Anda di halaman 1dari 10

Soal 1-4

Seorang laki-laki, umur 30 tahun datang ke UGD. Klien mengatakan sudah 5 jam sulit BAK.
Keluhan dirasakan secara tiba-tiba, tidak ada riwayat sebelumnya. Tanda vital dalam batas normal,
nyeri pada daerah suprapubik. Ekspresi wajah tampak kesakitan.

1. Karakteristik nyeri yang ditimbulkan sesuai pada uraian kasus di atas pada daerah suprapubik
tersebut biasanya bersifat...
a. Tumpul
b. Tajam
c. Hilang timbul
d. Akut
e. Kronis
2. Etiologi yang paling mungkin pada kasus di atas adalah...
a. Over distensi bladder
b. Infeksi kandung kemih
c. Sistisis
d. Adanya tumor
e. Semua benar
3. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk mendapatkan data nyeri PQRST adalah dengan
melakukan teknik pemeriksaan fisik berupa....
a. Inspeksi
b. Perkusi
c. Palpasi
d. Auskultasi
e. Anamnesa keluhan
4. Apakah Pemeriksaan penunjang utama yang harus dikolaborasikan pada kasus diatas adalah...
a. Speciment Darah
b. Speciment Urine
c. Foto rongxen
d. USG abdomen
e. MRI

Soal 5-6
Seorang Wanita, umur 32 tahun dirawat di RS. Klien mengeluh nyeri pada daerah visika
urinaria, nyeri saat buang air kecil, BAK tidak lancar, merasa tidak puas setelah BAK, ekspresi
tampak meringis kesakitan, hasil USG abdomen dinyatakan terdapat batu didaerah vesika urinaria.

5. Berdasarkan uraian kasus di atas, hal yang perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui adanya
kelainan vesika adalah...
a. Melakukan observasi keadaan umum pasien
b. Melakukan USG abdomen setiap dibutuhkan
c. Melakukan pengkajian produksi urine dan pola berkemih yang dilakukan
d. Melakukan monitoring warna dan bau urine
e. Melakukan palpasi yang tepat pada abdomen

6. Apakah diagnosa keperawatan yang paling tepat kasus diatas berdasarkan hasil USG Abdomen
yang dilakukan oleh pasien tsb?
a. Nyeri akut berhubungan dengan ketidak mampuan melakukan menajemen nyeri
b. Infeksi berhubungan penurunan daya tahan tubuh
c. Obstruksi berhubungan dengan diet yang tidak efektif
d. Gangguan eliminasi urin berhubungan kegagalan ginjal kronis
e. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan adanya obstruksi
7. Seorang laki- laki berusia 69 tahun dirawat di rumah sakit karena BPH, klien mengatakan sering
BAK, abdomen tegang, urin terus menetes setelah berkemih, Keadaan umum: lemah, Tekanan
darah: 110/80 mmHg, S: 36,5°C, Nadi: 80 kali permenit, pernafasan: 24 kali permenit. Apakah
masalah keperawatan utama yang muncul pada klien?
a. Nyeri akut
b. Disfungsi seksual
c. Gangguan eliminasi BAK
d. Perubahan nutrisi
e. Resiko tinggi infeksi
8. Seorang perempuan usia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah, nyeri saat buang air kecil dan tidak lancar, merasa tidak puas setelah BAK. Saat
menanyakan tentang penyakitnya ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, skala nyeri 6, hasil
pemeriksaan USG abdomen ada gambaran batu di daerah vesika urinaria. Apakah masalah
keperawatan pada kasus diatas ?
a. Nyeri akut
b. Ansietas
c. Retensi Urine
d. Resiko Infeksi
e. Inkontinensia Urine

9. Seorang laki-laki berusia 69 tahun dirawat di ruang bedah dengan susah buang air kecil, nyeri
daerah perut bawah, susah tidur, hasil pemeriksaan fisik ditemukan distensi daerah supra pubik,
keadaan umum lemah, TD 110/80 mmHg, RR 24 x/i, Nadi 80 x/i, Temp 36,5 ºC. Apakah masalah
keperawatan pada kasus diatas ?
a. Nyeri
b. Resiko infeksi
c. Ansietas
d. Gangguan pola tidur
e. Retensi urine
10. Klien yang mengalami pembedahan jantung 24 jam sebelumnya mengalami luaran urine terukur
20 mL/jam. Selama 2jam klien mendapatkan dosis tunggal 500 mL cairan intravena. Luaran urine
terukur selama 1 jam terakhir 25 mL. Hasil pemeriksaan lab harian menunjukkan kadar urea
nitrogen dalam darah (BUN) 45 mL/dL dan kadar serum kreatinin 2,2 mg/dL. Berdasarkan
temuan-termuan resiko manakah yang perlu diwaspadai oleh perawat ?
a. Hipovolemia
b. Gagal Ginjal Akut
c. Glomerulus Nefritis
d. Infeksi saluran kemih
e. Hiperkalsemia

