Anda di halaman 1dari 77

KUMPULAN ABST RAK SKRIPSI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM STRATA SATU

PERIODE JANUARI 2002

(yudisium 17 Januari 2002)

Editor: Aloysius Tjan


aloysius@home.unpar.ac.id

U
UNNIIV
VEER
RSSIITTAASSK KAAT
TO OLLIIK
KP PAARRAAH HYYAANNG
GAAN
N
FFAAKKUULLT
TAASST TEEKKNNIIK
K
JJAALLAANNCCIIU
UMMB BU UL
LEEU UIIT
T 9944
B
BAANNDDU UNNGG
22000022
DAFTAR ISI
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN 1
KONSTRUKSI JEMBATAN RANGKA BAJA
MOECHAMAD TAUFIK

RENCANA INVESTASI LAHAN PARKIR WISMA LIPPO BANDUNG 2


WIDYA HARSANA SUGITO

ESTIMASI NILAI PASAR YANG WAJAR PROPERTI RUKO DENGAN 3


MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN BIAYA
RICHARD HERMANTO

ANALISIS TEROWONGAN DONGKRAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE 4


ELEMEN HINGGA (PROGRAM KOMPUTER PLAXIS)-STUDI KASUS
TEROWONGAN AIR DI JALAN TOL CIKAMPEK
ERIC C J HUSIN

ANALISIS PENGARUH KINERJA JALAN TERHADAP BIAYA OPERASI 5


KENDARAAN PADA JALAN JENDERAL AHMAD YANI, KOTAMADYA
BANDUNG
NALA INDRASENA

METODA EVALUASI BANGUNAN PASCA KEBAKARAN 6


KRISANTUS I.J. AGUNG

PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN PERUMAHAN BUMI SERPONG DAMAI 7


MEIGI M. MALIANA

A PRELIMINARY STUDY ON THE MANAGEMENT OF BUILDING WASTE 8


MATERIALS IN INDONESIA
CAHYO UTOMO

PENGARUH PARKIR KENDARAAN DI DEPAN KAMPUS UNIVERSITAS 9


KATOLIK PARAHYANGAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI
JALAN CIUMBULEUIT
MONA OKTAVIANTI

PENGARUH LIMBAH KATALIS TERHADAP KEKUATAN TARIK TIDAK 10


LANGSUNG BETON ASPAL
VERONICA LILY KASIM

EVALUATION OF WASTEWATER COLLECTION SYSTEM ON AN INDUSTRIAL 11


AREA
GERRY GUNAWAN

RECONSTRUCTION OF TRAFFIC JUNCTION IN MUNTENDAM, THE 12


NETHERLANDS
GRACE NOVIANA

FINANCIAL EVALUATION FOR MASS RAPID TRANSIT PROJECT IN JAKARTA 13


DIAN AFTARI FRANSISCA

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR’S ALL RISK PADA BANGUNAN 14


GEDUNG
EDWIN SUHENDRA

i
STUDI PERANCANGAN JARINGAN PEMBUANGAN AIR KOTOR DI 15
PERUMAHAN BUMI CENGKARENG INDAH
YUDISTIRA WIRYAWAN

STUDI BANDING PEMBUANGAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN 16


SISTEM INDIVIDUAL DAN KOMUNAL DITINJAU DARI TATA LAKSANA DAN
BIAYA
WENARTO LEO

TEKNIK PEMBUATAN TEROWONGAN JALAN RAYA DENGAN METODE 17


PENDORONGAN KOTAK PRACETAK
EDWIN MARION SAMPELILING

ANALISIS LANDASAN HUBUNG BANDAR UDARA ADI SUMARMO 18


V. YESSIKA GUNADI

EVALUASI SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH PADA PABRIK KALENG 19


FERRY LUDWANKARA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKAMENT-NN (SUPERPLASTICISER) 20


TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN fc`=45 MPa
YANG MENDAPATKAN PEMBEBANAN PADA UMUR MUDA
XIN YUNG

THE USE OF ROUNDABOUT IN DELFZIJL, THE NETHERLANDS, AS A 21


SUBSTITUTE FOR A SIGNALIZED INTERSECTION
IMELDA APRILINA PARULIAN SILITONGA

STUDI KORELASI HASIL UJI CPTU DENGAN NILAI KUAT GESER, RIWAYAT 22
TEGANGAN, DAN SIFAT KEMAMPATAN TANAH LUNAK DI PANTAI INDAH
KAPUK
ASTRI NURHAYATI

PENGARUH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN 23


BETON ASPAL
BENNY HARDIANTO LUCAS

STUDI TATALAKSANA PENGGUNAAN CEMENT TREATED BASE (CTB) 24


SEBAGAI LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN
RIO RAHMAT AULIA P.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PECAHAN GENTENG KERAMIK 25


SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DENGAN VARIASI UKURAN
MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN KUBUS DENGAN
MUTU BETON fc’ = 20 Mpa
ADELINA JUNIYATI SIHOMBING

STUDI PEMELIHARAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN PABRIK 26


PANDE NYOMAN WIJAYA

DESIGN OF DEEP EXCAVATION SLOPES USING GROUT ANCHOR FOR 27


HEAD RACE TUNNEL TBM EXIT AT RENUN HYDROELECTRIC POWER
PROJECT, NORTH SUMATERA
ALEXANDER BATAHAN TUA MANGUNSONG

ii
PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS SPEKTRUM ENERGI GELOMBANG 28
DENGAN METODE TRANSFORMASI FOURIER
YOSIA YUDHISTIRA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI 29


LIDIA SUHANDI

PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI KOLAM RESAPAN 30


LISIAH

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KADAR RESIDU 31


MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU 25 MPa
DAN FAKTOR KORELASI KUAT TEKAN KUBUS – SILINDER
EDDY

TINJAUAN PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DARI SUDUT PANDANG 32


KONTRAK KONSTRUKSI
JOHAN

PENERAPAN STUDI STABILITAS STATIK BERDASARKAN CARA “DESIGN 33


STANDARD USBR NO.13” UNTUK BENDUNGAN TIPE URUGAN
DAVID SYAMSUDIN

STUDY OF THE EFFECT OF HEIGHTENING OF DAM ON THE STABILITY AND 34


SETTLEMENT OF THE DAM BODY USING FINITE ELEMENT METHOD,
CASE STUDY: SAMBOJA DAM IN EAST KALIMANTAN
VETTY RAHAYU ISKANDAR

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KELAS B BERDASARKAN 35


ISO 14001
SCHOLASTICA INTAN MAULINA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON 36


RINGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT AGGREGATE
(ALWA) DENGAN fc' = 25 MPa PADA BENDA UJI SILINDER
BUDIE MULYONO

PEMODELAN LALULINTAS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF 37


TIRUAN (NEURAL NETWORK)
RACHMAT HARYANTO

PEMETAAN LAPISAN TANAH DI KOTAMADYA BANDUNG BERDASARKAN 38


HASIL UJI SONDIR RINGAN
PRENSISCA KRISTINA

ANALISIS KELOMPOK TIANG PADA STRUKTUR DERMAGA MENGGUNAKAN 39


METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS DERMAGA LIMA, BALIKPAPAN
LEXSON MARZUKIE

MODEL OPTIMASI BIAYA PENGALOKASIAN TOWER CRANE PADA MULTI 40


PROYEK
HARISENO ACHARYAMA

ANALISIS SEISMIK BENDUNGAN TIPE URUGAN DENGAN STUDI KASUS 41


BENDUNGAN BATUTEGI, LAMPUNG
MULYADI

iii
PEMODELAN DALAM SKALA LABORATORIUM, REMBESAN MELALUI 42
BENDUNGAN TIMBUNAN HOMOGEN
SUHERMAN

STUDI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM, EFEK DARI CLAY BLANKET 43


TERHADAP REMBESAN MELALUI TURAP
SANDRI SUPARDI

EVALUASI DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN HASIL UJI TIANG PANCANG 44


