Anda di halaman 1dari 9

1. Membandingkan tanda dan gejala infeksi virus?

Jawab :
Gejala infeksi bakteri
Berikut adalah tanda-tanda yang sering muncul pada infeksi bakteri:
hidung berlendir
demam
terkadang batuk-batuk
sakit tenggorokan
sakit di telinga
sesak napas

Gejala infeksi virus


Berikut adalah tanda-tanda yang sering muncul pada infeksi virus:
hidung berair
terkadang mimisan
terkadang demam
batuk-batuk
sakit tenggorokan (namun jarang terjadi)
susah tidur

Referensi : Kaiser E.G. 2001. Microbiology Home Page. http://www.cat.cc.md.us

2. Jelaskan struktur virus H5N1?


Jawab :
Ciri Virus
Virus influensa pada manusia dan binatang ada beberapa tipe yaitu tipe A, tipe B dan
Tipe C. Pada manusia virus A dan virus B dapat menjadi penyebab wabah flu yang
cukup luas, sementara virus C menyebar secara periodic, ringan dan tidak
menyebabkan wabah. Virus influensa tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift),
dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemi. Virus A mempunyai permukaan yang
terdapat dua glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Untuk
mengklasifikasikannya secara rinci, maasing-masing tipe virus itu dibagi lagi menjadi
subtipe berdasarkan kelompok H dan N, yaitu H1 sampai H15 dan N1 sampai N9.
Perbedaan H merupakan dasar subtype. Influensa pada manusia sejauh ini disebabkan
virus H1N1, H2N2 dan H3N2 serta virus avian H5N1, H9N2 dan H7N7.
Strain yang sangat virulen atau ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari
subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada pemanasan
600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam

C. Gambar Struktur Virus

Referensi : Setiati, Siti. Idrus, Alwi.dkk.2014.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
VI Jilid I.Interna Publishing.Jakarta

3. Bagaimana proses virulensi? Hingga terjadinya mutasi?


Jawab :
Salah satu ciri yang penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk
mengubah antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat/mendadak maupun
lambat. Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang
terjadi secara singkat disebut antigenic shift. Bila perubahan antigen permukaan
terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift. Antigenic shift hanya terjadi pada virus
influenza A sedangkan antigenic drift terjadi pada virus influenza B, sedangkan virus
influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya antigenic shift adalah
adanya penyusunan kembali gen-gen pada H dan N diantara human dan avian
influenza viruses melalui perantara host ketiga. Satu hal yang perlu diperhatikan
bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus baru
yang lebih ganas, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi
sistemik yang berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum
sempat terbentuk. Sejak dulu diduga kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic
shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat daerah peternakan unggas dan
babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human
virus maka hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur untuk
penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga
menyebabkan terbentuknya subtipe virus yang baru.

Referensi : Setiati, Siti. Idrus, Alwi.dkk.2014.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
VI Jilid I.Interna Publishing.Jakarta

4. Patomekanisme keseluruhan gejala pada skenario?


Jawab :
Demam
Tanpa memandang etiologinya, jalur akhir penyebab demam yang paling sering
adalah adanya pirogen, yang kemudian secara langsung mengubah set-point di
hipotalamus, menghasilkan pembentukan panas dan konversi panas. Pirogen adalah
suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis pirogen yaitu pirogen eksogen
dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin, produk-
produk bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang
pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu
interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6
(IL-6) dan interleukin-11 (IL-11). Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag
yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini
merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian
dapat menyebabkan peningkatan suhutubuh.
Takikardi
Jantung Anda terdiri dari empat ruang - dua ruang atas (atrium) dan dua ruang bawah
(ventrikel). Irama jantung dikendalikan oleh sebuah alat pacu jantung alami (sinus
node) yang terletak di atrium kanan. Sinus node menghasilkan impuls listrik yang
biasanya dimulai setiap detak jantung.

Dari sinus node, impuls listrik berjalan di atrium, menyebabkan otot-otot atrium
berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Impuls listrik kemudian tiba
pada sekelompok sel yang disebut node atrioventrikular (nodus AV), satu-satunya
jalur untuk menyalurkan sinyal dari atrium ke ventrikel.

AV node memperlambat sinyal listrik sebelum mengirimnya ke ventrikel. Penundaan


ini memungkinkan jantung mengisi ventrikel dengan darah. Ketika impuls listrik
mencapai otot-otot ventrikel, ventrikel berkontraksi sehingga darah terpompa ke paru-
paru dan ke seluruh tubuh.

Vocal fremitus
Fremitus taktil memberikan informasi yang berguna mengenai kepadatan jaringan
paru-paru dan rongga dada dibawahnya. Fremitus meningkat pada keadaan dengan
infiltrat paru, compressive atelektasis, cavitas paru. Keadaan seperti ini kepadatan
paru-paru meningkat seperti konsolidasi, sehingga meningkatkan penghantaran
fremitus taktil. Fremitus menurun atau melemah pada keadaan penebalan pleura, efusi
pleura, pneumotoraks, emfisema paru dan obstruksi dari bronkus. Keadaan klinis
yang mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan mengurangi fremitus taktil.
Jika ada jaringan lemak yang berlebihan di dada, udara atau cairan di dalam rongga
dada, atau paru-paru yang mengembang secara berlebihan, fremitus taktil akan
melemah.

Referensi : Guyton C.A., Hall E.J. 1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.


Jakarta.EGC.

5. Cara pemeriksaan PCR?


Jawab :
PCR merupakan tehnik amplifikasi DNA selektif in vitro yang meniru fenommena
replikasi DNA in vivo. Komponen reaksi yang diperlukan dalam teknik ini adalah
untai tunggal DNA sebagai cetakan, primer (sekuens oligonukleotida yang
mengkomplementeri akhiran sekuens cetakan DNA yang sudah ditentukan), dNTPs
(deoxynucleotide triphosphates), dan enzim TAQ polimerase yaitu enzim dari bakteri
Termovilus aquatikus.
Sejak ditemukannya struktur DNA untai ganda, kita mulai memahami prinsip
replikasi DNA terutama kaitannya dengan mekanisme transfer materi genetik. Seperti
yang telah dijelaskan dalam materi Asam Nukleat dalam struktur DNA untai ganda
tersebut, basa A dan T , juga C dan G , memiliki ikatan hidgrogen yang mudah
dirusak dan mudah dibentuk kembali. Untuk melakukan replikasi, mula-mula ikatan
hidrogen tersebut harus dirusak dahulu agar DNA untai ganda berubah menjadi untai
tunggal. Kemudian karena A selalu berpasangan dengan T, dan C selalu berpasangan
dengan G, maka jika kita memiliki satu untai DNA dengan sequens ACTAG,
misalnya, maka kita dapat mencetak untai komplementernya, yaitu TGATC, begitu
juga sebaliknya.Pada prinsipnya, reaksi PCR ( protokol PCR konvensional )
membutuhkan tiga tahap :
1. Denaturasi (Melting)
Prinsipnya adalah memisahkan DNA untai ganda menjadi komponen untai
tunggal, sehingga memungkinkan terjadinya hibridisasi primer PCR untai
tunggal pada sekuen targetnya ( jika ada )
2. Annealing Primer PCR
Pada tahap ini terjadi hibridisasi primer PCR pada sekuens tergetnya. Secara
umum suhu annealing PCR biasanya berasal dari suhu annealing primer hasil
kalkulasi matematis dikurangi 50 C ( rumus: 4 x ( B+C) + 2 x ( A + T ) ).
Diharapkan dalam suhu annealing tersebut primer dapat berikatan dengan target
komplomentarinya dan jika sudah terhibridisasi tidak mudah mengalami
disosiasi. Waktu yang dibutuhkan untuk tahapan ini biasanya 15-60 detik.
3. Elongasi ( ekstensi rantai DNA )
Tahap ini penting untuk mengamplifikasi daerah yang sudah dihibridisasi oleh
primer, dari akhiran -5 ke akhiran -3. Sebagian besar enzim polimerase
membutuhkan suhu elongasi 720C. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan langkah elongasi adalah waktu inkubasi,yaitu sebaiknya cukup
lama bagi polimerase DNA untuk mengamplifikasi sekuens target secara
komplit tetapi cukup sebentar untuk mencegah amplifikasi produk non-spesifik
yang lebih panjang daripada sekuens target.

Referensi : Edhiwan P., J Teguh W. Buku Panduan Diagnosis Fisik di Klinik.


Bandung. Concept Publishers. 28-29.

6. Bagaimana proses pengambilan swab pada pasien infeksi saluran napas?


Jawab :
1. Sebelum penelitian dilakukan, subjek diperiksa terlebih dahulu untuk mencari
sampel yang memenuhi criteria-kriteria inklusi dan eksklusi dengan alat diagnostic.
2. Sebelum pengambilan bahan pemeriksaan, sampel diminta untuk tidak menyikat
gigi, makan, dan minum terlebih dahulu.
3. Sampel di instruksikan untuk berkumur dengan aquadest steril
4. Sebelum menggunakan tongue scraper pada sampel, dilakukan pengambilan BP
dari kerokan dorsal lidah dengan menggunakan sterile swab. BP dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi BPS (Buffer Phospat Solution) dengan pH 7,2
5. Pengambilan BP berikutnya setelah sampel menggunakan tongue scraper yang
telah disediakan. Lakukan 10 kali pengerokan secara ringan pada lidah dari papul
sirkumvalata sampai ujung lidah.
6. Pada sampel yang berada dilakukan tahapan no 3 dan 4 dengan menggunakan
sikat gigi. Dilakukan pengerokan 10 kali secara ringan pada lidah. Teknik
pembersihan lidah tanpa menggunakan pasta gigi.
7. Setiap selesai pembersihan lidah, dilakukan pengambilan kerokan dorsal lidah
sampel dengan menggunakan sterile swab, masukkan kedalam tabung reaksi lain
yang berisi BPS.

Referensi : Edhiwan P., J Teguh W. Buku Panduan Diagnosis Fisik di Klinik.


Bandung. Concept Publishers. 28-29.

7. Bagaimana cara kerja obat golongan amantadin?


Jawab :
Mekanisme kerja : Amanatadin dan rimantadin merupakan antivirus yang bekerja
pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh pH. Kanal
M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating. Hal ini
menyebabkan destabilisasi ikatan protein serta proses transport DNA virus ke
nucleus. Selain itu, fluks kanal ion M2 mengatur pH kompartemen intraseluler,
terutama aparatus Golgi.

Referensi : Farmakologi dan Terapi ed.5 FKUI 2007.Jakarta.


Blok 22 Tutorial 2

LEARNING OBJECTIVE

“MAKIN HARI MAKIN SESAK”

NAMA : MUHAMMAD SAKTI MARZUKI


STAMBUK : N 101 13 022
KELOMPOK :7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

Anda mungkin juga menyukai