Anda di halaman 1dari 8

1

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

(Jurnal Penelitian)

oleh
Wayan Murnita Meilani

Pembimbing
Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd
Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd

Pembahas
Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
2

Pengaruh Latar Belakang Guru terhadap Hasil Belajar Siswa dalam


Pembelajaran Seni Budaya

oleh
Wayan Murnita Meilani

Abstract : The problem of this research was art and culture teachers were irrelevant to
their educational background. This research was conducted to find out the effect of the
non art and culture teachers educational background toward the students' cognitive
learning outcomes in art and cultural learning. This research used a quantitative
approach. The subject of this research was 35 students of second grade students of
SMPN 2 Marga Tiga. The data were collected by observation, interview, questionnaire,
documentation and written test. Data analysis technique used in this research was t-test
with analysis requirements were normality test and Kolmogorof Smirnov test. The result
of this research showed that there was an effect of the non art and culture teacher
background toward student’s cognitive learning outcomes.
Masalah pada penelitian ini yaitu guru seni budaya mengajar tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh latar
belakang guru bukan seni terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran seni
budaya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 35
siswa kelas dua SMPN 2 Marga Tiga. Pengumpulan data dari observasi, wawancara,
angket, dokumentasi dan tes tertulis. Teknik analisis data hipotesis menggunakan uji t
dengan persyaratan analisis meliputi uji normalitas dengan uji kolmogorof smirnov.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh dari latar belakang guru bukan seni
terhadap hasil belajar kognitif siswa.

Kata kunci: guru, hasil belajar, ranah kognitif


2

A. PENDAHULUAN belakang pendidikannya atau bidang


ilmu yang dipelajari yakni sesuai
Kemampuan dan pemahaman siswa dengan kompetensi profesional guru.
dalam menyerap materi maupun Namun ditemukan beberapa guru
praktik yang dipelajari selama proses yang mengajar tidak sesuai dengan
pembelajaran dalam jangka waktu bidang ilmu yang dipelajari. Hal ini
tertentu, dapat dilihat dari hasil menjadi sebuah pertanyaan terhadap
belajar setelah materi maupun kompetensi profesional guru yang
praktik tersebut diujikan. telah ditetapkan dalam undang-
Pembelajaran mengacu pada undang yang belum dapat diterapkan
terjadinya proses penyampaian dalam sistem pendidikan disekolah.
informasi satu arah maupun dua arah Fenomena ini bahkan menjadi
yang dilakukan dua orang atau lebih. evaluasi bahwa penyebaran tenaga
Pemberi informasi dalam pendidikan pendidik khususnya guru mata
formal disebut sebagai guru. Seorang pelajaran belum merata baik dalam
guru wajib memiliki kemampuan sekolah maupun daerah.
sesuai dengan yang diatur oleh UU
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Pembelajaran di sekolah tetap akan
Guru Dan Dosen, bahwa guru wajib berjalan meskipun guru yang
memiliki kualifikasi akademik, mengajar tidak sesuai dengan bidang
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat ilmu yang dipelajari, untuk menjaga
jasmani dan rohani, serta memiliki agar proses pembelajaran tidak
kemampuan untuk mewujudkan terganggu. Penilaian terhadap
tujuan pendidikan nasional. pembelajaran dilihat dari hasil
Kompetensi guru yang dimaksud belajar siswa melalui berbagai tes.
meliputi kompetensi pedagogik, Teknik tes dapat berupa tes tertulis
kompetensi kepribadian, kompetensi dan tes lisan (Jihad dan Haris, 2013 :
sosial, dan kompetensi profesional 68). Kajian penilaian tes tersebut
yang diperoleh melalui pendidikan enurut taksonomi Bloom dibagi
profesi. menjadi tiga ranah yaitu, kognitif,
afektif dan psikomotor (Purnomo,
Berdasarkan survei yang dialakukan 2015: 17). Ranah kognitif
pada sekolah-sekolah di kecamatan berhubungan dengan pengetahuan
Marga tiga untuk tingkat SMP dan dan kemampuan berpikir, ranah
SMA yang terdiri dari 6 sekolah afektif berhubungan dengan sikap
bawah seluruh guru yang mengajar dan perilaku siswa dan ranah
seni budaya di 6 sekolah tersebut psikomotor berhubungan dengan
tidak berlatar belakang pendidikan keterampilan dan kemampuan
seni, melainkan dari pendidikan lain bertindak.
seperti pendidikan olah raga, bahasa
inggris, pendidian agama dan Pembelajaran Seni budaya
sebagainya. hal ini juga berarti bedasarkan Permendikbud No. 79
bahwa di kecamatan Marga Tiga Tahun 2014 tentang muatan lokal
tenaga pendidik untuk mata pelajaran kurikulum 2013 bahwa muatan lokal
seni budaya masih sangat kurang. dapat berupa (1) seni budaya,
(2)prakarya, (3) pendidikan jasmani,
Penjelasan di atas menyebutkan olahraga dan kesehatan, (4) bahasa
bahwa seorang guru sebaiknya dan atau (5) teknologi. Muatan
mengajar sesuai dengan latar pembelajaran terkait muatan lokal
3

