Anda di halaman 1dari 33

Tugas Praktikum

UJI MC NEMAR, UJI COCHRAN, UJI RUN

DAN STUDI KASUS OUTBREAK/KLB

Oleh:

Octavia Ukhti Prakarsi 04084821618192

M. Tata Suharta 04084821618193

M. Rezi Rahmanda 04084821618194

Yesi Eka Molita 04084821618195

Pembimbing:

Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Praktikum

Judul

UJI MC NEMAR, UJI COCHRAN, UJI RUN

DAN STUDI KASUS PWS-KIA/KLB

Oleh:

Octavia Ukhti Prakarsi 04084821618192

M. Tata Suharta 04084821618193

M. Rezi Rahmanda 04084821618194

Yesi Eka Molita 04084821618195

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas
dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 02 Oktober – 11 Desember 2017.

Palembang, Oktober 2017

Pembimbing,

Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas praktikum dengan judul “Uji Mc Nemar,
Uji Cochran, Uji Run dan Studi Kasus Outbreak/KLB” tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimkasih kepada Achmad Ridwan, dr.,
MO., M.Sc selaku pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
praktikum ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas praktikum ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih


banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu, segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Palembang, Oktober 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Depan…………… …………………………………………………. 1

Halaman Pengesahan ………………….....…………….………………………. 2

Kata Pengantar ………………………………...………………………………... 3

Daftar Isi …………………………………………………...………...………… 4

Latihan Soal……………………………………………………………………. 5

Uji Mc Nemar………………………...…...…………………………..... 5

Uji Cochran…..………………………………………..…..………….... 7

Uji Run……………………….……………………………….……....… 12

Studi Kasus Outbreak..............……………………………………..…… 14

Studi Kasus PWS-KLB ……………………..…………………………. 14

4
TUGAS UJI MC NEMAR

Penelitian ingin menguji efek pengobatan dalam mengurangi sesak nafas


pada penderita asma. Sebelum pengobatan anda mengukur efek pada responden
yg dikelompokan menjadi sesak dan tidak sesak. Setelah dilakukan pengobatan ,
anda kembali melakukan pengukuran gejala sesak (sesak dan tidak sesak). Desain
penelitian uji klinis. Untuk mudahnya data disusun dalam tabel 1.

Tabel 1. Data sesak sebelum pengobatan dan sesak sesudah pengobatan


Sebelu Sesuda Sebelu Sesuda Sebelu Sesuda Sebelu Sesuda
m h m h m h m h
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0

Tabel 2. Sebelum pemberian obat & Setelah


pemberian obat
Sebelum pemberian Setelah pemberian obat
obat Tidak sesak Sesak
Tidak sesak 17 2
Sesak 33 6
a
Tabel 3. Test Statistics
Sebelum pemberian obat & Setelah
pemberian obat
N 58
b
Chi-Square 25,714
Asymp. Sig. ,000

5
a. McNemar Test
b. Continuity Corrected
Pertanyaan penelitian:
Apakah terdapat perbedaan gejala sesak antara sebelum pengobatan dan sesudah
pengobatan?
Responden dengan sesak sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan ada
6 orang. Responden yang sesak sebelum pengobatan dan tidak sesak sesudah
pengobatan ada 33 orang. Responden yang tidak sesak sebelum pengobatan dan
sesak sesudah pengobatan ada 2 orang. Responden yang tidak sesak sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan ada 17 orang.
Hasil uji Mc Nemar nilai p=0,000 (tulis 0,0005) <0,05 artinya gejala sesak
sebelum dan sesudah pengobatan berbeda secara bermakna.

Interpretasi:
• Evaluasi data: n=58 sebelum pengobatan dan 58 sesudah pengobatan
(skala Nominal)
• Asumsi: Sampel random
• Hipotesis:
– Ho: Tidak terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah
pengobatan
– Ha: Terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan
• Uji Mc Nemar
(  A D  1 ) 2
X 2
A D

• α=0,05. df (b-1)(k-1)=1x1=1-->Chi square tabel 3,841


• Kriteria Pengujian:
• Ho diterima bila Chi saquare hitung < Chi square tabel (3,841)
• Ho ditolak bila Chi square hitung ≥ Chi square tabel (3,841)
• Perhitungan: X 2
(  17 6  1 )2
17 6
. 4 , 347


• Keputusan statistik: Karena Chi square hitung=4,347 > 3,846 berarti Ho
ditolak
• Kesimpulan:

6
• Ada perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan, X2 =4,347

TUGAS UJI Q COCHRAN


Tabel 4. Data keluhan batuk sebelum pengobatan, selama 2 minggu pengobatan,
dan 4 minggu setelah pengobatan

Sebelum 2 minggu 4 minggu Sebelum 2 minggu 4 minggu


1 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1
1 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1
0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1
1 0 1 0 0 0
0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1
1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1

Tabel 5. Frequencies
Value
Batuk Tidak batuk
Sebelum pengobatan 41 17
2 minggu 32 26

7
4 minggu setelah
20 38
pengobatan

Tabel 6. Test Statistics


N 58
Cochran's Q 24,667a
Df 2
Asymp. Sig. ,000
a. 1 is treated as a
success.

