Bab Ii SSK Cilacap

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-

2015

BAB II
KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP

2.1. Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Cilacap


2.1.1. Profil Kesehatan Masyarakat

Secara umum tingkat kesehatan Pola Hidup Masyarakat di Kabupaten Cilacap


dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk seperti
ditunjukkan melalui angka kesakitan diare, Typus, kulit, malaria, demam berdarah dll.
Angka kesakitan diare yang terjadi di 3 Kecamatan Kota serta kecamatan Kesugihan,
Kecamatan Jeruklegi, Kroya, Mejenang dan Sidareja wilayah program PPSP sebagai
berikut :

Tabel 2. 1

Kondisi Kesehatan Masyarakat Kota, Kabupaten Cilacap

Tahun 2009

Jenis Penyakit
No Kecamtan/Kelurahan DEMAM
DIARE TYPUS KULIT MALARIA BERDARAH

Cilacap Tengah

1 Sidanegara 131 203 197 0 75

2 Gunung Simping 121 214 81 29 0

3 Lomanis 75 25 18 0 19

4 Donan 119 211 225 75 0

5 Kutawaru 107 211 99 0 13

Cilacap Selatan

1 Sidakaya 161 38 607 0 28

2 Tegalreja 84 23 319 0 18

3 Tambakreja 178 47 672 0 21

4 Tegalkamulyan 346 66 349 1 35

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-1


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

5 Cilacap 300 44 482 0 29

Cilacap Utara

1 Mertasinga 18 0 1 0 11

2 Gumilir 41 0 0 0 2

3 Kebonmanis 142 0 120 0 2

4 Karangtalun 467 0 162 0 2

5 Tritih Kulon 0 0 0 0 0

Jeruk Legi

1 Tritih Lor 28 0 112 0 0

2 Tritih Wetan 20 56 87 0 0

3 Jeruk Legi Kulon 164 0 0 5 0

4 Jruk Legi Wetan 164 1 0 0 7

Kesugihan

1 Karangkandri 131 86 12 0 2

2 Menganti 74 57 2 0 2

Kroya

1 Kroya 131 189 99 0 3

Majenang

1 Jenang 1 0 0 0 0

Sidareja

1 Sidareja 95 7 0 0 1

Jumlah 2770 1477 3644 105 263

Sumber : Data AMPL Kabupaten Cilacap 2009 BAPPEDA Kab.Cilacap

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-2


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.1.2. Air Bersih

Secara umum dapat disampaikan bahwa kuantitas air di kabupaten Cilacap


tidak mengalami kendala karena banyak sumber air yang dapat digunakan oleh
masyarakat, disamping menggunakan pelayanan PDAM masyarakat juga
menggunakan sumber-sumber yang lain seperti dari air sumur pompa, air sumur gali,
mata air, hidran umum, penampungan air hujan, dan lain-lain. Sumber air bersih yang
digunakan oleh masyarakat Kabupaten Cilacap dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 2.2

Sumber Air Bersih yang digunakan masyarakat Kota, Kabupaten Cilacap

Tahun 2009

SUMBER AIR (KK)

Jml
KEL/DESA Air Air PDAM Pnpg Lain
KK Mat PDAM
Sumur Sumur Hidran Air
a Air Pipa nya
Pompa Gali Umum Hujan

Cilacap Tengah

Sidanegara 7026 975 3666 3579 0

Gunung Simping 2976 1259 423 1368 0

Lomanis 1367 1231 129 99 7

Donan 6772 358 3355 561 847

Kutawaru 2581 671 955 0 955

Cilacap Selatan

Sidakaya 2917 224 4 713 1180 1980

Tegalreja 3146 1045 849 1121 895 131

Tambakreja 6008 1531 926 3 2325 1000

Tegal Kamulyan 3808 12 757 9 3091 108

Cilacap 4391 2674 747 2 743 121

Cilacap Utara

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-3


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Mertasinga 4068 358 2869 690 580

Gumilir 4441 123 2485 1215 1833

Kebon Manis 2350 12 1071 1255 1267

Karangtalun 1443 88 1435 12 0

Tritih Kulon 4748 373 4317 85 58

Jeruk legi 20

Tritih Lor 1804 99 895 1113 810

Tritih Wetan 2687 124 2687

Kesugihan 14

Karangkandri 1832 1395 420 437

Menganti 2719 55 2719

Jenang/Majenang 4150 110 3349 11 728 0

Kroya/Kroya 2171 207 1680 25 680 0

Sideraja/Sidareja 2008 4 599 7 1330 1260

JUMLAH 75413 11255 31106 315 95 2729 21548 3247

0,42 4,31
Prosentase 14,92% 41,25% % 0,12% 3,62% 28,5% %

Sumber Data AMPL dan PDAM Kab. Cilacap

2.1.3. Air Limbah Rumah Tangga

Limbah cair rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu air sisa kegiatan rumah
tangga yang disebut dengan greywater dan tinja yang merupakan sisa metabolisme
manusia yang sering disebut blackwater. Untuk greywater berdasarkan perhitungan
jumlah penduduk Kabupaten Cilacap tahun 2009 sejumlah 1.872.576 jiwa, dikalikan
dengan asumsi penggunaan air per hari setiap orangnya, yaitu apabila rata-rata
penggunaan air per orang per hari mencapai + 144 liter (untuk mandi, cuci, minum,
dsb), sebanyak 80% air tersebut akan menjadi air limbah (dibuang ke lingkungan
setelah pemakaian) dikalikan jumlah penduduk sebanyak 1.872.576 jiwa, maka volume

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-4


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

air limbah rumah tangga di kabupaten Cilacap mencapai 215.720.755 liter per hari.
Untuk wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk kurang lebih 230.650 jiwa maka
jumlah greywater nya bisa mencapai 26.571.917 liter per hari. Dari sejumlah itu,
sebagian besar dibuang langsung (tanpa proses pengolahan terlebih dahulu) ke badan
air di sekitar rumah seperti drainase, sungai. Hal ini oleh masyarakat dipandang
menguntungkan daripada mengolah air limbah tersebut melalui metode resapan (air
limbah diresapkan kembali ke dalam tanah). Kondisi ini menyebabkan kondisi perairan
seperti drainase, sungai menjadi bau dan tercemar.

Tinja atau blackwater adalah sisa metabolisme manusia yang berwujud padat
dan dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus. Rata-rata volume tinja manusia
Indonesia per orang per hari sebanyak 0,2 kg. Dengan jumlah penduduk 1.872.576
jiwa, maka volume tinja mencapai 374515 kg per hari, sementara untuk wilayah kota
dengan jumlah penduduk sebanyak 230.650 jiwa, maka volume tinja di wilayah kota
mencapai 46.132 kg/hari. Untuk wilayah kota, sebagian besar masyarakat telah
menggunakan closet leher angsa (jongkok) dan closet duduk, sedangkan sebagian kecil
masyarakat masih menggunakan cubluk dan helicopter.

2.1.4 Persampahan

Secara umum pengelolaan persampahan di Kabupaten Cilacap sejak tahun


2011 ditangani oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cilacap.
Pelayanan persampahan yang dilakukan oleh DCKTR tidak meliputi seluruh
wilayah Kabupaten Cilacap, tetapi hanya tertentu saja, yaitu meliputi wilayah pelayanan
Kota Cilacap, Kroya, Sidareja dan Majenang. Sedangkan wilayah yang belum
mendapatkan pelayanan persampahan dari DCKTR umumnya dikelola oleh
masyarakat secara langsung yaitu dengan cara membuang sampah pada
halaman/tanah kosong disekitar rumah tinggal untuk kemudian dibakar dan atau
ditimbun.

a. Timbulan Sampah

Berdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten Cilacap Tahun 2007, diperoleh informasi bahwa jumlah
timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka
volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa
diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-5


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan
Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah
mencapai 3.962,28 M3/hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 3.3 sebagai
berikut :
Diagram 2. 1
Volume Timbulan Sampah Per Tahun Kabupaten Cilacap

4000

3800
Volume 3899.17 3962.28
m 3/hari 3600
3588.48
3400
2008 2009 2010
Tahun

b. Sarana dan Prasarana Penanganan Sampah

Dalam rangka menunjang operasional sehari-hari untuk mengelola sampah


sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, maka diperlukan
prasarana dan sarana persampahan yang memadai baik dari sisi kualitas maupun
kuantitas, pihak DCKTR memiliki beberapa sarana dan prasarana pengelolaan sampah
yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3

Prasarana Persampahan / Kebersihan, Kabupaten Cilacap tahun 2009


No Wilayah IPLT IPAL Garasi Luas TPA TPS Jalan Akses
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Cilacap 1 unit 1 unit 144 m2 62.723 m2 27 8.000 m2
2 Jeruklegi - - 45 m2 Dilayani TA Cilacap 2 -
3 Kroya - 1 unit 90 m2 10.000 m2 4 1.500 m2
4 Sidareja - 1 unit 90 m2 14.463 m2 4 6.400 m2
5 Majenang - 1 unit 90 m2 25.671
10.303m2
m2 4 3.900 m2
JUMLAH 1 unit 4 unit 459 m2 97.489 m2 41

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-6


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA dilakukan dengan


menggunakan armada sampah oleh tiap UPT DCKTR. Sedangkan, pengangkutan
sampah dari sumber/rumah-rumah ke TPS/TPST terdekat juga dilakukan secara
swadaya oleh masyarakat, yaitu dengan melalui Paguyuban Kebersihan
Lingkkungan (Pakeling) yang ada di RT/RW masing-masing. Pengelolaan
sampah/limbah pasar ditangani atau dikumpulkan oleh Paguyuban Pengelola Sampah
(P2S) dan ditampung di TPS pasar, lalu diangkut oleh UPT DCKTR ke TPA.