11. Seorang klien masuk IGD dengan keluhan nyeri bagian bawah dan hematuria, klien tidak
mengalami demam. Kondisi riwayat manakah yang perlu dikaji oleh perawat?
a. Pielonefritis
b. Glomerulonefritis
c. Trauma abdomen atau kandung kemih
d. Riwayat kanker renal pada keluarga klien
e. Uretritis
12. Tn. A didiagnosa uretritis oleh dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan pus dalam
urinenya. Kelainan ini disebut dengan...
a. Hematuria
b. Pyuria
c. Proteinuria
d. Hesitancy
e. Oliguria
13. Data awal pemeriksaan fisik untuk mengetahui dengan mudah pasien menderita BPH adalah
dengan...
a. Peningkatan urinasi
b. Bercampurnya urine dengan darah
c. Ketidakpuasan sesaat setelah berkemih
d. Penurunan pancaran aliran saat berkemih
e. Tidak mampu mengontrol keinginan berkemih

14. Perhitungan GFR merupakan salah satu pemeriksaan yang cukup efektif dalam menentukan status
fungsi ginjal seseorang berdasarkan nilai dari...
a. Hemoglobin
b. Laju endap darah
c. Serum kreatinin
d. Natrium bikarbonat
e. Asam urat
15. Hasil pemeriksaan laboratoriumTn.B menunjukkan kreatinin 1,4. Maka diketahui bahwa Tn.B
mengalami....
a. Gagal ginjal
b. Syndroma nefrotik
c. Urolithiasis
d. Uretritis
e. ISK
16. Pemeriksaan ginjal umumnya dilakukan pada daerah costovertebral. Hal yang perlu diperhatikan
adalah kecuali...
a. Kesimetrisan
b. Tampak ada masa
c. Pulsasi di abdomen
d. Adanya nyeri ketok ginjal
e. Pembesaran ginjal
17. Pemeriksaan fisik pasien dengan masalah ginjal dengan auskultasi menggunakan stetoskop kita
dapat mendengar bunyi...
a. Desiran bising ginjal
b. Desiran aorta dan arteri renalis
c. Desiran bising usus
d. Desiran vena hepatika
e. Desiran aorta dan vena renalis
18. Berbeda dengan ginjal, ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar, harus digunakan
diagnostik lain seperti berikut, kecuali...
a. BNO
b. IVP
c. USG
d. CT Renal
e. Urinalisis
19. Perawat W melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. C. Pasien didiagnosa mengidap gagal ginjal
akut stadium III. Tn. C juga rutin melakukan hemodialisa 2x seminggu. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan pasien mengalami oliguria. Besaran output keluaran urine pada pasien oliguria
adalah...
a. 100-400cc/hari
b. >400 cc/hari
c. >500 cc/hari
d. >600cc/hari
e. <600 cc/hari
20. Perawat S melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. A. Pasien sudah lama mempunyai permasalahan
pada sistem perkemihan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan pasien mengalami nyeri saat
berkemih. Kelainan tersebut disebut juga...
a. Dysuria
b. Poliuria
c. Hesitancy
d. Dribbling
e. Urgency
21. Perawat R melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. B. Pasien merupakan lansia yang memiliki
riwayat permasalahan pada perkemihan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan utamanya adalah
kesulitan dalam mengawali atau mengakhiri BAK. Dari hasil anamnesa tersebut pasien
kemungkinan mengalami...
a. Inkontinensia
b. Retensi urine
c. Hesitancy
d. Dribbling
e. Urgency
22. Perawat R melakukan pemeriksaan fisik ulang pada Tn. B. Selain memiliki keluhan kesulitan
dalam mengawali atau mengakhiri BAK, keluhan lainnya adalah ketika BAK ada rasa tidak puas,
dan pancaran air kemih menetes. Dari hasil anamnesa tersebut pasien kemungkinan mengalami...
a. Inkontinensia
b. Retensi urine
c. Hesitancy
d. Dribbling
e. Urgency

Tn. H dirawat di ruang medikal di RSSA. Pasien menderita gagal ginjal akut, dan dirawat sejak
seminggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini pasien
diberikan terapi furosemid IV dosis 500 mg/hari.

23. Terapi furosemid dapat digolongkan dalam kategori...


a. Obat diuretik
b. Obat loop diuretik
c. Inhibitor karbonik anhidrase
d. Tiazid
e. Obat osmotik
24. Indikasi klinis penggunaan furosemid adalah...
a. Pasien dengan odema pada ekstremitas
b. Pasien dengan hipotensi
c. Pasien obesitas
d. Pasien yang melakukan hemodialisa
e. Pasien dengan odem serebri
25. Efek samping dari penggunaan furosemid adalah...
a. Gangguan penglihatan
b. Gangguan asam basa
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
d. Gangguan pola tidur
e. Gangguan syaraf
PEMERIKSAAN FISIK PADA SYSTEM PERKEMIHAN

A. PEMERIKSAAN PADA GINJAL

Ginjal terletak dalam rueng retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen secara
anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi ginjal
kanan normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri, karena ginjal kanan terletak lebih
bawah dari pada ginjal kiri, hal ini karena ginja kanan terdesak oleh hepar.
TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
1. Pasien tidur terlentang pemeriksaan di
sebelah kanan
2. Kaji daerah abdomen pada garis mid Normal keadaan abdomen simetris tidak
klaikula kiri dan kanan atau daerah tampak masa dan tidak ada pulsasi
costovetebral angle (CVA) atau lower
edge of rib cage
3. Perhatikan simetris atau tidak tampak Bila tampak masa dan pulsasi
ada masa dan pulsasi kemungkinan ada polikistik,hidroneprosis
ataupun nefroma

Auskultasi
1.Dengan menggunakan stetoskop kita
dapat mendengar apakah ada bunyi
desiran pada aorta dan arteri renalis
2.Gunakan sisi bel stetoskop, pemeriksan
mendengarkan bunyi desiran di daerah Normal tidak terdengar bunyi naskuler
epigastrik di area ini kita bisa aorta maupaun arteri renalis bila ada bunyi
mendengarkan bunyi aorta. desiran kemungkinan, adanya RAS (
3. Dengar pula pada daerah kuadran kiri renalis arteri senisis) nephrosclerotik
dan kanan atas karena pada area ini
terdapat arteri renalis kiri dan kanan
Perkusi
1.Pasien dalam posisi terlungkup atau Bila tedengar bunyi desiran .jangan
posisi duduk perkusi dilakukan dari arah melakukan palpasi cidera pada suatu
belakang karena posisi ginjal berada aneurisma dibawah kulit dapat terjadi
sebagai akibatnya
didaerah belakang. Letakan tangan kiri
diatas CVA dan lakukan perkusi diatas
tangan kiri dengan menggunakan
kepalan tangan untuk mengevaluasi
nyeri tekan ginjal Normal tidak menghasilakn nyeri tekan
Palapsi bila ada nyeri tekan diduga ada inflamasi
1.Ginjal setinggi dibawah diaphragm akut
sehingga tersembunyi dibawah lekung
iga
2. Untuk ginjal kiri dilakukan pemeriksa
berada pada sisi kanan pasien posisi
terlentang. Pemeriksa meletakan tangan
kiri di bawah pinggang di dVA kiri,
tangan kanan berada dibawah iga kiri
pada garis mid di bawah klavikula
3. Nitruksikan pasien menarik nafas dalam
dan mengeluaarkaan dengan lengkap
4. Pada saat pasien menarik napas, angkat
bagian CVA kiri dengan ta, gan kiri dan
tangan kanan melakukan palpasi kanan
dalam
5. Bila ginjal teraba rasakan kontur
(bentuk), ukuran dan adanya nyeri tekan
6. Untuk gijal kanan tempatkan tangan kiri
dibaawah pinggang di daerah
CVA kanan, tangan kanan berada
dilenggkungan iga kanan
7. Lakukan maneuver yang sama seperti
Pada keadadn normal ginjal tidak teraba,
pada palapasi ginjal kiri
apabila ginjal teraba dan mendasar dengan
kenyal, kemungkinan adanya polikistik
maupaun hidroneposis

Bila dilakukan penekanan pasien


mengeluh sakit, hal ini tanda kemungkinan
adanya perandangan
B. PEMERIKSAAN URETER
Ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar, harus digunakan diagnostik lain seperti
BNO,IVP, USG, CT Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien dapat dijadikan petunjuk
adannya masalah pada ureternya, seperti pasien mengeluh sakit di daerah abdomen yang
menjalar kebawah, hal ini yang disebut dengan kolik dan biasanya behubungan dengan
adanya distensi ureter dan spasme ureter dan adanya obsrtuksi karena batu

C. PEMERIKSAAN KANDUNGAN KEMIH

TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
1. Perhatikan bagian abdomen bagian Normalnya kandungan kemih terletak
bawah, kandungan kemih adalah organ dibwah simpisis pubis. tetapi setelah
berongga yang mampuh memebesar membesar organ ini dapat dilihat distensi
untuk mengumpulkan dan mengeluarkan pada area supra pubis
urin yang dibuat ginjal
2. Didaerah supra pubis apakah adanya
distensi
Perkusi
1. Pasien dalam posisi terlentang, perkusi
dilakukan mengetukan pada daerah Bila kandungan kemih penuh maka akan
kandung kemih daerah supra pubis terdengar bunyi dullness/redup
Palapasi
1. Lakukan palpasi kandungan kemih pada
daerah supra pubis
Pada kondisi normal urin dapat
dikeluarkan secara lengkap dan
kandungan kemih tidak teraba. Bila ada
obstruksi dibawah ada produksi urin
normal maka urin tidak dapat dikeluarkan
pada kandung kemih sehingga akan
terkumpul pada kandung kemih. Hal ini
mengakibatkan distensi kandungan kemih
yang bisa dipalapasi didaerah supra pubis

D. PEMERIKSAAN URETHRA DAN MEATUS URETHRA


Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksan penunjang sperti BNO,
CYSTOCOPY, yang bisa di identifikasi adalah urin yang keluar

a. Karakteristik urin
1. jumlah perhari
oliguri : 100-400cc/hari
anuri : urin output sampai 100cc/hari
total anuri : urin output 0cc/hari
polyuria : urin output lebih dari 1500cc/hari
2. dysuria sakit pada saat mengeluarkan urin
3. warna (merah,kuning)
4. baunya
5. pola buang air kecil yang mengalami perubahan
6. kemampuan mengontrol buang aur kecil
Urgency : tiba-tiba sangat mendesak ingin bak
Hesistensy : kesulitan pada saat memulai dan mengakiri bak
Dribling : urin keluar secara menetes
Incontinensia urin : urin keluar dengan sendirinya tidak bias dikontrol
Retensi urin
7. Nocturia bak pada malam hari

E. PEMERIKSAAN MEATUS URETHA


Peralatan yang digunakan ; sarung tangan
Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Untuk warna apakah ada
kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan yang keluar.
F. PEMERIKSAAN PROSTAT MELALUI ANUS
Pemeriksaan prostat untuk mengidentifikasi pembesaran kelenjar prostat bagi pasien laki-laki
yang mempunyai keluhan yang mengarah pada hypertrhepy prostat. Prostat merupakan
kelenjar yang berkapsul yang beratnya kira-kira 20 gram yang melingkari

urethra pria dibawah leher kandung kemih akibat pembesaran kelenjar prostat. Berdampak
penyumbatan partial atau sepenuhnya pada saluran kemih bagian bawah.

Peralatan yang digunakan:


Selimut
Sarung tangan steril
Pelumas

TEHNIK TEMUAN
1. Bantu pasien mengatur posisi dorsal
rekumben atur paha berotasi keluar,
lutut fleksi dan tutuplah bagian tubuh
yang tidak diperiksa
2. Nampakan bagian pantat dan anjurkan
pasien untuk memusatka perhatian
3. Kenakan sarung tangan dan beri
pelumas pada jari telunjuk kemudian
perlahan-lahan masukan jari telunjuk ke
dalam anus dan rectum
4. Lakukan palapsi pada dinding anterior
untuk mengetahui kelenjar prostat
Normal kelenjar prostat dapat teraba
dengan diameter 4cm dan tidak nyeri
tekan

Anda mungkin juga menyukai