Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Manajemen Fasilitas
Disusun Oleh:
November 2017
Pembimbing Lapangan
Dr. Susanto, MS
BAB I
Tinjauan Pustaka
A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam
jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi
sebagai pusat rujukan. Rumah sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat
modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk, 2000). Menurut
WHO rumah sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi
kesehatan dan organisasi sosial berfungsi mengadakan pelayanan kesehatan yang
lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
kegiatan pelayanan medis serta perawatan.
Menurut Depkes RI (1998), pengertian rumah sakit adalah sebagai berikut:
a. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan
serta penelitian kedokteran diselenggarakan.
b. Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis
professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
c. Rumah sakit adalah dimana tempat orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa
kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan
d. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian.
a. Sejarah
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah
didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua Persyarikatan Muhammadiyah
atas inisiatif muridnya, K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan
poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung
Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong
Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi
kaum dhuafa’. Pendirian pertama atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung
sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah
menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).
Bersamaan dengan berkembangnya berbagai amal usaha di bidang
kesehatan, termasuk di dalamnya adalah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
maka Pimpinan Pusat perlu mengatur gerak kerja dari amal usaha Muhammadiyah
bidang kesehatan melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No
86/SK-PP/IV-B/1.c/1998 tentang Qaidah Amal Usaha Muhammadiyah Bidang
Kesehatan. Dalam Surat Keputusan tersebut diatur tentang misi utamanya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakatagar dapat mencapai derajat kesehatan
yang lebih baik, sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan yang
sejahtera dan sakinah sebagaimana dicita-citakan Muhammadiyah. Qaidah inilah
yang menjadi dasar utama dalam menjalankan organisasi RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Berbagai perubahanyang berkembang di luar lingkungan maupun yang
terjadi secara internal di dalam organisasi RS PKU Muhammadiyah. tentang
keselamatan pasien, keterbatasan akses pelayanan kesehatan pada sebagian
masyarakat tertentu, perkembangan ilmu dan teknologi, huge burden disease,
hingga semakin terbukanya batas-batas informasi yang berimbas terhadap makin
kritisnya pelanggan terhadap pelayanan kesehatan serta perubahan regulasi
pemerintah, diantisipasi dengan berbagai langkah dari perbaikan saran prasarana
dan Sumber Daya Insani, sehingga menjadikan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta selain mampu bersaing dengan sarana pelayanan kesehatan yang lain
juga patuh terhadap regulasi pemerintah.
RS PKU Muhammadiyah Gamping Memiliki Semboyan dalam pelayanan
yaitu “AMANAH” yang merupakan kependekan dari : Antusias, Mutu, Aman,
Nyaman, Akurat dan Handal
Jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah Gamping
terdiri dari :
Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah suatu unit
fungsional untuk melaksanakan kegiatan teknis instalasi, pemeliharaan dan perbaikan,
agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana,
prasarana dan peralatan alat kesehatan RS selalu berada dalam keadaan layak pakai guna
menunjang pelayanan kesehatan yang paripurna dan prima kepada pelanggan. Semua
urusan teknis dan manajerial ada di IPSRS.
Di beberapa Rumah Sakit ada yang menyebut bagian SARPRAS (Sarana
Prasarana), Bagian Teknis, UPSRS (Unit Pemeliharaan Sarana &Prasarana Rumah
Sakit)
Pelayanan lain yaitu kegiatan pemeliharaan sarana, prasarana dan alat, yang
dilaksanakan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) yang meliputi
pemeliharaan fisik, peralatan medis, pemeliharaan peralatan nonmedis, dan lain
sebagainya. IPSRS juga melakukan pengelolaan pemakaian sumber listrik PLN dan
generator, sumber air bersih (Artesis, RO dan PDAM), Jaringan Telepon, dll.
Layanan rumah sakit yang baik tentunya ditunjang dengan keberadaan peralatan
dan perlengkapan pendukung yang prima pula. Jangan sampai ketika pasien
membutuhkan, peralatan tersebut tidak tersedia sehingga akan menghambat proses
layanan kepada pasien. Sehingga pasien dapat segera terlayani dan meminimalisasi
risiko bagi pasien. Apalagi saat ini sedang hangat – hangatnya tentang akreditasi standar
rumah sakit. Berdasar pada Undang – Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pasal 40 dijelaskan bawa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga (3) tahun sekali. Akreditasi rumah sakit
dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam ataupun luar negeri berdasar
standar akreditasi yang berlaku. Untuk memenuhi standar tersebut rumah sakit dituntut
untuk menyediakan layanan dan fasilitas sesuai standar yang telah ditetapkan.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan
melaporkannya kepada pimpinan direktur rumah sakit
Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait Operator Utility,
IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air
bersih, sumber listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) Genset, dan
Lift Elevator
Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
Pengukuran dan kalibrasi.