Interpretasi:

 Sebelum pengobatan, responden yang batuk sebanyak 41 orang, yang


tidak batuk ada sebanyak 17 orang.

 Selama 2 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 32 orang


dan yang tidak batuk sebanyak 26 orang.

 Setelah 4 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 20 orang


dan yang tidak batuk sebanyak 38 orang.

 Hipotesis:

– Ho: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara keluhan batuk


sebelum, 2 minggu selama, dan 4 minggu setelah pengobatan.

– Ha: Terdapat perbedaan yang bermakna keluhan batuk sebelum, 2


minggu selama, dan 4 minggu setelah pengobatan.

 Tes yang digunakan adalah uji Q Cochran.

 Angka signifikansi menunjukkan angka p=0,000 (tulis p=0,0005) <0,05,


berarti hipotesis Ho ditolak.

 Sehingga diddapatkan kesimpulan terdapat perbedaan yang bermakna


antara keluhan batuk sebelum, 2 minggu selama, dan 4 minggu setelah
pengobatan.

Tabel 7. Sebelum pengobatan & 2 minggu


2 minggu

8
Sebelum
pengobatan Batuk Tidak batuk
Batuk 30 11
Tidak batuk 2 15

Interpretasi:

 Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan


masih batuk berjumlah 30 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan batuk dan selama 2 minggu


pengobatan tidak lagi batuk berjumlah 11 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan


tidak batuk berjumlah 15 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan selama 2 minggu


pengobatan menjadi batuk berjumlah 2 orang.

Tabel 8. Sebelum pengobatan & 4 minggu setelah


pengobatan
Sebelum 4 minggu setelah pengobatan
pengobatan Batuk Tidak batuk
Batuk 19 22
Tidak batuk 1 16
Interpretasi:

 Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan


masih batuk berjumlah 19 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan batuk dan setelah 4 minggu


pengobatan tidak lagi batuk berjumlah 22 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan


tidak batuk berjumlah 16 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu


pengobatan menjadi batuk berjumlah 1 orang.

9
Tabel 9. 2 minggu & 4 minggu setelah pengobatan
4 minggu setelah pengobatan
2 minggu Batuk Tidak batuk
Batuk 17 15
Tidak batuk 3 23
Interpretasi:

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu


pengobatan masih batuk berjumlah 17 orang.

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan batuk dan setelah 4 minggu


pengobatan tidak lagi batuk berjumlah 15 orang.

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu


pengobatan tidak batuk berjumlah 23 orang.

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu
pengobatan menjadi batuk berjumlah 3 orang.

Tabel 10. Test Statisticsa


Sebelum
pengobatan & 2 minggu & 4
Sebelum 4 minggu minggu
pengobatan & setelah setelah
2 minggu pengobatan pengobatan
N 58 58 58
Exact Sig. (2-
,022b ,000b ,008b
tailed)
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
Interpretasi:
 Hipotesis:

– Ho: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna keluhan batuk.

– Ha: Terdapat perbedaan yang bermakna keluhan batuk.

 Tes yang digunakan adalah uji Mc Nemar.

10
 Angka signifikansi sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan
menunjukkan angka p=0,022 (p<0,05), berarti hipotesis Ho ditolak.
Sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat perbedaan yang
bermakna keluhan batuk antara sebelum pengobatan dan selama 2 minggu
pengobatan.

 Angka signifikansi sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan


menunjukkan angka p=0,000 (tulis p=0,0005) <0,05, berarti hipotesis Ho
ditolak. Sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat perbedaan
yang bermakna keluhan batuk antara sebelum pengobatan dan setelah 4
minggu pengobatan.

 Angka signifikansi selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu


pengobatan menunjukkan angka p=0,008 (p<0,05), berarti hipotesis Ho
ditolak. Sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat perbedaan
yang bermakna keluhan batuk antara selama 2 minggu pengobatan dan
setelah 4 minggu pengobatan.