berupa bahan kajian terhadap 82) dan didapatkan sampel yaitu


keunggulan dan kearifan daerah siswa kelas VIII.1. Metode pada
tempat tinggal. Muatan lokal yang penelitian ini menggunakan
diantaranya adalah seni budaya yaitu pendekatan kuantitatif dengan
meliputi pembelajaran seni rupa, seni analisis uji hipotesis yaitu uji t
musik, seni tari dan seni teater (Sudjana, 2005: 227). Teknik
(Setiyobudi dkk, 2007 : 2-4), pengumpulan data yaitu dengan
membutuhkan seorang guru yang observasi wawancara, dokumentasi
mampu menguasai keempat bidang dan angket pembelajaran, sedangkan
kajian tersebut sehingga dalam instrumen penelitian menggunakan
proses pembelajaran guru dan siswa soal tes tertulis. Kriteria instrumen
tidak merasa kesulitan satu sama harus memenuhi syarat yaitu
lain. menghitung validitas instrumen
(Arikunto, 2013: 85) , reliabilitas
Penelitian ini mengkaji tentang (Rusman, 2014: 14), tingkat
penilaian pada ranah kognitif dimana kesukaran soal, dan daya pembeda
kemampuan pengetahuan siswa yang soal (Arikunto, 2013: 222).
akan diujikan untuk mengetahui hasil Penelitian mengkajii tentang hasil
belajar siswa tersebut. Meskipun belajar siswa yang yaitu dengan
pembelajaran seni budaya identik memberikan dua kali tes tertulis
dengan keterampilan, tetap untuk dengan soal yang berbeda. Hasil tes
mengembangkan keterampilan yang diambil nilai rata-rata siswa
dimiliki seorang siswa harus kemudian diujikan untuk mengetahui
memiliki bekal pengetahuan. Bekal kebenaran hipotesis. Dengan kriteria
pengetahuan tersebut akan pengambilan keputusan H0 jika
membantu siswa untuk menerapkan −𝑡1− 1𝛼 < 𝑡 < 𝑡1− 1 𝛼 , untuk harga t
konsep yang dipahami dalam sebuah 2 2

karya atau keterampilan kearah yang lainnya H0 ditolak, dengan


lebih baik. Oleh karena itu penelitian persyaratan analisis meliputi uji
ini dilakukan untuk mengetahui normalitas dengan uji kolmogorof
pengaruh dari latar belakang guru smirnov.
bukan seni terhadap hasil belajar
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kognitif siswa.
1. Tujuan Penelitian 1. Hasil
Kegiatan pembelajaran seni budaya
Adapun tujuan pada peneliian ini di SMP N 2 Marga Tiga masuk
yaitu untuk mengetahui pengaruh dalam kategori cukup dilihat dari
dari latar belakang guru bukan seni hasil angket pembelajaran yang
terhadap hasil belajar kognitif siswa. diberikan kepada siswa untuk
mengetahui pembelajaran yang
B. METODE PENELITIAN diterapkan oleh guru yang memiliki
Penelitian dilakukan di SMP N 2 latar belakang bukan seni.
Marga Tiga dengan populasi Pembelajaran seni budaya termasuk
penelitian yaitu siswa kelas VIII dalam kategori cukup yang dilihat
dengan jumlah 172 siswa yang terdiri dari hasil angket pembelajaran.
dari 5 kelas.. Pengambilan sampel Berikut adalah pie chart yang
penelitian menggunakan teknik menunjukan hasil dari angket
random sampling (Sugiyono, 2015 : pembelajaran tersebut.
4

semester yaitu, penilaian praktik,


penilaian tugas harian dan penilaian
Frekuensi LKS. Nilai kriteria ketuntasan
minimum (KKM) pada pembelajaran
Sangat Baik ini yaitu 70.

Baik
Hasil tes siswa dengan melakukan
dua kali tes tertulis. Pada tes pertama
siswa yang memenuhi KKM
Cukup
mencapai 91,43% dengan rata-rata
nilai 81,57 dengan tingkat soal rata-
Kurang rata mudah. Pada tes kedua siswa
yang memenuhi KKM mencapai
Sangat 31,43% dengan tingkat rata-rata soal
Kurang sedang. Dari hasil tersebut diperoleh
nilai rata-rata siswa 69,54. Rata-rata
hasil belajar siswa tidak memenuhi
Gambar. 1 Pie Chart Kategorisasi
KKM yaitu 70.
pembelajaran seni budaya.
Pembelajaran yang diterapkan guru
No Interval Frekuensi
menggunakan metode ceramah pada
awal pertemuan dan dilanjutkan 1 35.00 – 45.00 2
dengan mengerjakan soal-soal pada
buku LKS dan tidak menggunakan 2 46.00 – 56.00 4
media pembelajaran. Penilaian seni 3 57.00 – 67.00 9
budaya terdiri dari penilaian teori
dan praktik. Penilaian teori 4 68.00 – 78.00 13
mencakup semua bab yaitu seni rupa, 5 79.00 – 89.00 6
musik, tari dan teater, namun untuk
penilaian praktik dinilai dari seni 6 > 90.00 1
rupa dan musik. Penilian praktik seni Jumlah 35
rupa siswa diberikan tugas untuk
menggambar dan membuat prakarya
baik dalam bentuk kelompok
maupun individu, sedangkan seni Tabel. 1. hasil belajar kognitif
musik penilaian dilakukan 1 kali siswa
penilaian dalam satu semester Tabel di atas menunjukan nilai siswa
dengan menyanyikan sebuah lagu, paling dominan yaitu pada interval
yaitu lagu daerah ataupun lagu 68.00 – 78.00 dengan frekuensi13,
nasional. Guru tidak memberikan dengan masing-masing nilai 78.75,
penilain praktik untuk materi seni 78.75, 78.75, 78.25, 77.50, 75.00,
tari dan teater, karena guru tidak 75.00, 75.00, 68.75, 68.75, 68.75,
mmengajarkan praktik dan kurang 68.75, dan 68.25. Jadi jumlah siswa
memahami dari kedua materi tesebut. yang memenuhi KKM sebanyak 15
Namun untuk pembalajaran materi orang dan yang tidak memenuhi
seni budaya guru tetap mengajarkan KKM sebanyak 20 siswa.
seni rupa, musik, tari dan teater.
Penilaian dilakukan selama satu
5

2. Pembahasan menunjukan bahwa rata-rata nilai


Proses belajar yang dilakukan oleh tidak memenuhi KKM yaitu 69,53,
siswa dalam teori Peaget melihat siswa kelas VIII tersebut belum
perkembangan intelegensi sebagai mampu memenuhi 3 tahapan ranah
dasar pembelajaran (Dirman dan kognitif yang terdiri dari 6 tahapan.
Juarsih, 2014: 21). Tahapan
perkembangan belajar yang pertama Pembelajaran seni budaya di SMP N
dari asimilasi yaitu mendapatkan 2 Marga Tiga memiliki kategori
informasi baru dan menggabungan cukup dilihat dari hasil angket
dengan informasi yang telah pembelajaran siswa. Guru yang
diketahui sehingga mempunyai mengajar tidak memiliki latar
pandangan baru. Kedua yaitu belakang pendidikan seni atau tidak
akomodasi pada tahap ini siswa akan mengajar sesuai dengan bidang ilmu
memahami, merespon dan yang dikuasai. Penerapan
mengaplikasikan dari hasil tahap pembelajaran menggunaan media
asimilasi. Ketiga adalah equibrasi belajar dan metode ceramah yang
yang mana tahap ini membawa siswa diterapkan oleh guru menjadi faktor
untuk menyeimbangkan dari proses yang mempengaruhi proses
asimilasi dan akomodasi sehingga pembelajaran, sehingga menimbukan
dapat beradaptasi dengan baik antara suasana yang tidak kondusif dan
informasi dan respon. Pada guru sendiri kurang mampu dalam
pembelajaran tentunya proses ini mengelola kelas agar pembelajaran
akan menghasilkan hasil belajar dari jadi lebih efektif dan efisien. Metode
siswa tersebut yang dituangkan ceramah yang dimaksud yaitu
dalam beberapa ranah yaitu kognitif, metode yang menggunakan
afektif dan psikomotor. komunikasi lisan antara guru dan
siswa dalam interaksi edukatif atau
Hasil belajar menurut taksonomi pengembangan proses pembelajaran
Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu melalui cara penuturan (Majid, 2013:
kognitif, afektif dan psikomotor. 194).
Pada penelitian ini membahas pada
ranah kognitif yang berhubungan Berdasarkan hasil analisis terhadap
dengan pengetahuan dan hasil belajar kognitif siswa
kemampuan berpikir. Pengetahuan menunjukan bahwa ada pengaruh
yang didapat selama proses belajar di dari latar belakang guru bukan seni
sekolah dapat diketahui dengan terhadap hasil belajar siswa.
melakukan tes yang berkaitan dengan Pengaruh dari latar belakang guru
materi yang dipelajari. bukan seni terhadap hasil belajar
Penyelenggaraan tes dilakukan siswa yaitu dilihat dari nilai hasil tes
dengan mengikuti tahapan pada siswa yang tidak memenuhi kkm.
ranah kognitif, namun soal tes Hipotesis diperkuat dengan adanya
sebatas pada tahapan ingatan, data angket pembelajaran siswa yang
pemahaman dan penerapan. Tahapan berada pada kategori cukup serta
pada ranah kognitif yaitu meliputi rata-rata hasil belajar kognitif siswa
ingatan, pemahaman, penerapan, tehadap 2 soal tes tetulis tidak
analisis, sintesis dan evaluasi (Syah, memenuhi KKM dan hasil belajar
201: 148). Berdasarkan tahapan kognitif siswa berada pada kategori
tersebut dan hasil belajar siswa cukup dan baik.
6

D. SIMPULAN Setyobudi dkk, 2007. Seni Budaya


SMP kelas VII. Demak:
Berdasarkan hasil penelitian dan Erlangga.
pembahasan di atas dapat Sudjana, 2005. Metoda Statistika.
disimpulkan bahwa pembelajaran di Bandung: Tarsito
SMP N 2 Marga Tiga masuk dalam Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
kategori cukup dan hasil belajar Kuantitatif Kualitatif dan
kognitif siswa tidak memenuhi R&D. Bandung: Alfabeta
KKM, serta pengujian hipotesis Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi
menunjukan bahwa ada pengaruh Pendidikan: dengan
dari latar belakang guru bukan seni Pendekatan Baru.Bandung:
terhadap hasil belajar kognitif siswa. PT. Remaja Rosdakarya.
Pengaruh tersebut dilihat dari hasil https://datadikdasmen.blogspot.co.id/
tes yang menunjukan siswa belum 2016/02/permendikbud-nomor-
memenuhi KKM dan angket 79-tahun-2014.html (diakses
pembelajaran yang menunjukan tanggal 12 Januari 2017, pukul
proses pembelajaran dikategorikan 07.23 WIB).
cukup. Ranah hasil belajar kognitif http://qoqoazroqu.blogspot.co.id/201
siswa berapa pada tahap ingatan, 3/01/undang-undang-no-14-
pemahaman dan penerapan. tahun-2005-tentang.html
(diakses tanggal 30 Januari
DAFTAR PUSTAKA 2017, pukul 16.30 WB).

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar


Dasar Evaluasi Pendidikan
edisi 2. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Dirman dan Cicih Juarsih. 2014.
Teori Belajar dan Prinsip-
Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik: dalam Rangka
Implementasi Standar Proses
Pendidikan Siswa. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Majid, Abdul. 2013. Strategi


Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Purnomo, Edi. 2015. Buku Ajar:
Dasar- Dasar dan
Perancangan Evaluasi
Pembelajaran. Bandarlmpung:
FKIP Unila.
Rusman, Tedi. 2014. Statistik.
Bandarlampung: Prodi
Ekonomi Unila.
7

Anda mungkin juga menyukai