tubuh, zat besi yang
ada di dalamnya tidak hilang tetapi tetap dapat digunakan kembali untuk
membentuk sel –sel darah merah kurang bermanfaat, tetapi asam folat
didalam sel - sel darah merah yang telah rusak tidak dapat digunakan
banyak sel darah merah tua yang hilang, sehingga jumlah sel darah
tersedia cukup banyak zat gizi yang diperlukan, maka terjadi gangguan
sel darah merah baru, hal ini mungkin dapat disebabkan karena makanan
setiap hari tidak cukup banyak mengandung zat besi, atau absorbsinya
rendah maka ketersediaan zat besi untuk tubuh tidak cukup memenuhi
atau karena terlampau banyaknya zat besi keluar dari badan, misalnya
zat besi.
b. Anemia Megalobastik
defisiensi asam folat, dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
c. Anemia Hipoplastik
disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat-obatan. Dalam hal
ini anemia hanya dianggap sebagai komplikasi kehamilan. Cara untuk
d. Anemia Hemolitik
lauk pauk.
2) Sebab – sebab lain adalah : Perdarahan akibat sering melahirkan,
jarak kelahiran anak terlalu dekat, ibu hamil bekerja terlalu berat,
berdebar, muka pucat, kelopak mata dan bibir pucat, sakit kepala, nafsu
ngantuk, lidah, bibir dan kuku pucat sekali, wajah / muka pucat
7. Patofisiologi
Menurut Eka Sulis, 2009
a. Perdarahan sehingga kekurangan banyak unsur zat besi.
b. Kebutuhan zat besi meningkat, dengan adanya perdarahan, gemeli,
anemia gravis (Hb di bawah 4 gr%) terjadi payah jantung yang bisa saja
besi secara tepat. Sehari satu tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat) berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya, sampai 42
hari setelah melahirkan. Mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil
pasti diobati dengan pemberian suplemen tablet zat besi bila kadar HB
Keperluan zat besi untuk wanita non hamil, hamil dan dalam laktasi
a. Per oral: sulfas serosus atau glukonas ferosus dengan dosis 3.5 x 0,29 mg
b. Parenteral: diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian per oral atau
1. Anemia defisiensi zat besi yang paling baik diobati dengan diet yang
baik dengan dosis oal zat besi (ferrous sulfate, 300 mg tiga kali sehari)
makanan.
hari.
B. Nifas
1. Pengertian
(Sulistyawati. 2009). Menurut Rustam Mochtar, 1998 masa nifas adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan
kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
yang khusus
dan anak
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain :
a. Teman terdekat sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-
keluarga
masa nifas
a. Puerpurium dini
Puerpurium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
b. Puepurium intermedial
c. Remote puerpurium
menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.
3) Luka – Luka pada jalan lahir bila tidak di sertai infeksi akan sembuh
persalinan.
5) Lochia adalah cairan seckret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
busuk
rongga rahim, setelah 2 jam, dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya
ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
tersebut.
Post prtum blues : Fenomena pasca partum awal atau baby blues
tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal
ini adalah berikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta
yang cukup.
Dalm 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Sedangkan dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat
buang air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka
akan semakin sulit baginya untuk buang air besar secara lancar. Untuk
d. Kebersihan diri
Karena keletihan dan kondisi ibu yang belum stabil, biasanya ibu post
kebersihan ibu.
daerah luka.
e. Istirahat
kerugian, misalnya :
perdarahan.
f. Seksual
merah berhenti dan ibu dapat satu atau ua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarag untuk
g. Senam nifas
partum.
1. Pengertian
ASI merupakan makanan yang alamiah dan utama bagi bayi. Sehingga
dicerna, dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal, kebutuhan dan
2. Fisiologi laktasi
sebagai “refleks prolaktin” atau milk production reflect yang membuat ASI
Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
antibody, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai ada kira-kira pada hari
ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI
a. Protein
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang
dicerna oleh usus bayi. Rasio whey protein yang tinggi pada ASI membantu
casein : whey pada ASI adalah 60 : 40, sedangkan pada susu sapi dan susu
b. Lemak
Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99%) yang dengan enzim lipase akan
terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Salah satu keunggulan lemak
dan arachnoic acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak
sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak. Yang termasuk dalam
asam lemak esensial adalah kelompok Omega-3 yang dapat diubah menjadi
DHA dan Omega-6 yang dapat diubah menjadi AA. Kelebihan ASI dapat
terjadi karena ASI selain mengandung n-3 dan n-6 juga mengandung DHA
dan AA.
c. Vitamin
dalam kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber
waktu kemudian.
d. Zat besi
Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg/liter), namun bayi
yang menyusui jarang terkena anamia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi
dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70 %) dibandingkan dengan
penyerapan 30 % dari susu sapi dan 10 % dari susu formula.
Pada tabel berikut dapat dilihat perbandingan komposisi gizi dalam
kolostrum, ASI dan susu sapi
Zat gizi per 100 ml Satuan Kolostrum ASI (>30 hari) Susu sapi
Energi Kkal 58 70 65
Protein Gr 2,3 1,1 3,3
Casein Mg 0,5 0,4 0,8
Alpha-lactalbumin Mg 140 187
Laktoferin Mg 330 167
Secretory IgA Mg 364 162
Lemak G 2,9 2,9 3,8
Laktosa G 5,3 5,3 4,7
Kalsium Mg 28 28 120
Vitamin A Mg retinol 151 151 40
dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon adanya imunogen atau antigen.
f. Laktoferin
Laktoferin banyak terdapat di dalam ASI (1-6 mg/ml), tapi tidak terdapat
dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat
g. Faktor bifidus
h. Lisozim
dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi daripada susu
lisozim meningkat di ASI setelah bayi berumur diatas 6 bulan, saat bayi
i. Taurin
Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak
penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi berusaha
1) Bagi bayi
Penting sekali bagi bayi untuk segera minum ASI dalam jam pertama
ssudah lahir, kemudian setidaknya setiap 2-3 jam. ASI mudah dicerna
oleh bayi. ASI saja (tanpa tambahan makanan lain) merupakan cara
terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama.
bayi.
2) Bagi ibu
d. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih
a. ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat menyebabkan infeksi.
b. Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus.
meminta, maka kecil kemungkinan bagi ibu untuk hamil dalam 6 bulan
a. Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari, dengan lama menyusui
b. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang membuat gerah, dan duduklah selama
menyusui.
c. Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali
habis mennyusui.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah gizi setidaknya selama 40 hari
setelah kelahiran.
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai
kuning muda.
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup.
d. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
e. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai
menyusu.
payudara ibunya.
sendiri.
jam pertama.
b. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
pengetahuan seseorang dimana jika pengetahuan seseorang itu baik maka angka
kejadian penyakit akan lebih rendah dari pada seseorang yang tingkat
pengetahuannya kurang.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan
lebih berkembang kepandaiannya dibanding anak yang sering sakit terutama bila
sakitnya berat. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi : Meningkatkan daya tahan
tubuh karena mengandung berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih
jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan
ekstrim asupan kalori yang kurang dari 1500-1700 kcal per hari dapat
mengurangi 15% volume ASI yang diproduksi. Kandungan total lemak pun akan
menurun disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Komponen imun
dalam ASI (juga kolostrum) kuantitasnya akan rendah seiring dengan semakin
buruknya status nutrisi ibu menyusui. Adanya hubungan antara malnutrisi pada
yodium, besi dan selenium. Di daerah yang termasuk endemik defisiensi Vitamin
Suplementasi yodium juga perlu dilakukan pada bumil dan busui di daerah yang
tergolong mengalami defisiensi yodium. Pemberian tablet besi pun juga harus
diberikan kepada ibu dalam masa nifas, minimal 40 hari pada awal masa nifas.
Ho : Tidak ada hubungan anemia pada ibu nifas dengan produksi ASI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pengetahuan ibu nifas anemia dengan rendahnya produksi ASI. Penelitian Cross
berikut :
Produksi ASI
banyak
Anemia
Produksi ASI
sedikit
Ibu nifas
Produksi ASI
banyak
Tidak
Anemia Produksi ASI
sedikit
B. Variabel Penelitian
dan lain-lain, pada penelitian ini peneliti hanya meneliti pengetahuan ibu nifas
N Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
o Ukur
1 Anemia Kondisi ibu nifas Melakukan Checklist 0 = jika Nominal
dengan kadar Hb ≤ pengecekan tidak
11 gr %. kadar Hb menderita
Indikator penilaian : pada ibu anemia
Ya : Hb ≤ 11 gr nifas 1 = jika
% menderita
Tidak : Hb ≥ 11 gr anemia
%
2 ASI Makanan bagi bayi Memberikan Kuisioner 0 = jika ASI Ordinal
hingga umur 2 pertanyaan tidak ada /
tahun kepada ibu sedikit
nifas dengan 1 = jika ASI
memberikan mengalir
kuisioner deras
sebanyak
...pertanyaan
1. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
Sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi dengan teknik
N
n=
N (d ) 2 1
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Jumlah populasi
n= N
N.(d)2 + 1
n= ......
…...(0,1)2+1
n= …….
……..
n = ….. orang
dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang dikumpulkan dengan cara mengunjungi rumah para ibu nifas untuk
2. Pengolahan Data
berikut :
a. Pemeriksaan (Editing)
pengolahan data.
b. Pengkodean (Coding)
3. Analisa Data
a. Analisa Univariat
dengan rumus :
F
P= x 100%
n
Keterangan :
b. Analisis Bivariat
(0 E ) 2
X2 =
E
Keterangan :
X2 : Chi-square
Penilaian :
anemia.
2) Bila X2 hitung < X2 tabel dengan P. Value > α Ho gagal ditolak berarti
(Hastono, 2001).