Anda di halaman 1dari 21

 Difteri adalah penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh corynebacterium diphteriae.


Kuman ini termasuk gram positif yang
berasal dari membran mukosa hidung dan
nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang
terinfeksi.kuman ini sering menyerang
infeksi saluran pernapasan bagian atas.
Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak
berusia kurang dari 10 tahun dan frekuensi
tertinggi pada usia 2-5 tahun.
 Penyakit terutama di negara miskin, yang
penduduknya tinggal pada tempat-tempat
pemukiman yang padat, hygiene dan sanitasi
buruk, fasilitas kesehatan yang kurang.
 Ada tiga type variants dari Corynebacterium diphtheriae ini
yaitu : type mitis, type intermedius dan type gravis.
Corynebacterium diphtheriae dapat dikalsifikasikan dengan
cara bacteriophage lysis menjadi 19 tipe.Type 1-3 termasuk
type mitis, type 4-6 termasuk type intermedius, tipe 7 termasuk
type gravis yang tidak ganas, sedangkan tipe-tipe lainnya
termasuk type gravis yang virulen.
 Corynebacterium diphteriae
 Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
P
A
T  Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

O
F  Masa inkubasi 2-5 hari
I
S
 Aliran sistemik
I
O
L
 Mengeluarkan toksin (eksotoksin)
O
G
I Nasal Tonsil/faringeal Laring

Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara


serak,
hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi
sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak
nafas, Linfadenitis (bull’s neck)
sianosis.
Toxemia, syok septic.
 Gambaran klinik dibagi menjadi 3 macam
 Gejala umum : seperti pada gejala infeksi yaitu
kenaikan suhu tubuh biasanya sub febris, nyeri
kepala, tidak nafsu makan, badan lemah
 Gejala lokal : tonsil membengkakpembuluh-
pembuluh darah melebar keluarkan sel-sel darah
putih sedang
sel-sel epitel nekrosisterbentuk fibrinmembaran putih
keabu-abuan (pseudomembrane)Membran ini
sukar diangkat dan mudah berdarah.Di bawah
membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-
kuman ini mengeluarkan exotoxin
 Gejala akibat exotoxin : yang dikeluarkan
oleh kuman difteri ini akan menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh biasanya terjadi
setelah 4-7 minggu terinfeksi dengan kuman
difteri.

 Pada jantung  miokarditis sampai


decompesatio cordis kiri
 Pada saraf kranial lumpuhnya otot
palatum dan pernapasan
 Pada ginjal  albuminuria
 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis :
 Laboratorik : Sediaan langsung -Gram
- Neisnerr
- biru metilen
 Sediaan langsung diambil dari pseudomebran dan usap
tenggorok

Biakan (tidak dianjurkan karena terlalu lama)


 Diagnosis kerja :

DD
Angina plaut Tonsilitis viral bisa
vincent sangat disingkirkan
karena pada
Common cold bisa susah dibedakan
pemeriksaaan
disingkirkan karena dengan penyakit
difteri karena rongga mulut akan
tidak adanya
pseudomembran gejala klinis yang tampak luka-luka
hampir mirip kecil yang sangat
pada penyakit ini
tetapi penyebab nyeri dan tidak
penyakit ini adalah disertai pseudo
bakteri spirochaeta membran
– Pemberian antitoksin, dengan dosis
20.000-40.000 Unit, secara I.V
– Pemberian Antibiotik, ada 2 pilihan obat
yaitu
1. Penicillin G procain dimana dosis
untuk anak-anak adalah 12.500-25.000
U/kgBB, diberikan secara I.M.
2. Eritomisin, dimana dosis untuk anak-
anak adalah 40-50mg/kgBB.
Isolasi penderita
 Bedrest
 Makanan yang cukup gizi dan nutrisi
 1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan
cara : Imunisasi DTaP untuk anak bayi. Imunisasi di
berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan,
3 bulan, dan 4 bulan.Imunisasi DT untuk anak usia
sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi
ini di berikan satu kali.
 2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
 3. Jaga kebersihan diri.
 4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan
yang bergizi dan berolahraga
 5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
 6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan
segera memeriksakan ke Unit kesehatan terdekat
 Bila keluarga,teman,tetangga menderita difteri Hindari kontak
langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa)
difteri.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke
fasilitas kesehatan terdekat.
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
 Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker
sampai sembuh..
 Prognosis pasien sangat bergantung
pada:
 Umur penderita makin muda makin
buruk prognosis
 Virulensi virus
 Keadaan umum penderita misal
dengan gizi kurang baik, maka
prognosis kurang baik
 Cepat atau lambatnya pemberiaan
pengobatan
 Pada umumnya baik apabila
pengobatan diberikan secara cepat
dan cepat
 1.Supriyanto A. Infeksi Bakteri Difteri. Avaiable at:
http://medicastore.com/penyakit/930/Difteri.html.
Accessed on December, 8th 2009.
 2.Kartono. Lingkungan Rumah dan Kejadian Difteri di
Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2 No.5 ; 2008
 3.Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2008.
hal 221
 4.Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI ; 2006. hal 1836-1839.
 6. Lubis CP.Difteri. Avaiable at:
http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/Dipteri.pdf
Accessed on December, 8th 2009.
 7.Nyoman KI. Difteri. Avaiable at:
http://www.scribd.com/doc/13758759/DIFTERI Accessed
on December, 8th 2009.
 8. Ditjen P2PL, Depkes RI. Panduan Praktis Surveilens
Epidemiologi Penyakit.Jakarta ; 2003
 9.Novia M. Difteri, Bagaimana Penularan dan
Pencegahannya. Avaiable at:http://www.surabaya-
ehealth.org/dkksurabaya/berita/difteri-
bagaimanapenularan- dan pencegahannya. Accessed on
December, 8th 2009.

Anda mungkin juga menyukai