Georg Simmel adalah seorang filsuf Jerman dan salah seorang pionir dalam menjadikan
sosiologisebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri. Ia dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1858 dari 7
bersaudara, di Berlin – Jerman, suatu daerah tempat ia hidup pada masa kanak-kanak sebagai
mahasiswa maupun sebagai guru besar. Orang tua Georg Simmel adalah orang yahudi beragama
protestan. Ayahnya adalah pengusaha sukses dari Yahudi yang beraliran katolik, sedangkan
ibunya mengkonversi ke aliran protestan. Latar belakang orangtuanya itu menjadi hambatan
Simmel selama hidupnya. Suasana anti Semit di Berlin tidak dapat dihindarkan oleh Simmel
Sebagai guru besar di Universitas Berlin, ia memberikan kuliah-kuliah yang sangat popular dan
banyak menulis. Ia menghasilkan karya-karya yang sangat terkenal pada masa itu walaupun
karirnya tidak terlalu berkembang karena latar belakang yang tidak menguntungkan pada waktu
itu. Simmel menulis banyak artikel, misalnya The Metropolis and Mental Life dan buku the
internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi.
Kedudukannya yang serba marginal menyebabkan Simmel sangat peka terhadap masalah yang
ada di sekitarnya. Masalah-masalah itu terlepas dari perhatian orang-orang yang berkedudukan
Pada tahun 1914, Simmel diangkat menjadi guru besar tetap di Universitas Strassbourg dengan
bantuan temannya yaitu Max Weber. Pusat perhatian studi Simmel mencakup ruang lingkup yang
sangat luas dimulai dari filsafat, yang kemudian menjadi ilmu yang sangat bermanfaat bagi
bidang-bidang sosiologi, sejarah, sastra dan kesenian. Simmel memberikan kuliah mengenai
bidang-bidang itu dan menyusun karya-karya ilmiah. Di bidang sosiologi, pusat perhatiannya
terarah pada proses interaksi yang dianggap sebagai ruang lingkup primer sosiologi dan
perkembangannya. Selanjutnya dia menyelidiki masalah solidaritas dan konflik yang dikaitkannya
dengan besar kecilnya kelompok. Simmel tetap menjadi tokoh marjinal di dunia akademisi Jerman
sampai ia meninggal pada tahun 1918. Ia tak pernah mendapat karir akademisi yang normal.
Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar mahasiswa di zamannya dan
Tulisan – tulisan Simmel amat beragam, mulai dari etika, filsafat sejarah, pendidikan, agama, dan
juga para filsuf lain, seperti Kant, Schopenhauer, dan Nietzsche. Ia juga menulis banyak esay
tentang seniman dan penyair, tentang bermacam-macam kota, dan tema-tema seperti cinta,
petualangan, rasa malu, dan juga banyak topik-topik sosiologi. Tulisan-tulisannya yang amat
terkenal adalah The Metropolis and Mental Life dan buku the Philosophy of Money yang merupakan
analisis Simmel terhadap gaya hidup modern terhadap kesadaran manusia.
Munculnya Masyarakat
Munculnya masyarakat menurut Simmel dikenal dengan istilah vergesellschaftung yang secara
harfiah berarti “proses terjadinya masyarakat”, atau disebut juga dengan istilah “Sosiasi”
(sociation). Jadi munculnya masyarakat terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang mana
dalam proses tersebut individu akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Masyarakat lebih daripada jumlah individu yang membentuknya lalu ditambah dengan pola
interaksi timbal balik dimana mereka saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Akan tetapi
masyarakat tidak akan pernah ada sebagai suatu benda objektif yang terlepas dari anggota-
anggotanya. Kenyataan itu terdiri dari kenyataan proses interaksi timbal balik. Pendekatan ini
mengusahakan keseimbangan antara pandangan nominalis (yang percaya hanya pada individu
yang riil) dan pandangan realis atau teori organik (yang mengemukakan bahwa kenyataan sosial
Contoh terbentuknya masyarakat menurut Simmel, misalnya sejumlah individu yang terpisah satu
sama lain atau berdiri sendiri-sendiri saja, yang sedang menunggu dengan tenang di terminal
lapangan udara tidak membentuk jenis masyarakat atau kelompok. Tetapi kalau ada pengumuman
yang mengatakan bahwa kapal akan tertunda beberapa jam karena tabrakan, beberapa orang
mungkin mulai berbicara dengan orang disampingnya, dan disanalah muncul masyarakat. Dalam
hal ini masyarakat (sosietalisasi) yang muncul akan sangat rapuh dan sementara sifatnya, dimana
Proses munculnya masyarakat sangat banyak macamnya, mulai dari pertemuan sepintas lalu
antara orang-orang asing ditempat-tempat umum sampai ke ikatan persahabatan yang lama dan
intim atau hubungan keluarga. Tanpa memandang tingkat variasinya, proses sosiasi ini mengubah
suatu kumpulan individu saja menjadi satu masyarakat (kelompok/sosiasi). Masyarakat ada pada
tingkat tertentu dimana dan apabila sejumlah individu terjalin melalui interaksi dan saling
mempengaruhi.
Adapun yang membedakan antara hubungan dyad dan triad adalah jumlah orang yang terlibat
dalam interaksi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Simmel begitu jumlah orang yang
terlibat dalam interaksi berubah, maka bentuk interaksi merekapun berubah dengan teratur dan
dapat diramalkan. Simmel berpendapat bahwa unit terkecil dalam kehidupan manusia yang
menjadi ruang lingkup perhatian sosiologi adalah dyad, yang merupakan unit atau kelompok yang
terdiri dari dua orang. Bentuk dyad (duaan) memperlihatkan ciri khas yang unik sifatnya yang
tidak terdapat dalam satuan sosial apapun yang lebih besar. Contohnya adalah, suami dan isteri,
dua orang sahabat karib dan seterusnya. kalau seseorang individu memilih untuk keluar dari suatu
kelompok dyad (duaan) maka satuan sosial itu sendiri akan hilang lenyap. Sebaliknya, dalam
semua kelompok lainnya, hilangnya satu orang anggota tidak ikut menghancurkan keseluruhan
satuan sosial itu. Dalam dyad tersebut kemungkinan besar yang terjadi adalah bahwa salah satu
pihak tenggelam dalam kedudukan dan peranan pihak lain. Oleh karena dyad terdiri dari dua
pihak, maka tidak ada pihak lain yang mungkin menengahinya, sehingga Simmel berkesimpulan
kedua pihak tersebut sebenarnya merupakan suatu kesatuan perasaan. Di dalam dyad terdapat
hubungan yang sangat erat dan menyatu. Maka, ada kemungkinan terjadi konflik atau pertikaian.
Kesatuan perasaan tersebut kadang terganggu oleh tindakan masing-masing pihak yang mungkin
mengakibatkan terjadi konflik. Hubungan dyad tidak selalu disertai oleh perasaan-perasaan positif.
Dalam situasi konflik, apapun masalah dan sebab musababnya, hubungan yang sangat intim
seringkali membuat konflik malah menjadi lebih parah. Masalah konflik yang kelihatannya sepele
bagi orang luar, ditanggapi dengan sangat emosional. Sesungguhnya keterbukaan mereka satu
sama lain pada tingkat kepribadian yang sangat dalam membuat mereka mudah saling menyerang
yang berhubungan dengan masalah kepribadian ini. Ketiadaaan pihak ketiga menimbulkan situasi
dimana tidak ada pemisah ketika mereka berkonflik. Ketiadaan pihak ketiga memang
meningkatkan keakraban dalam dyad. Akan tetapi, bila terjadi konflik, timbul kebutuhan akan
adanya pihak ketiga. Hadirnya pihak ketiga dapat menetralisasi ketegangan yang ada. Simmel
menyatakan, adanya pihak ketiga akan menyebabkan pihak yang terlibat dalam konflik
lebih besar.
Triad disini diartikan sebagai pihak ketiga. Salah satu pokok pikiran Simmel yang terkenal adalah
diskusinya mengenai berbagai peran yang dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Menurut
Simmel,triad cenderung tidak stabil, karena secara koheren, terkait dengan pembentukan suatu
koalisi dua pihak yang berhadapan dengan satu pihak lain. Pihak yang ditempatkan dalam
kedudukan ketiga atau status yang tersingkir, senantiasa berubah. Simmel telah menyajikan
pelbagai contoh mengenai efek pihak ketiga. Dia memberikan contoh, orang-orang Eropa
cenderung untuk memperkerjakan hanya seorang pembantu, padahal mereka mampu untuk
membayar gaji lebih banyak pembantu. Dengan adanya lebih dari seorang pembantu, timbul ciri-
ciri suatu triad, sehingga hubungan antara pembantu dengan majikan lebih bersifat formal.
Apabila terjadi penambahan jumlah orang (artinya lebih dari tiga), maka hal itu mempunyai akibat
tertentu terhadap hakikat interaksi dalam suatu kelompok. Simmel pernah mengemukakan suatu
hipotesa yang menyatakan, bahwa semakin besar suatu kelompok semakin besar pula
kecenderungan terjadinya bentuk interaksi seperti dyad. Selama terjadinya proses menuju bentuk
hubungan sebagaimana halnya dengan suatu dyad dalam suatu kelompok besar, setiap pihak atau
kategori cenderung menerima anggota-anggota yang memiliki ciri-ciri pokok sama, misalnya :
kekayaan, pola sikap tindak, dst. Kecenderungan terjadinya konflik dalam triad merupakan
masalah yang menjadi salah satu pusat perhatian studi Simmel. Hal ini antara lain disebabkan
karena terdapatnya banyak kesempatan pada pihak-pihak dalam triad untuk melaksanakan
pelbagai peranan.
Georg Simmel muncul di dunia ilmu sosiologi dengan menghadirkan pokok-pokok pemikiran yang
lebih mengulas pada sosiologi mikro, meskipun demikian ia tetap berkiprah dengan terus
menghasilkan pemikiran kritis tentang komponen-komponen kehidupan sosial dan hubungan antar
pribadi, sedangkan untuk lingkup yang lebih luas atau makro, karyanya tentang struktur dan
perubahan dalam semangat sosial pada zamannya. Pokok pemikiran mikro Georg Simmel adalah :
1. Kesadaran individu
2. Konsep sosiologi
3. Realitas sosial
4. Interaksi sosial
Karya-karyanya yang terkenal tidak serta merta menjadi hal yang dapat diterima orang dengan
mudah, karena ia terhalang suatu hal yang berawal dari latar belakangnya, kala itu keadaan
penganiayaan/penyiksaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian
terhadap individu hingga lembaga. Fenomena yang paling terkenal akan anti-semitisme adalah
ideologi Nazisme dari Adolf Hitler, yang menyebabkan permusuhan terhadap kaum Yahudi di
Eropa.
Interaksionisme Simbolik
Adanya kesadaran individu yang dikemukakan oleh Georg Simmel menjadi sumber awal Simmel
dalam mengkaji lebih jauh tentang interaksi sosial, ia telah melakukan teoretisasi masalah
modernitas dengan penekanan pada perkembangan pesat dari ilmu, teknologi, pengetahuan
obyektif, berikut diferensiasinya di satu sisi dan erosi budaya subyektif di sisi lain. Konflik dan
individu atas manusia sebagai subjeknya dibandingkan dengan perkembangan media atau sarana
kehidupan yang mengurangi peran aktif manusia dalam berkarya. Sehubungan dengan fenomena
endemi antrophy interaksi menjadi salah satu pokok pemikiran dalam teori Simmel.
