Proses sirkulasi sistemik yaitu darah yang mengandung oksigen didistribusikan ke seluruh tubuh
yang berasal dari paru. Darah dari ventrikel kiri yang kaya akan oksige menuju aorta-arteri
besar—cabang arteri---arteriol---kapiler---venula---vena kecil---vena besar---vena kava (
superior dan inferior )---atrium kanan. Sejak dari venula inilah warna darah berubah yang
semula merah terang kaya akan oksigen (oksi Hb ) menjadi merah gelap kurang oksigen tapi
kaya akan karbondioksida ( reduced Hb )
Sirkulasi paru dimulai pompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonal menuju paru,
dari paru melalui vena pulmonary dan terus ke atrium kiri.
Dasar Teori
Hemoglobin merupakan protein sel darah merah ( SDM ) yang funsinya antara lain :
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru
2. Memberi warna merah pada darah
3. Mempertahan kan keseimbangan asam basa dalam tubuh
Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem ( senyawa besi protein ),
mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l
atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.
Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro ( Fe 2+ )
dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 )
sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat
gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat
disbanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga
besi teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb dalam
bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa
derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada
pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang ( carmine tint )
sedang deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.
Metode
Hemoglobin Sianida ( Sianomethemoglobin )
Prinsip
Hemoglobin dengan larutan K2Fe ( CN )6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi
hemoglobin sianida ( HiCN ) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm. Pengaturan
pH dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi
kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan
konsentrasi Hb.
Persiapan Reagen
Larutan isi satu botol reagen dengan 500 nm akuabides, simpan dalam botol warna gelap.
Reagen stabil bila disimpan dalam gelap pada suhu 15 – 25 oC selama 4 bulan.
Bahan dan Alat
Bahan : darah kapilerm darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin
Alat : Erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.
Cara Kerja
1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label reagen blanko ( RB ),
Reagen standarr ( RTD ) dan Reagen Sampel ( RPL )
2. Tabubg RB diberi 5000 µl ( 5 cc ) Reagen Hb Cyanida
3. Tabung RTD diberi 20 µl sample darah standard an ditambah dengan 5000µl Reagen Hb
Cyanida dicampur hingga homogen
4. Tabung RPL diberi 20 µl sample darah dan ditambah dengan 5000 µl Reagen Hn Cyanida
didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar
5. Diukur absorbansi RTD dan abs ( RPL ) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang 578
nm
Perhitungan
Hb = Abs RPL X 15 G/DL
Abs RTD
Nilai normal :
Wanita : 12-16 g/dl
Pria : 14-18 g/dl
Bayi : 10-15 g/dl
Balita : 11-14 g/dl
Anak-anak : 12-16 g/dl
Bayi baru lahir : 16-25 g/dl
Bayi belum lahir : masih mengandung Hb fetal dari plasenta
Sianosis tidak tampak pada:a.Hipoksia anemia, karena kandungan hemoglobin total yang
rendah b.Pada keracunan karbon monoksida, karena warna hemoglobin
reduksitertutup oleh warna merah-ceri dari karbon monoksihemoglobinc.Hipoksia histotoksik,
karena kandungan gasa dalam darah normal.Kadar methemoglobin pada orang yang
menderita sianosis lebiht i n g g i d a r i k a d a r t o l e r a n s i m e t h e m o g l o b i n d a l a m
t u b u h . P e n i n g k a t a n methemoglobin ini terjadi karena adanya proses oksidasi besi.
