1 KARAKTERISTIK BIOGRAFIS
2.1.1 Umur
Umur dan Kinerja telah menjadi masalah yang penting akhir-akhir ini. Dari persepsi
pemberi kerja mereka melihat kualitas positif yang dimiliki pekerja yanglebih tua seperti
pengalaman, penilaian, etika kerja yang baik, dan komitmen terhadap pekerjaannya. Tetapi
pekerja yang lebih tua dianggap kurang fleksibel dan sulit menerima teknologi yang baru.
Kaitan Umur dengan pengunduran diri, absensi ,produktivitas, dan kepuasan kerja :
Studi Metaanalisis terbaru atas kinerja menemukan bahwa kinerja wanita dalam
pekerjaan sedikit lebih baik dari pria (meskipun potensi promosi pekerja pria lebih tinggi).
Padahal tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara pria-wanita dalam hal kemampuan
memecahkan masalah, menganalisa, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau
kemampuan belajar.
Dalam situasi pekerjaan terdapat sebuah kecenderungan bagi individu untuk lebih
menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri dalam evaluasi kerja, keputusan promosi, dan
kenaikan gaji. Selain itu minoritas biasanya akan mendapatkan perilaku yang buruk
(diskriminasi) ditempat kerja.
2.1.4 Disabilitas
Ada dua tipe disabilitas ,yang pertama adalah disabilitas fisik yang kedua adalah
disabilitas mental. Karena prasangka negative para pemberi kerja, banyak penderita
gangguan mental menyembunyikan penyakit mereka. Efek bagi pekerja dengan disabilitas
mental ,adalah kemungkina n pekerjaan mereka lebih buruk dari pekerja dengan disabilitas
fisik. Individu dengan masalah kesehatan mental umum seperti depresi dan kecemasan
memiliki kemungkinan absen lebih sering dari pekerjaan.
Ada kajian mengenai disabilitas pada hasil pekerjaan, tinjauan itu menyatakan bahwa
pekerja disabilitas setelah dievaluasi kinerja mereka baik,tetapi mereka cenderung berkecil
hati karena berpikir kemungkinan untuk diperkejakan lebih rendah. Untuk penyandang cacat
mungkin kadang mengalami diskriminasi,tetapi ada tempat kerja yang memberikan
perlakuan khusus bagi mereka yang memiliki disabilitas fisik.
2.1.6 Agama
Orientasi seksual dan iddentitas gender tetap menjadi perbedaan individu yang
menerima perlakuan sangat berbeda menurut hokum kita dan diterima cukup berbeda
dalam organisasi berbeda.
Hasil riset menunjukan bahwa pegawai yang sudah berkeluarga tingkat absen lebih
rendah dibandingkan yang belum berkeluarga.
Nimran (1999) menulis bahwa tidak ada informasi yang cukup tentang hubungan
antar jumlah tanggungan dengan produktifitasnya. Tetapi, jumlah anak yang dimiliki oleh
pekerja berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerjanya.
2.2 KEMAMPUAN
Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dengan yang lainnya. Kemampuan
seseorang tidak bisa diukur dengan membandingkan seberapa pintarnya oranglain dengan
diri kita sendiri dalam suatu pelajaran atau suatu bidang tertentu. Bukan karena manusia
memiliki kemampuan yang berbeda berarti lebih rendah daripada yang lain justru
kemampuan tersebut akan menjadi kekuatan untuk bergerak maju. Sebagai contoh, A tidak
pandai dalam matematika tetapi ia mempunyai kemampuan dalam olahraga bela diri,
sedangkan B pandai dalam pelajaran matematika tetapi tidak mempunyai kemampuan
dalam olahraga bela diri. Jika kemampuan tersebut dimanfaatkan kemungkinan mereka
akan berhasil dalam bidangnya masing-masing.
1. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menalar dan memecahkan masalah.
Sebagian besar masyarakat menilai bahwa kecerdasan biasanya mendapatkan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan akan mendapatkan lebih banyak uang.
Untuk memastikan kemampuan intelektual seseorang bisa dilakukan dengan tes IQ.
Tujuh dimensi pembentuk kemampuan intelektual:
2. Kemampuan Fisik
1) Faktor kekuatan
3) Faktor lainnya
Manusia dilahirkan dengan karakter, sifat, kepribadian, emosi, kelamin yang berbeda-
beda. Ada manusia yang dilahirkan dengan memiliki sifat yang pendiam, dan ada juga yang
dilahirkan dengan sifat yang cerewet. Melihat dari kepribadian, seseorang pun dapat
dibedakan tentang dirinya. Menurut buku Stephen P. Robins, kepribadian adalah jumlah
total dari cara-cara di mana seorang individu beraksi atas dan berinteraksi dengan orang
lain.
1) Keturunan, merujuk kepada faktor-faktor yang ditentukan sejak lahir. Dimana factor
keturunan ini dibentuk dari orang tua seperti, pemalu, penakut, rajin, dan
sebagainya.
2) Lingkungan, kepribadian seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
Seperti di Bali, jika ada upacara adat umunya masyarakat yang ada disekitar
lingkungan tersebut yang membantu untuk mempersiapkan acara tersebut atau
dikenal dengan kata “ngayah”.
3) Situasi, kepribadian seorang individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten,
justru dapat berubah ketika dalam situasi-situasi yang berbeda.
Selanjutnya Robbins (2001) mencatat 16 ciri-ciri kepribadian sebagai sumber perilaku yaitu:
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) kepribadian dikemas menjadi “dimensi kepribadian lima
besar”, yaitu:
1. Sumber kendali
a. Internal, kepribadian yang meyakini bahwa segala apa yang terjadi dapat
dikendalikan sendiri
b. Eksternal, terjadi tergantung pada kekuatan luar seperti nasib atau kesempatan
2. Machiavellianisme, kepribadian yang cenderung kearah fragmatis, menjaga jarak
emosional dan meyakini bahwa tujuan dapat menghalalkan segala cara
3. Penghargaan diri, kepribadian yang suka atau tidak suka terhadap dirinya sendiri
4. Pemantauan diri, mengukur kemampuan dan menyesuaikan perilakunya kepada
faktor situasional
5. Pengambilan risiko, kepribadian yang menakar segala keputusannya dengan risiko
6. Kepribadian tipe A merupakan kepribadian seperti :
a. Selalu bergerak, berjalan, makan dengan cepat
b. Tidak sabar dengan kemajuan peristiwa
c. Pemikiran bergulat secara terus menerus
d. Tidak suka waktu senggang
e. Terobsesi dengan berapa banyak yang dapat diperoleh
2. Tipe Investigatif
Orang yang berada dalam tipe ini cenderung berhati-hati, kritis, ingin tahu, mandiri,
intlektual, pesimis, teliti, pendiam, menahan diri, dan kurang popular.
3. Tipe Artistik
Orang yang tipe ini cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang yang
“agak sulit”, tidak teratur, emosional, tidak praktis, mandiri, tidak menyesuaikan diri
dan orisinil/asli.
4. Tipe Sosial
Orang yang masuk tipe ini cenderung untuk memperlihatkan dirinya sebagai orang
yang suka kerjasama, sopan santun, suka menolong, persuasive, bertanggung
jawab, bersifat sosial, bijaksana, dan penuh pengertian.
5. Tipe Enterprising
Mereka yang tipe ini cenderung memperlihatkan dirinua sebagai orang yang gigih
mencapai keuntungan, suka dengan petualang, memiliki ambisi, energik, pencari
kesenangan, percaya diri, sosial, dan suka bicara.
6. Tipe Conventional
Orang-orang yang tipe ini adalah orang yang gampang menyesuaikan diri, teliti,
pemalu, patuh, sopan, tenang, kurang imajinasi, dan kurang mengontrol diri.
2.4 PEMBELAJARAN
Suatu definisi yang dapat diterima baik secara umum dari pembelajaran dimana
pembelajaran terjadi setiap waktu adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen,
terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Teori pembelajaran ada tiga yaitu:
Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan prilaku refleksi sederhana. Tetapi
sebagian besar perilaku-khususnya perilaku kompleks dari individu dalam organisasi adalah
dihasilkan, bukan didapat. Dengan demikian dilakuakn secara sadar dan bukan refleksi.
2.4.2 Pengondisian Operan
Konsep pengondisian operan merupakan bagian dari konsep B.F. Skinner mengenai
paham prilaku, yang menyatakan bahwa prilaku mengikuti rangsangan dengan cara yang
relatif tidak terpikirkan. Dalam paham perilaku radikal menurut Skinner, konsep-konsep
seperti perasaan, pikiran, dan keadaan pikiran lainnya ditolak sebagai penyebab prilaku.
Singkatnya, individu belajar untuk mengasosiasikan rangsangan dan respons, tetapi pikiran
sadar mereka terhadap asosiasi ini adalah tidak relevan. Jika sebuah perilaku gagal untuk
ditegaskan secara positif, maka probabilitas bahwa perilaku tersebut akan terulang pun
menurun.
1. Proses Perhatian
Individu belajar dari sebuah model saat mereka mengenali dan mencurahkan perhatian
terhadap fitur-fitur pentingnya. Kita cenderung sangat terpengaruh oleh model-model
menarik, penting bagi kita, atau mirip dengan kita menurut perkiraan kita.
2. Proses Penahanan
Sebuah model yang berpengaruh akan bergantung pada seberapa baik individu
mengingat tindakan model tersebut setelah model itu tidak lagi tersedia.
4. Proses Penguatan
Robbins, Stephen P., & Judge, Timothzy A. (2009) . Perilaku Organisasi. Jakarta :Salemba
Empat.