Anda di halaman 1dari 24

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


DEMAM TYPHOID

A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang tua, pekerjaan, agama,
alamat, dan lain-lain.
2. Keluhan Utama
Biasanya klian datang dengan keluhan perasaan tidak enak badan, pusing demam, nyeri
tekan pada ulu hati, nyeri kepala, lesu dan kurang bersemangat, nafsu makan berkurang
(terutama selama masa inkubasi)
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang ada hubungannya
dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji tentang obat-obatan yang biasa dikonsumsi
oleh klien, dan juga kaji mengenai riwayat alergi pada klien, apakah alergi terhadap obat-
obatan atau makanan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri pada epigastrium,
mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau pusing, letih atau lesu.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau
penyakit gastrointestinal lainnya.
d. Riwayat psikologis
Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang diderita, biasanya suasana hati klien kurang baik (gelisah) dan keluarga
biasanya cemas.

e. Riwayat sosial ekonomi


Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, tipe keluarga bagaimana dari segi ekonomi
dan tinggal bersama siapa klien. Bagaimana interaksi klien baik di kehidupan sosial maupun
masyarakat atau selama di rumah sakit.
f. Kebiasaan sehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien sebelum sakit dan saat
sakit. Hai ini berguna dalam perbandingan antara pengobatan dan perawatan pasien, biasanya
mencakup :
- Nutrisi
- Eliminasi
- Pola istirahat/ tidur
- Pola kebersihan

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
b. Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, persafasan dan tekanan darah klien
c. Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada kelainan atau lesi
pada kepala
d. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
e. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/ tidak, keadaan
pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan
f. Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan yang keluar,
ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman

g. Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/ tidak, apakah ada
kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan, apakah ada kesulitan
dalam berbicara.
h. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi vena jugularis
i. Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada wheezing, apakah
ada gangguan dalam pernafasan.
j. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri tekan pada
abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising usus, apakah terjadi
peningkatan bising usus/tidak.
k. Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin ,warna rambut kelamin. Pada laki-
laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak. Pada wanita lihat keadaan labia minora,
biasanya labia minora tertutup oleh labia mayora.
l. Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah ada nyeri tekan
pada kulit, apakah kulit teraba panas.
m. Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan bentuk.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi kuman salmonella
typhosa, ditandai dengan suhu tubuh meningkat, demam, nyeri kepala, pusing.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, ditandai dengan mual, muntah anoreksia.

3. Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasukan yang
kurang, pengeluaran yang berlebihan, ditandai dengan mual, muntah, membran mukosa
kering
4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik
BAB IV
TINJAUAN KASUS DEMAM TYPHOID

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. AM
Umur : 7 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Veteran 99 Jirek
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal masuk RS : 11 Juni 2011
Tanggal pengkajian : 13 Juni 2011
No.MR : 132709
Dx medis : Demam Typhoid

Penanggung jawab
Nama Ayah : Tn. A
Umur : 39 tahun
Pendidikan : MAN
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. A
Umur : 39 tahun
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jl. Veteran 99 Jirek

2. Alasan Masuk
Klien kiriman UGD masuk ke ruang rawat inap anak pada hari sabtu 11 Juni 2011 jam
08.30 wib diantar oleh keluarga dengan keluhan demam naik turun sejak hari selasa 7 Juni
2011, nafsu makan tidak ada, lemah, letih, muntah 4x sejak hari senin. Keluarga mengatakan
pada hari selasa tersebut telah berobat ke puskesmas tetapi panasnya tidak turun, kemudian
pada hari kamis klien berobat ke poly anak RSI Ibnu Sina dengan Dr.Hj. Rahmi Yetti K, SpA
dan beliau menganjurkan agar klien periksa darah ke lab dan dirawat di rumah sakit.

3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


a. Prenatal
Ibu klien mengatakan saat hamil klien, ibu klien mengatakan tidak mengalami kelainan
atau masalah serius selama kehamilan. Ibu klien juga tidak mengalami mual, muntah dan
mengidam makanan tertentu.
b. Intranatal
Klien lahir dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan bawaan, ditolong oleh bidan
dengan usia kehamilan 9 bulan. Klien dilahirkan secara spontan dengan BB 4100 gram dan
TB 45 cm.
c. Postnatal
Klien langsung disusui oleh ibu klien, setelah lahir klien tidak pernah mengalami
kelainan atau penyakit serius tertentu dan imunisasi klien lengkap.

4. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan klien demam naik turun sejak hari selasa 7 Juni 201, suhu tubuh
meningkat pada sore dan malam hari, nafsu makan tidak ada, tidak mau minum, klien juga
merasa pusing dan nyeri pada bagian perutnya. Ibu klien juga mengatakan BB klien sebelum
sakit 28 kg dan setelah sakit turun menjadi 25 kg. Observasi selama pengkajian klien terlihat
lemah, badan klien terasa panas, mukosa bibir kering, mulut kering, bibir pecah-pecah, lidah
kelihatan kotor dan berwarna putih. Klien terpasang infus RL 12 gtt/i.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu klien mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien
juga belum pernah mengalami penyakit serius lainnya hanya sakit perut dan demam. Apabila
klien sakit perut dan demam biasanya ibu klien membawa klien berobat ke puskesmas dan
meminum obat dari puskesmas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
Ibu klien juga mengatakan saat ini abang klien dirawat di rumah sakit yang sama.
4. Riwayat Sosial
a. Hubungan dengan keluarga
Ibu klien mengatakan klien adalah anak kedua dari dua bersaudara, klien tinggal bersama
kedua orangtua dan abangnya. Hubungan klien dengan anggota keluarga baik, klien sangat
dekat dengan ayah, ibu dan abangnya.
b. Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan klien dengan teman sebaya baik dan mudah bergaul sesama temannya.
c. Interaksi dengan lingkungan
Klien tinggal dalam lingkungan rumah yang sehat dan nyaman. Klien juga dapat
berinteraksi dengan lingkungan dengan baik.

5. Kebutuhan Dasar
No Aktifitas Sebelum sakit Sakit
1 Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan 3 x 1 porsi 3 x 1 porsi, habis ¼ porsi
b. Diit MB ML
c. Intake cairan + 6-7 gelas/ perhari 4-5 gelas/ hari, klien
terpasang infus RL 12 gtt/i
d. Nafsu makan Biasa Kurang
2 Pola Eliminasi
BAB
a. Frekuensi 1 x 2 hari 1 x 2 hari
b. Warna Kuning Kuning
c. Konsistensi Lembek Lembek
d. Penggunaan pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK
a. Frekuensi
b. Warna + 5x sehari + 4-5 x sehari
c. Bau Kuning muda Kuning muda
Urine khas Urine khas
3 Pola Istirahat
a. Tidur siang + 1-2 jam sehari + 1-2 jam sehari
b. Tidur malam + 8 jam sehari + 5-6 jam sehari
4 Personal Hygiene
a. Mandi 2x sehari Dilap oleh keluarga
b. Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
c. Keramas 1x2 hari Tidak pernah

5. Pemeriksaan Fisik
KU pasien :Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital :
S : 38,4 oC
P : 28 x/i
N : 84 x/i
Kepala : Simetris ki/ka, rambut berwarna hitam, panjang dan tidak berminyak, tidak ada lesi pada
kepala
Mata : Simetris ki/ka, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, palpebra tidak edema, pupil
bereaksi terhadap cahaya, dan tidak ada gangguan dalam penglihatan
Hidung : Simetris ki/ka, tidak terdapat secret pada hidung, bernafas tidak menggunakan cuping
hidung, tidak ada gangguan dalam penciuman.
Mulut : Mukosa mulut kering, bibir pecah-pecah, lidah terlihat kotor dan berwarna putih
Telinga : Simetris ki/ka, tidak terdapat serumen, tidak ada gangguan dalam pendengaran
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis
Thoraks :
I : Simetris ki/ka, pergerakan dinding dada normal, P=28 x/i
P : Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
P : Sonor pada kedua area paru
A : Bunyi nafas vesikuler, tidak ada wheezing
Abdomen :
I : Simetris ki/ka, warna kulit sawo matang
P : Nyeri pada epigastrium dan perut kanan atas
P : Perut kembung
A : Bising usus (+)
Integumen : Integritas kulit utuh, turgor kulit kering, tidak ada dekubitus
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
gtt
- Pada ekstremitas atas bagian dextra terpasang IVFD RL 12 /i, teraba nadi 92 x/i pada
arteri radialis
- Pada ekstremitas bawah terdapat bekas gigitan nyamuk berupa bercak-bercak berwarna
hitam.
6. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
- Kimia Klinik, tanggal 10 Juni 2011
Tes Widal
Sty O : (+)1/80, (+)1/160
Sty H : (+)1/80, (+)1/160, (+)1/320

- Darah, tanggal 10 Juni 2011


WBC : 3,9. 103/ mm3 (3,0 – 11,0)
RBC : 4,51. 106/ mm3 (3,20 – 6,00)
HGB : 12,4 g/dl (9,0 – 17,5)
HCT : 36,8 g/dl (9,0 – 17,5)
PLT : 262. 103/mm3
LED : 37/70. 103/mm3
- Darah, tanggal 11 Juni 2011
WBC : 5,1. 103/ mm3 (3,0 – 11,0)
RBC : 4,73. 106/ mm3 (3,20 – 6,00)
HGB : 12,9 g/dl (9,0 – 17,5)
HCT : 38,8 g/dl (9,0 – 17,5)
PLT : 143. 103/mm3

- Hematologi, tanggal 12 Juni 2011


Hemoglobin : 12,0 gr/dl n : 11-14 gr/dl
Leukosit : 5500 / mm3
Trombosit : 124.000/ mm3
Hematokrit : 37,4 n : 37-43, 100%

7. Penatalaksanaan
Pengobatan meliputi :
a. Oral
- Amoxicillin, 3x2 cth
- Kloramfenikol, 4x2 tab
- Dumin 250, 3x1 tab
b. IVFD
- RL 12 gtt/i
c. Diit
- ML

8. Analisa Data
NO DATA – DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS :
1. Keluarga mengatakan klien demam naik turun Peningkatan suhu tubuh
2. Klien mengatakan nyeri dan sakit pada kepala (hipertermi)

DO :
3. Klien tampak gelisah
4. Suhu tubuh meningkat pada sore dan malam hari

DS :
1. Keluarga mengatakan klien tidak mau minum
2. Keluarga mengatakan klien muntah di rumah + 5
2 kali
DO : Defisit volume cairan
3. Klien terlihat lemah dan letih
4. Mukosa bibir terlihat kering
5. Turgor kulit jelek
6. Bibir pecah-pecah

DS :
1. Keluarga mengatakan klien tidak ada nafsu
makan
2. Keluarga mengatakan makanan yang diberikan
3 cuma habis 1/4 porsi
3. Klien mengatakan mual Resiko pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
DO :
4. Mukosa bibir kering
5. Perut klien kembung
6. Berat badan berkurang :
BB sebelum sakit : 28 kg
BB sesudah sakit : 25 kg

B. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhosa.
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasukan yang kurang, output
yang berlebihan.
3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/ KH Intervensi Rasional
1 Peningkatan Setelah 1. Monitor TTV tiap 4 1. Untuk memonitor terjadinya
suhu tubuh dilakukan jam peningkatan suhu tubuh dan
(hipertermi) tindakan untuk merencanakan
berhubungan keperawatan intervensi yang diperlukan
dengan proses 2x24 jam, suhu untuk mengatasi masalah
infeksi kuman tubuh kembali klien.
salmonella normal 2. Anjurkan klien 2. Peningkatan suhu tubuh
typhosa. KH : banyak minum 2 - 3 mengakibatkan penguapan
- Suhu tubuh liter/ 24 jam tubuh meningkat sehingga
Ditandai dalam batas perlu diimbangi dengan
dengan : normal (36-37 asupan cairan yang banyak
o
- suhu tubuh C) 3. Kompres hangat dapat
meningkat - Keluarga/ klien3. Beri kompres hangat menyebabkan dilatasi
- demam mengatakan pada daerah axila, pembuluh darah sehingga
- nyeri kepala klien tidak lipat paha dan terjadi penguapan
- pusing. demam lagi temporal 4. Membantu mengurangi
- TTV dalam 4. Anjurkan klien untuk penguapan tubuh
batas normal memakai pakaian yg
dapat menyerap
keringat 5. Membantu mengurangi
5. Beri penjelasan kecemasan yang timbul
kepada keluarga/ klien
tentang penyebab
peningkatan suhu
tubuh
6. Kolaborasi dengan 6. Mempercepat proses
dokter dalam penyembuhan karena
pemberian antipiretik antipiretik dan antibiotik
dan antibiotik berguna untuk mengatasi
keluhan klien.
2 Defisit volume Kekurangan 1. Kaji tanda-tanda 1. Perubahan status hidrasi
cairan dan cairan tubuh dehidrasi seperti menggambarkan berat
elektrolit tidak terjadi mukosa bibir kering, ringannya kekurangan cairan
berhubungan turgor kulit tidak
dengan KH : elastis dan
pemasukan - klien tidak peningkatan suhu
yang kurang, mengalami tubuh 2. Untuk mengetahui
output yang kekurangan 2. Pantau intake dan keseimbangan cairan dan
berlebihan cairan output cairan dalam pedoman untuk
- TTV dalam 24 jam menggantikan cairan yg
Ditandai batas normal hilang
dengan : - Turgor kulit 3. Perubahan TTV dapat
- membran normal 3. Monitor tanda-tanda menggambarkan keadaan
mukosa kering- Membran vital umum klien.
- turgor kulit mukosa lembab 4. Untuk pemenuhan kebutuhan
jelek - Intake dan 4. Anjurkan klien cairan
output seimbang minum banyak 2-3
liter/ hari 5. Berguna dalam intervensi
5. Catat laporan atau selanjutnya
hal-hal seperti mual,
muntah 6. Membantu mempermudah
6. Beri penjelasan pemberian cairan kepada
kepada keluarga /klien klien
tentang pentingnya
kebutuhan cairan
7. Kolaborasi dengan 7. Membantu memenuhi
dokter untuk terapi kebutuhan cairan yang tidak
cairan terpenuhi.
3 Resiko Kebutuhan 1. Jelaskan pentingnya 1. Dapat memotivasi klien
gangguan nutrisi terpenuhi makanan untuk proses dalam pemenuhan kebutuhan
pemenuhan KH : penyembuhan. nutrisi
nutrisi kurang- terjadi 2. Observasi pemasukan
dari kebutuhan peningkatan makanan klien
tubuh berat badan 3. Kaji makanan yang 2. Untuk mengukur intake
berhubungan - klien dapat disukai dan yang tidak makanan
dengan intake menghabis kan disukai klien.
yang tidak porsi yg 3. Makanan kesukaan dapat
adekuat. disediakan 4. Libatkan keluarga meningkatkan masukan
- mual dan dalam perencanaan nutrisi yang adekuat
Ditandai muntah dapat makan klien
dengan : diatasi. 4. Dapat memberikan informasi
- mual - Nafsu makan 5. Sajikan makanan pada keluarga klien untuk
- muntah klien ada dalam keadaan hangat memahami kebutuhan nutrisi
- anoreksia 6. Anjurkan makan dlm klien
porsi kecil tapi sering5. Meningkatkan nafsu makan
dan mudah dicerna klien
7. Catat porsi yang
dihabiskan oleh klien6. Dapat mengurangi
8. Berikan perawatan rangsangan mual dan muntah
mulut sebelum dan
sesudah makan 7. Membantu untuk melakukan
intervensi selanjutnya
9. Ciptakan suasana yg 8. Keadaan mulut yang kotor
menyenangkan, dapat mengurangi nafsu
lingkungan yg bebas makan serta menimbulkan
dari bau sewaktu rangsangan mual
makan. 9. Bau dan pemandangan yang
10. Kolaborasi dengan tidak menyenangkan selama
ahli gizi dalam makan dapat mengurangi
pemberian diit nafsu makan.

10. Membantu mengkaji


kebutuhan nutrisi klien dalam
perubahan pencernaan
Catatan Perkembangan
Nama klien : An. AM Ruangan : Zaal Anak (2A)
Umur : 7 tahun No Mr : 132709
Dx.
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi
Kep
13 Juni 2011 I 1. Memonitor TTV Jam 20.00 Wib
jam 17.00 Wib S : 38º C S:
N : 87 x/i - Keluarga mengatakan
P : 28 x/i demam klien sudah
2. Menganjurkan klien untuk banyak mulai berkurang
minum + 2000-2500/ hari - Keluarga mengatakan
3. Menganjurkan keluarga untuk telah mengompres
mengompres hangat pada axilla dan kening klien sekali
temporal dan ibu klien tampak dalam 10 menit
mengganti kapas kompres sekali dalam O:
10 menit - Klien tampak rileks
4. Menganjurkan klien untuk memakai - Klien memakai baju
pakaian yang bahannya dapat menyerap tidur berbahan katun
keringat seperti katun dan kaos - Klien makan obat jam
5. Memberikan informasi kepada keluarga 19.00 wib :
bahwa penyebab dari peningkatan suhu Amoxicillin 2cth
tubuh klien disebabkan karena infeksi Kloramfenikol 2 tab
6. Kolaborasi dengan dokter dalam Dumin 1 tab
pemberian antipiretik dan antibiotik - Hasil TTV :
yaitu S : 37,5 oC
- Amoxicillin, 3x2 cth N : 84 x/i
- Kloramfenikol, 4x2 tab P : 28 x/i
- Dumin 250, 3x1tab A:
- Masalah 1 dan 3
teratasi

P:
- Implementasi 3, 4 dan
5 dipertahankan
- Implementasi 1, 2 dan
6 dilanjutkan

II 1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi seperti S:


mukosa bibir kering, turgor kulit tidak - Keluarga klien
elastis dan peningkatan suhu tubuh mengatakan klien sudah
2. Memantau intake dan output cairan mau minum
dalam 24 jam - Keluarga mengatakan
Input + 1.000 cc sudah memahami
Output + 500 cc pentingnya kebutuhan
3. Menganjurkan klien minum banyak 2-3 cairan untuk klien
liter/ hari - Klien mengatakan
4. Mencatat laporan atau keluhan klien tidak mual lagi
seperti mual, muntah dan klien
mengatakan sudah tidak mual lagi O:
5. Memberi penjelasan kepada keluarga/ - Mukosa mulut dan
klien tentang pentingnya kebutuhan bibir klien mulai
cairan untuk klien lembab
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk - Turgol kulit kenyal
terapi cairan yaitu terpasang IVFD RL - Klien tampak minum
12 gtt/i - Terpasang IVFD RL
12 gtt/i

A:
- Masalah 1, 2, 4 dan 6
teratasi
P:
- Implementasi 12, 3,
dan 4 dipertahankan
- Implementasi 1 dan 6
dilanjutkan.

III 1. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi S:


klien untuk mempercepat proses - Keluarga klien
penyembuhan. mengatakan nafsu
2. Melihat dan memperhatikan seberapa makan klien sudah
banyak makanan yang dihabiskan dari mulai ada
porsi yang telah disediakan. Klien - Klien mengatakan
menghabiskan ¼ porsi sudah tidak mual lagi
3. Menanyakan kepada klien makanan apa O:
yang disukai dan yang tidak disukainya.- Makanan yang
4. Melibatkan keluarga dalam perencanaan disajikan dihabiskan ¼
makan klien dengan membujuk klien porsi
supaya mau makan dan menyuapi klien - Mukosa mulut klien
saat makan. mulai lembab
5. Menyajikan makanan dalam keadaan - Perut klien tidak
hangat agar klien mau menghabiskan kembung lagi
makanan yang disajikan. - Ibu klien menyuapi
6. Menganjurkan klien makan dalam porsi klien saat makan
kecil tapi sering dan mudah dicerna
sehingga klien tidak mual A:
7. Menganjurkan kepada klien supaya - Masalah 1, 3 4 dan 5
berkumur-kumur sebelum dan sesudah teratasi
makan.
8. Menciptakan suasana yang P:
menyenangkan, lingkungan yg bebas dari
- Implementasi diagnosa
bau sewaktu makan. II dipertahankan
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yaitu makanan yang
mengandung cukup cairan, tinggi kalori
dan protein yaitu ML
14 Juni 2011 I 1. Memonitor TTV Jam 19.30 Wib
jam 17.00 Wib S : 37,8º C S:
N : 88 x/i - Keluarga mengatakan
P : 28 x/i demam klien berkurang
- Keluarga mengatakan
2. Menganjurkan klien untuk
telah mengompres
banyak minum + 2000-2500/ hari
kening klien sekali
3. Menganjurkan keluarga untuk
dalam 10 menit
mengompres hangat pada axilla
- Klien mengatakan
dan temporal dan ibu klien
nyeri kepala sudah
tampak mengganti kapas kompres
berkurang
sekali dalam 10 menit
O:
4. Menganjurkan klien untuk
- Klien tampak rileks
memakai pakaian yang bahannya
- Klien memakai baju
dapat menyerap keringat seperti
tidur berbahan katun
katun dan kaos
- Klien makan obat jam
5. Memberikan informasi kepada
19.00 wib :
keluarga bahwa penyebab dari
Amoxicillin 2cth
peningkatan suhu tubuh klien
Kloramfenikol 2 tab
disebabkan karena infeksi
Dumin 1 tab
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
- Hasil TTV :
pemberian antipiretik dan
S : 37,3 oC
antibiotik
N : 84 x/i
7. yaitu
P : 28 x/i
- Amoxicillin, 3x2 cth
A:
- Kloramfenikol, 4x2 tab
- Masalah 1,2 dan 3
- Dumin 250, 3x1tab
teratasi

P:
- Implementasi 3, 4 dan
5 dipertahankan
- Implementasi 1, 2 dan
6 dilanjutkan

II 1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi seperti S:


mukosa bibir kering, turgor kulit tidak - Keluarga klien
elastis dan peningkatan suhu tubuh mengatakan klien mau
2. Memantau intake dan output cairan minum
dalam 24 jam - Keluarga mengatakan
Input + 1.000 cc memahami pentingnya
Output + 500 cc kebutuhan cairan untuk
3. Menganjurkan klien minum banyak 2-3 klien
liter/ hari - Klien mengatakan
4. Mencatat laporan atau keluhan klien mual tidak ada
seperti mual, muntah dan klien
mengatakan sudah tidak mual lagi O:
5. Memberi penjelasan kepada keluarga/ - Mukosa mulut dan
klien tentang pentingnya kebutuhan bibir klien lembab
cairan untuk klien - Turgol kulit kenyal
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk - Klien tampak minum
terapi cairan yaitu terpasang IVFD RL - Terpasang IVFD RL
12 gtt/i 12 gtt/i

A:
- Masalah 1, 2, 4, 5 dan
6 teratasi

P:
- Implementasi 1, 2, 3, 4
dan 5 dipertahankan.

III 1. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi S:


klien untuk mempercepat proses - Keluarga klien
penyembuhan. mengatakan nafsu
2. Melihat dan memperhatikan seberapa makan klien ada
banyak makanan yang dihabiskan dari - Klien mengatakan
porsi yang telah disediakan. Klien tidak mual lagi
menghabiskan ¼ porsi O:
3. Menanyakan kepada klien makanan apa- Makanan yang
yang disukai dan yang tidak disukainya. disajikan dihabiskan 1/2
4. Melibatkan keluarga dalam perencanaan porsi
makan klien dengan membujuk klien - Mukosa mulut klien
supaya mau makan dan menyuapi klien mulai lembab
saat makan. - Perut klien tidak
5. Menyajikan makanan dalam keadaan kembung lagi
hangat agar klien mau menghabiskan - Ibu klien menyuapi
makanan yang disajikan. klien saat makan
6. Menganjurkan klien makan dalam porsi
kecil tapi sering dan mudah dicerna A:
sehingga klien tidak mual - Masalah 1, 2, 3, 4 dan
7. Menganjurkan kepada klien supaya 5 teratasi
berkumur-kumur sebelum dan sesudah
makan. P:
8. Menciptakan suasana yang - Implementasi diagnosa
menyenangkan, lingkungan yg bebas dari II dipertahanka klien
bau sewaktu makan. diizinkan
Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yaitu makanan yang
mengandung cukup cairan, tinggi kalori
dan protein yaitu ML
7.
15 Juni 2011 I 1. Memonitor TTV Jam 07.00 Wib
jam 21.00 Wib S : 37º C S:
N : 87 x/i - Keluarga mengatakan
P : 28 x/i demam klien sudah
2. Menganjurkan klien untuk banyak tidak ada
minum + 2000-2500/ hari - Klien mengatakan
3. Menganjurkan keluarga untuk nyeri kepala tidak ada
mengompres hangat pada axilla dan O:
temporal dan ibu klien tampak - Klien tampak rileks
mengganti kapas kompres sekali dalam - Klien memakai baju
10 menit tidur berbahan katun
4. Menganjurkan klien untuk memakai - Klien makan obat jam
pakaian yang bahannya dapat menyerap 06.30 wib :
keringat seperti katun dan kaos Amoxicillin 2cth
5. Memberikan informasi kepada keluarga Kloramfenikol 2 tab
bahwa penyebab dari peningkatan suhu Dumin 1 tab
tubuh klien disebabkan karena infeksi - Hasil TTV :
6. Kolaborasi dengan dokter dalam S : 37 oC
pemberian antipiretik dan antibiotik yaitu N : 80 x/i
: P : 25 x/i
- Amoxicillin, 3x2 cth A:
- Kloramfenikol, 4x2 tab - Masalah 1, 2, 3 dan 4
- Dumin 250, 3x1tab teratasi

P:
- Implementasi diagnosa
I dipertahankan klien
diizinkan pulang 16
Juni 2011

III 1. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi S:


klien untuk mempercepat proses - Keluarga klien
penyembuhan. mengatakan nafsu
2. Melihat dan memperhatikan seberapa makan klien ada
banyak makanan yang dihabiskan dari - Klien mengatakan
porsi yang telah disediakan. Klien mual tidak ada
menghabiskan ¼ porsi O:
3. Menanyakan kepada klien makanan apa- Porsi makanan yang
yang disukai dan yang tidak disukainya. disajikan dihabiskan
4. Melibatkan keluarga dalam perencanaan- Mukosa mulut klien
makan klien dengan membujuk klien lembab
supaya mau makan dan menyuapi klien - Ibu klien menyuapi
saat makan. klien saat makan
5. Menyajikan makanan dalam keadaan
hangat agar klien mau menghabiskan A:
makanan yang disajikan. - Masalah 1, 3 4 dan 5
6. Menganjurkan klien makan dalam porsi teratasi
kecil tapi sering dan mudah dicerna
sehingga klien tidak mual P:
7. Menganjurkan kepada klien supaya - Implementasi diagnosa
berkumur-kumur sebelum dan sesudah II dipertahankan pulang
makan. 16 Juni 2011
8. Menciptakan suasana yang
menyenangkan, lingkungan yg bebas dari
bau sewaktu makan.
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yaitu makanan yang
mengandung cukup cairan, tinggi kalori
dan protein yaitu ML
III 1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi seperti S:
mukosa bibir kering, turgor kulit tidak - Keluarga klien
elastis dan peningkatan suhu tubuh mengatakan nafsu
2. Memantau intake dan output cairan makan klien ada
dalam 24 jam - Klien mengatakan
Input + 1.000 cc tidak mual lagi
Output + 500 cc O:
3. Menganjurkan klien minum banyak 2-3- Porsi makanan yang
liter/ hari disajikan dihabiskan
4. Mencatat laporan atau keluhan klien - Mukosa mulut klien
seperti mual, muntah dan klien mulai lembab
mengatakan sudah tidak mual lagi - Perut klien tidak
5. Memberi penjelasan kepada keluarga/ kembung lagi
klien tentang pentingnya kebutuhan - Ibu klien menyuapi
cairan untuk klien klien saat makan
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk
terapi cairan yaitu terpasang IVFD RL A:
12 gtt/i - Masalah 1, 2, 3, 4 dan
5 teratasi

P:
- Implementasi diagnosa
II dipertahanka klien
diizinkan

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil proses keperawatan yang dilaksanakan terhadap klien dengan typhoid di
Ruangan Rawat Inap Zal Anak RSI Ibnu Sina Bukitting, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan :
1. Pada klien dengan typhoid ditemukan tanda dan gejala dengan demam yang berlangsung 3
minggu, bersifat febris remitten dan suhu tidakterlalu tinggi, pada mulut terdapat bau tidak
sedap, bibir kering dan umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu
apatis sampai samolen.
2. Dari hasil pengkajian dapat dirumuskan masalah keperawatan pada klien dengan typhoid
adalah peningkatan suhu tubuh (hipertermi), gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan, dan resiko tinggi devisit volume cairan.
3. Perencanaan
Dalam merumuskan perencanaan diperlukan literatur yang lengkap serta membantu dari
tenaga keperawatan dan tim kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit serta kerjasama yang
baik dari klien dan keluarga.
4. Implementasi
Pada pelaksanaan tidak semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana,
karena adanya kendala atau hambatan sehingga pada implementasi ini sangat diperlukan
kerjasama yang baik antara tim kesehatan yang ada.
5. Evaluasi
Asuhan keperawatan yang dilakukan hanya sebagian yang tercapai sesuai dengan tujuan,
karena dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan typhoid memerlukan waktu
yang cukup lama dalam menyelesaikan masalah sesuai kriteria.

B. SARAN
Berdasarkan hasilpenerapan asuhan keperawatan yang dilakukan maka penulis dapat
memberi saran, antara lain :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan typhoid hendaklah benar-benar
memperhatikan keluhan yang dirasakan oleh klien guna mendapatkan diagnosa yang tepat
dan hasil yang baik.
2. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan typhoid agar memenuhi kebutuhan
dari klien maka diperlukan adanya kerjasama yang baik antara tim kesehatan dengan klien
dan keluarga klien.

Anda mungkin juga menyukai