11
TUGAS UJI RUN

Tabel 11. Data stok obat yang rusak selama 30 hari


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
6 4 8 11
9 2 9 11
12 7 10 4
11 10 2 10
5 6 3 13
9 6 5 9
8 5 9
10 7 12

Tabel 12. Runs Test


Obat rusak n 500
Test Valuea 9
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 14
Z -,557
Asymp. Sig. (2-tailed) ,577
a. Median

Tabel 13. Data skor agresi dalam urutan kemunculannya


Jumlah Posisi Jumlah Posisi Jumlah Posisi Jumlah Posisi
dari dari dari dari
median median median median
6 - 4 - 8 - 11 +
9 + 2 - 9 + 11 +
12 + 7 - 10 + 4 -
11 + 10 + 2 - 10 +
5 - 6 - 3 - 13 +
9 + 6 - 5 - 9 +
8 - 5 - 9 +
10 + 7 - 12 +
Median himpunan skor adalah 9.

12
Yang jatuh di atas median ditandai tanda tambah (+), yang jatuh di bawah median
ditandai tandah kurang (-).
Run berjumlah 14.
 Hipotesis:
– Ho: Tambah dan kurang terjadi dalam urutan random.
– Ha: Urutan tambah dan kurang menyimpang dari kerandoman.
 Tes statistik: tes run satu sampel.
 Nilai p = 0,577. Nilai p >0,05. Hal tersebut menandakan bahwa hipotesis
Ho diterima, yaitu tambah dan kurang terjadi dalam urutan random.

13
STUDI KASUS

OUTBREAK ENTERITIS
SELAMA PERJALANAN HAJI KE MEKKAH

Setelah mempelajari studi kasus ini dan menjawab 16 pertanyaan, mahasiswa


akan mampu untuk:
 Menentukan epidemik, outbreak, atau kluster
 Membuat dan memahami pengunaan definisi kasus
 Menggambarkan kurva epidemik
 Menghitung food-specific attack rate
 Menyusun langkah-langkah penyelidikan sebuah kasus outbreak akut.

Misi Kuwait medical, terdiri dari 112 anggota, menempuh perjalanan


dengan bus dari Kuwait ke Mekkah. Pada 30 Oktober semua anggota missi telah
menginap di Mina. Pada waktu matahari terbit 31 Oktober mereka telah berangkat
ke Arafah, dimana pada pukul 8.00 a.m. mereka telah minum teh dengan atau
tanpa susu untuk minum pagi. Susu tadi telah disiapkan segera sebelum
dikonsumsi dengan mencampur bubuk susu dengan air panas. Sisa hari mereka
tadi telah digunakan untuk melaksanakan ibadah. Pada jam 2.00 p.m., makan
siang disajikan untuk semua anggota misi. Makanan khas Kuwait terdiri dari tiga
jenis: nasi, daging dan saus tomat. Sebagain besar anggota misi mengkonsumsi
semua jenis makan tadi. Makan siang telah disiapkan di Mina pada 30 Oktober
dan diantar ke Arafah oleh truk pagi 31 Oktober. Pada waktu matahari terbit 31
Oktober anggota missi kembali ke Mina.
Deskripsi klinis
Investigator mengidentifikasi total 66 kasus GE. Onset (Waktu timbulnya)
kasus tadi akut, ditandai kebanyakan oleh diare dan nyeri perut. Nausea, vomitus
dan darah dalam tinja terjadi tidak sering. Tidak ada kasus pasien yang dilaporkan
dengan demam. Semua pulih dalam 12-24 jam. Kira-kira 20 % telah meminta
pertolongan medis. Investigator tidak memperoleh spesimen tinja untuk
pemeriksaan.

Investigator menentukan bahwa 64 kasus mulai sakit selama perjalanan


haji, semua yang telah makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31
Oktober. 15 anggota missi tidak makan siang: tidak ada yang sakit.

14
Tabel 6.8 Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang
sakit sebelum 31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak
termasuk dalam tabel tersebut.

Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di
Arafah, Saudi Arabia, 31 Oktober 1979.

Id Age Onset of Foods Signs/symptoms*


# Sex Illness
Date Hour Rice Meat TS* D C BS N V F
31 36 M Oct,31 5 p.m x x x D C BS
77 28 M Oct,31 5 p.m x x D C
81 33 M Oct,31 10p.m x x x D C
86 29 M Oct,31 10p.m x x x D C
15 38 M Oct,31 10p.m x D BS N
17 48 M Oct,31 10p.m x x D C
18 35 M Oct,31 10p.m x x x D C
35 30 M Oct,31 11p.m x x x D C
88 27 M Oct,31 11p.m x x x D C
76 29 M Oct,31 11p.m x x x D C BS
71 50 M Oct,31 12 mn x x x D
1 39 M Nov.1 1a.m x x x D C V
27 36 M Nov.1 1a.m x x x D C N
28 44 M Nov.1 1a.m x x x D C
29 48 M Nov.1 1a.m x x x D C BS
30 35 M Nov.1 2a.m x x x D C
50 29 M Nov.1 2a.m x x x D C
59 51 M Nov.1 2a.m x x x D C
67 40 M Nov.1 2a.m x x D
72 58 M Nov.1 3a.m x x x D C
73 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
60 31 M Nov.1 3a.m x x x D C
61 38 M Nov.1 3a.m x x x D BS
51 32 M Nov.1 3a.m x x x D C V
52 37 M Nov.1 3a.m x x D
58 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
22 35 M Nov.1 3a.m x x x D C
25 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
32 50 M Nov.1 3a.m x x x D C
38 26 M Nov.1 3a.m x x x D C
79 29 M Nov.1 3a.m x x x D C
80 28 M Nov.1 3a.m x x x D C

15
37 30 M Nov.1 4a.m x x x D
65 34 M Nov.1 4a.m x x D
66 45 M Nov.1 4a.m x x D C BS
87 41 M Nov.1 4a.m x x x D C
89 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
90 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
91 38 M Nov.1 4a.m x x x D C
92 37 M Nov.1 4a.m x x x D C
70 31 M Nov.1 5a.m x x x D C
2 34 M Nov.1 5a.m x x x D C
21 38 M Nov.1 5a.m x x x D C
40 38 M Nov.1 5a.m x x x D
78 27 M Nov.1 5a.m x x x D C
82 39 M Nov.1 5a.m x x x D C
83 40 M Nov.1 5a.m x x x D C
84 34 M Nov.1 5a.m x x D C
14 52 M Nov.1 6 am x x x D
16 40 M Nov.1 6 am x x x D BS
93 30 M Nov.1 6 am x x x D C
94 39 M Nov.1 6 am x x x D C
33 55 M Nov.1 7 am x x x D C
34 28 M Nov.1 7 am x x x D C
85 38 M Nov.1 7 am x x D C
43 38 M Nov.1 9 am x x D C
69 30 M Nov.1 9 am x x x D C
4 30 F Nov.1 10am x D C
5 45 F Nov.1 10am x C
3 29 F Nov.1 1 pm x x D C
12 22 F Nov.1 2 pm x x X C
74 44 M Nov.1 2 pm x x X D
75 45 M Nov.1 5 pm x x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm x x X D C
6 38 F Well x x
7 52 F Well x x X
8 35 F Well x X
9 27 F Well x x X
10 40 F Well x x X
11 40 F Well x x X
13 50 M Well x x X
19 38 M Well x x X
20 38 M Well x x X
23 29 M Well x x X
24 27 M Well x x X
26 47 M Well x x X
36 60 M Well x
39 27 M Well x x X

16
41 30 M Well x x X
42 38 M Well x x X
44 50 M Well x x X
45 27 M Well x x X
46 31 M Well x x X
47 46 M Well x x X
48 38 M Well x x
49 36 M Well x X
53 36 M Well x x X
54 27 M Well x x X
55 40 M Well x x X
56 30 M Well x x X
57 25 M Well x x X
62 50 M Well x
63 44 M Well x
64 47 M Well x X
68 31 M Well x x X

TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea;


V=Vomiting
F=Fever.

Pertanyaan
1. Apa kriteria KLB pada kasus ini?

Kasus ini merupakan epidemik. Epidemik/wabah adalah kejadian


berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Bukti:
Penyakit enteritis ini menyerang lebih dari setengah komunitas pada waktu
dan tempat tertentu.
Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi
ekspektasi normal secara mendadak pada suatu komunitas di suatu tempat
terbatas pada suatu periode waktu tertentu. Pada hakikatnya, epidemik
sama dengan outbreak, kasus tidak hanya terbatas pada penyakit menular
saja, tetapi bisa kejadian lain yang menyebabkan kesakitan/kematian pada
sekelompok komunitas pada waktu dan tempat tertentu. Peningkatan
angka kesakitan/kematian akan disebut outbreak bila kejadian tersebut
terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh Pemerintah Daerah atau
dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) bila penanggulangannya
membutuhkan bantuan Pemerintah Pusat.
Tujuh Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes
1501 Tahun 2010 adalah :

17
1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada
atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun
waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
4) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.
5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu)kurun waktutertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih dibandingkan denganangka kematian kasus suatu
penyakit periodesebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu
periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Kasus ini merupakan epidemik.

2. Apa isi kuesioner pada penyelidikan KLB/wabah?


Tentukan terlebih dahulu, apakah ini memang benar KLB/wabah dengan
menanyakan:

1) Apakah ini merupakan kasus baru?


