Anda di halaman 1dari 3

Etiologi

Rabies adalah salah satu virus enchepalitis yang lebih dikenal family Rhabdoviridae
dan genus Lyssavirus (Salmόn-Mulanovich et all., 2009). Virus rabies memliki bentuk seperti
peluru tersusun dari ribonukleokapsid pada bagian tengah, memiliki amplop pada bagian luar.
Virus rabies dapat bertahan hidup selama satu tahun dalam larutan gliserin 50%, pada suhu
4oC dapat tahan selama beberapa tahun, namun pada suhu 60oC virus dapat mati hanya dalam
waktu satu jam (Subronto, 2010).

Klasifikasi
Ordo: Mononegavirales
Famili: Rhabdoviridae
Genus: Lyssavirus
Spesies: Rhabdovirus (Virus Rabies)

Patogenesis

Virus rabies ditularkan melalui saliva hewan yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh
melalui luka gigitan. Masa inkubasi virus rabies bervariasi sekitar dua sampai delapan
minggu bahkan dapat sampai beberapa tahun (umumnya 20-90 hari). Variasi inkubasi
bergantung pada lokasi gigitan. Semakin jauh lokasi gigitan dari otak maka semakin lama
masa inkubasi dari virus. Selain itu masa inkubasi juga dipengaruhi oleh kedalaman luka dan
jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh. Virus masuk ke dalam otak melalui syaraf perifer
yang sebelumnya bereplikasi di jaringan perifer selanjutnya ke medula spinalis dan otak.
Setelah tersebar pada sentrifugal Sistem Saraf Pusat (SSP), virus melalui alur syaraf akan
disebarkan ke kulit, kelenjar ludah, otot, lidah,cairan limfe, air susu, air mata dan semua
organ tubuh seperti paru-paru, ginjal, hati, jantung dan kelenjar limfe (Eldredge, et.al. 2007 ;
Purnamasari dan Kadek, 2017).

Gejala Klinis

Hewan terlihat agresif

Hipersalivasi

Menggigit manusia maupun hewan lain


Patologi Anatomi

Adanya bekas luka dan inflamasi pada otak

Histopatologi

Adanya negri bodies pada sel saraf (sel purkinje)

Anda mungkin juga menyukai