Tabel 2. 4

Prasarana Angkutan Persampahan, Kabupaten Cilacap tahun 2009


Kendaraan
Wheel Container 6
No Wilayah Pengangkut Sampah Truk Air Truk Tinja Excavator Bulldozer
Loader m3
Dump Truk Armroll
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cilacap 13 3 1 1 1 1 1 15
2 Jeruklegi 1 3
3 Kroya 2 1 1 4
4 Sidareja 1 1 1 4
5 Majenang 2 1 4
JUMLAH 18 6 1 2 3 1 1 30

c. TPA

TPA Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi digunakan untuk menampung/melayani


pelayanan sampah dari Kota Cilacap, Kecamatan Jeruklegi, Kesugihan dan
Kawunganten. TPA Kroya digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah
dari Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, Maos, Sampang dan Nusawungu. TPA
Majenang digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah dari Kecamatan
Majenang, Dayeuhluhur, Wanareja, Cimanggu. TPA Sidareja digunakan untuk
menampung/melayani pelayanan sampah dari Kecamatan Sidareja, PAtimuan, Cipari,
Kedungreja, Gandrungmangu, Bantarsari, Karangpucung. Sedangkan untuk Kecamatan
Kampunglaut belum dilayani pelayanan sampah karena kondisi geografis yang belum
memungkinkan. Mengingat kondisi geografis Kampunglautyang berada di wilayah
perairan, maka perlu pelayanan sampah secara Khusus.

Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open
dumping (diratakan dengan alat berat). Sampah yang dikelola DCKTR adalah
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari
Kawasan Komersial, Kawasan Industri, Kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas umum

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-7


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

dan fasilitas lainnya. Sedangkan sampah spesifik yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) dan limbah B3 dikelola oleh masing-masing penghasil/industri.
Daerah Layanan Eksisting Persampahan untuk TPA Jeruklegi meliputi: 3 kecamatan
(14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah
layanan TPA Jeruklegi dikembangkan ke Kec. Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4
kelurahan). Luas daerah terlayani untuk Kota Cilacap adalah 41,66 Km2 dari luas total
kota Cilacap 67,97 Km2.

2.1.5. Drainase Lingkungan

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke


badan penerima air atau ke bangunan resapan buatan. Ada beberapa daerah yang
mempunyai potensi genangan akibat curah hujan yang cukup tinggi sementara drainase
lingkungan belum berfungsi dengan baik, seperti ditunjukan dalam tabel berikut :

Tabel 2. 5

Lokasi Potensi Genangan

KUANTITAS GENANGAN
NO LOKASI Luas (Ha ) Tinggi Lama Frekuensi
( cm) ( jam ) (kali/th)
1 Jl. A. Yani 0,5 30 3 4

2 Jl. MT. Haryono 1 30 3 4

3 Ds. Menganti 2 30 4 Setelah Hujan

4 Jl. Dipenogoro 0,5 20 3 3

5 Jl. Kelinci 0,5 30 2 3

6 Jl. Shinta 0,5 20 2 3

7 Jl. Nakula 0,5 25 2 4

8 Jl. Ketapang 0,5 20 2 3

9 Jl. Penyu 0,5 20 2 Setelah hujan

10 Jl. Bali 0,5 20 2 3

11 Jl. Sulawesi 0,5 20 2 3

12 Jl. Kendeng 0,5 50 2 3

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-8


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Ditinjau dari fungsi pelayanan, drainase terdiri atas :


1. Drainase utama (makro)
2. Drainase lokal (mikro)
a. Sistem Drainase Makro (Saluran Utama)
Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya
sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Cilacap yang
termasuk dalam drainase utama (makro) adalah sungai Serayu, Cintandui, Kali Yasa.

b. Sistem Drainase Mikro


Drainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah
kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase
utama (makro).
Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase lokal (mikro) adalah
saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran di
lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik
sistem saluran di wilayah kota sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi
sekitar 0,3 – 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan
belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Secara umum, saluran drainase
lingkungan di pemukiman ada berupa saluran alami dan buatan baik terbuka atau
tertutup, pasangan beton maupun galian tanah.
Adapun fungsi drainase lingkungan adalah untuk penatusan air hujan sehingga
tidak terjadi genangan akibat air hujan yang terlalu lama.

