kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses penyembuhan luka.
Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan dari pembuluh darah
yang terluka.
1. Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan
trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit. Hemostasis
primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup
untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder.
2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka,
terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.Hemostasis
sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat
delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses
berlanjut ke hemostasis tersier.
3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas
koagulasi tidak berlebihan.Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan
memantau organ tubuh.Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan
endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar.Tubuh membuat penyesuaian dalam frekwensi
jantung, frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit,
sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan
adaptasi.
Homeostase dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu keadaan internal tubuh suatu
organisme yang dalam keadaan setimbang atau stabil.
Homeostasis dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu mekanisme di dalam tubuh suatu
organisme yang senantiasa mengupayakan keadaan setimbang atau stabil.
Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh Walter Bradford Cannon pada tahun 1932 dari istilah
Yunani homoios yang berarti sama, serupa atau menyerupai dan stasis yang berarti kedudukan
atau keadaan.
Sebagai contoh:
Dalam keadaan homeostase yang terjaga, suhu normal tubuh manusia adalah 36,5º. Dalam cuaca
yang panas, agar supaya suhu tubuh tetap terjaga pada kondisi homeostase, terjadi reaksi
homeostasis berupa pembuangan panas tubuh melalui berkeringat dan pelebaran pembuluh darah
(vasodilatasi) pada kulit sehingga wajah dan kulit memerah, rasa haus agar banyak minum
sehingga terjadi pendinginan badan di samping mengganti kembali cairan yang banyak keluar,
nafsu makan berkurang agar tidak terjadi peningkatan metabolisme yang menghasilkan panas,
rasa lesu dan kantuk agar badan beristirahat sehingga mengurangi metabolisme, dsb.
Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem
tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari
tubuh. Semua organisme hidup berusaha untuk homeostasis. Ketika homeostasis terganggu
(misalnya sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya dengan
menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan hormon-hormon sampai
reaksi fisik seperti berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari homeostasis,
tubuh manusia menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang
yang optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu tubuh mencerminkan
ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis, dan masalah terkait.Stres berat atau lama
dapat menyebabkan ketidakseimbangan parah kondisi keseimbangan ini.Hal ini dapat
menyebabkan tidak hanya tekanan psikologis tetapi juga gangguan psikosomatis.