PEMBUATAN LARUTAN
OLEH:
NAMA : RASMILA
KELOMPOK : III B
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang umlahna lebih sedkit didalam larutan disebut zat terlarut atau solut
sedangkan zat yang jmlahnya lebih banyak dari pada zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Larutan adalah
campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu
Dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah maka akan ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan
menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh
wujud dan sifat zatnya. Jenis larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang
dlarutkan dalam air, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat
pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air.
Selain itu cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dala gas
lain.
satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat
terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Reaksi -
reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan larutan dapat diketahui jika zat
terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-reaksi yang
muncul itu tidak hanya terjadi dalam labotarium namun juga bisa terjadi dialam
kita. Sehingga percobaan ini juga sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar
Praktikum ini bertujuan Untuk membuat larutan – larutan dari bahan kimia
suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan.
Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini
hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner.
Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat
terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume
(Baroroh, 2004).
Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen
dengan jumlah total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung
1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri,
1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama
2.3 Pelarut
umumnya harus sesuai dengan matriks sampel. Larutan standar primer merupakan
larutan standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian tinggi yang
umumnya dipasok oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi larutan standar
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga
kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan
menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh
wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas
– padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu labu takar 50 mL, 100
mL,250 mL dan 500 mL, corong kaca, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 250 mL,
pipet volume 25 mL, pipet tetes, , spatula, batang pengaduk, botol semprot, botol
3.2.2 Bahan
dimasukkan kedalam labu takar 100 mL akuades sebanyak setengah dari labu
takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera, dikocok hingga
homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah
disediakan.
kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak setengah
dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera, dikocok
hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap
dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera, dikocok
hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap
gelas kimia lalu dimasukkan kedalam labu takar 250 mL akuades sebanyak
setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga batas tera,
dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol
dikocok lagi hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam
sebanyak setengah dari labu takar Dikocok lalu ditambahkan lagi akuades hingga
batas tera, dikocok hingga homogen, lalu pindahkan larutan yang telah dibuat
ditambahkan akuades hingga batas tera kemudian dikocok lagi hingga homogen,
lalu pindahkan larutan yang telah dibuat kedalam botol gelap yang telah
disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
𝐴𝑟 𝑚𝑔
Dik : 𝑝𝑝𝑚 = 𝑚𝑟 × 𝑣(𝑙)
56 𝑚𝑔
100 = 378 × 0,1
𝑚𝑔
100 = 0,148148 ×
0,1
𝑚𝑔
675 = = 67,5 mg = 0,0675 g
0,1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
Dik : 𝑀 = × 𝑣(𝑚𝑙)
𝑚𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
2= ×
82 250
164 = 4 gram
Massa = 41 gram
gram 1000
M = × v (mL)
mr
gram 1000
0,005 = ×
158 100
0,079 = 10 gram
4.2.5 H2SO4, 1 M, 10 mL
10×p×% 10×1,84×97%
ρ= ,= = = 18,2 M
mr 98
(18,2) . V1 = 1 . 10
V1 = 0,54 ml
massa
% = v(mL) × 100
massa
5%= × 100
50
satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat
terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Reaksi -
reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan larutan dapat diketahui jika zat
Mengacu pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan
pembuatan larutan diatas dapat dijelaskan bahwa dalam membuat suatu larutan
yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah
zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat
larutan yang paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa
gram zat yang digunakan. Dari hasil pembuatan larutan yang dilakukan, pada
pembuatan larutan phenantrolin larutan yang diencerkan tidak dapat larut secara
sempurna ketika ditambahan akuades dan berwarna kemerahan hal ini tidak sesuai
dengan teori dimana larutan phenantrolis seharusnya dapat larut dan berwarna
HCl pekat kedalam larutan phenantrolin tetapi warnanya tetap merah dan
tidaklarut, sehingga larutan tadi di masukan kedalam labu takar dan sisa endapan
di tambahkan lagi akuades dan HCl pekat, setelah perlakuan ini terjadi perubahan
warna dan larut . sehingga hal ini kemungkinan disebabkan kesalahan praktikan
pada saat menimbang sampel dan saat melakukan pengenceran sehingga larutan
5.1. Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari
dua zat atau lebih. Cara membuat larutan yaitu mencampurkan zat pelarut dan zat
terlarutnya. Dalam membuat suatu larutan, yang harus diperhatikan adalah massa
5.2. Saran
volume larutan yang akan dihitung agar volume dan massa larutan yang diperoleh
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat
: Banjar Baru
Darlina, 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KIT RIA T3.
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka. Vol 2 (1)
Menyetujui,
Asisten Pembimbing