2) Apakah kasus ini menyerang banyak anggota misi? Berapa jumlahnya?
3) Apakah penyakit ini menular?
4) Sejak kapan penyakit ini muncul?
5) Apa dampak yang ditimbulkan dari kasus ini?

Setelah itu dibuat kuesioner, dengan pertanyaan sebagai berikut:

1) Informasi identitas responden mencakup nama lengkap, tanggal


lahir/usia, jenis kelamin
2) Informasi mengenai faktor risiko/penyebab penyakit

18
 Kapan Anda mengkonsumsi makanan yang disediakan? (sebutkan
tanggal dan waktu)
 Apa saja jenis makanan yang Anda konsumsi?
 Bagaimana cara Anda memakan makanan tersebut? (apakah
dengan peralatan sendok garpu yang tersedia atau langsung
menggunakan tangan)
 Apakah Anda ada mengkonsumsi makanan lain selain makanan
yang disediakan oleh penyedia jasa makanan?
 Apakah Anda merasakan sesuatu yang aneh dengan makanan yang
Anda konsumsi? (bau, tekstur, dll)
3) Informasi mengenai keluhan (klinis)
 Apa saja keluhan yang Anda alami setelah mengkonsumsi
makanan tersebut?
 Kapan keluhan itu muncul? (Berapa lama Anda mengalami
keluhan tersebut terhitung dari jarak Anda mengkonsumsi makanan
tersebut?)
 Apa tindakan yang Anda lakukan setelah mengalami keluhan
tersebut?
 Apakah gejala dapat membaik dengan sendirinya?
 Berapa lama keluhan Anda dirasakan membaik?

3. Buat definsi kasus pada KLB ini!


Definisi kasus
Kasus gastroenteritis yang ditandai dengan diare, nyeri perut, mual,
muntah (tidak sering) dan pulih dalam 12-24 jam.

Waktu kejadian
Waktu kejadian kasus 31 Oktober 1979.

Tempat/orang
Tempat kejadian: Arafah.
Orang: 66 dari 112 anggota.

4. Hitung attack rate yang makan dan yang tidak makan. Apa yang anda
simpulkan? Lihat tabel 6.8.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota
yang sakit sebelum 31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak
makan tidak termasuk dalam tabel tersebut.

19
Makanan Anggota misi Total Attack Anggota misi Total Attack
yang makan rate yang tidak rate
makan
Sakit Sehat Sakit Sehat
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus tomat 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%

Gastroenteritis Attack
Total
Iya Tidak rate
Makan Iya 64 31 95 67,4%
Nasi,
Daging,
dan/atau Tidak 0 15 15 0%
TS
Total 64 46 110

Attack rate (anggota misi yang makan) : X 100% = 57,14%

Attack rate (anggota misi yang tidak makan) : X100% = 13,39%

Kesimpulan:
Terdapat perbedaan angka serangan (attack rate) antara anggota misi yang
makan dan yang tidak makan terhadap penyakit (enteritis) sebesar 43,75%.
Berdasarkan data tersebut dicurigai telah terjadi wabah akibat keracunan
makanan, karena ditemukan lebih dari penderita dengan gejala yang serupa
berupa gangguan pencernaan sesudah memakan makanan yang sama.

Penyebab utama dapat dicari dengan penghitungan attack rate terhadap


setiap jenis makanan.
Dari hasil penghitungan didapatkan Attack rate untuk anggota yang makan nasi,
daging, atau TS berturut-turut adalah 66,7%, 71,6%, 66,2%. Sedangkan attack
rate untuk anggota yang tidak makan nasi, daging, atau TS berturut-turut adalah
11,7%, 4,5%, 39,4%. Perbedaan attack rate yang paling besar didapatkan pada
anggota yang makan daging, yaitu sebesar 67,1% (71,6%-4,5%). Dapat
disimpulkan penyebab utama dari penyakit GE pada studi kasus ini diduga berasal
dari makanan daging.
Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di
Arafah, Saudi Arabia, 31 Oktober 1979.

20
Id Age Onset of Foods Signs/symptoms*
# Sex Illness
Date Hour Rice Meat TS* D C BS N V F
31 36 M Oct,31 5 p.m x x X D C BS
77 28 M Oct,31 5 p.m x x D C
81 33 M Oct,31 10p.m x x X D C
86 29 M Oct,31 10p.m x x X D C
15 38 M Oct,31 10p.m x D BS N
17 48 M Oct,31 10p.m x x D C
18 35 M Oct,31 10p.m x x X D C
35 30 M Oct,31 11p.m x x X D C
88 27 M Oct,31 11p.m x x X D C
76 29 M Oct,31 11p.m x x X D C BS
71 50 M Oct,31 12 mn x x X D
1 39 M Nov.1 1a.m x x X D C V
27 36 M Nov.1 1a.m x x X D C N
28 44 M Nov.1 1a.m x x x D C
29 48 M Nov.1 1a.m x x x D C BS
30 35 M Nov.1 2a.m x x x D C
50 29 M Nov.1 2a.m x x x D C
59 51 M Nov.1 2a.m x x x D C
67 40 M Nov.1 2a.m x x D
72 58 M Nov.1 3a.m x x x D C
73 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
60 31 M Nov.1 3a.m x x x D C
61 38 M Nov.1 3a.m x x x D BS
51 32 M Nov.1 3a.m x x x D C V
52 37 M Nov.1 3a.m x x D
58 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
22 35 M Nov.1 3a.m x x x D C
25 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
32 50 M Nov.1 3a.m x x x D C
38 26 M Nov.1 3a.m x x x D C
79 29 M Nov.1 3a.m x x x D C
80 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
37 30 M Nov.1 4a.m x x x D
65 34 M Nov.1 4a.m x x D
66 45 M Nov.1 4a.m x x D C BS
87 41 M Nov.1 4a.m x x x D C
89 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
90 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
91 38 M Nov.1 4a.m x x x D C
92 37 M Nov.1 4a.m x x x D C
70 31 M Nov.1 5a.m x x x D C
2 34 M Nov.1 5a.m x x x D C
21 38 M Nov.1 5a.m x x x D C

21
40 38 M Nov.1 5a.m x x x D
78 27 M Nov.1 5a.m x x x D C
82 39 M Nov.1 5a.m x x x D C
83 40 M Nov.1 5a.m x x x D C
84 34 M Nov.1 5a.m x x D C
14 52 M Nov.1 6 am x x x D
16 40 M Nov.1 6 am x x x D BS
93 30 M Nov.1 6 am x x x D C
94 39 M Nov.1 6 am x x x D C
33 55 M Nov.1 7 am x x x D C
34 28 M Nov.1 7 am x x x D C
85 38 M Nov.1 7 am x x D C
43 38 M Nov.1 9 am x x D C
69 30 M Nov.1 9 am x x x D C
4 30 F Nov.1 10am x D C
5 45 F Nov.1 10am x C
3 29 F Nov.1 1 pm x x D C
12 22 F Nov.1 2 pm x x X C
74 44 M Nov.1 2 pm x x X D
75 45 M Nov.1 5 pm x x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm x x X D C
6 38 F Well x x
7 52 F Well x x X
8 35 F Well x X
9 27 F Well x x X
10 40 F Well x x X
11 40 F Well x x X
13 50 M Well x x X
19 38 M Well x x X
20 38 M Well x x X
23 29 M Well x x X
24 27 M Well x x X
26 47 M Well x x X
36 60 M Well x
39 27 M Well x x X
41 30 M Well x x X
42 38 M Well x x X
44 50 M Well x x X
45 27 M Well x x X
46 31 M Well x x X
47 46 M Well x x X
48 38 M Well x x
49 36 M Well x X
53 36 M Well x x X
54 27 M Well x x X
55 40 M Well x x X

22
56 30 M Well x x X
57 25 M Well x x X
62 50 M Well x
63 44 M Well x
64 47 M Well x X
68 31 M Well x x x
TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea;
V=Vomiting
F=Fever.

5. Dengan menggunakan periode waktu yang tepat, gambar sebuah


kurva epidemiologik.

Keterangan kurva epidemic


Berdasarkan kurva epidemiologi, terlihat bahwa kurva membentuk
gambaran common source, adanya satu puncak yang timbul. Gambaran
kurva tersebut memberikan informasi bahwa gejala timbul secara serentak
akibat penularan dari satu sumber dalam waktu yang sama dan singkat,
pada kasus ini dicurigai akibat dari makanan yang dikonsumsi.

6. Apa tipe curva epidemi pada kasus ini?


Berdasarkan kurva epidemiologi, terlihat bahwa kurva membentuk
gambaran common source, adanya satu puncak yang timbul. Gambaran
kurva tersebut memberikan informasi bahwa gejala timbul secara serentak
akibat penularan dari satu sumber dalam waktu yang sama dan singkat,
pada kasus ini dicurigai akibat dari makanan yang dikonsumsi.

7. Modifikasi grafik yang telah digambarkan (Pertanyaan 8) untuk


mengilustrasikan distribusi masa inkubasi.

23
Grafik 1. Distribusi Masa Inkubasi

Tentukan atau hitung minimum, maksimum, mean, median, mode, range ,


standar deviasi periode inkubasi.

No. Waktu Inkubasi f f (x)


f ( xi  x)
2

(jam)
1 3 2 6 242
2 8 5 40 180
3 9 3 27 75
4 10 1 10 16
5 11 4 44 36
6 12 4 48 16
7 13 13 169 13
8 14 8 112 0
9 15 8 120 8
10 16 4 64 16
11 17 3 51 27
12 19 2 38 50
13 20 2 40 72

24
14 23 1 23 81
15 24 2 38 200
16 27 1 27 169
17 33 1 33 361
 64 900 1562

x
 f ( x)
14,0625
Mean, f
13  14
13,5
Median, 2
Modus 13
Range, (maksimum-minimum) 33 jam- 3 jam = 30 jam
Standar Deviasi
24,793 = 4,979
SD  s2
Varians

 f x  1562
i x 2
63 = 24,793
s2 
n 1

8. Dilihat dari median inkubasi, apa penyebabnya?


Kemungkinan penyebab outbreak ini adalah Salmonella spp., Clostridium
perfringens, Streptococcus faecalis, dan Enterococcus.

9. Dengan mengunakan riwayat mengkonsumsi makanan pada tabel 6.8.


lengkapi item 7 dari form Penyelidikan out break Keracunan
makanan”

Food specific attack rate (item 7 Form investigasi outbreak karena


makanan)
Food Jumlah orang yang makan Jumlah orang yg tidak makan
item spesifik food spesifik food
disajika Sakit Sehat Total Attack Sakit Sehat Total Attack
n rate rate
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Tomat

10. Apa desain penelitian epidemiologi yg digunakan?


Desain penelitian epidemiologi yang dilakukan adalah retrospektif cohort
study.

25
11. Apa hipotesis penelitian epidemiologi pada kasus ini?
H0 : Tidak ada hubungan antara makan nasi dengan terjadinya wabah.
H1: Ada hubungan antara makan nasi dan terjadinya wabah

H0 : Tidak ada hubungan antara makan daging dengan terjadinya wabah.


H1: Ada hubungan antara makan daging dan terjadinya wabah

H0 : Tidak ada hubungan antara makan saus tomat dengan terjadinya


wabah.
H1: Ada hubungan antara makan saus tomat dan terjadinya wabah

12. Buat tabel 2x2 hitung RR tiap jenis makanan. Lakukan uji hipotesis
yg sesuai!
Dilakukan analisis untuk mengetahui uji hipotesis yang sesuai.

Langkah Jawaban

1 Menentukan variabel yang Variabel yang dihubungkan adalah


dihubungkan makanan (kategorik) dengan diare
(kategorik)

2 Menentukan jenis hipotesis Asosiatif/komparatif

3 Menentukan masalah skala variabel Kategorik

4 Menentukan berpasangan/tidak Tidak berpasangan


berpasangan

5 Menentukan jenis P x K 2x2

Kesimpulan:

Jenis P x K pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang digunakan adalah uji Chi-
Square

Uji Chi-square dilakukan setiap jenis makanan terhadap penyakit diare.

Nasi

Nasi * Diare Crosstabulation

26
Diare

Tidak
Diare Diare Total

Nasi Tidak Makan Count 15 2 17


Nasi
Expected
7,1 9,9 17,0
Count

Makan Nasi Count 31 62 93

Expected
38,9 54,1 93,0
Count

Total Count 46 64 110

Expected
46,0 64,0 110,0
Count

1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai


observed dan expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 15, 2,
31, 62 sedangkan nilai expected untuk sel masing-masing 7,1; 9,9; 38,9; 54,1.

2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai
expected yang kurang dari lima

Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
nasi dan diare.

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 17,806a 1 ,000

Continuity Correctionb 15,621 1 ,000

Likelihood Ratio 18,827 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear
17,644 1 ,000
Association

27
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,11.

b. Computed only for a 2x2 table


Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat
hubungan yang bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang
menyajikan hasil uji hipotesis Chi-Square pada anggota yang makan nasi.

Nasi

Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak

Makan Iya 62 31 93
Nasi Tidak 2 15 17 0,0001

Total 64 46 110

Hitung RR

RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (62/93 : 2/17) / (2/2) = 5,67

Interpretasi: Anggota yang makan nasi memiliki risiko sebesar 5,67 kali menderita
GE dibandingkan yang tidak makan nasi.

Daging

Daging * Diare Crosstabulation

Diare

Tidak
Diare Diare Total

Daging Tidak Makan Count 21 1 22


Daging
Expected
9,2 12,8 22,0
Count

Makan Daging Count 25 63 88

Expected
36,8 51,2 88,0
Count

28
Total Count 46 64 110

Expected
46,0 64,0 110,0
Count

1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai


observed dan expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 21, 1,
25, 63 sedangkan nilai expected untuk sel masing-masing 9,2; 12,8; 36,8; 51,2

2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai
expected yang kurang dari lima

Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
daging dan diare.

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 32,516a 1 ,000

Continuity Correctionb 29,819 1 ,000

Likelihood Ratio 36,365 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear
32,221 1 ,000
Association

N of Valid Cases 110

29
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,20.

b. Computed only for a 2x2 table


Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat
hubungan yang bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang
menyajikan hasil uji hipotesis Chi-Square pada anggota yang makan daging.

Daging

Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak

Makan Iya 63 25 88
Daging Tidak 1 21 22 0,0001

Total 64 46 110

Hitung RR

RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (63/88 : 1/22) / (2/2) = 15,75

Interpretasi: Anggota yang makan daging memiliki risiko sebesar 15,75 kali
menderita GE dibandingkan yang tidak makan daging.

Tomato Sauce (TS)

TS * Diare Crosstabulation

Diare

Tidak
Diare Diare Total

TS Tidak Makan Count 20 13 33


TS
Expected
13,8 19,2 33,0
Count

Makan TS Count 26 51 77

Expected
32,2 44,8 77,0
Count

Total Count 46 64 110

30
Expected
46,0 64,0 110,0
Count

1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai


observed dan expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 20, 13,
26, 51 sedangkan nilai expected untuk sel masing-masing 13,6; 19,2; 32,2; 44,8

2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai
expected yang kurang dari lima

Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
TS dan diare.

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6,839a 1 ,009

Continuity Correctionb 5,781 1 ,016

Likelihood Ratio 6,803 1 ,009

Fisher's Exact Test ,012 ,008

Linear-by-Linear
6,777 1 ,009
Association

N of Valid Cases 110

31
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,80.

b. Computed only for a 2x2 table


Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,008, artinya terdapat
hubungan yang bermakna antara makan TS dengan diare. Berikut tabel yang
menyajikan hasil uji hipotesis Chi-Square pada anggota yang makan TS.

Tomato Sauce (TS)

Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak

Iya 51 26 77
Makan TS
Tidak 13 20 33 0,008

Total 64 46 110

Hitung RR

RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (51/77 : 13/33) / (2/2) = 1,68

Interpretasi: Anggota yang makan TS memiliki risiko sebesar 1,68 kali menderita
GE dibandingkan yang tidak makan TS.

13. Bila hipotesis tidak terbukti apa yg harus dilakukan?


Jika hipotesis tidak terbukti dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan memperhatikan beberapa faktor terkait dengan adanya kontaminasi
makanan yaitu sebagai berikut:
1. Faktor penyimpanan bahan makanan ( makanan sudah tidak layak
dikonsumsi/tidak segar)
2. Faktor pengolahan makanan
3. Faktor penyajian makanan (makanan sudah disiapkan dari malam
sebelum dikonsumsi, makanan juga diletakkan di dalam tempat
terbuka di dapur sepanjang malam)
4. Faktor pendistribusian makanan (menggunakan truk-truk yang tidak
diketahui tingkat kebersihannya dengan temperature udara yang
kurang mendukung)
5. Cara pengkonsumsian makanan (apakah menggunakan peralatan
makan yang bersih/kotor, atau langsung menggunakan tangan)

Jika sumber wabah sudah diketahui maka kita dapat melakukan


pengendalian awal pada agent, sumber atau reservoir, misalnya

32
menghilangkan/memusnahkan makanan terinfeksi, memindahkan
penjamah makanan, melakukan pengobatan dan perawatan anggota
misi yang sakit oleh tenaga medis. Perlu juga dilakukan pencarian
apakah masih ada kasus baru lainnya. Setelah dilakukan penanganan
dan pengendalian awal, lakukan evaluasi mengenai proses pengolahan,
penyajian dan pendistribusian makanan. Hal yang penting juga perlu
diberikan penyuluhan kepada pihak penyedia jasa makanan dan para
anggota misi. Seharusnya dilakukan pemeriksaan sampel sisa
makanan, terutama daging yang dicurigai sebagai penyebab
munculnya outbreak. Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan,
terutama daging dan kurangnya fasilitas laboratorium. Selain itu, dapat
pula dilakukan pencegahan sekunder agar tidak terjadi kasus serupa
lagi misalnya dengan imunisasi.

33

Anda mungkin juga menyukai