Doa Rosario Renungan
Doa Rosario Renungan
"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada
di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu,
ketika Ia masih di Galilea,yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke
tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari
yang ketiga."
Renungan:
Lalu Yesus membawa para murid ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ
Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang
memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Para
murid sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem
dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah
dan memuliakan Allah.
Renungan:
Tugas yang Yesus percayakan kepada para murid kini juga menjadi tugas
dan tanggungjawab kita. Maukah kita menjadi saksi-saksi kebangkitan-Nya
melalui kesaksian hidup kita sehari-hari?
Ya Bunda Maria, dampingi dan bantulah kami untuk hidup seturut kehendak
Allah. Semoga iman kami akan Yesus Kristus, Puteramu kami tampakkan di
dalam kehidupan kami sehari-hari; di tengah keluarga, dalam pekerjaan dan
juga di tengah masyarakat kami. Amin.
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa
lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk menga-
takannya.
Renungan:
Roh Kudus yang dijanjikan Yesus kepada para murid telah memenuhi hati
dan pikiran mereka sehingga pikiran dan hati mereka terbuka untuk
mewartakan apa yang telah mereka alami bersama Yesus ketika masih ada
di tengah mereka. Roh itu membarui, menerangi dan memberikan
semangat dan hidup yang baru. Roh yang sama juga kita terima dalam
sakramen Krisma agar kita menjadi dewasa, kuat dan memiliki semangat
yang baru.
Ya Yesus, Roh Kudus yang Kau janjikan akan mengingatkan dan menga-
jarkan segala sesuatu yg telah Engkau katakan. Kami menyadari karena
kerasnya hati kami seringkali kami mengabaikan suara Roh-Mu. Lembut-
kanlah hati kami dan pertajamlah pendengaran kami agar kami senantiasa
hidup dalam terang dan bimbingan Roh Kudus-Mu. Amin.
Renungan:
Bagaimanakah kita bisa meneladani sikap Bunda Maria dalam hidup kita?
Sanggupkah kita menjalani dan menang-gung suka-duka hidup seperti
Bunda Maria. Ataukah kita hanya menginginkan kesenangan dan keba-
hagiaan tanpa mau berusaha dan menjalani kehendak Allah?
Ya Yesus, hidup Bunda-Mu, Santa Perawan Maria, semoga menjadi pedo-
man dan teladan bagi kami untuk memohon buah-buah kebangkitan-Mu.
Jauhkanlah sikap malas, iri hati, dan mudah putus asa manakala kami
mengharapkan anugerah dan pertolongan-Mu. Amin.
Renungan:
Siapakah wanita di dunia ini yang dapat memenuhi gambaran kitab Wahyu
ini, kecuali Bunda Maria? Sejak Ia menyatakan kesediaan untuk menjadi
Bunda Al Masih, Anak Allah, seluruh hidup Maria diabdikannya untuk mewu-
judkan kehendak Allah bersama putranya. Maka layaklah bila Bunda Maria
menerima mahkota kemuliaan bersama Putranya.
Apakah teladan iman, kesetiaan dan ketaatan serta ketulusan Bunda Maria
ini juga menjadi pola dan keteladan bagi hidup saya?
Semoga teladan dan kasih sayangmu sebagai seorang ibu menjadikan kami
hidup sebagai anak-anak Allah. Dan akhirnya pun kelak kami boleh mene-
rima anugerah kemuliaan dari Allah. Amin.
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Renungan:
Jadi, apabila Yesus yang adalah Anak Allah merelakan diri-Nya untuk mela-
yani orang lain; kita pun, yang telah dipersatukan sebagai anak Allah dalam
pembaptisan pun diharapkan berbuat demikian pula. Jangan malu dan ragu
dalam melayani, seberapa banyak yang bisa kita perbuat, ingatlah bahwa
Yesus telah melakukannya terlebih dahulu.
Bapa, berkat rahmat baptisan kami juga Kau angkat menjadi anak-anak-Mu.
Bantulah kami untuk dapat menghayati dan mewujudkan rahmat baptisan
itu di dalam kehidupan kami sehari-hari. Amin.
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari
tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan
murid-murid-Nya perca-ya kepada-Nya.
Renungan;
Mukjizat pertama Yesus, mengubah air menjadi anggur pada pesta nikah di
Kana, mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan sendiri pun kita bisa
“kehabisan anggur”. Kita seringkali merasa gagal, putus asa, tidak berse-
mangat dan kecewa.
Marilah, pada saat ini dengan rendah hati kita meminta agar Yesus selalu
“menambahkan anggur” dalam kehidupan kita. Dengan rosario ini, kita
berdoa bersama Bunda Maria untuk senantiasa dimampukan dalam setiap
langkah kehidupan kita. Semoga Yesus berkenan “menambahkan anggur”
dengan berlimpah-limpah, dan tentunya dengan anggur yang lebih baik.
Ya Yesus, bantulah kami agar menjadi pribadi yang tegar dan hanya
mengandalkan Dikau dalam kehidupan kami. Semoga hidup kami berkelim-
pahan rahmat-Mu dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin.
Renungan:
Dengan bertobat manusia kini dapat masuk dalam Kerajaan Surga. Karena
itulah pintu yang dibukakan Yesus bagi semua orang, terutama bagi orang
berdosa. Pembebasan itu dinyatakan Yesus dengan penyembuhan, meng-
hidupkan yang mati, membuka mata yang buta dan telinga yang tuli, dan
membebaskan mereka yang teraniaya, tertindas, dan tersingkirkan untuk
mengembalikannya dalam martabat manusia kembali seperti dikehendaki
Allah.
Renungan:
Bagi Petrus, Yohanes dan Yakobus, apa yang mereka saksikan di Gunung
Tabor bukti nyata siapa jati diri Yesus sesungguhnya. Ia adalah Putra Allah
yang berkenan kepada Bapa-Nya dan menjadi utusan Allah bagi manusia.
Maka Allah menghendaki kita untuk mendengarkan-Nya. Inilah jalan menu-
ju kemuliaan Allah dengan menjadi murid dan melaksanakan ajaran-Nya,
sebab Putra Allah telah tinggal dan hadir di tengah kita sebagai manusia
yang berkenan kepada Bapa.
Renungan:
Sudah berapa kalikah kita mengikuti Ekaristi, menyambut Tubuh dan Darah
Kristus? Pernahkah kita menghitungnya? Apakah ekaristi sungguh menjadi
sumber hidup dan pengudusan bagi hidupku?
Ya Yesus, Tubuh dan Darah-Mu adalah sumber hidup bagi kami. Sucikanlah
kami agar layak dan pantas menyambut-Mu setiap kali kami merayakan
Ekaristi kudus. Amin.
PERISTIWA SEDIH
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk
22:42).
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Renungan :
Perang batin dalam diri Yesus berkecamuk ketika harus memilih antara
mencari enak dan aman atau menaati kehendak Bapa-Nya. Tawar menawar
antara keinginan sendiri dan menuruti kehendak orang yang mencintai dan
dicintai-Nya.
Renungan:
Siapakah saya; Pilatus atau Yesus? Kita ingin menjadi murid Yesus tetapi
seringkali kita bertindak seperti Pilatus.
Renungan:
Prajurit adalah suruhan para perwira atau atasan. Tugas prajurit adalah
menjalankan perintah atasan tanpa berpikir, tanpa kesempatan menilai
buruk atau baik, salah atau benar. Dalam situasi inilah mereka melam-
piaskan perasaan, nalar, keinginannya pada kurban, Yesus yang tak
bersalah. Inilah contoh sifat dan egoisme manusia yang ditunjukkan atau
dipentaskan oleh para prajurit yang menangkap Yesus. Yesus kurban
kambing hitam para ahli taurat, kaum Parisi, Pilatus, yang merasa kuasa
dan wibawanya tersaingi.
Tidakkah saya seringkali bertindak sebagai ahli Taurat, Parisi atau Pilatus
dalam meraih sesuatu? Atau mirip para prajurit yang mengolok dan menista
Yesus? Sadarkah bahwa perbuatan saya ini mendera, menyiksa Yesus
Juruselamat dan Allah yang penuh kasih, dan sesama kita?
Renungan :
Dalam keadaan tubuh-Nya yang penuh luka siksaan, luka menganga dari
duri-duri mahkota di kepala-Nya Yesus memanggul salib berat menuju
puncak Golgota. Yesus memanggul salib karena cinta-Nya kepada Bapa dan
kepada manusia. Cawan yang harus diminum kini direguk-Nya dengan
ketaatan, kecintaan yang direlakan-Nya demi keselamatan kita.
Renungan :
Inilah akhir kehadiran Yesus sebagai manusia. Ke dalam tangan Bapa Yesus
kembali sebagaimana Bapa menyerahkan-Nya bagi dunia, bagi manusia,
bagi kita semua. Kepala pasukan yang berkata, “Sungguh, orang ini adalah
orang benar!” menjadi pembenaran dan pemenuhan seluruh ramalan Kitab
Suci. Sementara orang banyak yang berkumpul untuk menonton drama
penyaliban Yesus pulang sambil memukul-mukul diri. Yesus wafat sebagai
orang yang dibenarkan oleh Allah dan membawa rasa tobat manusia
berdosa yg menyadari kerendahannya, dan tidak berarti apa-apa di
hadapan Allah.
Apakah wafat Yesus ini juga memberikan kesadaran betapa besar kasih
Allah kepada kita dan betapa kecilnya kita di hadapan-Nya? Apakah
kebenaran Allah yang tampak dalam diri Yesus juga mene-guhkan iman dan
kepercayaan saya? Membantu saya lebih dalam melakukan tobat?
PERISTIWA GEMBIRA
Renungan:
Santa Maria, Bunda Allah, kami bersyukur karena Allah telah membebaskan
engkau dari noda dosa sejak engkau dikandung. Ia berkenan memperha-
tikan kerendahanmu, dan mengangkat engkau menjadi Ibu Sang Juru
Selamat.
Kami bersyukur pula karena engkau telah menjadi teladan orang beriman.
Dalam menanggapi panggilan Allah, engkau menyerahkan diri segenap hati
dengan berkata, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perka-
taanmu.” Amin.
Renungan:
Dua wanita sederhana, Maria dan Elisabet, hanyalah ibu rumah tangga yang
beriman. Namun keduanya diberkati dan ditinggikan Tuhan. Kini mereka
saling berbagi dalam kegembiraan dan kebahagiaan. Maria calon Ibu anak
kudus, Anak Allah, dan Elisabet ibu Yohanes pembaptis yang membukakan
jalan pertobatan bagi Yesus, bertemu dalam kebahagiaan karena Allah
bersama mereka. Bahkan anak dalam rahim mereka juga telah merasakan
rahmat Tuhan yang dianugerahkan kepada mereka, “Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku
melonjak kegirangan.“
Apakah aku juga menyadari dan merasakan betapa besar rahmat panggilan
yang kita terima dari Allah karena baptisan kita dan karena kita murid-
murid Kristus?
Ya Bunda, kami, para putramu, sangat mencintai engkau dan ingin meng-
ikuti teladanmu. Mohonkanlah kami rahmat Allah, agar kami selalu berusaha
melakukan kehendak Allah. Bunda yang penuh kasih sayang, sudilah
engkau selalu melindungi kami agar kami semua menjadi anak-anak yang
patuh kepadamu dan saling mengasihi dengan tulus hati. Amin.
Renungan:
Sama seperti saat Maria menerima Kabar Malaikat, kelahiran Yesus
berlangsung dalam dunia yang sunyi, jauh dari kebisingan kota, gemer-
lapnya lampu, gelimang harta dan kemewahan serta berita luas dalam
aneka media. Hanya kepada gembala, ‘orang yang terpinggirkan’, kepada
para ‘bijak dari timur’ warta kelahiran diberitakan oleh malaikat. Apakah
keseharian hidupku mampu melahirkan berita besar bagi orang lain dan
membuahkan sukacita, keda-maian, kerukunan?
Bunda Maria, engkau berperan besar dalam kelahiran Yesus, Juru Selamat
kami, anugerah Allah yang mahaluhur. Kiranya kami semakin menyadari
bahwa kelahiran puteramu adalah berkat kemurahan dan anugerah kasih
Allah yang akan membebaskan kami dari kuasa dosa. Terpujilah engkau, ya
Bunda, dampingilah kami putera-puterimu. Amin.
Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membang-
kitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu
sendiri.”
Renungan:
Apakah aku juga siap bersama Bunda Maria, Bapa Yusuf melakoni
/menjalankannya?
Bunda yang penuh kasih sayang, sudilah engkau selalu melindungi kami
agar kami semua menjadi anak-anak yang patuh kepadamu dan saling
menga-sihi dengan tulus hati. Doakanlah kami kepada putramu agar hidup
kami dapat kami persembahkan kepada-Nya membawa keselamatan dan
berkat bagi sesama. Amin.
“Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus
berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang
dika-takan-Nya kepada mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu
di dalam hatinya.
Renungan: