Oleh:
Rebeka Anastasia Marpaung 04054821618096
Rudi Thenggono 04054821618110
Reijefki Irlastua 04084821618172
Nikodemus Sihar Parsulian L.Tobing 04084881618173
Pembimbing:
Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc
Tugas Praktikum
Judul
UJI MC NEMAR, UJI COCHRAN, UJI RUN
DAN STUDI KASUS OUTBREAK/KLB
Oleh:
Rebeka Anastasia Marpaung 04054821618096
Rudi Thenggono 04054821618110
Reijefki Irlastua 04084821618172
Nikodemus Sihar Parsulian L.Tobing 04084881618173
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Komunitas dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 02 Oktober- 11 Desember
2017
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas praktikum dengan judul “Studi Kasus Outbreak/KLB” tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimkasih kepada Achmad Ridwan,
dr., MO., M.Sc selaku pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
praktikum ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas praktikum ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Sesudah Pengobatan
Sebelum Pengobatan Tidak Sesak Sesak
Tidak Sesak 17 2
Sesak 33 6
Berikut adalah tabel 2x2 yang menunjukan keadaan sesak pada pasien sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan. Dari tabel tersebut tampak jumlah pasien yang
tidak sesak sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan berjumlah 17 orang,
sedangkan yang menjadi sesak sesudah pengobatan 2 orang. Untuk pasien yang
mengalami sesak sebelum pengobatan menjadi tidak sesak sesudah pengobatan
berjumlah 33 orang, sedangkan yang tetap sesak berjumlah 6 orang.
Tabel 2. Langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis yang sesuai dengan panduan tabel uji
hipotesis dan diagram alur.
Langkah Jawaban
1 Menentukan variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah
keadaan sesak (kategorik) dengan
pengobatan (kategorik)
2 Menentukan jenis hipotesis Asosiatif/komparatif
3 Menentukan masalah skala variabel Kategorik
4 Menentukan berpasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan jenis P x K 2x2
Kesimpulan:
Jenis P x K pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang digunakan adalah uji McNemar
Untuk mengetahui hubungan asosiatif dari keadaan sesak sebelum dan setelah
pengobatan maka dilakukan uji hipotesis yang sesuai dengan variabel tersebut.
Variabel pada penelitian ini berjumlah dua kelompok. Skala variabel ini merupakan
variabel kategorik dari sampel yang berpasangan, sehingga dilakukan uji hipotesis
dengan metode McNemar.
1
Berikut ini adalah tabel hasil uji hipotesis McNemar
Sebelum
Pengobatan &
Sesudah
Pengobatan
N 58
b
Chi-Square 25,714
Asymp. Sig. ,000
a. McNemar Test
b. Continuity Corrected
Dari tabel tersebut didapatkan angka Significancy 0,0001. Karena nilai p<0,05,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa sesak antara sebelum dan sesudah pengobatan
berbeda secara bermakna.
2
UJI COCHRAN
Value
Batuk Tidak Batuk
Sebelum Pengobatan 41 17
2 Minggu Setelah
32 26
Pengobatan
4 Minggu Setelah
20 38
Pengobatan
Tabel berikut ini menunjukan jumlah pasien dengan gejala batuk sebelum pengobatan,
2 minggu setelah pengobatan, dan 4 minggu setelah pengobatan. Dari tabel ini,
didapatkan jumlah sampel 58 orang yang diperiksa gejala batuknya dari sebelum
pengobatan, 2 minggu setelah pengobatan, dan 4 minggu setelah pengobatan. Hal ini
menunjukan sampel pada penelitian ini berpasangan.
Jumlah pasien batuk sebelum pengobatan adalah 41 orang dan yang tidak
batuk 17 orang. Setelah 2 minggu pengobatan, 32 orang mengeluh batuk dan 26 orang
tidak batuk. 4 minggu setelah pengobatan, 20 orang mengeluh batuk dan 38 orang
tidak batuk.
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan maka pada
penelitian ini menggunakan uji hipotesis asosiatif dengan metode uji Cochran.
Analisis uji hipotesis pada penelitian ini ditunjukan pada tabel.
3
Tabel 6. Langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis yang sesuai dengan panduan tabel uji
hipotesis dan diagram alur.
Langkah Jawaban
1 Menentukan variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah
keadaan batuk (kategorik) dengan
waktu pengobatan (kategorik)
2 Menentukan jenis hipotesis Asosiatif/komparatif
3 Menentukan masalah skala variabel Kategorik
4 Menentukan berpasangan/tidak Berpasangan
berpasangan
5 Menentukan jenis P x K 3x2
Kesimpulan:
Jenis P x K pada soal ini adalah 3 x 2. Uji yang digunakan adalah uji Cochran
Tabel 7. Hasil Uji Cochran
Test Statistics
N 58
a
Cochran's Q 24,667
df 2
Asymp. Sig. ,000
a. 1 is treated as a success.
Berikut ini adalah hasi luji Cochran pada penelitian ini. Didapatkan angka
Significancy menunjukan angka 0,0001. Karena nilai p<0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa paling tidak terdapat perbedaan batuk antara dua kali pengukuran.
Untuk mengetahui pada pengukuran mana saja yang terjadi perbedaan dari gejala
batuk pada penelitian ini maka perlu dilakukan uji post hoc. Dilakukan uji post hoc
dengan hubungan variabel sebagai berikut:
1. Batuk sebelum pengobatan dengan batuk 2 minggu setelah pengobatan
2. Batuk sebelum pengobatan dengan batuk 4 minggu setelah pengobatan
3. Batuk 2 minggu setelah pengobatan dengan batuk 4 minggu setelah
pengobatan
4
Tabel 8. Tabel frekuensi batuk sebelum dan 2 minggu setelah
pengobatan
Sebelum Pengobatan & 2 Minggu Setelah Pengobatan
Batuk 30 11
Tidak Batuk 2 15
Batuk 19 22
Tidak Batuk 1 16
2 Minggu
Sebelum Sebelum Setelah
Pengobatan & 2 Pengobatan & 4 Pengobatan & 4
Minggu Setelah Minggu Setelah Minggu Setelah
Pengobatan Pengobatan Pengobatan
N 58 58 58
b b b
Exact Sig. (2-tailed) ,022 ,000 ,008
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.
Tabel 11 menunjukan hasil uji McNemar. Angka Significancy antara batuk sebelum
pengobatan dan 2 minggu setelah pengobatan menunjukan angka 0,022; nilai p antara
sebelum pengobatan dan 4 minggu setelah pengobatan sebesar 0,0001; dan nilai p
untuk batuk 2 minggu setelah pengoabtan dengan 4 minggu setelah pengobatan
5
sebesar 0,008. Maka dapat diambil kesimpulan ditemukan perbedaan yang bermakna
antara batuk sebelum pengobatan dan 2 minggu setelah pengobatan, batuk sebelum
pengobatan dan 4 minggu setelah pengobatan, dan batuk 2 minggu setelah pengobatan
dan 4 minggu setelah pengobatan.
6
UJI RUN
Obat Rusak n
500
a
Test Value 9
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 14
Z -,557
Asymp. Sig. (2-tailed) ,577
a. Median
Berikut merupakan hasil uji Run terhadap sampel obat rusak di Puskesmas. Uji Run
dilakukan untuk menguji randomness. Tabel 12 menunjukan nilai Significancy 0,577.
Nilai p pada uji Run terhadap data sampel tersebut lebih dari 0,05 yang dapat diambil
kesimpulan bahwa sampel obat rusak di Puskesmas pada penelitian ini random.
7
STUDI KASUS
OUTBREAK ENTERITIS
SELAMA PERJALANAN HAJI KE MEKKAH
Setelah mempelajari studi kasus ini dan menjawab 16 pertanyaan, mahasiswa akan mampu
untuk:
Menentukan epidemik, out break atau kluster
Membuat dan memahami pengunaan definisi kasus
Mengggambarkan kurva epidemik
Menghitung food- spesific attack rate
Menyusun langkah-langkah penyelidikan sebuah kasus outbreak akut.
Misi Kuwait medical, terdiri dari 112 anggota, menempuh perjalanan dengan bus dari
Kuwait ke Mekkah. Pada 30 Oktober semua anggota missi telah menginap di Mina. Pada
waktu matahari terbit 31 Oktober mereka telah berangkat ke Arafah, dimana pada pukul 8.00
a.m. mereka telah minum teh dengan atau tanpa susu untuk minum pagi. Susu tadi telah
disiapkan segera sebelum dikonsumsi dengan mencampur bubuk susu dengan air panas. Sisa
hari mereka tadi telah digunakan untuk melaksanakan ibadah. Pada jam 2.00 p.m., makan
siang disajikan untuk semua anggota misi. Makanan khas Kuwait terdiri dari tiga jenis: nasi,
daging dan saus tomat. Sebagain besar anggota misi mengkonsumsi semua jenis makan tadi.
Makan siang telah disiapkan di Mina pada 30 Oktober dan diantar ke Arafah oleh truk pagi 31
Oktober. Pada waktu matahari terbit 31 Oktober anggota missi kembali ke Mina.
Deskripsi klinis
Investigator mengidentifikasi total 66 kasus GE. Onset (Waktu timbulnya) kasus tadi
akut, ditandai kebanyakan oleh diare dan nyeri perut. Nausea, vomitus dan darah dalam tinja
terjadi tidak sering. Tidak ada kasus pasien yang dilaporkan dengan demam. Semua pulih
dalam 12-24 jam. Kira-kira 20 % telah meminta pertolongan medis. Investigator tidak
memperoleh spesimen tinja untuk pemeriksaan.
Investigator menentukan bahwa 64 kasus mulai sakit selama perjalanan haji, semua
yang telah makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31 Oktober. 15 anggota missi
tidak makan siang: tidak ada yang sakit.
Tabel 6.8 informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang
sakit sebelum 31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak
termasuk dalam tabel tersebut.
Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di Arafah, Saudi
Arabia, 31 Oktober 1979.
8
1 39 M Nov.1 1a.m x x x D C V
27 36 M Nov.1 1a.m x x x D C N
28 44 M Nov.1 1a.m x x x D C
29 48 M Nov.1 1a.m x x x D C BS
30 35 M Nov.1 2a.m x x x D C
50 29 M Nov.1 2a.m x x x D C
59 51 M Nov.1 2a.m x x x D C
67 40 M Nov.1 2a.m x x D
72 58 M Nov.1 3a.m x x x D C
73 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
60 31 M Nov.1 3a.m x x x D C
61 38 M Nov.1 3a.m x x x D BS
51 32 M Nov.1 3a.m x x x D C V
52 37 M Nov.1 3a.m x x D
58 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
22 35 M Nov.1 3a.m x x x D C
25 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
32 50 M Nov.1 3a.m x x x D C
38 26 M Nov.1 3a.m x x x D C
79 29 M Nov.1 3a.m x x x D C
80 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
37 30 M Nov.1 4a.m x x x D
65 34 M Nov.1 4a.m x x D
66 45 M Nov.1 4a.m x x D C BS
87 41 M Nov.1 4a.m x x x D C
89 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
90 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
91 38 M Nov.1 4a.m x x x D C
92 37 M Nov.1 4a.m x x x D C
70 31 M Nov.1 5a.m x x x D C
2 34 M Nov.1 5a.m x x x D C
21 38 M Nov.1 5a.m x x x D C
40 38 M Nov.1 5a.m x x x D
78 27 M Nov.1 5a.m x x x D C
82 39 M Nov.1 5a.m x x x D C
83 40 M Nov.1 5a.m x x x D C
84 34 M Nov.1 5a.m x x D C
14 52 M Nov.1 6 am x x x D
16 40 M Nov.1 6 am x x x D BS
93 30 M Nov.1 6 am x x x D C
94 39 M Nov.1 6 am x x x D C
33 55 M Nov.1 7 am x x x D C
34 28 M Nov.1 7 am x x x D C
85 38 M Nov.1 7 am x x D C
43 38 M Nov.1 9 am x x D C
69 30 M Nov.1 9 am x x x D C
4 30 F Nov.1 10am x D C
5 45 F Nov.1 10am x C
3 29 F Nov.1 1 pm x x D C
12 22 F Nov.1 2 pm x x X C
74 44 M Nov.1 2 pm x x X D
75 45 M Nov.1 5 pm x x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm x x X D C
6 38 F Well x x
7 52 F Well x x X
8 35 F Well x X
9 27 F Well x x X
10 40 F Well x x X
9
11 40 F Well x x X
13 50 M Well x x X
19 38 M Well x x X
20 38 M Well x x X
23 29 M Well x x X
24 27 M Well x x X
26 47 M Well x x X
36 60 M Well x
39 27 M Well x x X
41 30 M Well x x X
42 38 M Well x x X
44 50 M Well x x X
45 27 M Well x x X
46 31 M Well x x X
47 46 M Well x x X
48 38 M Well x x
49 36 M Well x X
53 36 M Well x x X
54 27 M Well x x X
55 40 M Well x x X
56 30 M Well x x X
57 25 M Well x x X
62 50 M Well X
63 44 M Well X
64 47 M Well X X
68 31 M Well X x X
TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea; V=Vomiting
F=Fever.
Pertanyaan
1. Apa kriteria KLB pada kasus ini?
Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara
mendadak pada suatu komunitas di suatu tempat terbatas pada suatu periode waktu
tertentu. Pada hakikatnya, epidemik sama dengan outbreak, kasus tidak hanya terbatas
pada penyakit menular saja, tetapi bisa kejadian lain yang menyebabkan
kesakitan/kematian pada sekelompok komunitas pada waktu dan tempat tertentu.
Peningkatan angka kesakitan/kematian akan disebut outbreak bila kejadian tersebut
terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh Pemerintah Daerah atau dinyatakan
sebagai kejadian luar biasa (KLB) bila penanggulangannya membutuhkan bantuan
Pemerintah Pusat.
10
2. Apa isi kuesioner pada penyeldikan KLB/wabah
Tentukan terlebih dahulu, apakah ini memang benar KLB/wabah dengan
menanyakan:
Definisi kasus
Kasus gastroenteritis yang ditandai dengan diare, nyeri perut, mual, muntah (tidak
sering) dan pulih dalam 12-24 jam.
Waktu kejadian
Waktu kejadian kasus 31 Oktober 1979.
Tempat/orang
Tempat kejadian: Arafah.
Orang: 66 dari 112 anggota.
11
4. Hitung attack rate yang makan dan yang tidak makan. Apa yang anda
simpulkan? Lihat tabel 6.8.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang sakit sebelum 31
Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak termasuk dalam tabel tersebut.
Gastroenteritis Attack
Total
Iya Tidak Rate
Makan Nasi, Iya 64 31 95 67,4%
Daging,
dan/atau TS Tidak 0 15 15 0%
Total 64 46 110
Attack rate (anggota misi yang makan nasi, daging, dan/atau TS) : 67,4%
Attack rate (anggota misi yang tidak makan nasi, daging, dan/atau TS): 0%
Kesimpulan:
Terdapat perbedaan angka serangan (attack rate) antara anggota misi yang
makan dan yang tidak makan terhadap penyakit (enteritis) sebesar 67,4%
Berdasarkan data tersebut dicurigai telah terjadi wabah akibat keracunan
makanan, karena ditemukan lebih dari penderita dengan gejala yang serupa
berupa gangguan pencernaan sesudah memakan makanan yang sama.
12
titik puncak yang timbul. Gambaran kurva tersebut memberikan informasi bahwa
gejala timbul secara serentak akibat penularan dari satu sumber dalam waktu yang
sama dan singkat, pada kasus ini dicurigai akibat dari makanan yang dikonsumsi.
14 Masa
13
Inkubasi
12
Jumlah kasus
10
8 8 8
6
5
4 4 4 4 Masa Inkubasi
3 3
2 2 2 2 2
1 1 1 1
0
8 jam
27 jam
3 jam
9 jam
10 jam
11 jam
12 jam
13 jam
14 jam
15 jam
16 jam
17 jam
19 jam
20 jam
23 jam
24 jam
33 jam
Tentukan atau hitung minimum, maksimum, mean, median, mode, range, standar deviasi
periode inkubasi.
13
No. Waktu Inkubasi f f (x) f ( xi x) 2
(jam)
1 3 2 6 242
2 8 5 40 180
3 9 3 27 75
4 10 1 10 16
5 11 4 44 36
6 12 4 48 16
7 13 13 169 13
8 14 8 112 0
9 15 8 120 8
10 16 4 64 16
11 17 3 51 27
12 19 2 38 50
13 20 2 40 72
14 23 1 23 81
15 24 2 38 200
16 27 1 27 169
17 33 1 33 361
64 900 1562
Mean, x
f ( x) 14,0625
f
13 14
Median, 13,5
2
Modus 13
Range, (maksimum-minimum) 33 jam- 3 jam = 30 jam
Standar Deviasi
24,793 = 4,979
SD s 2
Varians
f x i x 2 1562
63
= 24,793
s2
n 1
14
Food specific attack rate (item 7 Form investigasi outbreak karena makanan)
Makanan Anggota misi Total Attack Anggota misi Total Attack
yang makan Rate yang tidak makan Rate
Sakit Sehat Sakit Sehat
Nasi 62 31 93 66,7% 2 15 17 11,7%
Daging 63 25 88 71,6% 1 21 22 4,5%
Saus tomat 51 26 77 66,2% 13 20 33 39,4%
H0 : Tidak ada hubungan antara makan saus tomat dengan terjadinya wabah.
H1: Ada hubungan antara makan saus tomat dan terjadinya wabah
12. -Buat tabel 2x2 hitung RR tiap jenis makanan. Lakukan uji hipotesis yg sesuai
15
Nasi
Nasi * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak Diare Diare Total
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 15, 2, 31, 62 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 7,1; 9,9; 38,9; 54,1.
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang
kurang dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan nasi
dan diare.
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,11.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis
Chi-Square pada anggota yang makan nasi.
Nasi
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 62 31 93
Makan Nasi
Tidak 2 15 17 0,0001
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (62/93 : 2/17) / (2/2) = 5,67
16
Interpretasi: Anggota yang makan nasi memiliki risiko sebesar 5,67 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan nasi.
Daging
Daging * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak Diare Diare Total
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 21, 1, 25, 63 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 9,2; 12,8; 36,8; 51,2
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang
kurang dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
daging dan diare.
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis
Chi-Square pada anggota yang makan daging.
Daging
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Makan Iya 63 25 88
Daging Tidak 1 21 22 0,0001
Total 64 46 110
17
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (63/88 : 1/22) / (2/2) = 15,75
Interpretasi: Anggota yang makan daging memiliki risiko sebesar 15,75 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan daging.
Diare
Tidak Diare Diare Total
Makan TS Count 26 51 77
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 20, 13, 26, 51 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 13,6; 19,2; 32,2; 44,8
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang
kurang dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan TS
dan diare.
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,008, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara makan TS dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis
Chi-Square pada anggota yang makan TS.
18
Tomato Sauce (TS)
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 51 26 77
Makan TS
Tidak 13 20 33 0,008
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (51/77 : 13/33) / (2/2) = 1,68
Interpretasi: Anggota yang makan TS memiliki risiko sebesar 1,68 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan TS.
Jika sumber wabah sudah diketahui maka kita dapat melakukan pengendalian
awal pada agent, sumber atau reservoir, misalnya menghilangkan/memusnahkan
makanan terinfeksi, memindahkan penjamah makanan, melakukan pengobatan dan
perawatan anggota misi yang sakit oleh tenaga medis. Perlu juga dilakukan
pencarian apakah masih ada kasus baru lainnya. Setelah dilakukan penanganan dan
pengendalian awal, lakukan evaluasi mengenai proses pengolahan, penyajian dan
pendistribusian makanan. Hal yang penting juga perlu diberikan penyuluhan kepada
pihak penyedia jasa makanan dan para anggota misi. Seharusnya dilakukan
pemeriksaan sampel sisa makanan, terutama daging yang dicurigai sebagai penyebab
munculnya outbreak. Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan, terutama daging
dan kurangnya fasilitas laboratorium. Selain itu, dapat pula dilakukan pencegahan
sekunder agar tidak terjadi kasus serupa lagi misalnya dengan imunisasi.
19