PENDAHULUAN
1
2. Apa saja proses dan unsure komunikasi ?
3. Apa pengertian komunikasi antar individu dalam organisasi ?
4. Apa pengertian komunikasi keorganisasian ?
5. Apa saja hambatan terhadap komunikasi ?
6. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi ?
7. Apa saja isu-isu dalam komunikasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti komunikasi.
2. Untuk mengetahui proses dan unsure komunikasi.
3. Untuk mengetahui pengertian komunikasi antar individu dalam organisasi ?
4. Untuk mengetahui arti komunikasi keorganisasian.
5. Untuk mengetahui hambatan terhadap komunikasi.
6. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam komunikasi.
7. Untuk mengetahui isu-isu dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2
mana seseorang (sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna
mendapatkan tanggapan. Sementara itu, Robbins dan Coulter (2004) mengatakan
pengertian komunikasi adalah penyampaian dan pemahaman suatu maksud. Dalam
definisi ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan penyampaian maksud dan
pemahaman maksud. Tanpa penyampaian maksud, komunikasi tidak akan pernah
terjadi. Tanpa pemahaman maksud komunikasi jarang berhasil. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan atau informasi
oleh satu sumber kepada penerima melalui media perantara tertentu dengan tujuan
untuk mendapatkan respon atau tanggapan dari penerima.
Umpan
Balik
Dengan akibat
Gibson (1996) mengatakan bahwa model
apa kontemporer yang luas dipergunakan
atas proses komunikasi adalah hasil kajian dari Shanon dan Weaver serta Schramm, yang
kemudian banyak membantu bagaiman memahami komunikasi tersebut. Dalam model ini
terkandung elemen dasar komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikator atau sumber komunikasi atau pengirim, yang adalah orang yang
mempunyai maksud atau ide atau informasi tertentu untuk disampaikan kepada
penerima.
3
b. Encoding atau pengkodean, merubah suatu pesan dalam komunikasi menjadi bentuk-
bentuk simbolis.
c. Pesan, sesuatu yang dikomunikasikan, merupakan produk nyata dari encoding.
d. Media atau saluran, sesuatu yang dilalui pesan. Di dalam organisasi pengirim akan
menyeleksi pesan-pesan dan menetapkan saluran atau media yang akan digunakan.
e. Decoding atau penerimaan kode, penerima adalah objek yang disasar pesan, sebelum
pesan tersebut dimengerti, maka penerima harus menterjemahkan bentuk-bentuk
simbolis terlebih dahulu.
f. Penerima, pihak yang menerima pesan, biasanya dipengaruhi oleh kemampuan, sikap,
pengetahuan dan sistem sosial budaya.
g. Umpan balik, pemeriksaan keberhasilan dalam menyampaikan dan menentukan
apakah pengertian yang sama antara pengirim dan penerima telah dicapai.
Laswell yang diikuti oleh Onong Uchjana Effendy (1996) menegaskan bahwa
komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsure yakni sebagai berikut.
a. Komunikator atau orang atau pihak yang menyampaikan suatu pesan kepada orang
atau pihak lain.
b. Pesan, yang bisa berbentuk informasi, ide ataupun sikap.
c. Media, sebagai saluran untuk melangsungkan suatu pesan. Media disini ada yang
berupa bahasa, isyarat dengan anggota tubuh, gambar dan warna, serta lambang lain
yang dapat digunakan untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan.
d. Komunikan atau orang atau pihak yang menerima pesan dari komunikator.
e. Efek, yakni dampak yang muncul pada pihak komunikan yang bisa berupa dampak
kognitif misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dampak lainnya adalah dampak
apektif dari yang sebelumnya tidak suka menjadi suka dan yang tidak setuju menjadi
setuju. Dampak yang berkaitan dengan sikap juga menjadi sasaran misalnya dari yang
malas menjadi rajin yang sering ingkar menjadi patuh.
4
a. Initiation. Pada tahap ini, masing-masing partisipan saling membuat kalkulasi atau
menaksir-naksir satu dengan lain dan mencoba mengupayakan penyesuaian-
penyesuaian.
b. Ekplorasi. Pada tahap ini, partisipan saling berusaha mengetahui karakter orang
lain, misalnya minat, motif, dan nilai-nilai yang dipegang.
c. Intensifikasi. Pada tahap ini, partisipan saling bertanya kepada diri sendiri apakah
jalinan komunikasi diteruskan apa tidak.
d. Formalisasi. Pada tahap ini partisispan saling sepakat mengenai hal-hal tertentu,
yang kemudian terformalisasikan kedalam berbagai tingkah laku, misalnya,
berjanji untuk saling bertemu lagi, mendatangani kontrak.
e. Redifinisi. Pada tahap ini jalinan hubungan dan komunikasi yang ada dihadapkan
pada persoalan-persoalan baru dan silih berganti seiring dengan perjalanan waktu.
f. Hubungan yang memburuk. Gejala semakin memburuknya hubungan kadangkala
tidak disadari sepenuhnya oleh partisipan komunikasi.
5
Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
6
tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan
mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam
sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang
baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah
mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian -
penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja.
Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih
dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain
berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan
terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi. Dengan kata lain,
dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai proses penyampaian
informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain demi
mencapai suatu tujuan.
7
yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin
menghalangi komunikasi yang efektif.
d. Bahasa.
Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia,
pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya
mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata-kata. Di
dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama.
Ditambah lagi pengelompokkan dalam unit kerja tertentu berdasarkan spesialisasi
yang pada akhirnya menciptakan atau mengembangkan istilah-istilah teknis dan
ungkapan-ungkapan yang khas dan sering pegawai tidak tahu istilah-istilah khusus
yang digunakan. Komunikator cenderung berpendapat bahwa kata-kata atau istilah
yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama bagi komunikan atau penerima.
e. Kurang perhatian.
Kesalahpahaman terjadi karena orang yang tidak membaca dengan benar suatu
pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel atau tidak
mendengar percakapan orang lain.
f. Faktor hello effect
Terjadi apabila si komunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati,
maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan,
walaupun belum tentu benar atau sebaliknya.
g. Perilaku defensif
Ketika seseorang merasa terancam, ia cenderung akan beraksi dengan cara
mengurangi kemampuannya untuk mencapai saling pengertian. Yakni, ia menjadi
defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang lain,
memberi jawaban kasar, berperilaku seperti penilai dan mempertanyakan motif
orang lain. Ketika individu menafsirkan pesan yang datang sebagai sesuatu yang
mengancam, ia sering merespon dengan cara yang menghambat keefektifan
komunikasi.
h. Kebanjiran informasi
Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitas pemrosesan karena
membanjirnya informasi akan ada kecenderungan untuk membuang, mengabaikan,
melewatkan atau menunda pemrosesannya sampai situasi kebanjiran informasi
selesai.
8
“mendengarkan”. Mendengar adalah menangkap vibrasi suara, sedangkan
mendengarkan adalah memberi arti kepada orang yang didengar.
Oleh sebab itu mendengarkan membutuhkan atensi, interpretasi dan
mengingat rangsangan suara. Empat syarat mendengar dengan aktif :
Intensitas, berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan oleh
pembicara dan menyampingkan pikiran-pikiran lain. Menghubungkan
informasi yang diterima dengan topik pembicaraan.
Empati, berusaha mengerti apa yang diinginkan pembicara.
Menyesuaikan apa yang dilihat dan dirasakan dalam dunia
pembicaraan sehingga bisa meningkatkan persamaan antara
interpretasi kita dan maksud pembicara.
Penerimaan, pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang objektif
atas apa yang didengar dan dilihat. Ini bukan tugas mudah. Tantangan
terhadap pendengar yang aktif adalah menyerap apa yang dikatakan
seseorang tanpa menilai isinya sampai yang bersangkutan selesai
berbicara.
Tanggung jawab untuk melengkapi unformasi, komunikan alias
pendengar harus berusaha untuk melengkapi informasi yang diterima
dan artinya, bila perlu mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
pengertian yang sama dengan komunikator.
b. Memberikan umpan balik.
Komunikator harus melihat reaksi dari komunikan dengan baik, misalnya
dengan ekspresi wajah tertentu bila si komunikan tidak mengajukn pertanyaan.
9
dalam membangun komunikasi, namun dalam memilih kata-kata atau istilah tersebut
jangan pula sampai merintangi kejelasan atau keefektifan komunikasi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari
dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan agar
sebuah sistem atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih
baik. Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau informasi
diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan
atau informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan
balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi
seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam
berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan -
hambatan dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan
mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai
tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang
lain.
11