2.1.6. Limbah Industri

Industri-industri kategori besar yang berada di wilayah kota Cilacap bermacam-


macam jenisnya, antara lain industri migas, semen, PLTU, gula, tepung gandum,
pemintalan benang, pengalengan ikan, cold storage udang, pengantongan pupuk.
Sedangkan jenis home industri antara lain tahu, tempe, kecap. Kelompok industri besar
yang menghasilkan air limbah dari proses produksinya adalah industri migas, PLTU,
gula rafinasi, pengalengan ikan dan cold storage udang, sedangkan industri lainnya
tidak menghasilkan air limbah dari proses produksinya (proses kering). Masing-masing

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-9


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

industri yang menghasilkan air limbah telah diwajibkan mengolah air limbahnya sebelum
dibuang ke sungai dan melakukan pemantauan secara rutin serta melaporkan hasilnya
ke Pemerintah. Untuk kategori home industri seperti tahu dan tempe, sebagian besar
belum mengelola air limbahnya dengan benar (dibuang langsung ke sungai/drainase),
sedangkan sebagian kecil industri tahu telah mengolah air limbahnya dengan fasilitas
IPAL Biogas. Data industri, home industri dan Hotel serta sistem IPAL yang dimiliki di
wilayah Kota Cilacap hingga tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 2. 6
Data Industri, Home Industri dan Hotel serta Sistem IPAL yang dimiliki
di wilayah Kota, Kabupaten Cilacap tahun 2009
NAMA NAMA
PERUSAHAAN/ JENIS SISTEM SUNGAI
DEBIT AIR
USAHA/KEGIAT USAHA IPAL YANG
N ALAMAT LIMBAH
AN SEBAGAI DAN/ATAU YANG MENERIMA
O (M3/Hr)
SUMBER KEGIATAN DIMILIKI BUANGAN
PENCEMAR AIR LIMBAH

1 2 3 4 5 6 7

1. PT. Pertamina Jl. MT Minyak dan HB 66 = Pengendap Sungai


(Persero) RU IV Haryono No. gas bumi 111.302,16 an dan Donan
Cilacap 77 Kel. (migas) sistem
Lomanis aerob
Kec. Cilacap
Tengah Kab.
Cilacap
53221

HB 49 =
68.112

HB 39 =
68.280

HB 70-1 =

HB 70-2 =
37.783,92

Outlet
pendinginan
= 1.200

Drainase Jl.
A = 10

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-10


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Drainase Jl.
N = 10

2. PT. Pertamina
(Persero) UPMS
IV TTGC :

a. Depot Cilacap Jl. Yos Penerimaan, oilcatcher 1 Oil Catcher Sungai


Sudarso penimbunan =5 Donan
Nomor 58 dan
Cilacap pemompaan
BBM

oilcatcher 2
=4

oilcatcher 3
=4

oilcatcher 4
=4

3. PT. Pertamina Jl. MT Minyak dan 2 Oil Catcher Sungai


(Persero) Unit Haryono gas bumi Donan
Produksi (Komplek (migas)
Pelumas Cilacap Kawasan
Industri)
Cilacap

4. PT. Jui Fa Jl. Lingkar Pengalenga 300 Sistem Sungai Yasa


International Timur No. 53 n Ikan aerob
Foods Cilacap

5. PT. Toxindo Jl. Lingkar Cold 100 Sistem Sungai Yasa


Prima Timur No. 5 Storage aerob
Cilacap Udang

6. PT. Sumber Jl. Lingkar Energi Air Bahang= Aerob alami Sunngai
Segara Prima Timur 90.000 Serayu
Daya PLTU Karangkandr m3/jam
Cilacap i
WWTP= Koagulasi-
3.720 m3/hari filterpress

7. PT. Dharmapala Komplek Pengolahan Air Proses = - Sungai


Usaha Sukses Pelabuhan gula 100 m3/hari Donan
Tanjung Rafinasi
Intan Cooling Aerasi
System = …. Recycle
M3/hari

8. Enam Home di kel. Pembuatan


tidak

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-11


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Industri tahu Sidakaya tahu mempunyai


