Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL

A. Judul Artikel
Efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu terhadap
penurunan rasa haus pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di rsud
tugurejo semarang.
B. Kata Kunci
Penyakit ginjal kronis, rasa haus, mengunyah permen karet rendah gula dan
mengulum es batu.
C. Penulis
Noorman Wahyu Arfany, Yunie Armiyati, Muslim Argo Bayu Kusuma
D. Telaah Step I (Fokus Penelitian Jelas)
1. Problems (Masalah dikemukakan dengan jelas disertai fakta)
Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu
proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
menyebabkan uremia (Smeltzer, Bare & Hinkle, 2008, hlm.1449). Angka kejadian
penyakit ginjal kronik ini meningkat setiap tahunnya. Angka kejadian penyakit ginjal
kronik tahun 2010, pasien dengan penyakit ginjal kronik di seluruh dunia yang menjalani
penggantian ginjal atau hemodialisis berjumlah sekitar dua juta orang. Insiden PGK di
Indonesia diperkirakan berkisar 100 – 150 per 1 juta penduduk dan prevalensinya
mencapai 200 – 250 per juta penduduk (Firmansyah, 2010, ¶ 2). Data dari RSUD
Tugurejo Semarang didapatkan bahwa jumlah kunjungan pasien yang menjalani
hemodialisis selama tahun 2013 berjumlah 6567 pasien, sedangkan rata-rata jumlah
pasien setiap bulan pada tahun 2013 berjumlah 68 pasien (Rekam Medik RSUD Tugurejo
Semarang, 2014).
2. Intervension (Intervensi apa yang digunakan dalam penelitian)
Intervensi dalam penelitian ini yaitu Two group pra-post test design dimana
Kelompok subjek pertama yang diobservasi adalah yang diberikan intervensi mengunyah
permen karet rendah gula dan kelompok subjek yang kedua adalah yang diberikan
intervensi mengulum es batu.
3. Comparison Intervension (Apakah terdapat Intervensi Pembanding dalam Penelitian)
Penelitian ini menggunakan Intervensi Pembanding yaitu kelompok subyek
pertama di bandingkan dengan kelompok subyek ke dua.
4. Outcome (Apa Hasil dari Penelitian)
Untuk kelompok subyek pertama (kelompok mengunyah permen karet), hasil
penelitian menunjukkan bahwa rerata tingkat rasa haus pada kelompok mengunyah
permen karet rendah gula sebelum intervensi adalah 5,08 (haus sedang), sedangkan
setelah diberikan intervensi rata-rata tingkat rasa haus turun menjadi 4,08 (haus sedang),
sehingga terjadi penurunan tingkat rasa haus sebesar 20%. Berdasarkan hasil uji
Wilcoxson didapatkan p value 0,006 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
yang signifikan tingkat rasa haus sebelum dan setelah diberikan intervensi mengunyah
permen karet rendah gula pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD Tugurejo Semarang.
Untuk kelompok subyek ke dua (Kelompok mengulum es batu), hasil penelitian
menunjukkan bahwa rerata tingkat rasa haus pada kelompok mengulum es batu sebelum
intervensi adalah 5,00 (haus sedang), sedangkan setelah diberikan intervensi rerata
tingkat rasa haus turun menjadi 2,83 (haus ringan), sehingga terjadi penurunan tingkat
rasa haus sebesar 56%. Berdasarkan hasil uji Wilcoxson didapatkan p value 0,002
(<0,05) artinya ada perbedaan yang signifikan tingkat rasa haus sebelum dan setelah
diberikan intervensi mengulum es batu pada pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis di RSUD Tugurejo Semarang. Setelah diberikan intervensi
mengulum es batu selama lima menit, responden mengatakan rasa dingin didalam mulut
dan air es yang mencair menyebabkan perasaan haus yang dirasakan terasa berkurang.
Uji Mann Whitney menunjukkan bahwa nilai mean rank pada kelompok
mengunyah permen karet rendah gula sebesar 8,62, dan pada kelompok mengulum es
batu sebesar 16,38. Ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata penurunan
intensitas haus pada kelompok mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es
batu, dimana selisih rata-rata penurunan rasa haus pada kelompok mengulum es batu
lebih besar dibandingkan dengan kelompok mengunyah permen karet rendah gula. Hasil
uji Mann Whitney juga menunjukkan p value 0,006 (p < 0,05), dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan efektifitas mengunyah permen karet rendah gula dan mengulum es batu
terhadap penurunan rasa haus pada pasien Penyakit Ginjal Kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD Tugurejo Semarang.
E. Telaah Step II (Validitas)
1. Recruitment : (Bagaimana Teknik Sampling, Besar Sampling, Kriteria Inklusi dan
Eksklusi).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan non
probability sampling, dengan jumlah sampling 34 orang yaitu 17 responden kelompok
mengunyah permen karet rendah gula dan 17 responden pada kelompok mengulum es
batu. Untuk criteria inklusi pada penelitain ini dicantumkan oleh peneliti.
2. Maintenance (bagaimana intervensi dilaksanakan)
Intervensi di mulai dengan membagi responden menjadi 2 kelompok setelah
sebelumnya diteliti berdasarkan karateristik jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan
dan di wawancara tentang penyebab pasien mengalami gagal ginjal dan harus menjalani
terapi hemodialisis.
2 kelompok responden yang di teliti yaitu kelompok subyek pertama di berikan intervensi
berupa mengunyah permen karet rendah gula dan kelompok subyek kedua diberikan
intervensi berupamengulum es batu.
3. Measurement (bagaimana cara pengukuran variable penelitian ? instrument apa yang
digunakan dalam mengukur dan bagaimana validitas dan reliablitas instrument yang
digunakan)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
eksperiment dengan rancangan penelitian Two group pra-post test design dimana
Kelompok subjek pertama yang diobservasi adalah yang diberikan intervensi mengunyah
permen karet rendah gula dan kelompok subjek yang kedua adalah yang diberikan
intervensi mengulum es batu.
Data yang sudah dianalisa diuji dengan menggunakan data Uji-t, dua sampel
berpasangan uji ini memiliki fungsi untuk mengetahui perbedaan sebelum & sesudah
dilakukan perlakuan sampel/kelompok perlakuan. Hasilnya uji-t sampel berpasang adalah
ρ= 0,05 maka ada perbedaan dalam penurunan rasa haus sebelum dan sesudah
dilaksananakan intervensi. Uji Mann Whitney digunakan untuk mengetahui mana yang
lebih efektif antara intervensi pertama mengunyah permen karet rendah gula dengan yang
kedua mengulum es batu.
F. Telaah Step III (Aplikalibitas)
Dapat diterapkan karena sesuia dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi
mengulum es batu lebih efektif untuk menurunkan rasa haus pada pasien yang menjalani
terapi hemodialisis dibandingkan dengan mengunyah permen karet rendah gula.

Kelebihan dan kekurangan jurnal :


1. Kelebihan Jurnal
Abstrak jelas, sehimgga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil
dari penelitian tersebut kesimpulan yang dibuat.sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas
tahapan hasilpenelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami isi dari
jurnal singkat, padat dan jelas.
2. Kekurangan Jurnal
Peneliti tidak menjelaskan tentang karakteristik inklusi dan eksklusi dari populasi yang
dijadikan sampel. Selain itu peneliti jiga tidak mencatumkan tanggal penelitian dan berapa
lama penelitian dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai