Dari pemaparan sub bab the 2007 – 2008 Market Meltdowns, memiliki 4 poin penting
yang bisa diambil.
1. Dalam hal pelaporan keuangan harus dibuat transparan, sehingga investor dapat
melihat dengan jelas nilai aset dan liabilitas secara real.
2. Adanya akuntansi nilai wajar dapat menggantikan value-in-use ketika market
collapse karena nilai likuiditas yang menimbulkan penrunan terahadap
kepercayaan diri investor.
3. Kegiatan off-balance sheet harus diungkapkan seluruhnya, meskipun tidak
dikonsolidasikan.
4. Dikarenakan standar akuntansi adalah satu perangkat regulasi, perubahan yang
substansil terhadap standar yang ada, termasuk pengungkapan terhadap
kompensasi manajer, telah terjadi.
Karena peristiwa jatuhnya Enron dan World Com membuat kepercayaan masyarakat
pada saat itu juga ikut jatuh. Hal ini memicu pertanyaan mengenai bagaimana
menghilangkan dan menjaga kepercayaan publik terhadap laporan keuangan. Salah
satu cara adalah dengan meningkatkan regulasi atau peraturan termsuk standard
akuntansi yang baru.
Namun juga perlu diingat, bahwa perilaku etis akuntan dan auditor juga sangat
dibutuhkan karena beberapa kasus banyak melibatkan mereka. Dengan perilaku etis,
diharapkan akuntan dan auditor melakukan hal yang benar. Dalam konteks ini, akuntan
dan auditor diharapkan bertindak dengan integritas dan bebas serta menjadikan
kepentingan publik di atas kepentingan pegawai maupun klien. Buku ini
mengasumsikan adanya pengungkapan penuh, pernyataan keuangan yang bermanfaat,
perilaku kooperatif dan bereputasi.
Dalam praktik, kondisi ideal tidak ada/tidak berlaku. Namun begitu, kondisi ideal
memberi sebuah patok-duga dalam mana kondisi yang lebih realistis, kondisi akuntansi
‘second-best’, dapat diperbandingkan. Studi akuntansi dalam kondisi ideal adalah
berguna, karena dapat membantu untuk melihat apakah masalah-masalah real dan
seperti apakah tantangan-tantangan akuntansi nilai wajar bila kondisi-kondisi ideal
yang diperlukan tidak terpenuhi.