Manajemen informasi dan pemeliharaan.
Rujukan perbaikan
Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja
Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi IPSRS wajib menerapkan
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan intern instalasi, maupun
dengan instalasi-instalasi terkait, sesuai dengan tugasnya masing-masing.
FUNGSI:
1. Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit
2. Mengadakan program pemeliharaan/perbaikan secara rutin, baik preventif
maupun break down maintenance.
3. Secara berkala mengadakan kalibrasi dan uji performa alat-alat agar berfungsi
sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Merancang rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan
dalam program pelayanan kesehatan, serta kebutuhan suku cadang yang
diperlukan.
5. Melaksanakan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit.
Karena pelayanan IPSRS 24 jam/ sehari tanpa putus termasuk hari libur minggu dan
hari besar nasional, maka perlu diatur komposisi teknisi yang masuk pada shift pagi,
siang dan malam. Sangat dipertanyakan bila ada kekosongan jadwal jaga karena hari
libur nasional dan absen ijin teknisi karena jumlah ketenagaan yang terbatas. Intinya
tidak boleh ada kekosongan jadwal jaga.
Uraian Tugas Sub Bagian IPSRS secara singkat
a. Administrasi dan Logistik
Mencatat dan menyampaikan permintaan perbaikan dari ruangan
Korespondensi surat masuk dan surat keluar
Pengolahan data dan statistik, inventarisasi alat-alat/ aset rumah sakit
Mengidentifikasi kebutuhan pendukung
Mengurus pembelian peralatan dan sparepart
Mengurus inventaris barang yang keluar dan masuk
b. Teknisi Elektromedis
Pemeliharaan alat-alat kesehatan
Uji fungsi dan uji performa alat-alat kesehatan
Perbaikan & kalibrasi alat-alat kesehatan
Dan tugas yang diberikan atasan/pimpinan langsung
c. AC & Refrigerator Pendingin
Pengecekan & Pemeliharaan AC Split
Pengecekan & Pemeliharaan AC Central dan Chiller
Pengecekan & Pemeliharaan Refrigerator Pendingin
Perbaikan AC Split, AC Central &Refrigerator Pendingin
d. Air, Plumbing & Perpipaan
Pengecekkan dan pemeliharaan instalasi water treatment WTP dan
tangki air
Mengontrol penyediaan dan pemakaian air bersih, air dingin dan air
panas
Perbaikan instalasi air & perpipaan
Pemeliharaan dan Perbaikan Pompa Air
Dan tugas yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
e. Telekomunikasi PABX
Pemasangan dan Instalasi Jaringan Telepon & PABX
Pemasangan Pesawat Telepon
Pemasangan dan Instalasi Nurse Call
Dan tugas lain yang diberikan atasan/pimpinan langsung
f. Listrik / Elektrikal & Mekanikal
Pengecekan dan pemeliharaan Instalasi Panel Listrik &Panel
Grounding
Mengontrol penyediaan dan pemakaian listrik PLN
Mengontrol penyediaan dan pemakaian catu daya pengganti khusus
(CDPK) Genset
Pemasangan Instalasi Terminal Listrik
Memperbaiki Saklar, Panel dan Sistem Kunci Kelistrikan
Dan Tugas Lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
g. Pemeliharaan Gedung Bangunan & Pertukangan
Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan
telah digunakan
Memperbaiki bagian gedung yang rusak (Handle pintu, lemari,
plavon, dll)
Memonitoring kunci tiap ruangan Rumah Sakit
Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
h. Gas Central dan Bejana Tekan
Pengecekan dan Pemeliharaan Instalasi Gas Medis (Central Vacuum,
Central Oksigen, Central Compressed Air, Central N2O)
Pengecekan dan Pemeliharaan Boiler/ Ketel Uap
Mengontrol penyediaan dan pemakaian Gas Medis
Perbaikan dan kalibrasi outlet dan terminal Gas Medis
Dan tugas lain yang diberikan atasan/ pimpinan langsung
Sub bagian tersebut telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Sehingga, para staf dapat bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah ditentukan
sesuai job description yang telah ditetapkan. Untuk struktur organisasi, IPSRS berdiri di
bawah bagian penunjang medis. Dan tentunya teknisi-teknisi yang bertugas di IPSRS
mempunyai uraian tugas/ tupoksi yang berbeda dari SKPD yang lain di daerahnya,
beda dengan puskesmas, Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan, PD Pasar, dll. Semua
teknisi IPSRS mempunyai tanggung jawab tugas yang berat dengan resiko kemungkinan
penularan penyakit di dalam lingkup ruang pelayanan maupun di lingkungan rumah
sakit.
Sistem Telekomunikasi
Persyaratan komunikasi dalam rumah sakit dimaksudkan sebagai penyediaan
sistem komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan maupun untuk hubungan
ke luar, pada saat terjadi kebakaran dan/ atau kondisi darurat lainnya. Termasuk
antara lain: sistem telepon, sistem tata suara, sistem voice evacuation, dan sistem
panggil perawat. Penggunaan instalasi tata suara pada waktu keadaan darurat
dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1. Sistem Telepon dan Tata Suara
a. Umum
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum mempunyai SNI,
dapat digunakan standar baku dan pedoman teknis yang diberlakukan
oleh instansi yang berwenang.
Sistem Gas Medik
Persyaratan ini berlaku wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit,
rumah perawatan, fasilitas hiperbarik, klinik bersalin. dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Potensi bahaya kebakaran dan ledakan yang berkaitan dengan
sistem perpipaan sentral gas medik dan sistem vakum medik harus dipertimbangkan
dalam perancangan, pemasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan sistem
ini.
3. Instalasi Sanitasi
Bidang ini memiliki tanggung jawab untuk menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan khususnya kelayakan
i. Visi dari bidang sanitasi RS PKU:
Menjadikan sarana dan lingkungan rumah sakit PKU yang sehat,
memenuhi syarat sesuai peraturan, efisien, ramah lingkungan, aman dan
nyaman bagi semua umat baik pasien, pengunjung, karyawan, dokter,
masyarakat sekitar, dan lingkungan secara luas.
ii. Misi dari bidang sanitasi RS PKU:
Mewujudkan sarana dan lingkungan yang sehat dan terkendali baik
secara fisik kimia maupun mikrobiologis yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku sehingga aman bagi semua.
Mewujudkan rumah sakit yang efisien dalam pengelolaan lingkungan
dan ramah bagi lingkungan
Mewujudkan lingkungan yang nyaman.
Tugas dari bidang ini meliputi:
i. Penyediaan air bersih
ii. Pengelolaan limbah cair
iii. Pengelolaan limbah padat
iv. Post control
v. Desinfeksi ruangan
vi. Monitoring lingkungan fisik kimia biologi dan hygine sanitasi makanan
Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang
ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
Hal yang perlu diperhatikan, yakni Pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit
adalah intensitas penyinaran pada suatu bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan
rumah sakit yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Pengawasan ruang bangunan adalah aliran udara di dalam ruang bangunan yang
memadai untuk menjamin kesehatan penghuni ruangan. Kebisingan adalah terjadinya
bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan/atau membahayakan kesehatan.
Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan atau kondisi ruang
bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi
silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Terdiri dari :
a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
b. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit
Lantai
Dinding
Ventilasi
Atap
Langit-langit
Kontruksi
Pintu
Jaringan instalasi
Lalu lintas antar ruangan
Fasilitas pemadam kebakaran
c. Ruang bangunan
Zona dengan resiko rendah
Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang
pendidikan/pelatihan.
Zona dengan resiko sedang
Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular,
rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien.
Zona dengan resiko tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif,
laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah
mayat (autopsy), dan ruang jenazah.
Zona dengan resiko sangat tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang
perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi
d. Kualitas udara ruang
Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak
Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan
rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan
tidak mengandung debu asbes.
Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit seperti tabel berikut
Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit
Konsentrasi Maximum
No. Ruang/ Unit Mikroorganisme per udara
(CFU/ )
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/autopsy 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi, pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200
e. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus
sesuai dengan peruntukkannya
f. Penghawaasan
Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut :
Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium,
perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi
di ruang-ruang tersebut.
Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit
(minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.
Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa
sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban
g. Kebisingan
h. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
Tersedia penampungan air (reservoir) bawah atau atas.
Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan/ kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
Penyediaan Fasilitas air panas dan uap terdiri atas Unit Boiler, sistem
perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke daerah pelayanan.
Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua)
kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan), titik
sampel yaitu pada penampungan air (reservoir) dan keran terjauh dari
reservoir.
Kualitas air yang digunakan di ruang khusus, seperti ruang operasi.
Ruang Farmasi dan Hemodialisis : yaitu terdiri dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis.
Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ ditutup dengan gril.
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tentang Rumah Sakit.
Frelita, G., Situmorang, T.J., & Silitonga, D.S. 2011. Joint Commission International Accreditation
Standards for Hospitals, 4 th ed. Oakbrook Terrace, Illinois 60181 U.S.A.
JCI., 2011, Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals, 4th Edition. Oakbrook
Terrace, Illinois USA
Kemenkes RI., 2011, Standar Akreditas Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS), Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit,
Jakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Biro Hukum Departemen Kesehatan RI,
Jakarta