IPAL

9. Delapan Home di kel. Pembuatan 2 memiliki


Industri tahu Cilacap tahu IPAL, 6
tidak
memiliki
IPAL

10. Satu Home di kel. Pembuatan tidak


Industri tahu Tambakreja tahu memiliki
IPAL

11. 1 industri tahu di kel. Pembuatan tidak


Gunung tahu memiliki
Simping IPAL

12. 24 industri tahu di kel. Pembuatan 4 memiliki


Gumilir tahu IPAL, 20
tidak
memiliki
IPAL

13. 25 industri tahu di kel. Pembuatan 6 memiliki


Mertasinga tahu IPAL, 19
tidak
memiliki
IPAL

14. 1 industri tahu di kel. Tritih Pembuatan tidak


Kulon tahu memiliki
IPAL

15. 1 industri tahu di kel. Pembuatan tidak


Karangtalun tahu memiliki
IPAL

16. Mutiara Hotel Pariwisata Filtrasi

17. Devanta Hotel Pariwisata Filtrasi

18. Wijayakusuma
Hotel Pariwisata Filtrasi

19. Cilacap Inn Hotel Pariwisata Filtrasi

20. Tiga Intan Hotel Pariwisata Filtrasi

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Tahun 2009

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-12


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.1.7. Limbah Medis

Limbah medis di Kota Cilacap bersumber dari kegiatan rumah sakit,


puskesmas serta layanan kesehatan lainnya. Limbah Medis ini terbagi atas limbah
infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan
pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi,
rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pemulangan jenazah dan pelayanan terpadu,
sedangkan limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur.
Jumlah rumah sakit yang berada di wilayah Kota Cilacap sebanyak 8 buah,
terdiri dari rumah sakit umum (RSUD Cilacap, RSUD Majenang, RS Pertamina Cilacap,
RS Santa Maria dan RS Islam Fatimah) dan rumah sakit khusus (RSIA Aprillia dan RSB
Annisa, RSIA Afdila). Dari ke-8 rumah sakit tersebut, volume maksimum limbah cair
sekitar 125 m3 per hari. Sebagaimana tertuang dalam dokumen pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit, air limbah
tersebut diolah dalam Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sebelum dibuang ke
lingkungan dengan mengacu pada Perda Provinsi Jawa Tengah No. 10 tahun 2004
tentang Baku Mutu Air Limbah. Setelah diolah dalam IPAL, air limbah tersebut dibuang
ke sungai, drainase kota.
Limbah medis pada umumnya sudah dikelola oleh masing-masing rumah sakit
dan mereka sudah mempunyai sistem pengelolaan yang sudah baik. Dibawah ini
adalah data kepemilikan IPAL untuk rumah sakit, di Kabupaten Cilacap.

Tabel 2. 7
Data Kepemilikan IPAL Rumah Sakit
di Kabupaten Cilacap

JENIS SISTEM IPAL


No. KEGIATAN
KEGIATAN YANG DIMILIKI

Rumah Sakit

1 RSUD Cilacap Kesehatan aerob-anaerob

2 RSUD Majenang Kesehatan filtrasi

3 RSI Fatimah Kesehatan aerob-anaerob

4 RS Pertamina Cilacap Kesehatan aerob-anaerob

5 RS Santa Maria Kesehatan aerob-anaerob

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-13


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

6 RSIA Aprillia Kesehatan aerob-anaerob

7 RSIA Annisa Kesehatan Filtrasi

8 RSIA Afdila Kesehatan Filtrasi

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Cilacap tahun 2010

2.2 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Cilacap


Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
dicantumkan dalam Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Cilacap yang diturunkan dari Visi
dan Misi Kabupaten Cilacap, yaitu :

Visi Visi
Kabupaten Cilacap Sanitasi Kabuaten Cilacap
Terciptanya pemerintahan yang tangguh Terwujudnya lingkungan bersih dan sehat
terpercaya dan mandiri guna mewujudkan menuju masyarakat sejahtera tahun 2015
kesejahteraan masyarakat

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya


sinergi dinamis antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan seluruh pemangku
kepentingan dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Cilacap secara terpadu.
Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2015 secara mandiri
melalui kegiatan–kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan
yang terkait secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi.

Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih
lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja
SSK.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-14


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Misi Kabupaten dan Misi Sanitasi Kabupaten Cilacap

Misi Misi
Kabupaten Cilacap Sanitasi Kabupaten Cilacap
1. Menyelenggarakan pemerintahan Meningkatkan kualitas manajemen
daerah secara efisien dan efektif tata ruang dan pelestarian
dengan mensinergikan upaya-upaya lingkungan.
bersama antara pemerintah, swasta
dan masyarakat (good Governance)
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya Meningkatkan peran serta
manusia baik sumberdaya aparatur masyarakat dan keterlibatan swasta
maupun sumberdaya masyarakat dalam sektor pembangunan sanitasi.
secara luas sebagai modal dasar
bagi pelaksanaan otonomi daerah.
3. Memberikan pelayanan prima dalam Menigkatkan Koordinasi dan
rangka menumbuhkan iklim konsolidasi antar SKPD pemerintah
investasi yang sehat. Kabupaten Cilacap dalam
pembangunan sanitasi.
4. Penguatan struktur perekonomian Meningkatkan koordinsai dengan
daerah melalui penguatan potensi pemerintah Provinsi dan pemerintah
ekonomi lokal. Pusat dalam pembangunan sanitasi.
5. Meningkatkan pembangunan atau Meningkatkan kuantitas dan kualitas
penyediaan sarana dan prasarana prasarana dan sarana sanitasi.
1.
infrastruktur ekonomi, perdagangan,
pendidikan dan kesehatan untuk
mencapai derajat manusia yang
bermartabat.
6. Meningkatkan kemampuan keungan
daearah dengan mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah
melalui kebijakan yang berpihak
pada masyarakat

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-15


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Pada Misi Kabupaten Cilacap yang ke 5 (lima) meningkatkan pembangunan


atau penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan
dan kesehatan untuk mencapai derajat manusia yang bermartabat, menunjukan
komitmen pemerintah Kabupaten Cilacap terhadap pembangunan sanitasi, terutama
pembangunan infrastruktur kesehatan.

2.3 Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 – 2015

2.3.1 Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap

Untuk mencapai Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten


Cilacap, Kebijakan Umum yang ditetapkan berdasarkan RPJMD Kabupaten Cilacap
2008 – 2012 dalam Bab VII, Program Pembangunan Daerah, Sub Bab Fungsi
Lingkungan Hidup, Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum, dan Fungsi Kesehatan
adalah sebagai berikut ( terutama yang dicetak tebal/miring) :

1. Fungsi Lingkungan Hidup

a. Program pengembangan kinerja Pengelolaan Persampahan

b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

c. Program Perlindungan dan Konservasi SDA

d. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

e. Program Peningkatan Kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

f. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

g. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

h. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

2. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum

a. Program pmbangunan jalan dan jembatan

b. Program pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-16


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

c. Program pembangunan turap/talud/bronjong

d. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

e. Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan

f. Program tanggap darurat jalan dan jembatan

g. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

h. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan


pengairan lainnya

i. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

j. Program pengendalian banjir

k. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

l. Program pembangunan infrastruktur perdesaan.

m. Program lingkungan sehat perumahan

3. Fungsi Kesehatan

a. Program obat dan perbekalan kesehatan

b. Program upaya kesehatan masyarakat

c. Program pengawasan obat dan makanan

d. Programpromosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

e. Program perbaikan gizi masyarakat

f. Program pengembangan lingkungan sehat

g. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

h. Program standarisasi pelayanan kesehatan

i. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana


puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

j. Program pengadaan,peningkatan sara dan prasaraa rumah sakit

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-17


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

k. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit

l. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

m. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

2.3.2 Arah Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 – 2015

2.3.2.1 Air Limbah Domestik

Air Limbah Domestik di Kabupaten Cilacap yang dibuang dari permukiman,


pada umumnya tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berdampak pada
penurunan kualitas air pada perairan di wilayah Kabupaten Cilacap. Penurunan kualitas
air dapat disebabkan oleh kontaminasi dari air limbah yang dibuang dari daerah
pemukiman penduduk.

Penurunan kualitas perairan dapat berdampak pada penurunan kualitas air


permukaan yang berada di sepanjang jalur perairan. Padahal sebagian besar penduduk
di wilayah Kabupaten Cilacap masih menggunakan air tanah sebagai sumber air
minum. Hal ini dapat membahayakan kesehatan penduduk. Oleh karena itu maka
pengelolaan limbah cair yang terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir sangat perlu
dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan.

Disamping itu dengan semakin berkembangnya Kabupaten Cilacap yang menjadi


salah satu kota Pusat Kegiatan Nasional ( PKN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional ( RTRWN) dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, berakibat
pada meningkatnya volume pencemar khususnya yang berasal dari buangan domestik,
baik air limbah cucian dan kamar mandi (grey water) dan air limbah WC (black water).
Sehingga baik dalam jangka pendek atau menengah maupun jangka panjang
diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan
sanitasi di Kabupaten Cilacap
Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan
sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum.
Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu ; kepadatan
penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaaan atau pedesaan), karakteristik tata guna
lahan/CBD (komersial atau rumah tinggal), serta resiko kesehatan lingkungan.
Berdasarkan kriteria tersebut, dihasilkan suatu peta yang menggambarkan
kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-18


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus
merupakan dasar bagi pemerintah kabupaten dalam merencanakan pengembangan
jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Cilacap, yang ujungnya adalah
pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Rencana pengembangan tersebut
diilustrasikan dalam Gambar 2.2

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-19


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Gambar 2.2
Peta Zona dan Sistem Air Limbah Kabupaten Cilacap

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-20


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.3.2.2 Persampahan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam .
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

a. Timbulan Sampah

Berdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap, diperoleh informasi bahwa jumlah
timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka
volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa
diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk
1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan
Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah
mencapai 3.962,28 M3/hari.

b. Pengangkutan

a. Transfer depo belum sesuai dengan fungsi yang diharapkan karena grobak
pengumpul sampah dan truk pengangkut sampah masih saling menunggu.
Disain tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada tidak
mendukung untuk mempercepat pemuatan sampah ke atas kendaraan yang
digunakan. Permasalahan tersebut akan diselesaikan di tahun 2011 dengan
pengembangan dan pembangunan TPST dan transfer depo yang mendukung
3R.
b. Jumlah armada pengangkutan sampah dari sumber, tempat pembuangan
sementara (TPS), dan transfer depo ke tempat pembuangan sampah tidak
mencukupi.
c. Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir masih menggunakan
kendaraan yang belum memperhatikan pencemaran lingkungan di sepanjang
perjalanan.
d. Pengangkutan sampah organik dan anorganik masih masih bercampur.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-21


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Tabel 2.8

Prasarana Angkutan Persampahan, Kabupaten Cilacap tahun 2009

Kendaraan
Wheel Container 6
No Wilayah Pengangkut Sampah Truk Air Truk Tinja Excavator Bulldozer
Loader m3
Dump Truk Armroll
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cilacap 13 3 1 1 1 1 1 15
2 Jeruklegi 1 3
3 Kroya 2 1 1 4
4 Sidareja 1 1 1 4
5 Majenang 2 1 4
JUMLAH 18 6 1 2 3 1 1 30

c. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Pelayanan persampahan di Kabupaten Cilacap dilayani oleh 4 TPA, yaitu TPA


Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, TPA Kroya didesa Kepudang Kecamatan Binangun,
TPA Majenang Kecamatan Wanareja dan TPA Sidareja di Kecamatan Sidareja.
Wilayah kerja persampahan (TPA) Tritih Lor meliputi pelayanan sampah di Kota Cilacap
dan ditambah Kecamatan Jeruklegi. Wilayah kerja persampahan Kroya meliputi
pelayanan sampah di Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, Maos, Sampang, dan
Nusawungu. Wilayah kerja persampahan Majenang meliputi pelayanan sampah di
Kecamatan Majenang, Wanareja, Cimanggu, dan Dayeuhluhur. Wilayah kerja
persampahan Sidareja meliputi pelayanan sampah di Kecamatan Sidareja, Cipari,
Kedungreja, Bantarsari, Gandrungmangu, Patimuan dan Karangpucung.

Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open
dumping (diratakan dengan alat berat). Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
Dinas adalah untuk sampah rumah tangga dan niaga. Sedangkan pengelolaan
sampah industri dilakukan oleh masing-masing industri yang bersangkutan. Daerah
Layanan Eksisting Persampahan : 3 kecamatan (14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap
Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah layanan dikembangkan ke Kec.
Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4 kelurahan). Luas daerah terlayani : 41,66 Km 2 dari luas
total kota Cilacap 67,97 Km2. atau sebesar 61,29% dari luas total Kota Cilacap.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-22


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

d. Wilayah Prioritas Pengembangan

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standart Pelayanan Mimimum (SPM),


wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat dua (2)
kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu :
1. Wilayah tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial (CBD), permukiman, fasilitas
umum, terminal, dsb)
2. Kepadatan penduduk.
Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan
Kabupaten Cilacap tertuang dalam Gambar 2.3.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-23


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Gambar 2.3
Peta Zona dan Sistem Persampahan Kabupaten Cilacap

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-24


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.3.2.3 Drainase Lingkungan


a. Sistem Drainase Makro (Saluran Utama)

Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran` yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Cilacap yang termasuk
dalam drainase utama (makro) adalah sungai Serayu, Cintandui, Kali Yasa.

b. Sistem Drainase Mikro

Drainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah
kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase
utama (makro). Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase lokal (mikro)
adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran
di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik
sistem saluran di wilayah kota sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi
sekitar 0,3 – 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan
belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Secara umum, saluran drainase
lingkungan di pemukiman ada berupa saluran alami dan buatan baik terbuka atau
tertutup, pasangan beton maupun galian tanah. Adapun fungsi drainase lingkungan
adalah untuk penutasan air hujan sehingga tidak terjadi genangan akibat air hujan yang
terlalu lama

c. Wilayah Prioritas Pengembangan

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai


dengan kebutuhan masing-masing wilayah di level kelurahan dan desa, maka disusun
prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun
berdasarkan lima (5) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu ; kepadatan
penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukinam), daerah
genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan.
Dalam Gambar 2.4 diilustrasikan kebutuhan akan sistem saluran drainase baik
jangka panjang, jangka menengah, ataupun jangka pendek di Kabupaten Cilacap.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-25


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Gambar 2.4
Peta Zona dan Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Cilacap

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-26


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.3.2.4 Air Bersih

Secara institusional lembaga yang diserahi untuk memberikan pelayanan air


bersih adalah PDAM, yaitu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten
Cilacap, yang secara terus menerus dituntut meningkatkan pelayanan air bersih ke
masyarakat, meningkatkan kinerja perusahaan serta berusaha memberikan kontribusi
untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Disamping itu untuk pelayanan air bersih non PDAM juga menjadi tugas DCKTR serta
pengujian kualitasnya menjadi tugas Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan
(Laboratorium Kesehatan Daerah).
Hingga akhir tahun 2009 diidentifikasi bahwa cakupan pelayanan PDAM
Kabupaten Cilacap adalah sebesar 23,47%, sedangkan jumlah sambungan rumah
(SR) mencapai 50.235 pelanggan. Data terbaru yang diperoleh dari data sekunder
PDAM diketahui bahwa pada tahun 2010 jumlah pelanggan mencapai 53.105
pelanggan.
Dari 24 Kecamatan, terlayani 19 kecamatan dan dari 284 desa terlayanai 120
desa/kelurahan . Untuk wilayah perkotaan yang meliputi Kecamatan Cilacap Utara,
Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan semua kelurahan dapat terlayani kecuali kelurahan
Kutawaru. Batas wilayah Cakupan layanan PDAM Kabupaten Cilacap sesuai dengan
Keputusan Direksi PDAM No.060/031/01.03/2008 adalah :

1. Cilacap Meliputi : Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan.
2. Cabang Maos meliputi : Kecamatan Sampang, Adipala dan Maos
3. Cabang Kroya meliputi : Kecamatan Kroya, Nusawungu, dan Binangun
4. Cabang Majenang meliputi : Kecamatan Majenang, Cimanggu, Karangpucung,
Wanareja dan Dayeuhluhur.
5. Cabang Sidareja meliputi : Kecamatan Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan,
Gandrungmangu, Bantarsari, Kawunganten.
6. Cabang Jeruklegi meliputi kecamatan Jeruklegi.
7. Cabang Kesugihan meliputi kecamatan Kesugihan
Dalam rangka peningkatan pelayanan maka ditentukanlah wilayah prioritas
pengembangan pelayanan air bersih yang disusun berdasarkan beberapa kriteria,
diantaranya tata guna lahan (CBD/komersial, permukiman), kepadatan penduduk, dan
kemampuan membayar masyarakat. Hasil dari penyusunan prioritas ini dapat dilihat
dalam Gambar 2.5.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-27


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

Gambar 2.5

Zona dan Sistem Air Bersih Kabupaten Cilacap

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-28


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

2.4 Tujuan, Sasaran Umum dan Arahan Pentahapan Pencapaian

2.4.1 Tujuan Umum :


1. Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi serta air bersih yang berwawasan
lingkungan.
2. Memastikan pengutamaan penerapan teknologi sanitasi berbiaya redah (low cost
sanitation) dan responsif jender.
3. Terwujudnya pembangunan sanitasi dan air bersih yang partisipatif dan tanggap
kebutuhan.
4. Diterapkannya SPM untuk layanan sanitasi.
5. Meningkatnya intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara
terus menerus.
6. Meningkatnya keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam
mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

2.4.2 Sasaran Umum


1. Penerapan SNI sepenuhnya dalam pembangunan sarana dan prasarana sanitasi
pada tahun 2015
2. Meningkatnya proporsi belanja fisik sanitasi dari 0,96% hingga 2,5 % pada tahun
2015
3. Meningkatnya pengetahuan seluruh stakeholder tentang pilihan (opsi) sanitasi
berbiaya rendah dan peka jender pada tahun 2015
4. Meningkatnya proporsi kontribusi masyarakat dalam pembangunan sanitasi dari
10% hingga 15% pada tahun 2015
5. Akses sarana sanitasi meningkat 50% dari sarana yang ada pada tahun 2015
6. Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 2015
7. Tersedianya Regulasi Sanitasi dan air bersih pada tahun 2015
8. Meningkatnya upaya penegakan hukum terhadap regulasi sanitasi dan air bersih
pada tahun 2015
9. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih dari 24,89% pada tahun 2010 menjadi
27,89% pada tahun 2015

10. Mengefektifkan pemanfaatan media pilihan masyarakat dalam penyadaran


berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2015
11. Tersedianya sarana dan prasarana promosi dan komunikasi Sadar Hidup Bersih
dan Sehat pada tahun 2015

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-29


Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap 2011-
2015

12. Adanya kader kesehatan terlatih sebanyak 15% dari jumlah penduduk kelurahan di
setiap Kelurahan pada tahun 2015
13. Meningkatnya pertemuan kader dengan masyarakat dalam penyadaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2015

2.4.3 Arahan Pentahapan Pencapaian

Arahan pentahapan pembangunan sanitasi disesuaikan dengan arahan


pentahapan pembangunan kabupaten secara menyeluruh. Berdasarkan arahan
pembangunan kabupaten maka penetapan pentahapan pembangunan sanitasi tahun
2011 – 2015 merupakan pentahapan pencapaian sasaran pembangunan secara
bertahap dengan perkembangan linier yang tetap mengacu pada kebijakan pengelolaan
belanja daerah dengan menitik beratkan alokasi pada bidang-bidang urusan wajib dan
urusan pilihan yang sesuai dengan prioritas pembangunan daerah. Pencapaian sasaran
pembangunan setiap tahun mengalami kenaikan secara bertahap atau merata
sepanjang tahun dengan tetap memperhatikan kinerja sektor sanitasi pemerintah
kabupaten.

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-30

Anda mungkin juga menyukai