Bab Ii SSK Cilacap
Bab Ii SSK Cilacap
Bab Ii SSK Cilacap
2015
BAB II
KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP
Tabel 2. 1
Tahun 2009
Jenis Penyakit
No Kecamtan/Kelurahan DEMAM
DIARE TYPUS KULIT MALARIA BERDARAH
Cilacap Tengah
3 Lomanis 75 25 18 0 19
Cilacap Selatan
2 Tegalreja 84 23 319 0 18
Cilacap Utara
1 Mertasinga 18 0 1 0 11
2 Gumilir 41 0 0 0 2
5 Tritih Kulon 0 0 0 0 0
Jeruk Legi
2 Tritih Wetan 20 56 87 0 0
Kesugihan
1 Karangkandri 131 86 12 0 2
2 Menganti 74 57 2 0 2
Kroya
Majenang
1 Jenang 1 0 0 0 0
Sidareja
1 Sidareja 95 7 0 0 1
Tabel 2.2
Tahun 2009
Jml
KEL/DESA Air Air PDAM Pnpg Lain
KK Mat PDAM
Sumur Sumur Hidran Air
a Air Pipa nya
Pompa Gali Umum Hujan
Cilacap Tengah
Cilacap Selatan
Cilacap Utara
Jeruk legi 20
Kesugihan 14
0,42 4,31
Prosentase 14,92% 41,25% % 0,12% 3,62% 28,5% %
Limbah cair rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu air sisa kegiatan rumah
tangga yang disebut dengan greywater dan tinja yang merupakan sisa metabolisme
manusia yang sering disebut blackwater. Untuk greywater berdasarkan perhitungan
jumlah penduduk Kabupaten Cilacap tahun 2009 sejumlah 1.872.576 jiwa, dikalikan
dengan asumsi penggunaan air per hari setiap orangnya, yaitu apabila rata-rata
penggunaan air per orang per hari mencapai + 144 liter (untuk mandi, cuci, minum,
dsb), sebanyak 80% air tersebut akan menjadi air limbah (dibuang ke lingkungan
setelah pemakaian) dikalikan jumlah penduduk sebanyak 1.872.576 jiwa, maka volume
air limbah rumah tangga di kabupaten Cilacap mencapai 215.720.755 liter per hari.
Untuk wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk kurang lebih 230.650 jiwa maka
jumlah greywater nya bisa mencapai 26.571.917 liter per hari. Dari sejumlah itu,
sebagian besar dibuang langsung (tanpa proses pengolahan terlebih dahulu) ke badan
air di sekitar rumah seperti drainase, sungai. Hal ini oleh masyarakat dipandang
menguntungkan daripada mengolah air limbah tersebut melalui metode resapan (air
limbah diresapkan kembali ke dalam tanah). Kondisi ini menyebabkan kondisi perairan
seperti drainase, sungai menjadi bau dan tercemar.
Tinja atau blackwater adalah sisa metabolisme manusia yang berwujud padat
dan dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus. Rata-rata volume tinja manusia
Indonesia per orang per hari sebanyak 0,2 kg. Dengan jumlah penduduk 1.872.576
jiwa, maka volume tinja mencapai 374515 kg per hari, sementara untuk wilayah kota
dengan jumlah penduduk sebanyak 230.650 jiwa, maka volume tinja di wilayah kota
mencapai 46.132 kg/hari. Untuk wilayah kota, sebagian besar masyarakat telah
menggunakan closet leher angsa (jongkok) dan closet duduk, sedangkan sebagian kecil
masyarakat masih menggunakan cubluk dan helicopter.
2.1.4 Persampahan
a. Timbulan Sampah
Berdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten Cilacap Tahun 2007, diperoleh informasi bahwa jumlah
timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka
volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa
diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk
1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan
Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah
mencapai 3.962,28 M3/hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 3.3 sebagai
berikut :
Diagram 2. 1
Volume Timbulan Sampah Per Tahun Kabupaten Cilacap
4000
3800
Volume 3899.17 3962.28
m 3/hari 3600
3588.48
3400
2008 2009 2010
Tahun
Tabel 2. 3
Tabel 2. 4
c. TPA
Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open
dumping (diratakan dengan alat berat). Sampah yang dikelola DCKTR adalah
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari
Kawasan Komersial, Kawasan Industri, Kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas umum
dan fasilitas lainnya. Sedangkan sampah spesifik yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3) dan limbah B3 dikelola oleh masing-masing penghasil/industri.
Daerah Layanan Eksisting Persampahan untuk TPA Jeruklegi meliputi: 3 kecamatan
(14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah
layanan TPA Jeruklegi dikembangkan ke Kec. Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4
kelurahan). Luas daerah terlayani untuk Kota Cilacap adalah 41,66 Km2 dari luas total
kota Cilacap 67,97 Km2.
Tabel 2. 5
KUANTITAS GENANGAN
NO LOKASI Luas (Ha ) Tinggi Lama Frekuensi
( cm) ( jam ) (kali/th)
1 Jl. A. Yani 0,5 30 3 4
industri yang menghasilkan air limbah telah diwajibkan mengolah air limbahnya sebelum
dibuang ke sungai dan melakukan pemantauan secara rutin serta melaporkan hasilnya
ke Pemerintah. Untuk kategori home industri seperti tahu dan tempe, sebagian besar
belum mengelola air limbahnya dengan benar (dibuang langsung ke sungai/drainase),
sedangkan sebagian kecil industri tahu telah mengolah air limbahnya dengan fasilitas
IPAL Biogas. Data industri, home industri dan Hotel serta sistem IPAL yang dimiliki di
wilayah Kota Cilacap hingga tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.10 sebagai berikut.
Tabel 2. 6
Data Industri, Home Industri dan Hotel serta Sistem IPAL yang dimiliki
di wilayah Kota, Kabupaten Cilacap tahun 2009
NAMA NAMA
PERUSAHAAN/ JENIS SISTEM SUNGAI
DEBIT AIR
USAHA/KEGIAT USAHA IPAL YANG
N ALAMAT LIMBAH
AN SEBAGAI DAN/ATAU YANG MENERIMA
O (M3/Hr)
SUMBER KEGIATAN DIMILIKI BUANGAN
PENCEMAR AIR LIMBAH
1 2 3 4 5 6 7
HB 49 =
68.112
HB 39 =
68.280
HB 70-1 =
HB 70-2 =
37.783,92
Outlet
pendinginan
= 1.200
Drainase Jl.
A = 10
Drainase Jl.
N = 10
2. PT. Pertamina
(Persero) UPMS
IV TTGC :
oilcatcher 2
=4
oilcatcher 3
=4
oilcatcher 4
=4
6. PT. Sumber Jl. Lingkar Energi Air Bahang= Aerob alami Sunngai
Segara Prima Timur 90.000 Serayu
Daya PLTU Karangkandr m3/jam
Cilacap i
WWTP= Koagulasi-
3.720 m3/hari filterpress
18. Wijayakusuma
Hotel Pariwisata Filtrasi
Tabel 2. 7
Data Kepemilikan IPAL Rumah Sakit
di Kabupaten Cilacap
Rumah Sakit
Visi Visi
Kabupaten Cilacap Sanitasi Kabuaten Cilacap
Terciptanya pemerintahan yang tangguh Terwujudnya lingkungan bersih dan sehat
terpercaya dan mandiri guna mewujudkan menuju masyarakat sejahtera tahun 2015
kesejahteraan masyarakat
Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih
lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja
SSK.
Misi Misi
Kabupaten Cilacap Sanitasi Kabupaten Cilacap
1. Menyelenggarakan pemerintahan Meningkatkan kualitas manajemen
daerah secara efisien dan efektif tata ruang dan pelestarian
dengan mensinergikan upaya-upaya lingkungan.
bersama antara pemerintah, swasta
dan masyarakat (good Governance)
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya Meningkatkan peran serta
manusia baik sumberdaya aparatur masyarakat dan keterlibatan swasta
maupun sumberdaya masyarakat dalam sektor pembangunan sanitasi.
secara luas sebagai modal dasar
bagi pelaksanaan otonomi daerah.
3. Memberikan pelayanan prima dalam Menigkatkan Koordinasi dan
rangka menumbuhkan iklim konsolidasi antar SKPD pemerintah
investasi yang sehat. Kabupaten Cilacap dalam
pembangunan sanitasi.
4. Penguatan struktur perekonomian Meningkatkan koordinsai dengan
daerah melalui penguatan potensi pemerintah Provinsi dan pemerintah
ekonomi lokal. Pusat dalam pembangunan sanitasi.
5. Meningkatkan pembangunan atau Meningkatkan kuantitas dan kualitas
penyediaan sarana dan prasarana prasarana dan sarana sanitasi.
1.
infrastruktur ekonomi, perdagangan,
pendidikan dan kesehatan untuk
mencapai derajat manusia yang
bermartabat.
6. Meningkatkan kemampuan keungan
daearah dengan mengoptimalkan
sumber-sumber pendapatan daerah
melalui kebijakan yang berpihak
pada masyarakat
2.3 Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 – 2015
e. Program Peningkatan Kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
3. Fungsi Kesehatan
Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus
merupakan dasar bagi pemerintah kabupaten dalam merencanakan pengembangan
jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Cilacap, yang ujungnya adalah
pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Rencana pengembangan tersebut
diilustrasikan dalam Gambar 2.2
Gambar 2.2
Peta Zona dan Sistem Air Limbah Kabupaten Cilacap
2.3.2.2 Persampahan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam .
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
a. Timbulan Sampah
Berdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap, diperoleh informasi bahwa jumlah
timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka
volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa
diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk
1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan
Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah
mencapai 3.962,28 M3/hari.
b. Pengangkutan
a. Transfer depo belum sesuai dengan fungsi yang diharapkan karena grobak
pengumpul sampah dan truk pengangkut sampah masih saling menunggu.
Disain tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada tidak
mendukung untuk mempercepat pemuatan sampah ke atas kendaraan yang
digunakan. Permasalahan tersebut akan diselesaikan di tahun 2011 dengan
pengembangan dan pembangunan TPST dan transfer depo yang mendukung
3R.
b. Jumlah armada pengangkutan sampah dari sumber, tempat pembuangan
sementara (TPS), dan transfer depo ke tempat pembuangan sampah tidak
mencukupi.
c. Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir masih menggunakan
kendaraan yang belum memperhatikan pencemaran lingkungan di sepanjang
perjalanan.
d. Pengangkutan sampah organik dan anorganik masih masih bercampur.
Tabel 2.8
Kendaraan
Wheel Container 6
No Wilayah Pengangkut Sampah Truk Air Truk Tinja Excavator Bulldozer
Loader m3
Dump Truk Armroll
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cilacap 13 3 1 1 1 1 1 15
2 Jeruklegi 1 3
3 Kroya 2 1 1 4
4 Sidareja 1 1 1 4
5 Majenang 2 1 4
JUMLAH 18 6 1 2 3 1 1 30
Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open
dumping (diratakan dengan alat berat). Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
Dinas adalah untuk sampah rumah tangga dan niaga. Sedangkan pengelolaan
sampah industri dilakukan oleh masing-masing industri yang bersangkutan. Daerah
Layanan Eksisting Persampahan : 3 kecamatan (14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap
Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah layanan dikembangkan ke Kec.
Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4 kelurahan). Luas daerah terlayani : 41,66 Km 2 dari luas
total kota Cilacap 67,97 Km2. atau sebesar 61,29% dari luas total Kota Cilacap.
Gambar 2.3
Peta Zona dan Sistem Persampahan Kabupaten Cilacap
Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran` yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Cilacap yang termasuk
dalam drainase utama (makro) adalah sungai Serayu, Cintandui, Kali Yasa.
Drainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan
air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah
kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase
utama (makro). Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase lokal (mikro)
adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran
di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik
sistem saluran di wilayah kota sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi
sekitar 0,3 – 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan
belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Secara umum, saluran drainase
lingkungan di pemukiman ada berupa saluran alami dan buatan baik terbuka atau
tertutup, pasangan beton maupun galian tanah. Adapun fungsi drainase lingkungan
adalah untuk penutasan air hujan sehingga tidak terjadi genangan akibat air hujan yang
terlalu lama
Gambar 2.4
Peta Zona dan Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Cilacap
1. Cilacap Meliputi : Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan.
2. Cabang Maos meliputi : Kecamatan Sampang, Adipala dan Maos
3. Cabang Kroya meliputi : Kecamatan Kroya, Nusawungu, dan Binangun
4. Cabang Majenang meliputi : Kecamatan Majenang, Cimanggu, Karangpucung,
Wanareja dan Dayeuhluhur.
5. Cabang Sidareja meliputi : Kecamatan Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan,
Gandrungmangu, Bantarsari, Kawunganten.
6. Cabang Jeruklegi meliputi kecamatan Jeruklegi.
7. Cabang Kesugihan meliputi kecamatan Kesugihan
Dalam rangka peningkatan pelayanan maka ditentukanlah wilayah prioritas
pengembangan pelayanan air bersih yang disusun berdasarkan beberapa kriteria,
diantaranya tata guna lahan (CBD/komersial, permukiman), kepadatan penduduk, dan
kemampuan membayar masyarakat. Hasil dari penyusunan prioritas ini dapat dilihat
dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5
12. Adanya kader kesehatan terlatih sebanyak 15% dari jumlah penduduk kelurahan di
setiap Kelurahan pada tahun 2015
13. Meningkatnya pertemuan kader dengan masyarakat dalam penyadaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2015