Masyarakat, kemudian, dapat didefinisikan sebagai sejumlah individu yang dihubungkan dengan
interaksi.. Interaksi ini dapat menjadi mengkristal sebagai bidang permanen.. Hubungan ini, atau
bentuk sociation, sangat penting karena mereka menunjukkan bahwa masyarakat bukan
merupakan substansi, tetapi sebuah peristiwa, dan karena bentuk-bentuk sociation mengatasi
individu / dualisme sosial (individu terlibat dengan satu sama lain dan dengan demikian
merupakan sosial). Sedangkan interaksi sosial menurut Georg Simmel memiliki point-point
tersendiri yang menurutnya merupakan hal yang perlu untuk disertakan dalam teori-teorinya,
a. Subordinasi (ketaatan)
b. Superordinasi (dominasi)
c. Hubungan seksual
d. Konflik
e. Sosiabilita (interaksi yang terjadi demi interaksi itu sendiri dan bukan untuk tujuan lain)
Pada keadaan yang sama yaitu kehidupan dengan interaksi dan komunikasi dapat menumbuhkan
kemungkinan-kemungkinan tertentu, dimana memiliki dampak positif dan negatif, ada pada suatu
saat seseorang merasakan kedekatan, kekompakan, dan kebersamaan baik secara pribadi
maupun kelompok. Adanya kontak merupakan faktor yang mendorong terjadinya komunilkasi ,
kontak tersebut terdiri dari kontak secara langsung maupun secara tidak langsung ( melalui media
), dan komunikasi itu sendiri adalah gambaran dari adanya interaksi dalam hidupnya dengan
orang lain. Simmel juga memusatkan pemikirannya mengenai relasi, khususnya interaksi antar
pemeran sadar dan tujuannya adalah melihat besarnya cakupan interaksi yang mungkin sepele
namun pada saat lain sangat penting. Menurut Simmel interaksi timbul karena kepentingan-
kepentingan dan dorongan tertentu (Soerjono Soekanto, 405:2003). Salah satu bentuk interaksi
yang dibicarakan Simmel adalah gaya (fashion). Gaya adalah bentuk relasi sosial yang
menginginkan orang menyesuaikan diri dengan keinginan kelompok. Gaya bersifat dialektis yang
berarti keberhasilan dan persebaran gaya akan berujung pada kegagalan. Hal positif yang muncul
dari adanya interaksi bisa terjadi melalui terjalinnya solidaritas masyarakat, dan hal negatif adalah
berupa adanya konflik. Minat Simmel pada bentuk interaksi menuai banyak kritikan. Ia dituduh
memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan studi yang tidak saling
terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang lebih baik pada realitas sosial.
Menurut bentuknya terdapat konsep yang disebut dengan Subordinasi (ketaatan) dan
Superordinasi (dominasi), jika kita ulas lebih lanjut tentang kedua hal tersebut ada beberapa kata
2. Otoritas berwibawa menunjukkan perilaku yang dapat menjadi tujuan atau supra-individu, serta
fakta bahwa kekuatan supra-individu mungkin rompi seseorang dengan penuh wibawa. Prestige
3. Para pemimpin dan yang dipimpin saling terkait dalam sociation dengan cara timbal balik,
mereka tidak mengecualikan satu sama lain, sebaliknya, mereka menyiratkan satu sama lain.
4. Interaksi adalah penting bagi gagasan hukum. Tidak akan ada timbal balik antara penguasa dan
Superordinasi dan subordinasi memiliki hubungan timbal balik. Pemimpin tidak ingin sepenuhnya
menginginkan dan mengarahkan tindakan orang lain. Justru pemimpin member kesempatan
kepada yang tersubordinasi agar dapat berprilaku positif atau negatif. Superordinat sering
Simmel menganggap subordinasi dibawah prinsip obyektif sebagai sesuatu yang paling
Teori Konflik
Interaksi yang terjadi baik antar individu maupun antar kelompok kadang menimbulkan konflik,
dan konflik merupakan pokok bahasan tersendiri yang diuraikan oleh Simmel,menurut Simmel
masalah mendasar dari setiap masyarakat adalah konflik antara kekuatan-kekuatan sosial dan
individu, karena, pertama, sosial melekat kepada setiap individu dan, kedua, sosial dan unsur-
unsur individu dapat berbenturan dalam individu, meskipun pada sisi lain dari konflik merupakan
sikap individu tersebut dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, dari sikap yang nampak ini
Simmel memiliki sebuah pemikiran yang menghasilkan konsep individualisme ini (dari kepribadian
yang berbeda) terwujud dalam prinsip-prinsip ekonomi, masing-masing, persaingan bebas dan
pembagian kerja.
Kelompok Kecil
kelompok ini menurut Simmel memiliki analisa tersendiri dimana terdiri dari satu, dua, dan tiga
orang. Satu orang atau singkatnya individu berada dalam posisi sendirian, tidak terjadi interaksi
dan ia akan mendapat penolakan dari masyarakat, maka itu Simmel menghadirkan konsep dyad
dan triad dimana menurut pandangan Simmel bahwa kebebasan tidak akan terjadi jika seseorang
itu sendirian, tetapi jika ia ada dalam kelompok. Simmel memiliki filosofi tentang angka 2 dan 3,
angka dua adalah bentuk yang paling sederhana sociation, antara dua orang atas mana hal itu
sepenuhnya tergantung, angka dua adalah sepele dan intim, perkawinan terjadi antara dua orang
dan setelah lahir anak diantara mereka konsep dyad ini sepenuhnya berubah menjadi triad dan
Pertikaian
Signifikansi Sosiologis dari pertikaian, secara prinsipil belum pernah disangkal. Pertikaian dapat
demikian, pertiakaian ada untuk mengatasi pelbagai dualisme yang berbeda. Pertikaian mengatasi
Terdapat dua masalah yang secara konsisten menjadi objek telaah ilmu-ilmu tentang manusia,
yakni manusia dan kelompok, sehingga tidak ada masalah ketiga. Ada pertikaian yang tampaknya
menyampingkan semua unsur, misalnya, apabila terjadi perkelahian antara perampok dengan
korbannya. Apabila perkelahian itu bertujuan untuk membunuh atau menghancurkan pihak lain,
maka sama sekali tidak ada unsur-unsur pemersatu. Namun apabila ada pembatasan terhadap
berlakunya kekerasan, maka ada faktor kerjasama, walaupun hanya sebagai suatu kualifikasi
terhadap kekerasan.
Persaingan
Suatu ciri yang menonjol dari persaingan adalah bahwa dalam proses itu terjadi pertikaian yang
tidak langsung. Apabila satu pihak menindas musuhnya atau merugikannya secara langsung,
maka tidak terjadi persaingan. Secara umum persaingan hanya menunjuk pada kegiatan yang
dilakukan secara paralel, untuk mencapai tujuan yang sama. Pada persaingan terdapat dua
kombinasi :
a. Apabila suatu kemenangan terhadap lawan merupakan kebutuhan pertama secara kronologis,
maka hal itu sendiri tak akan ada artinya. Dengan demikian, hasil suatu persaingan tidak berisikan
tujuannya, sebagaimana halnya apabila seseorang marah, balas dendam, dan lain sebagainya,
b. Tipe persaingan yang kedua sangat berbeda dengan bentuk atau jenis pertikaian lainnya. Dalam
hal ini persaingan hanya berlangsung antara pihak-pihak, tanpa usaha menyingkirkan lawan. Yang
Persaingan secara modern digambarkan sebagai suatu perjuangan dari semua terhadap semua,
dan dari semua untuk semua. Tidak jarang sebagai akibatnya timbul tragedi yang berakibat unsur-
unsur sosial suatu kesatuan saling bertentangan. Akan tetapi semua akibat tersebut, sebenarnya
sesama manusia.