Anda di halaman 1dari 3

UROLITHIASIS

Sistem urinari adalah sistem organ dalam tubuh yang terdiri dari ginjal, vesica
urinaria, ureter dan urethra. Organ-organ tersebut berperan dalam produksi dan ekskresi urin. Organ
utama dari sistem ini adalah ginjal yang memfiltrasi darah dan memproduksi urin sedangkan organ
lainnya hanyalah struktur tambahan untuk menyimpan dan mengalirkan urin.
Sistem urinari hewan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sistem urinari bagian atas dan
sistem urinari bagian bawah. Ginjal yang merupakan bagian dari sistem urinari memiliki 2 fungsi
penting, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Dalam mendiagnosis penyakit yang diderita hewan pada sistem
urinarinya terdapat beberapa kendala. Dalam mendiagnosis penyakit dalam sistem urinari,
pemeriksaan laboratorium masih sangat dibutuhkan dalam menentukan hasil diagnosis suatu
penyakit.
Salah satu contoh penyakit pada saluran perkencingan (Vesica Urinaria) pada hewan
yaitu Urolithiasis. Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya batu (urolith) atau kristal-
kristal pada saluran air kencing (tractus urinarius). Urolit memiliki ukuran yang bermacam-macam,
mulai dari partikel seperti pasir sampai berukuran lebih besar yang terlihat bila dilakukan radiografi.
Urolit ini merupakan perwujudan polycrystalline yang terdiri dari satu atau lebih mineral. Urolit atau
disebut juga bladder stone merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan
kandungan mineral-mineral tertentu.

1.1 Mekanisme Terbentuknya Urolithiasis

Urolithiasis atau biasa disebut dengan Urolit pada vesica urinaria biasa terjadi terutama pada
hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolit ini terbentuk di dalam vesica urinaria dalam
berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi. Urolit dapat terbentuk pada bagian manapun
dari traktus urinari anjing dan kucing. Urolit dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada
kucing, termasuk struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine.
Pada anjing, urolit dengan berbagai komposisi mineral juga telah ditemukan seperti struvite,
kalsium oksalat, kalsium fosfat, urate, cystine, silica, dan xanthine. Biasanya diidentifikasi oleh
mineral yang menyusun 70% atau lebih dari komposisinya. Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan
di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing). Adanya batu atau kristal
tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya saluran tersebut rusak, ditemukan
darah bersama urin yang dapat menimbulkan rasa sakit.

1.2 Gejala Klinis Urolithiasis

Gejala klinis tersebut antara lain kesulitan urinasi (kucing sering buang air kecil tidak pada
tempatnya), sering menjilat daerah genital, merejan saat buang air kecil (kadang disertai suara
tangisan), serta darah pada urin. Selain itu, kucing dengan Feline Lower Urinary Tract
Disease biasanya tidak nafsu makan. Pada keadaan yang lebih serius kucing jantan yang mengalami
obstruksi uretra komplit akan menunjukkan gejala muntah, kelemahan, serta perut yang menegang
dan sakit.
1.3 Diagnosis Urolithiasis

Berdasarkan anamense yang telah disebutkan diatas, pemeriksaan urothialisis secara klinis
dapat segera dilakukan dan pemeriksaan dari saluran air kencing sangat diprioritaskan. Pada waktu
melakukan pemeriksaan klinis, palpasi daerah abdomen sering terasa adanya pembesaran dari
kandung kencing. Setelah pemeriksaan klinis, dilakukan pembuatan foto rontgen atau pemeriksaan
dengan USG bagian abdomen dengan posisi rebah samping (lateral).
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis,
penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan penunjang lain untuk
menentukan kemungkinan adanya obstruksi jalan kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
Secara radiologik, batu ada yang radioopak dan ada yang radiolusen. Sifat radioopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu, sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi. Yang
radiolusen umumnya adalah dari jenis asam urat murni.
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Sedangkan batu yang menyebabkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan
selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan
air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan
bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Analisa air kemih mikroskopik bisa
menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum
pasti.

1.4 Pengobatan Urolithiasis

Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pada pasien yang terserang urolith adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian suntikan penenang guna memudahkan pengeluaran urine.
2. Evakuasi urin menggunakan kateter propylene dengan berbagai ukuran sesuai dengan besar ukuran
kucing.

Disamping melakukan evakuasi urine, perlu dilakukan juga pemeriksaan darah: hematologi
lengkap, kimia darah (fungsi ginjal: ureum dan kreatinin), serta beberapa kadar elektrolit di dalam
darah seperti Kalium, Natrium, dan Klor. Pemeriksaan urin juga diperlukan untuk mengetahui adanya
peradangan di kandung kencing, serta jenis batu atau kristal yang menjadi sumbatan

1.5 Pengendalian Urolithiasis

Urolithiasis dapat terulang kembali sehingga untuk mengendalikan dapat menggunakan


tindakan pembedahan. Dalam teknik pembedahan ada dua jenis yaitu sebagi berikut:
1. Cystotomy, yaitu pembukaan kandung kencing dan mengambil batu atau kristal dari dalam kandung
kencing kemudian kandung kencingnya dijahit kembali.
2. Urethrotomy, dilakukan apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria
menggunakan kateter.
1.6 Pencegahan Urothialisis

Pencegahan terhadap pembentukkan cystine urolit adalah dengan menurunkan kadar potein
dalam pakan dan alkalinisasi urin. Medikasi seperti D-penicillamine yang mengandung thiol dengan
dosis 2,5 mg/kgBB, dapat membentuk komplek soluble dengan cystine di urin (Bush 1979). Selain itu
medikasi dengan menggunakan 2-mercaptopropionylglycine (2MPG) juga dapat membentuk komplek
yang lebih larut dengan cystine sehingga konsentrasi cystine di urin lebih rendah. Penggunaan D-
penicillamine menimbulkan efek samping seperti muntah

Referensi

Anonimous. 2009. Urolithiasis. http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14/urolithiasis/. Diakses pada 16


Mei 2013
Anonimous. 2013. Kasus Urolithiasis Pada Kucing. http://blog.ub.ac.id/cdrhprimasanti90/2013/01/30/diagnosa-
klinik-urolithiasis/. Diakses pada 16 Mei 2013.
Anonimous. Batu Saluran Kemih (Urolithiasis). http://medlinux.blogspot.com/2009/02/batu-saluran-kemih-
urolithiasis.html. diakses pada 16 Mei 2013
Lumb, W.V and Jones, E.W. (1984). Veterinary Anesthesia. Second Edition. Washinton Square, Philadeiphia.
Pinney CC. 2009. Feline Lower Urinary Tract Disease. http://maxshouse.com/
Ramdhany, Dhany Nugraha., Kustiyo, Aziz., Handharyani, Ekowati., Buono, Agus. 2012. Diagnosa
Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing dan Kucing Menggunakan VFT 5. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai