“FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin
mode kegagalan (Casadai, 2007). Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk kecacatan
atau kegagalan dalam desian, kondisi di luar batas spesifikasi yang telah ditetapkan atau perubahan
pada produk yang menyebkan terganggunyafungsi-fungsi dari produk tersebut.
Melaluimenghilangnya mode kegagalan dimana FMEA akan meningkatkan keandalan dari produk
dan pelayanan sehingga meningkatkan kepuasan konsumen akan produk atau pelayanan tersebut.
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan, efek yang ditimbulakan pada operaso
dari produk dan mengidentifikasi aksi untuk mengatasi hal tersebut.” (Jurnal Penerapam Metode
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Expert System (Sistem Pakar))
4. Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut ke pasien dengan metode
workshop
5. Tim FMEA melakukan workshop untuk mengidentifikasi masalah dengan alat bantu fish
bone. Dengan tujuan menemukan akar penyebab masalah
6. Desain ulang dengan melakukan curah pendapat untuk menentukan dan menetapkan desain
baru.
Petugas rekam medis menyampaikan permasalahan yang terjadi dibagian unit kerja rekam
medis mulai dari pendaftaran sampai pelaporan.
7. Melakukan uji coba desain baru : diawali dengan melakukan sosialisasi desain baru kepada
petugas terkait
8. Evaluasi desain baru dengan cara mengukur efektivitas hasil desain ulang dengan parameter
sesuai hasil pengkuran risiko tahap sebelumnya.
https://puskesmas.bantulkab.go.id/
https://media.neliti.com/media/publications/173159-ID-none.pdf
Kesimpulan:
Metode manajemen risiko terbagi menjadi 2 yaitu FMEA ( Failure Mode and Effect Analysis) dan
Sistem Pakar (Expert System). FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan sedangkan sistem pakar adalah penyelesaian masalah
oleh seorang pakar.