2.Methemoglobinemia
Methemoglobinemia dapat diklasifikasikan sebagai keadaan yangditurunkan atau
didapat melalui pemberian obat dan zat kimia tertentu. Kedua tipe methemoglobinemia
ini jarang dijumpai. Penggunaan beberapaobat tertentu (misal, golongan sulfonamida) atau zat
kimia tertentu (misal,anilin) dapat menyebabkan methemoglobinemiaMethemoglobinemia
dapat terjadi jika bila kadar methemoglobin>11 %. Hal ini disebabkan karena sistem
enzim (NADH-NADPH) masih belum sempurna. Enzim mengalami defisiensi yang
menyebabkan kadar m e t H b t i n g g i d a n k a d a r H b r e n d a h s e h i n g g a
m e n g h a m b a t p e n g i k a t a n oksigen dan terjadi pemupukan
karbondioksida.Methemoglobinemia pada bayi atau yang sering dikenal
dengan penyakit “ Blue Babies “ dapat terjadi bila kadar methemogolobin >11%.Hal ini
disebabkan karena system enzim (NADH -NADPH) masih belumsempurna. Enzim
mengalami defisiensi yang menyebabkan kadar MetHb
tinggi sehingga menghambat pengikatan oksigen dan terjadi penumpukankarbon dioksida yang
memunculkan warna kebiruan.
3 . H i p o k s i a
Hipoksia adalah kadaan dimana tubuh kekurangan oksigen, hal inidapat terjadi karena ketidak
mampuan sel untuk mengikat oksigen. Kadar h e m o g l o b i n d a n M e t H b p a d a o r a n g
y a n g m e n g a l a m i h i p o k s i a s a n g a t bervariasi, tergantung jenis hipoksia yang
diderita. Kadar hemoglobintidak normal (kurang) pada jenis hipoksia anemia.Hipoksia
adalah kekurangan O
2
ditingkat jaringan. Hipoksia dibagimenjadi 4 jenis, yaitua . H i p o k s i a
hipoksik (anoksia anoksik)
, Yaitu apabila PO
2
daraharteri berkurang b . H i p o k s i a
anemia
, yaitu apabila PO
2
d a r a h a r t e r i n o r m a l t e t a p i jumlah hemoglobin yang tersedia untuk mengangut O
2
berkurang.c . H i p o k s i a
stagnan atau iskemik
, bila aliran darah menuju jaringanS a n g a y r e n d a h s e h i n g g a t i d a k c u k u p O
2
d i a n t a r k a n k e j a r i n g a n meskipun PO
2
dan konsentrasi hemoglobin normal.d . H i p o k s i a
Histotoksik
, bila jumlah O
2
yang dihantarkan ke jaringanmemadai, tetapi oleh karena kerja suatu agen toksik, sel jaringan
tidak mampu menggunakan O
2
yang diantarkan.
4.Anoksia
I s t i l a h h i p o k s i a l e b i h t e p a t d i b a n d i n g k a n a n o k s i a , s e b a b j a r a n g dijumpai
bahwa benar-benar tidak ada O
2
tertinggal pada jaringan. Anoksiaa d a l a h s u a t u k e a d a a n d i m a n a t u b u h
kehabisan O
2
yang berada pada
jaringan. Kehabisan oksigen ini dapat disebabkan oleh berbagai macamsebab. Salah
satunya adalah karena hemoglobin tidak dapat mengikat O
2
sehingga sel kekurangan O
2
. (Guyton & Hall, 1997)
BAB VKESIMPULAN
1.Dari hasil pemeriksaan MetHb, oksiHb 4 dan
d e o k s i H b 2 m a k a p r o b a n d u s memiliki kadar MetHb 2 % yang merupakan
kadar normal, karena < 4 %2 . M e t H b m e r u p a k a n h a s i l
o k s i d a s i h e m o g l o b i n y a n g d i m a n a t i d a k
d a p a t mengikat oksigen kembali.3 . M e t H b d a p a t d i a k i b a t k a n
o l e h N a n i t r i t y a n g m e r u p a k a n s e n y a w a n i t r i t , amin
aromatik, nitro aromatik dan zat – zat lain yang dapat
m e n g o k s i d a s i hemoglobin.4 . A p l i k a s i k l i n i s u n t u k
M e t H b a n t a r a l a i n
: a . S i a n o s i s b.Methemoglobinemiac . H i p o k s i a d . A n o k
s i a