Anda di halaman 1dari 16

1.1.

DEFINISI DAN PERAN AKUNTANSI PERHOTELAN


Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi akuntansi. Definisi resmi yang
mula- mula diajukan ialah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminologi Bulletin No.1
(1965) yang diterbitkan oleh APB yaitu suatu komite penyusun prinsip akuntansi yang
dibentuk oleh AICPA. “Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a
significant manner and in terms of money, transaction, and event which are, in part at least,
of financial character, and interpresting the result there off”. Akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan
dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan menginterprestasikannya
hasil proses tersebut. Art atau seni definisi di atas lebih mempunyai konotasi sebagai
kerajinan dan keterampilan atau pengetahuan terapan yang isi dan strukturnya disesuaikan
dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Komite kemudian mengajukan revisi definisi akuntansi sebagai berikut: “Accounting
is the body of knowledge and function concerned with systematic originating, authenticating,
recording, classifying, processing, summarizing, analysing, interpreting, and supplying of
dependable and significant information covering transaction and events which are, in part of
least, of a financial character, required for the management and operation of an entity and
for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities”.
Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah
pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikisian, dan penyajian secara sistematis
informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan yang harus dismpaikan untuk
memenuhi pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan lainnya. Pada definisi akuntansi
tidak dipandang semata-mata sebagai proses dan alat tetapi merupakan seperangkat
pengetahuan (body of knowledge) tentang bagaimana menghasilkan informasi keuangan untuk
keperluan pengendalian perusahaan dan pertanggungjawaban. Selain itu akuntnsi juga sudah
mempunyai struktur penalaran dan cakupan materi yang jelas sehingga akuntansi dapat
diajarkan secara sistematis dan bernalar. Adanya seperangkat pengetahuan juga memberikan
isyarat bahwa keahlian akuntansi telah dapat disebut sebagai profesi dan hanya orang-orang
yang telah dianggap menguasai pseperangkat pengetahuan tersebut dan memenuhi syarat-
syarat tertentu lainnya yang dapat menjalankan profesi akuntansi.
Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statement
of Accounting Principle Board No.4 (1970) sebagai berikut: “Acoountng is a service activity.
Its function is to provide quantitative informastion, primary financial in nature, about
aconomis entities that intended to be useful in making economic decisions”. Akuntansi adalah
kegiatan jasa. Kegiatannya menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha
ekonomik, terutama yang bersifat keuangan yang diperkirakan bermanfaat dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomik. Di sini akuntansi menghasilkan informasi tidak
hanya untuk kepentingan pengendalian dan pertanggungjawaban tetapi lebih luas lagi yaitu
menghasilkan informasi untuk memperngaruhi para pelaku ekonomi dalam perekonomian
Negara. Oleh karena sifatnya yang demikian, Sudibyo (1987) memasukkan bidang
pengetahuan akuntansi dalam lingkup teknologi. Sebagai teknologi, Sudibyo (1987)
mendefinisikan akuntansi sebagai rekayasa (reeginering) informasi dan pengendalian
keuangan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi sebagai
seperangkat pengetahuan yang tidak lagi berfokus pada proses pengolahan informasi dan
pertanggungjawaban keuangan tetapi lebih luas atas dasar fungsinya dalam menunjang
keputusan (Decision usefulness) pada tingkat perusahaan (mikro) dan Negara (makro).
Gray (1996) mengatakan akuntansi sebagai satu kesatuan dengan aktivitas usaha, di
mana memerlukan partisipasi akuntan dalam proses manajemen di semua tingkatan.
Operasiaonal dalam usaha hotel cukup kompleks, karena keberhasilannya tidak saja
tergantung pada kos atau mutu layanan, tetapi juga ditentukan oleh persepsi konsumen atas
layanan yang diberikan. Peran akuntansi dalam usaha hotel ditunjukkan pada jenjang antara
kos yang berhubungan dengan layanan, di mana memerlukan keakuratan dan keandalan
dalam pencatannya.
1.2. SIKLUS AKUNTANSI (ACCOUNTING CYCLE)

Siklus akuntansi pada usaha perthotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi pada
jenis usaha lainnya. Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan
pencatatan transaksi dan berakhir dengan post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa
dilakukan secara manual ataupun menggunakan aplikasi komputer. Ada beberapa transaksi
penting dalam operasi hotel, yaitu:

1. Penjualan produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi, transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
penjualan, diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), merupakan transaksi dari
penagihan dan penjualan tunai harian di mana hasil penagihan, penjualan tunai dan
pengeluaran kas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan
bank. Setelah dilakukan rekonsiliasi kas dan bank, diakhir periode dibuatkan jurnal
khusus penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Pembelian produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
pembelian, diakhir periode akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4. Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen di mana
karyawan tersebut bekerja. Setelah itu baru dibuat jurnal alokasi sesuai dengan
departemennya.
Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, di mana
setiap entry data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan sama.

1. Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet
dan kredit. Jurnal bisa dilakukan secara bulanan (monthly journal) yang biasanya
digunakan untuk mempermudah jurnal harian, di mana jumlah secara harian
diakumulasikan dan jurnal tunggal dibuat atas transaksi bulanan.
2. General ledger, mencatat pengelompokkan secara kolektif dari akun individual.
3. Trial balance, menunjukkan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4. Financial statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan
pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.
1.3. BAGAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Perkembangan Kerangka Kerja
Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam
statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan
entitas bisnis, yaitu:
1. SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4. SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business
enterprises”, yang menetapkan criteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi.
5. SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting
measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

1.4. MENERANGKAN DAN MEMBEDAKAN SISTEM DAN PROSEDUR


AKUNTANSI
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-
proseduryang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Bisa dikatakan sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan. Cecil
Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari:

1. Subsistem akuntansi Utama

2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang


3. Subsistem penjualan dan pengeluaran uang

4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian

5. Subsistem produksi dan biaya produksi

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu:

1. Komponen Input

Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem informasi. Data sistem
informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Fungsi dokumen dasar, yaitu:

a. Untuk menunjukan jenis dari data yang dikumpulkan.

b. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat.

c. Data disebutkan satu persatu, sehingga data akuntansi akan lengkap.

d. Sebagai alat pendistribusi data antar departemen, karena tembusan atau copynya
diberikan ke departemen lain.

e. Sebagai pembuktian bahwa transaksi tersebut sah, sehingga sangat berguna audit
trail.

f. Dapat digunakan sebagai buck up dari file-file komputer.

2. Komponen Model

Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika dan model
matematika.

3. Komponen Output

Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di data base dan
diproses menggunakan model tertentu.

4. Komponen data base

Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
5. Komponen Teknologi

Tekonologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi.

6. Komponen Kontrol

Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem
informasi adalah informasi yang akurat. Pengendalian umum dapat terdiri dari:

a. Pengendalian organisasi

b. Pengendalian dokumentasi

c. Pengendalian perangkat keras

d. Pengendalian keamanan fisik

e. Pengendalian keamanan data

f. Pengendalian komunikasi

1.5. SPI DI PERHOTELAN (UNSUR-UNSUR SPI, LINGKUP SPI, MERANCANG


SPI)
Pengendalian intern dalam arti luas menurut AICPA adalah pengendalian intern
meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat yang dikordinasikan dan digunakan
dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi di dalam operasi, dan
membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanzaan manajemen yang telah ditetapkan.
Secara garis besar pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi, yaitu :
Pengendalian akuntansi, dan pengendalian administrative. Pengendalian akuntansi terdiri dari
struktur organisasi dan semua prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan
aktiva dan dapat dipercayainya catatan keuangan. Sedangkan, pengendalian administratif
terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan proseduryang berkaitan dengan efisiensi
operasi dan dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Terdapat beberapa elemen yang merupakan cirri pokok dari sistem pengendalian
intern yang baik, yaitu:
1. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat
dan tegas.
2. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan,
hutang, pendapatan dan biaya.
3. Adanya praktik yang sehat didalam menjalankan tugas dan funsi disetiap bagian dalam
organisasi.
4. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan funsi, tugas dan tanggungjawabnya.
5. Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations
of the Treadway) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen
dan pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait
dengan tujuan: (1) efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi (2) kehandalan dari laporan
keuangan (3) ketaatan kepada peraturan perundangan dan kebijakan yang terkait.
Struktur pengendaliar intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yakni:
(a) Lingkungan pengendalian (control environment)
Manajemen dan selluruh pegawai harus menciptakan (estanblish) dan memelihara
lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat (conscientious).
(b)Penilaian resiko (risk assessement)
Pengendalian intern harus menyediakan penilaian resiko yang dihadapi oleh organisasi
baik yang bersumber dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.
(c) Aktivitas pengendalian (control achivities)
Aktivitas pengendalian infern membantu memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian harus efisien dan efektif mencapai tujuan
pengendalian.
(d)Informasi dan komunikasi (information and communication)
Informasi harus dicatat dan dikomukasikan kepada manajemen dan satuan kerja lainnya
dalam suatu entitas yang membutuhkan, dalam bentuk dan jangka waktu yang
memungkinkan untuk menyelenggarakan pengendalian intern dan tanggungjawab
lainnya.
(e) Pemantaun (monitoring)
Pemantaun pengendalian intern harus selalu menilai kualitas kinerja dan memastikan
bahwa temuan audit atau reviue lainya diselesaikan tepat waktu.
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee
(CoCo) telah menyusun model pengendalian intern yang mirip dengan COSO tetapi
mempunyaí perbedaan yang cukup signifikan. CoCo memfokuskan diri pada empat
pertanyaan utama yakni
1. Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
2. Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang
tepat?
4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?
Coco mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut
yakni purpose commitment, capabililty dan monitoring and learning. Keempat komponen
tersebut merupakan siklus yang sangat mudah dipahami seperti berikut ini:
1) PURPOSE
 Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders.
 Risiko signifikan baik dari dalam maupun iuar organisasi yang terkait dengan
pencapaian tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.
 Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan
pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktikan sehingga pegawai
mengerti apa yang diharapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk bertindak.
 Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan
dikomunikasikan.
 Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indikator kinerja.
2) COMMITMENT
 Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal, dikomunikasikan
kepada seluruh stakeholders dalam organisasi
 Kebijakan dan praktik manajemen SDM harus korsisten dengan etika dan nilai-nilai
dan pencapaian tujuan
 Wewenang, tanggungjawab dan tanggunggugat harus secara jelas didefinisikan dan
kopsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan-keputusan dan perlaku-
perilaku diperagakan dengan benar oleh pegawai.
 Atmosfir kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh informasi
yang mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian
tujuan organisasi,
3) CAPABILITY
 Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup untulk
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
 Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan
yang telah ditetapkan.
 Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikaskan dan dikomunikasikan pada
saat yang tepat sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
 Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu organisasi harus
dikoordinasikan.
 Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari suatu
organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait antar
komponen pengendalian.
4) MONITORING AND LEARNING
 Lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk memperoleh informasi
sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
 Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang telah
ditetapkan.
 Asumsi yang digunakan dahm penentuan tujuan dan sistem harus secara periodik
dikaji ulang.
 Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan adanya
perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan penyimpangatn.
 Prosedur tindaklanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa perubahan
dan kegiatan yang tepat dilakukan
 Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkonunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggungjawab.
Dalanı praktiknya, model yang dibangun untuk menyusun sistem pengendalian intern
yang baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o Pengendalian intern seharusnya tidak dilihat sebagai suatu kelompok kegiatan yang
terdmi semdiri, tetapi leblh merupakan suatu rangkaian aktivitas yang terjadi pada
seluruh operasi eatitas seeara berkesinambungan, dengan berfokus pada risiko
operasi. Pengendalian intern harus merupakan bagian yang utuh dari setiap sistem
yang digunakan manajemen untuk mengatur dan memandu operasi entitas (yaitu,
suatu bagian yang utuh dari infrastruktur), bukan sebagai suatu sistem yang terpisah.
o Manfaat pengendalian intern harus lebih besar dari pada biaya untuk menyusun,
mengimplementasikannya dan risiko yang mungkin terjadi.
o Aplikasi Sistem pengendalian intern harus didukung oleh semua pegawai dalam
organisasi dari manajemen puncak hingga staf terbawah. Responsif terhadap
perubahan. SPI yang tidak flexibel hanya menghambat pencapaian tujuan dikaitkan
dengan perubahan lingkungan di mana organisasi itu beroperasi.
o Aplikasi Sistem pengendalian intern harus memperhatikan budaya organisasi. Oleh
karena itu SPI yang akan diterapkan oleh perusahaan harus dilihat sebagai bagian
dari manajemen perubahan.
CHART OF ACCOUNT
Bagan akun (chart of account) digunakan dalam sistem akuntansi untuk pencatatan
transaksi usaha. Bagan akun disusun berdasarkan pada standar pelaporan yang diinginkan
oleh manajemen. Adapun penyusunan bagan akun biasanya memperhatikan beberapa
spesifikasi atas akun itu sendiri. Adapun susunan Chart of Accounts yang baik menurut
AICPA (American Institute of Sertified Accountants) adalah:
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan keuangan dan laporan lainnya secara
ekonomis
2. Mencakup rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan
teliti harta, hutang, modal, pendapatan, harga pokok, dan biaya secara terperinci
sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan pengawasan
operasi perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat didalam setiap rekening.
4. Memberikan batasan sejelas-jelasnya antara pos, aktiva, hutang, modal, pendapatan,
dan biaya.
5. Membuat rekening-rekening kontrol jika diperlukan.
Urutan langkah dalam menyusun klasifikasi rekening berdasarkan susunan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rekening-rekening buku besar dibagi menjadi dua kelompok yaitu rekening neraca
(rekening riel) dan rekening laba rugi (rekening nominal).
2. Rekening neraca dibagi menjadi kelompok yang sifatnya berbeda seperti: aktiva,
hutang, dan modal.
3. Masing-masing kelompok yang ada di nomor 2 di atas dibagi lagi menjadi golongan-
golongan sebagai berikut:
Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva lain-lain
Hutang
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang
Modal
Modal disetor
Modal lain
4. Golongan-golongan yang ada dirinci lagi mungkin dalam bentuk sub golongan atau
langsung ke rekeningnya
5. Rekening laba rugi dibagi menjadi kelompok yang sejenis seperti: Penjualan, Harga
pokok penjualan, Biaya pokok produksi, biaya penjualan, biaya administrasi & umum,
pendapatan dan biaya diluar usaha.
6. Golongan-golongan yang ada dirinci lagi mungkin dalam bentuk sub golongan atau
langsung ke rekeningnya.
7. Memberikan nomor kode kepada masing-masing rekening dalam klasifikasi.
Pemberian kode rekening umumnya didasarkan pada rerangka pemberian
kodetertentu, sehingga memudahkan pemakai untuk menggunakannya. Ada lima metode
pemberian kode rekening, yaitu:
1. Kode angka atau alfabet urut (numerical or alphabetic sequence code)
2. Kode angka Blok (block numerical code)
3. Kode angka kelompok (group numerical code)
4. Kode angka desimal (decimal code)
5. Kode angka urut didahului dengan huruf (numerical sequence preceded by an
alphabetic reference), seperti:
XXX - XXX - XXX – XXX
Sub akun dengan kegunakan untuk analisa dan pengendalian
Akun utama pada neraca atau laba rugi
Departemen pendapatan atau biaya
Nomor properti
Catatan atas laporan keuangan (notes to the financial statements)
Agar suatu laporan keuangan menjadi lengkap, laporan keuangan harus dilengkapi
dengan catatan-catatan penjelasan. Catatan atas laporan keuangan harus menggambarkan
semua kebijakan akuntansi yang diikuti dengan organisasinya. Catatan yang diperlukan
biasanya meliputi kebijakan-kebijakan akuntansi, tetapi tidak terbatas pada yang dicantumkan
disini saja, antara lain meliputi:
a. Dasar konsolidasi
b. Penggunaan prakiraan
c. Kas dan investasi kas sementara
d. Metode inventori dan penilaian
e. Akuntansi untuk investasi, termasuk penilaian sekuritas yang bisa dijual.
f. Kebijakan-kebijakan depresiasi dan amortisasi
g. Akuntansi untuk deferred charges
h. Cost untuk iklan
i. Akuntansi untuk pensiun
j. Pengakuan income dari operasi franchise dan kerja sama kontrak
k. Akuntansi untuk income tax
l. Penghitungan net income (loss) per saham (untuk perusahaan publik)
Kejadian atau kondisi yang perlu dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan,
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perubahan-perubahan dalam metode akuntansi
b. Perjanjian hutang jangka panjang
c. Program pensiun dan atau pembagian keuntungan (profit sharing)
d. Benefit lain setelah masa pensiun dan setelah kekaryawanan berakhir
e. Income taxes
f. Kerja sama jangka panjang
g. Program opsi saham
h. Item-item yang menyangkut income dan expenses diluar usaha
i. Komitmen jangka panjang yang penting, seperti perjanjian sewa menyewa
j. Operasi oleh pihak asing
k. Transaksi-transaksi yang menyangkut afiliasi
l. Liabilitas yang menggantung, termasuk ligitasi yang tertunda
m. Peristiwa-peristiwa setelah tanggal neraca
n. Transaksi equitas pemegang saham
o. Alat-alat pembiayaan
Laporan Perdepartemen (departmental statement)
Laporan perdepartemen menggambarkan hasil operasi dalam suatu perode tertentu.
Laporan ini menyediakan sumber-sumber informasi internal yang penting bagi manajemen
perusahaan. Laporan ini dilengkapi dengan daftar pendukung revenue dan expenses untuk
setiap departemen atau kegiatan-kegiatan dalam perusahaan.
Perbedaan chart of account industri hotel dan perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur
Perbedaan bagan akun industi perhotelan dan perusahaan manufaktur dan perusahaan
dagang yaitu:
1. Industry perhotelan terdiri atas beberapa department yang berhubungan dengan
aktivitas operasional hotel, seperti food, asset, inventory, equity, dll. Sedangkan pada
perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang tidak terdapat pembagian departemen,
karena pada perusahaan dagang dan manufaktur pembagian akun-akun tersebut lebih
terinci, seperti beban/biaya, modal, aset, dll.
2. Batasan antar pos-pos akun pada perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur lebih
sederhana dari pada industry perhotelan.
1.6 STRUKTUR ORGANISASI DI DEPARTEMEN AKUNTANSI

Departemen akuntansi pada usaha hotel biasanya terdiri dari beberapa bagian yang
saling terkait satu sama lainnya seperti bagian kredit dengan account receivable, cost control
dengan purchasing dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen
akuntansi adalah :

1. General Cashier merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas semua
penerimaan dan pengeluaran hotel
2. Cashier Outlet seperti front office, bar, kasir outlet bertanggung jawab atas penerimaan
pada masing-masing outlet
3. Income Auditor adalah orang yang mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil
penjualan hotel dan mengkoreksi kembali pekerjaan night auditor
4. Night Audit adalah orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian
pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet
5. Credit adalah bagian yang bertanggung jawab atas besarnya kredit yang telah digunakan
oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu serta melakukan analisa atas
guest bill
6. Account Receivable merupakan bagian yang beertanggung jawab atas penyiapan
tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Selain itu
account receivable juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang
masih menginap di hotel (guest ledger) dan untuk tamu yang sudah keluar dari hotel
(city ledger)
7. Account Payable merupakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel pada
pihak luar khususnya supplier
8. Cost Control bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing departemen, mencek harga barang pasar, menyetujui pembelian barang
untuk keperluan hotel
9. Personalia, bertanggung jawab atas perhitungan, pengalokasian dan pembayaran gaji
karyawan
10. Electronic Data Procesing (EDP), bertanggung jawab atas sistem informasi yang
digunakan di hotel khususnya dalam pemrosesan data
11. Purchasing, bertanggung jawab dalam pembelian barang keperluan hotel
12. Storeroom, bertanggung jawab dalam menerima barang yang dibeli dan
menyimpannya, melakukan pencatatan atas persediaan di gudang
13. Accounting atau Bookkeeper, bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan
keuangan

 Struktur Organisasi Departemen Akuntansi

Hasil Departement

Accounting Credit Personalia Night Audit Cost Control

EDP

General Cashier Purchasing Storeroom

Cashier Outlet

Account Receivable

Account Payable

Income Audit
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A. G.P; Suprasto, Herkulanus Bambang; Aryanto, Dodik; Sari, MM. Ratna.
2009. AKUNTANSI PERHOTELAN (Pendekatan Sistem Informasi). Edisi Pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu

http://meweks.blogspot.co.id/2011/12/akuntansi-hotel.html

Wiyasha, IBM .2010. Akuntansi Perhotelan- Penerapan Uniform System of Accounts


Lodging Industry. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai