Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

OSTEOCHONDROMA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Kepaniteraan Klinik
Bagian Radiologi
RSUD Kota Yogyakarta

Diajukan kepada:
dr. Maria Assumpta Budi Prawati, Sp.Rad

Disusun oleh:
Nurlita Hadiani
20164011113

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BAGIAN RADIOLOGI RSUD KOTA YOGYAKARTA
2017
A. SUBJEKTIF
1. Identitas pasien
Nama pasien : Ny. S
Alamat : Yogyakarta
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : Pensiunan
Pelayanan : Rawat jalan
Tanggal Pemeriksaan : 20 Oktober 2017

2. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri lutut
Keluhan Tambahan : Bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan usia 56 tahun mengeluhkan nyeri lutut kiri dan mulai
membengkak sejak 2 hari yang lalu, sebelumnya nyeri lutut kiri kadang sudah mulai
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu ketika melakukan perubahan posisi dari posisi selonjor
ke posisi melipat lutut. Saat ini pasien merasa sulit untuk berjalan dan menggunakan
kursi roda. Keluhan lain seperti demam (-), mual (-), muntah (-).

Anamnesis Sistem
Sistem SSP : demam (-), nyeri kepala (-), kelemahan anggota gerak (-)
Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-).
Sistem respirasi : batuk (+), dahak (+) , pilek (-).
Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut(-), diare (-), konstipasi (-).
Sistem urogenital : nyeri pada kelamin (-) anyang-anyangan (-), nyeri saat berkemih
(-), sulit berkemih (-)
Sistem muskuloskletal : ROM tungkai kiri terbatas.

Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : + sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat alergi : disangkal
Gangren pedis dextra dan amputasi tahun 2002
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat tumor : disangkal

B. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS:

Genu
Kanan Kiri
Tidak tampak luka Tidak tampak luka
Tidak tampak hematom Tidak tampak hematom
Look
Tidak bengkak Tampak benjolan
Bengkak (+)
Sensibilitas baik Nyeri tekan setempat (+)
Feel
sensibilitas (+)
Move- Tidak ada kelainan ROM aktif dan pasif terbatas
ment

C. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Rontgent Genu Sinistra AP, lateral
Interpretasi:
Osteofit (+) di condyles lateralis femur sinistra dan tibia sinistra
Penyempitan joint space (+) sesuai OA
Tampak lesi di metafise femur sinistra distal dan tibia sinistra proximal, menonjol dengan
arah menjauhi sendi
Kesan : suspek osteochondroma
DD : chondrosarkoma, osteosarcoma

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan

Tumor merupakan massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak
ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap tumbuh dengan cara yang
berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut berhenti.
Ada beberapa tipe neoplasma yang dapat timbul pada jaringan tulang
. Insiden neoplasma tulang lebih jarang bila dibandingkan dengan neoplasma jaringan lunak.
Neoplasma dapat dikatakan ganas apabila memiliko kemampuan untuk mengadakan sebaran ke
tempat atau organ lain. Neoplasma tulang primer merupakan neoplasma yang berasal dari sel
yang membentuk jatingan tulang sendiri, dikatakan sekunder apabila merupakan anak sebar dari
organ lain
Klasifikasi tulang menurut who tahun 2000
JARINGAN ASAL JINAK GANAS
Kartilago Osteokondroma Kondrosarkoma
Kondroma Sentral, primer dan
Enkondroma sekunder
Kondroma periosteal Perifer
Kondromatosis Dediferensiasi
multipel (anaplasia)
Kondroblastoma Mesenkimal

Fibroma kondromiksoma Clear cell


Osteosit Osteoma osteoid osteosarkoma
osteoblastoma
Fibroma Fibroma desmoplastik Fibrosarkoma
Histiosit Histiositoma fibrous benigna Fibrohistiosistoma maligna
Ectoderm Ewing/ primitive
neuroectodermal tumour
(PNET)
Hematopoietic Myeloma sel plasma
Sel raksasa Tumor sel raksasa (GCT) Myeloma maligna
Notokord GCT yang menjadi ganas
Vascular Hemangioma Kordoma
Otot polos Leiomioma Angiosarkoma
Lemak Lipoma Leiomiosarkoma
Saraf Neurilemoma (schwannoma) Liposarkoma
Campuran
Lesi sendi Kondromatosis synovial Adamantinoma
Lesi campuran Kista tulang aneurisma

Kista sederhana

Dysplasia fibrosa

Dysplasia osteofibrosa

Histioositosis sel langerhans

Penyakit Erdheim Chester

Hemartoma dinding toraks

Definisi
Osteokondroma berasal dari kata osteon yang berarti tulang dan chondroma yang berarti
tumor jinak atau pertumbuhan menyerupai tumor yang terdiri dari tulang rawan hialin matur,
sehingga osteokondroma dapat didefinisikan sebagai tumor jinak pada tulang yang terdiri dari
penonjolan tulang dewasa yang dilapisi tulang rawan yang menonjol dari kontur lateral tulang
endokondral. Osteokondroma dapat disebut juga sebagai kondrosteoma atau osteokartilagenous
eksotosis. Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor
jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa
muda. Sebagian besar dari penderita tumor ini biasanya tanpa gejala (asimptomatik) , gangguan
yang sering muncul biasanya menyebabkan gejala mekanik tergantung lokasi dan ukuran dari
tumor tersebut.

Gambar 1. Perkembangan dari osteokondroma, dimulai dari kartilago epifisial


Sebagai lesi jinak, osteochondromas tidak memiliki kecenderungan untuk metastasis.
Dalam kurang dari 1% dari osteochondromas soliter, degenerasi ganas dari tutup tulang rawan ke
chondrosarcoma sekunder telah dijelaskan dan biasanya digembar-gemborkan oleh onset baru
pertumbuhan awal, lesi baru rasa sakit, atau pertumbuhan yang cepat dari lesi.

Etiologi
Osteochondromas tulang kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu cacat bawaan
atau trauma perichondrium yang yang menghasilkan herniasi dari fragmen lempeng epifisis
pertumbuhan melalui manset tulang periosteal. Meskipun etiologi pasti dari pertumbuhan ini
tidak diketahui, sebagian perifer fisis diduga mengalami herniasi dari lempeng pertumbuhannya.
Herniasi ini mungkin idiopatik atau mungkin hasil dari trauma atau defisiensi dari cincin
perichondrial. Apapun penyebabnya, hasilnya adalah perpanjangan yang abnormal dari tulang
rawan metaplastic yang merespon faktor-faktor yang merangsang lempeng pertumbuhan dan
dengan demikian menghasilkan pertumbuhan yang exostosis.
Pulau -pulau tulang rawan mengatur ke dalam struktur yang mirip dengan epiphysis
Karena ini metaplastic cartilage dirangsang, terjadi pembentukan tulang enchondral , dan terjadi
pengembangan tangkai tulang. Histologi tulang rawan mencerminkan, zona klasik didefinisikan
diamati dalam pertumbuhan dari lempeng yaitu yaitu, zona proliferasi, columniation, hipertrofi,
kalsifikasi, dan pengerasan. Teori ini diperkirakan untuk menjelaskan temuan klasik dari
osteochondroma terkait dengan pertumbuhan lempeng dan berkembang jauh dari fisis untuk
tetap menjaga kelangsungan meduler nya.
Karyotyping genetik telah menyarankan bahwa kelainan genetik direproduksi berhubungan
dengan pertumbuhan jinak dan bahwa mereka benar-benar dapat mewakili proses neoplastik
sejati, bukan yang reaktif. Penelitian ini masih pada tahap awal, dan membutuhkan penyelidikan
lebih lanjut.

Epidemiologi
Frekuensi
Frekuensi aktual osteochondromas tidak diketahui karena banyak yang tidak didiagnosis.
Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari 20 tahun, Rasio laki-perempuan adalah 3:1.
Osteochondromas dapat terjadi dalam setiap tulang yang mengalami pembentukan tulang
enchondral, tetapi mereka yang paling umum di sekitar lutut.
seperti pada gambar di bawah.

Gambar 2. Epidemiologi dari osteokondroma.


Lokasi
Osteokondroma biasanya mengenai pada daerah metafisis tulang panjang, dan tulang
yang sering terkena adalah ujung distal femur (30%), ujung proksimal tibia(20%), dan
humerus(2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang tangan dan kaki (10%) serta tulang
pipih seperti pelvis(5%) dan scapula(4%) walaupun jarang. Osteokondroma terdiri dari 2 tipe
yaitu tipe bertangkai (pedunculated) dan tipe tidak bertangkai(sesile). Tulang panjang yang
terkena biasanya tipe bertangkai sedangkan di pelvis adalah tipe sesile. Tumor bersifat soliter
dengan dasar lebar atau kecil seperti tankai dan bila multiple dikenal sebagai diafisial aklasia
(eksostosis herediter multiple) yang bersifat herediter dan diturunkan secara dominan gen mutan.

Patofisiologi
Ditemukan adanya tulang rawan hialin didaerah sekitar tumor dan terdapat eksostosis
yang berbentuk didalamnya. Lesi yang besar dapat berbentuk gambaran bunga kol dengan
degenerasi dan kalsifkasi ditengahnya.
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel
tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan
menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika
tumor semakin membesar makan akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol dengan
komponen osteosit sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya.
Tumor akan tumbuh dari metafisis,tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin memanjang
maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang. Pertumbuhan ini membawa ke bentuk
klasik coat hanger variasi dari osteokondroma yang mengarah menjauhi sendi terdekat.

Stadium (Staging) osteokondroma


Osteochondromas adalah lesi jinak dan dapat dikelompokkan berdasarkan staging
berdasarkan muskuloskeletal Tumor Society(MSTS) untuk lesi jinak, sebagai berikut:
Tahap I - lesi aktif atau statis
Tahap II - lesi aktif tumbuh
Tahap III - lesi aktif yang berkembang bahwa secara lokal destruktif / agresif
Rata-rata Osteochondromas berada pada stadium I atau II. Namun, deformitas sekunder
yang signifikan untuk efek massa dapat terjadi di daerah seperti sendi radioulnar sendi dan
tibiofibular. Meskipun klasifikasi ini tidak sempurna, lesi tersebut dapat dianggap lesi tahap III ,
Gambar 3 Solitary osteochondroma. Radiograf menunjukkan deformasi dari sendi tibiofibular
distal pada pasien dengan osteochondroma soliter.

Gambaran klinis
Tumor ini tidak memberikan gejala sehingga sering ditemukan secara kebetulan, namun
terabanya benjolan yang tumbuh dengan sangat lama dan membesar. Bila tumor ini menekan
jaringan saraf atau pembuluh darah akan menimbulkan rasa sakit. Dapat juga rasa sakit
ditimbulkan oleh fraktur patologis pada tangkai tumor,terutama pada bagian tangkai tipis.
Kadang bursa dapat tumbuh diatas tumor (bursa exotica) dan bila mengalami inflamasi pasien
dapat mengeluh bengkak dan sakit. Apabila timbul rasa sakit tanpa adanya fraktur,bursitis, atau
penekanan pada saraf dan tumor terus tumbuh setelah lempeng epifisis menutup maka harus
dicurigai adanya keganasan.
Osteokondroma dapat menyebabkan timbulnya pseudoaneurisma terutama pada
a.poplitea dan a.femoralis disebabkan karena fraktur pada tangkai tumor di daerah distal femur
atau proximal tibia. Osteokondroma yang besar pada kolumna vertebralis dapat menyebabkan
angulasi kyfosis dan menimbulkan gejala spondylolitesis. Pada herediter multipel exositosis
keluhan dapat berupa massa yang multipel dan tidak nyeri dekat persendian. Umumnya bilateral
dan simetris.
Gejala nyeri terjadi bila terdapat penekanan pada bursa atau jaringan lunak sekitarnya.
Nyeri biasanya disebabkan oleh efek, langsung mekanik, massa osteochondroma pada jaringan
lunak di atasnya. Hal ini dapat mengakibatkan kantung terkait atau bursitis atas exostosis
tersebut. Iritasi tendon sekitarnya, otot, atau saraf dapat mengakibatkan rasa sakit . Nyeri juga
dapat hasil dari fraktur tangkai dari osteochondroma dari trauma langsung.. Tutup tulang tangkai
mungkin infark atau mengalami nekrosis iskemik.

Gambar 4 Gambaran Klinis Osteokondroma

Gejala yang paling umum dari osteochondroma adalah benjolan tidak nyeri di dekat sendi. Lutut
dan bahu lebih sering terlibat.
Suatu osteochondroma dapat terletak di bawah tendon. Ketika itu, patah jaringan di atas tumor
dapat menyebabkan aktivitas yang berhubungan dengan nyeri.
Suatu osteochondroma dapat terletak dekat saraf atau pembuluh darah, seperti di belakang lutut.
Ketika itu, mungkin ada mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas itu. Suatu tumor yang
menekan pada pembuluh darah dapat menyebabkan perubahan periodik dalam aliran darah. Hal
ini dapat menyebabkan hilangnya pulsasi atau perubahan dalam warna ekstremitas. Perubahan
dalam aliran darah yang dihasilkan dari suatu osteochondroma jarang terjadi.
Benjolan yang keras dapat ditemukan pada daerah sekitar lesi.

Diagnosis
Pemeriksaan radiologis
Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base dan tidak
bertangkai (sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos tampak penonjolan
tulang yang menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini
berbentuk seperti bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan
komponen kondrosit sebagai bunganya. Densitas penonjolan tulang inhomogen (opaq pada
tangkai dan lusen pada bunga). Terkadang tampak adanya kalsifikasi berupa bercak opaq akibat
komponen kondral yang mengalami kalsifikasi.
Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang
muncul dari metafisis tetapi yang terlihat lebih kecil disbanding dengan yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh tulang rawan. Tumor dapat
bersifat tunggal atau multiple tergantung dari jenisnya. Untuk pemeriksaan radiologis dapat
menggunakan:
FOTO POLOS
Radiografi polos adalah pemeriksaan penunjang dalam pencitraan untuk osteochondroma.
Radiograf dengan kualitas yang baik harus diperoleh dalam 2 pesawat tegak lurus dengan ciri
lesi sepenuhnya. Fitur radiografi klasik termasuk orientasi lesi jauh dari fisis dan kontinuitas
meduler Lihat gambar di bawah.
Gambar 5. Foto AP dari osteochondroma pedunkulata femur distal.

Gambar 6. Foto Lateral dari osteochondroma pedunkulata femur distal. Orientasi yang jauh dari
lempeng pertumbuhan, dan kontinuitas meduler jelas

Gambar 7. Anteroposterior radiograf dari osteochondroma sessile humerus.


CT SCAN
Pada tulang tertentu, seperti panggul dan tulang belikat, CT scan merupakan tambahan
yang berguna untuk melokalisasi lesi. Lokalisasi CT dapat berguna ketika merencanakan reseksi.
Gambar 8. CT scan panggul menggambarkan osteochondroma soliter
Besar

Gambar 9. CT scan dari osteochondroma sessile humerus


MRI (Magnetic resonance Imaging)
MRI diperlukan hanya dalam kasus-kasus yang curiga terjadinya keganasan atau
anatomi jaringan lunak yang relevan perlu digambarkan. MRI adalah modalitas pilihan untuk
menilai ketebalan tulang rawan tutup, seperti pada gambar di bawah. Meskipun tidak merupakan
indikasi mutlak, ketebalan dari cartilage cap berhubungan dengan keganasan. Tebal cartilage
cap yang > 4 cm adalah sugestif degenerasi ganas, terutama ketika mereka berhubungan dengan
nyeri.
Gambar 10. MRI sessile osteochondroma femur menunjukkan ketebalan tutup tulang rawan.
Scan tulang, sebagai suatu peraturan, tidak berguna dalam pemeriksaan dari osteochondromas
atau untuk perencanaan pra operatif untuk reseksi.[26]

Diagnosa banding
1. Chondrosarkoma
Adalah tumor ganas tulang dan tulang rawan. Paling banyak ditemukan pada tulang
pelvis, femur, iga, humerus, dan scapula. Tetapi selain itu juga dapat ditemukan disemua
tulang termasuk tulang-tulang kecil di tangan dan kaki
Gambaran radiologis : lesi luas tampak tidak teratur dengan tepi tulang yang menghilang.
Tumor berisi daerah kalsifikasi dengan gambaran seperti popcorn.

Gambar 11. Chondrosarkoma


2. Osteosarkoma
Merupakan tumor ganas primer pada tulang. Lokasi tumor terbanyak adalah di distal,
femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus. Tumor juga dapat menyerang tulang
pipih seperti pelvis, tengkorak, dan mandibula.
Gambaran radiologi :
Gambaran detruksi tulang
Sunburst appearance
Codman triangle

Gambar 12. Osteosarkoma

Pengobatan
Apabila terdapat gejala penekanan pada jaringan lunak misalnya pembuluh darah atau saraf
sekitarnya atau tumor tiba-tiba membesar disertai rasa nyeri maka diperlukan tindakan operasi
secepatnya, terutama bila hal ini terjadi pada orang dewasa.
Terapi Medis
Tidak ada terapi medis saat ini ada untuk osteochondromas. Andalan pengobatan nonoperative
adalah observasi karena lesi kebanyakan tanpa gejala. Lesi yang ditemukan secara kebetulan
dapat diamati, dan pasien dapat diyakinkan.

Terapi Bedah
Perawatan untuk gejala osteochondromas adalah reseksi. Perawatan harus diambil untuk
memastikan bahwa tidak ada tutup tulang rawan atau perichondrium yang tersisa, jika tidak,
mungkin ada kekambuhan. Idealnya, garis reseksi harus melalui dasar tangkai, dengan demikian,
seluruh lesi dihapus secara en blok. Lesi atipikal atau sangat besar harus diselidiki sepenuhnya
untuk mengecualikan kemungkinan terpencil keganasan. MRI berguna dalam menilai ketebalan
dari cartilage cap.

Rincian pra operasi


Kendala anatomi lokal harus dipertimbangkan hati-hati sehingga pendekatan dan reseksi
tidak merusak struktur di dekatnya. CT scan dan MRI dapat berguna untuk lesi yang timbul dari
tulang datar atau yang terletak di daerah sulit, seperti lesi sekitar pinggul atau tulang belikat.

Rincian selama operasi


Setelah suatu osteokondroma terekspos, diseksi yang dilakukan terbatas pada dasar dari
lesi, jadi osteotome bisa digunakan untuk memisahkan bagian dasar dari korteks tulang. Bursa
atasnya harus dibiarkan utuh, dan jaringan perekat longgar harus dibedah menjauh sehingga lesi
dan bursa dihapus secara enblok.
Permukaan resected tulang host dapat serak halus, dan jika diperlukan, lilin tulang dapat
dikemas pada permukaan dipotong untuk menghentikan pendarahan. Setelah spesimen dihapus
dan konfirmasi patologis diterima, luka harus diirigasi dengan dan bisa diberikan drain bila
diperlukan,
.
Rincian Pascaoperasi
Osteochondromas paling memungkinkan pasien untuk kembali ke aktivitas seperti biasa.
Namun, setelah reseksi pada suatu osteokondroma yang besar, pembatasan kegiatan harus
dipertimbangkan karena pergerakan yang berlebihan dapat memicu terjadinya peningkatan resiko
fraktur

Komplikasi Osteokondroma
Fraktur
Fraktur pada osteochondroma adalah komplikasi yang tidak biasa yang merupakan hasil
dari trauma yang terlokalisir dan biasanya melibatkan dasar dari tangkai lesi . Osteochondromas
pedunkulata di lutut yang paling mungkin untuk terjadinya fraktur. Selanjutnya, pembentukan
kalus menyebabkan sklerosis bandlike pada radiografi terjadi dengan penyembuhan. Tidak ada
kejadian signifikan nonunion yang dilaporkan. Menariknya, regresi atau resorpsi
osteochondroma soliter yang terjadi baik secara spontan dan setelah patah tulang telah
dilaporkan.

Komplikasi Vaskuler
Komplikasi vaskular yang berhubungan dengan osteochondroma termasuk kelainan
pembuluh darah, stenosis, oklusi, dan pembentukan pseudoaneurysm . Gejala klinis pada kasus
kompromi vaskular termasuk rasa sakit, bengkak, dan jarang klaudikasio atau massa berdenyut
teraba biasanya mempengaruhi pasien muda. Trombosis pembuluh darah atau oklusi dapat
mempengaruhi baik sistem arteri atau vena dan paling sering terlihat dalam pembuluh tentang
lutut, terutama arteri poplitea atau vena. Pseudoaneurysm formasi yang terkait dengan
osteochondroma pertama kali dilaporkan oleh Paulus pada tahun 1953. lokasi dari kelainan
komplikasi ini terutama mengenai arteri femoralis, brakialis, dan arteri tibialis posterior, arteri
poplitea . Komplikasi ini mempengaruhi pasien muda di dekat akhir pertumbuhan tulang normal
dan terjadi dengan lesi soliter dan beberapa dengan frekuensi yang sama.

Gejala sisa neurologis


Kompromi neurologis dapat dikaitkan dengan kedua (dasar tulang belakang atau
tengkorak) osteochondromas yang terjadi di vertebra atau di basis kranii. Lesi perifer dapat
menekan saraf, menyebabkan drop foot, dan keterlibatan saraf peroneal dari fibula
osteochondroma telah dilaporkan paling sering . Keterlibatan saraf radialis juga telah dijelaskan.
Osteochondromas yang terjadi pada dasar tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk atau kepala
dapat menyebabkan defisit saraf kranial, radikulopati, stenosis tulang belakang, cauda equina
syndrome, dan myelomalacia

Prognosis
Untuk osteochondromas soliter, hasil dan prognosis setelah operasi sangat baik, dengan
kontrol lokal yang sangat baik dan tingkat kekambuhan lokal kurang dari 2%. Demikian,
prognosis biasanya salah satu dari pemulihan lengkap . Hasil yang lebih buruk biasanya
berkaitan dengan morbiditas yang terkait dengan eksposur yang dibutuhkan untuk menghapus
lesi atau berhubungan dengan deformitas tulang sekunder, tetapi yang terakhir biasanya diamati
dalam bentuk turun-temurun beberapa penyakit

Kesimpulan
Singkatnya, osteochondroma merupakan tumor tulang yang paling umum, dan
penampilan radiografi dari lesi terdiri dari tulang kortikal dan menunjukkan kontinuitas meduler
dengan tulang yang mendasari orang tua sering patognomonik. Osteochondromas yang sesil atau
melibatkan daerah kompleks anatomi (tulang belakang atau panggul) sering lebih baik dinilai
dengan CT atau MRI untuk mendeteksi sumsum karakteristik dan kontinuitas kortikal. Banyak
komplikasi yang berhubungan dengan osteochondromas termasuk fraktur, kompromi vaskuler,
neurologis sequelae, pembentukan bursa atasnya, dan transformasi ganas. Komplikasi ini lebih
umum pada pasien dengan lesi multipel (HME) sebagai lawan osteochondromas soliter.
Pencitraan biasanya memungkinkan identifikasi dan diferensiasi penyebab gejala. Transformasi
ganas untuk chondrosarcoma terjadi pada sekitar 1% dari lesi soliter dan 3% -5% pasien dengan
HME

DAFTAR PUSTAKA
Allan, G & Blonchi, S, et al. 2004. Paediatric Musculoskeletal Disease. Cambridge: Cambridge
University Press.

Appley, A.G & L. Solomon. 2002. Appley System Of Orthopaedics And Fractures. Oxford:
ELBS

Dickey, I.D. 2017. Solitary Osteochondroma. Eastern maine medical centre. www. Medscape.
Com. Access date 1 Agustus 2011.

Murphey, M. Et al. 2000. Imaging of osteochondroma : Variant complication with radiologic


corelation.

Newman, M.A. 2002. Dorland: Kamus kedokteran. Jakarta : EGC

Schmall, G.A. et al. 2008. Hereditery Multiple Osteochondroma. Seattle: NCBI Book Shelf

Weiner, D.S. 2004. Paediatric Orthopaedic For Primary Care Physician 2nd ed. New York :
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai