Anda di halaman 1dari 7

Diversivikasi (manajemen risiko)

DIVERSIFIKASI
Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko.
EFEK DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
1. Aset Yang Independen
Misalnya portofolio dengan N asset yang independen satu sama lain. Risiko asset
diukur dengan standar deviasi, sehingga tingkat keuntungan asset yang diharapkan dan risiko
asset tersebut adalah
Tingkat keuntungan yang diharapkan = E(Ri) = (R1),…,(RN)
Risiko asset = i = 1,…,N
Misalkan asset tersebut mempunyai ukuran satu sama yang lainnya, tingkat keuntungan
yang diharapkan untuk portofolio tersebut dan risikonya yaitu :
E(Rp) = (1/N) R1 + … + (1/N) RN
= (R1 + … + RN ) / N

P2 = (1/N)2 12 + … + (1/N)2 N2 + 2 (1/N) (1/N) 12 + … + 2 (1/N) (1/N ) ij
dimana i ≠ j ;
E(Rp) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
R1…N = tingkat keuntungan asset 1 sampai N
P2 = varians portofolio atau standar deviasi dikuadratkan
ij = kovarians antara saham i dengan j
N = jumlah asset
Karena asset tersebut independen satu sama lain, maka kovarians antar asset sama dengan
nol, maka :
P2 = (1/N)2 12 + … + (1/N)2 N2
P2 = (1/N)2 ( 12 + … + N2 )
Misalkan asset tersebut sama satu sama lainnya ( identically distributed )

12 = 22 = x2 = 2


sehingga risiko portofolio dapat dituliskan seperti :
P2 = (1/N)2 (N12)
P2 = (2/N)
Risiko portofolio ( diukur melalui variansnya ) adalah varians asset individual dibagi
dengan jumlah asset. Hasil tersebut menunjukkan jika N menjadi semakin besar, maka risiko
portofolio akan semakin turun. Jika N tidak terhingga ( N   ), maka risiko portofolio akan
menjadi nol. Dengan kata lain, portofolio ini mempunyai tingkat keuntungan yang pasti
(tidak ada kemungkinan penyimpangan).
Misalkan kita melakukan investasi di suatu asset.
Perhitungan Standar Deviasi

Keuntungan Tingkat
Probabilitas Varians
(Rp) Keuntungan

(1) (2) (3) = (1) x (2) (4) = (1) x (3) - 475 )2

A 0,25 200 50 18.906,25


B 0,5 500 250 312,5
C 0,25 700 175 12.656,25
1,00 475 31.875
Standar deviasi = 31.875 = 178,5357
Tabel yang menunjukkan efek diversifikasi ( asset independen ), risiko denan satu
asset, kemudian portofolio dimulai dengan 10 aset sampai dengan jumlah asset yang tidak
terhingga.

Jumlah asset Risiko ( varians )


1 31.875
10 3.187,5
100 318,75
1000 31,875
10000 3,1875
100000 0,31875
Tidak Terhingga 0
jika asset independen satu sama lain, risiko akan cenderung nol, jika kita memperluas asset
menjadi tidak terhingga jumlahnya.
2. Asset Yang Tidak Independen
Kembali ke permasalahan di muka,yaitu kita memunyai portofolio yang terdiri dari N
aset ,tetapi aset tersebut berkaitan ( berkorelasi atau tidak independen) satu sama lain.Kita
ingin melihat tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari portofolio tersebut.Sama
seperti sebelumnya,aset-aset tersebut mempunyai ukuran yang sama,distribusi yang
sama,dengan risiko yang sama. Tingkat keuntungan dan risiko bisa dituliskan sebagai
berikut:
E(RP) = (1/N) R1+…+(1/N)RN
=(R1+…+RN)/N

σ p 2 = (1/N)2 σ 1 2 +..+(1/N)2 σ n 2 + 2 (1/N)(1/N) σ12 +…+2(1/N)(1/N) σ ij dimana I ≠J


Perhatikan bahwa karena aset-aset tersebut tidak independen satu sama lain,maka ada
kovarians atau korelasi antar aset. Karena itu,term ke dua (yang memuat kovarians antar
aset) tidak bisa dihilangkan.Risiko portofolio dalam situasi adalah penjumlahan dari varians
setiap aset dengan varians antar aset.
Jika aset tersebut independen satu sama lain, kovarians akan sama dengan nol. Risiko
portofolio akan sama dengan formula risiko portofolio dengan aset independen yang ada.

σ p 2 = [(1/N) σ i 2] + [((N-1)/N) σij]


3. Risiko Total, Risiko Sistematis, dan Risiko Tidak Sistematis
Markowitz mengembangkan model dua parameter, yaitu rata-rata keuntungan (mean)
dan deviasi standar dari mean keuntungan tersebut. Rata-rata tingkat keuntungan merupakan
tingkat keuntungan yang diharapkan, sedangkan deviasi standar merupakan indicator risiko.
Semakin besar deviasi standar, semakin besar risiko suatu investasi. Hak ini menunjukan
bahwa diversifikasi bisa mengurangi risiko, portofolio yang efisien ( efficient set atau
portofolio yang optimal ) bisa dibentuk.
Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal yang dapat mendekomposisi
risiko total (yaitu deviasi standar) ke dalam risiko unik perusahaan (risiko yang bisa
dihilangkan melalui diversifikasi disebut juga risiko tidak sistematis) dan risiko pasar (risiko
yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi disebut juga risiko sistematis).
Risiko total = risiko sistematis + risiko tidak sitematis
Bagan ini menunjukkan dekomposisi risiko total ke dalam risiko sistematis dan risiko
tidk sistematis.
 Gambar diatas menunjukkan bahwa risiko portofolio, yang dihitung dengan
standar deviasi, menunjukkan penurunan yang semakin melambat, dengan
ditambahnya jumlah sekuritas.
 Gambar tesebut menunjukkan bahwa untuk risiko total, ada sebagian risiko yang
bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut risiko tidak sistematis atu risiko
pasar. Tapi ada juga yang tidak bisa dihilangkan denga diversifikasi dan disebut
dengan risiko sitematis/
4. Ilustrasi Risiko Yang Bisa dan Yang Tidak Bisa Didiversifikasikan
Contoh risiko bisa didiversifikasi (risiko tidak sistematis) : misalkan kita memegang
saham Astra kemudian pabrik Astra mengalami kebakaran yang mengakibatkan penurunan
keuntungan. Dengan demikian kita megalami kerugian karena saham perusahaan mengalami
penurunan. Namun disisi lain kita juga mempunyai saham Indomobil sehingga kita
mempunyai portofolio dari saham Astra dan Indomobil. Berita buruk Astra menjadi berita
baik Indomobil. Pasokan Astra berkurang dan Indomobil meningkat, dengan begitu kerugian
saham di Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari Indomobil.
Contoh risiko yang tidak bisa didiversifikasi (risiko sistematis) : misalkan terjadi
resesi perekonomian di Indonesia sehingga permintaan terhadap produk-produk Indonesia
melemah. Menyebabkan penjualan mobil mengalami penurunan baik Astra maupun
Indomobil sehingga harga saham keduanya juga mengalami penurunan  cara menurunkan
dengan memasukan asset dari luar negeri.
5. Dekomposisi Risiko Total
Risiko total dapat didekomposisi ke dalam risiko sistematis dan risiko tidak
sistematis, yaitu :
i2 = i2 M2 + e2
Dimana :
i2 = varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return asset i
I = risiko sistematis asset i
M2 = varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return pasar ( market )
e2 = varians error atau risiko tidak sistematis dari asset i
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dihitung melalui regresi dengan model
pasar (market model), yaitu :
Ri = i + i RM + ei
Dimana :
Ri = return asset i
i = intercept
i = koefisien regresi ( risiko sistematis )
RM = return pasar
ei = residual
Salah satu output dari hasil regresi adalah varians error, yang dapat digunakan sebagai
indicator risiko tidak sitematis
PERTIMBANGAN LAINNYA
1. Skala ekonomi
Misalnya kita memesan barang dalam jumlah besar kita akan memperoleh
potongan kuantitas atau harga yang lebih rendah.
Bagan diatas menunjukkan biaya rata-rata untuk tingkat output berbeda. Bagian
tengah menunjukkan jika output ditingkatkan, maka biaya rata-rata semakin menurun
(Decreasing return of scale). Bagian kiri menunjukkan, jika tingat output (labor)
ditingkatkan maka biaya rata-rata tidak menurun lagi dan menunjukkan angka yang
konstan (constant return of scale). Bagian paling kanan menunjukkan jika tingkat
output ditingkatkan maka biaya rata-rata juga akan meningkat (increasing return of
scale).
Cara mengestimasi wilayang decreasing, constant dan increasing adalah denga
fungsi produksi:
Q = f (L,K)  L: labour ; K: kapital
Untuk estimasi secar empiris biasaya menggunakan model fungsi produksi
Cobb- Douglas
Q = AKaLb
Constant scale terjadi jika  (a+b) = 1
Increasing return of scale  (a+b) > 1
Decrasing return of scale  (a+b) < 1
Estimasi fungsi produksi secara mepiris juga bisa dilakuan dengan regresi:
InQ = In A + a In K + b In L
2. Skop ekonomi
Mengacu pada sinergi yang bisa diperoleh jika perusahaan memproduksi dua
produk atau lebih dengan menggunakan input yang sama.
Contoh : dua perusahaan masing-masing memproduksi produk A dengan biaya
Rp 10.000 volume produksi 100.000 unit sedangkan produk B dengan biaya Rp
20.000 volume produksi 120.000 unit.
Biaya produksi rata-rata ( average cost )
AC1 = 10.000/100.000 = 0,1 atau 10%
AC2 = 20.000/120.000 = 0,167 atau 16,7%
Kedua perusahaan sepakat melakukan merjer, maka
AC(1+2) = (10.000+20.000)/(100.000/120.000) = 0,136 atau 13,6% sehingga,
(13,6%) < (10%+16,7%=26,7%)
Dengan melakukan merjer maka dapat mengurangi biaya lebih lanjut, misal
mengiklankan produknya dapat langsung dua produk sekaligus. Dengan kata lain
kedua perusahaan dapat mnghemat biaya produksi untuk tingkat output yang sama.
misalkan totalnya menjadi Rp 25.000, maka AC(1+2) = (25.000)/(100.000/120.000) =
0,1136 atau 11,36%. Secara umum, skop ekonomi akan diperoleh jika biaya gabungan
lebih kecil dengan penjumlahan biaya individual.
Jika produk yang digabungakan terlalu banyak maka ada kemungkinan
terjadi dis-economies of scope. Dalam situasi ini beberapa produk akan meningkatkan
biaya produksi lebih tinggi dibandingkan jika memproduksi produk secara terpisah.
Cara melakukan diversifikasi yang baik:
 Jangan melakukan diversifikasi dalam instrumen – instrumen yang
memiliki karakter yang sama.
 Membandingkan karakter suatu instrumen investasi dalam hal potensi
return, risiko dan likuiditas.
 Selalu sediakan uang untuk investasi.
Diversifikasi yang berlebihan akan memiliki dampak negatif, yaitu:
 Kesulitan untuk mengontrol perkembangan investasi.
 Pertumbuhan investasi kurang memuaskan.
 Munculnya biaya-biaya yang tidak terduga.
KESIMPULAN
Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam
berbagai instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang
berbeda. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risikodan tetap memberikan
potensi tingkat keuntungan yang cukup. Diversifikasi murni sesuai dilakukan untuk
portofolio sekuritas atau resiko (eksposur) untuk perusahaan asuransi. Tetapi jika perusahaan
akan melakukan ekspansi produk , maka sinergi juga penting dipertimbangkan ( bukan hanya
diversifikasi ). Sinergi bisa diperoleh melalui skala ekonomi atau skop ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai