Wa0001
Wa0001
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rahmatul Afni
NPM : 1726040356
Prodi/Semester : DIV Kebidanan / I
Bermaksud untuk mengajukan judul guna menyusun laporan tugas akhir (Skripsi)
pada jurusan kebidanan jenjang DIV Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tri Mandiri Sakti.
Adapun Judul yang saya ajukan :
1. Pola Perilaku Remaja Dalam Mengatasi Keluhan Dismenore Di SMA Negeri 1
Kota Manna Bengkulu Selatan
2. Hubungan Pemakaian Pembersih Vagina Dengan Kejadian Keputihan Pada
Remaja Putri Di Sma Negeri 1 Kota Manna
3. Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini kanker payudara terhadap
keterampilan SADARI pada Siswi SMA Negeri 1 Kota Manna
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kenijaksanaan dari ibu,
saya ucapkan terima kasih.
RAHMATUL AFNI
Lampiran :
1. Surat permohonan pengajuan permohonan judul Skripsi
2. Foto copy bukti pembayaran uang ganjil semester dari bank
3. Foto copy KRS semester 1
4. 3 buah judul dengan lampiran BAB 1
PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Disusun oleh :
RAHMATUL AFNI
NPM. 1726040356
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994 adalah suatu keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi
dan prosesnya (Romauli, 2013). Kesehatan reproduksi remaja sendiri adalah suatu
kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja, pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau dari
kecacatan namun juga sehat secara mental dan sosial kultural. Tujuan dari program
reporoduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari
ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat bertanggung jawab dengan
dari seluruh penduduk dunia. Menurut WHO (2015) sekitar seperlima dari penduduk
dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Menurut Biro Pusat Statistik (2014)
penduduk Indonesia kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri dari
50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Perhatian pada kelompok remaja
ini sangat penting, untuk itu harus dipelajari berbagai hal yang terkait dengan tumbuh
dewasa, dan akan terjadi perubahan biologis, psikologis dan sosial (Notoatmodjo,
2005). Salah satu perubahan yang terjadi pada masa remaja adalah kematangan organ
reproduksi dan bagi remaja putri ditandai dengan datangnya menstruasi (Kasdu, 2005).
Menstruasi merupakan suatu proses yang normal tapi ada sebagian remaja yang
mengalami gangguan saat menstruasi, salah satu diantaranya adalah nyeri menstruasi
longitudinal yang dari swedia yang dilakukan oleh Freed tahun 2005 melaporkan 90 %
kejadian dismenore terjadi pada remaja yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67 %
mencapai 64,25% yang terdiri dari 54,89 % dismenore primer dan 9,36% dismenore
memegang peranan sebagai penyebab dismenore, antara lain : faktor kejiwaan, faktor
Dampak yang timbul akibat dismenore meliputi rasa nyeri diperut bagian
bawah dan seringkali mual, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan
meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau
oleh Klein dan Litt tahun 2006 pada populasi remaja usia 12-17 tahun di amerika
serikat, diperoleh data bahwa dismenore menyebabkan 14 % remaja sering tidak masuk
sekolah. Akibat yang ditimbulkan adalah kesan negatif untuk aktivitas mereka,
ketinggalan mata pelajaran, prestasi belajar menurun dan rasa tidak nyaman saat belajar
serius, sehingga gejala yang timbul dapat segera diatasi. Apabila gangguan dismenore
ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan kondisi yang memprihatinkan. Sebaliknya jika
ada upaya penanganan, maka diharapkan mereka terhindar dari nyeri yang hebat yang
terutama para pelajar tidak akan terganggu aktivitas belajarnya karena tidak masuk
nyeri yang diderita saat dismenore. Penanganan yang biasa dilakukan sebagian remaja
tiduran untuk mengurangi nyeri, mengoleskan minyak kayu putih untuk menghangatkan
perut, kompres hangat pada bagian perut yang nyeri, atau periksa ke puskesmas bila
nyeri sangat hebat, lalu sebagian lagi remaja mengkonsumsi jamu tradisional dan
menggunakan analgesik seperti asam mefenamat dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri
penanganan dismenore dengan minum jamu sebelum dan selama menstruasi, dan 1
Gejala yang siswi rasakan saat terjadi dismenore adalah nyeri pada perut
bagian bawah seperti diremas-remas, badan terasa lemas dan kurang dapat
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran disekolah. Hal tersebut siswi rasakan dapat
sekolah hanya dengan beristirahat di kelas atau beristirahat di UKS. Siswi tidak
melakukan tindakan apapun seperti minum obat analgesik atau kompres hangat,
SMA Negeri 1 Kota Manna terdiri dari 16 Kelas dengan rincian kelas 1 terdiri
dari 6 kelas, kelas 2 terdiri dari 5 kelas dan kelas 3 sebanyak 5 kelas. SMA Negeri 1
Kota Manna telah memiliki program UKS, akan tetapi program yang dilaksanakan
tentang kesehatan reproduksi remaja di SMA Negeri 1 Kota Manna dengan beberapa
guru dan siswi, didapatkan hasil bahwa belum pernah diadakan penyuluhan tentang
banyak siswi yang belum paham dan mengerti tentang Dismenore. Letak Puskesmas
agak berjauhan dengan SMA Negeri 1 Kota Manna dan Puskesmas belum pernah
Manna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil suatu rumusan
masalah secara khusus. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
keluhan dismenore.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan wawasan
2. Manfaat Praktis
menangani dismenore.
bacaan bagi mahasiswa khususnya Stikes Tri Mandiri Sakti Kota Bengkulu.
c. Bagi Peneliti
remaja.
E. Keaslian Penelitian
teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling jumlah subjek yang diambil 80
siswi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan
ini adalah terletak pada judul, variabel, populasi dan jumlah sampel. Desain penelitian
Bengkulu”. Metode yang digunakan adalah Non analitik atau survey analitik dengan
dismenorhoe pada siswi SMP Negeri 4 Kota Bengkulu. Perbedaan pada penelitian kali
adalah terletak pada judul, tempat penelitian dan populasi penelitian. Desain penelitian
Disusun oleh :
RAHMATUL AFNI
NPM. 1726040356
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah usia saat individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa.
Ketika anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan
berada dalam tingkat yang sama. Remaja putri mempunyai permasalahan sangat
kompleks, salah satu diantaranya yaitu masalah reproduksi. Masalah ini perlu mendapat
penanganan serius, karena masih kurang tersedianya akses pada remaja untuk mendapat
Kesehatan Reproduksi remaja adalah suatu kondisi atau keadaan sehat secara
menyeluruh baik kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja
(Nugroho, 2012).
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi.
Keputihan dapat menyerang sapa saja tanpa memperhatikan umur (Manuaba, 2010).
Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%, sedangkan di
Indonesia lebih dari 70% wanita mengalami penyakit keputihan. Wanita juga
mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur, parasit seperti cacing kremi atau
peduli dengan keputihan pada dirinya. Padahal seharusnya remaja lebih waspada
Salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya wanita yang sering
menghasilkan cairan yang tidak berwarna (bening), tidak berbau, dan dalam jumlahnya
tidak terlalu banyak, tanpa rasa panas atau nyeri. Sedangkan keputihan tidak normal
akan sebaliknya, biasanya berwarna kuning, hijau atau keabu-abuan, berbau amis atau
busuk, jumlahnya banyak dan di sertai gatal dan rasa panas atau nyeri pada daerah
(2002), Wanita di Eropa yang mengalami Keputihan sekitar 25%. Menurut BKKBN
(2009), di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami Keputihan minimal satu
kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali
atau lebih (Nurmah, 2012). Penyebab utama keputihan patologis ialah infeksi (jamur,
kurangnya perawatan remaja putri terhadap alat genitalia seperti mencuci vagina dengan
air yang tergenang diember, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana
yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti
Pada remaja yang kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kebersihan alat
genitalia akan berdampak pula pada perilaku remaja dalam menjaga kebersihan alat
genitalianya. Karena pengetahuan dan perilaku perawatan yang baik merupakan faktor
remaja putri yang menggunakan pembersih vagina, sedangkan pada data pra survey dari
10 remaja putri, 6 remaja tersebut menggunakan pembersih vagina tiap pagi dan sore,
pantyliner, 2 remaja hanya mengalami sedikit keputihan. Dan 1 remaja tidak mengalami
keluhan keputihan sama sekali. Sisanya 4 remaja putri tidak menggunakan pembersih
vagina, dimana 2 remaja tersebut mengalami keputihan hal ini dapat terjadi karena
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “Hubungan Pemakaian Pembersih Vagina Dengan
C. Tujuan Penelitian
sebagai sumber yang bermanfaat bagi mahasiswa serta dapat dikaji dan
Bengkulu.
keputihan.
4. Bagi Peneliti
bahan – bahan dan masukan untuk study penelitian lebih lanjut mengenai
Disusun oleh :
RAHMATUL AFNI
NPM. 1726040356
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara
sudah tidak dapat ditolong karena terlambat diketahui dan diobati. Hasil penelitian di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang dilakukan dalam tahun 1988
– 1991 menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang memeriksakan diri
atau berobat ketika penyakitnya sudah pada stadium lanjut. (Purwoastuti, 2008)
Data dari RS Kanker Dharmais kasus baru kanker payudara pada tahun 2015
berjumlah 473 kasus (RSKD, 2015). Penelitian tentang kanker payudara familial yang
dilakukan Samuel pada pasien breast cancer yang datang di RS Kanker Dharmais, RS
Dr. Sardjito dan RS Sanglah tahun 2000 sampai 2010 sebanyak 1.246 kasus (Widiyanto,
2012).
estrogen dalam jangka waktu yang lama, wanita yang mempunyai riwayat keluarga
dengan kanker payudara, dan wanita yang tidak pernah menyusui anak (Nugroho,
2011).
sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009). SADARI
merupakah suatu upaya untuk mengetahui secara dini adanya suatu kelainan pada
payudara yang dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri. Menurut Nemcek dalam Bobak
terlokalisasi, angka kelangsungan hidup mendekati 100% . Semakin kecil ukuran kanker
(Saraswati, 2010).
Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah untuk menemukan kanker
dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik (Dalimartha, 2004).
mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan yang lain.
SADARI dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar satu minggu setelah haid. Bila
sudah menopause dilakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya (Purwoastuti, 2014).
Kota Jambi menyatakan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku remaja putri di SMA N
5 Kota Jambi masih kurang karena kurangnya informasi dan kurangnya kesadaran dari
remaja putri tentang pentingnya SADARI. Erniyati dan Seniartika (2008) dalam
berbeda antara responden desa dan kota, jumlah responden desa yang pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri lebih banyak jika dibandingkan dengan responden kota
mengalami peningkatan dalam tiga tahun ini. Kasus kanker payudara yang terdata di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Manna tahun 2014 berjumlah 21 kasus,
siswa. Hasil wawancara dengan petugas UKS di SMA Negeri 1 Kota Manna, belum
pernah ada kegiatan tentang pelatihan pemeriksaan payudara sendiri atau penyuluhan
tentang deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Kota Manna. Hasil wawancara
awal dengan 30 siswi kelas 1 SMA Negeri 1 Kota Manna, ada 21 siswi belum mengerti
tentang deteksi dini kanker payudara dan belum pernah melakukan SADARI, 4 siswi
sudah tahu tentang pemeriksaan payudara sendiri namun tidak pernah melakukannya
dan 5 siswi sudah menerapkan pemeriksaan payudara sendiri namun cara melakukannya
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah : ” Pengaruh Penyuluhan tentang Deteksi Dini kanker payudara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
telah ada ini dengan memperluas variabel yang akan diteliti dan metode