TUNGGAL DI LOKASI GEDUNG BAPINDO, JAKARTA, DAN MARBELLA
RESIDENCIA, ANYER
DARWID HALIM

STUDI PERBANDINGAN PEMODELAN PELAT MENERIMA BEBAN DINDING 45


DENGAN BALOK – BALOK SILANG DAN ELEMEN HINGGA
CUNDI SUGIARTO

ANALISIS BENCANA GEMPA UNTUK PENENTUAN PARAMETER BEBAN 46


GEMPA UNTUK DESAIN BANGUNAN AIR DENGAN STUDI KASUS
BENDUNGAN BATUTEGI DAN KOTA MENADO
FRANKHIE

PENINGKATAN PERKERASAN LENTUR LANDASAN PACU BANDAR UDARA 47


SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II PALEMBANG
EMILIA SALIM

PEMBUATAN PRE DAN POSTPROCESSOR UNTUK PROGRAM DRAIN-2D 48


HERDIANTO CHUNNAEDY

GEOTECHNICAL ASPECT OF LAND RECLAMATION AND CONSTRUCTION 49


FOR HOUSING DEVELOPMENT AT PANTAI INDAH KAPUK
SISCA DESYANA LATIF

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR 50


PADA DPS CIMANUK-LEUWIDAUN
ANDRIE SETIO

PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH KALIMANTAN, SULAWESI, DAN NUSA 51


TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SEISRISK III
HERRY SURYADI

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP UMUR PERKERASAN LENTUR 52


BERDASARKAN AASHTO 1993
Y. PURNAMA HARTONO

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR PADA DAERAH PENGALIRAN SUNGAI 53


KALI KRUKUT
INDRA DIWANGSA

STUDI APLIKASI PANEL BETON PRECAST DAN PANEL BETON SEMI 54


PRECAST
HANDI SASWITA

iv
STUDI KORELASI HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA METODA 55
SOELARNO, SOELARNO-STEFANUS-YOKI (1999) MENGGUNAKAN MOLD
UNCONFINED f 7.5 CM YANG DIKONTROL DENGAN SONDIR
FERI OEMAR

STUDI PERENCANAAN DAN BIAYA, CETAKAN DAN PERANCAH UNTUK 56


PENGECORAN STUKTUR BETON PADA LANTAI TINGKAT
LINDA DANIEL

STUDI BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN STRUKTUR KAYU DITINJAU 57


DARI SUDUT TATA LAKSANA DAN BIAYA
SARI HELENA

PENGEMBANGAN PROGRAM LIKUIFAKSI DENGAN METODA 1996 NCEER 58


DENGAN STUDI KASUS MAUMERE
ANDREAS SINDHUNATA

STUDI PENGARUH MOMEN PUNTIR TERHADAP GAYA GESER TAMBAHAN 59


PADA KOLOM-KOLOM AKIBAT GEMPA RENCANA PADA GEDUNG
DENGAN LETAK CORE TIDAK SIMETRIS
DION HAMBALI

PENENTUAN MODULUS DEFROMASI UJI BEBAN PELAT DAN UJI KEMBANG 60


KARET PADA BATUAN BREKSI, STUDI KASUS PLTA CISOKAN
CHRISTANTO KAELAN

STUDI PENANGANAN MASALAH BANJIR KALI CIDENG, DKI JAKARTA 61


SUWANDI

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BETON RINGAN fc’ = 25 MPa 62


MENGGUNAKAN ALWA (ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT AGGREGATE)
DENGAN BENDA UJI BALOK BERUKURAN 150 ´ 150 ´ 600 mm3
ERICH

KORELASI EMPIRIK PARAMETER TANAH LEMPUNG TEGUH HASIL UJI 63


PREBOREHOLE PRESSUREMETER TERHADAP UJI PENETRASI
STANDAR (SPT) DAN UJI LABORATORIUM
IDA BAGUS ANANDA WIDIA

PENETUAN NILAI ADHESI ANTARA BATUAN DAN BETON PADA PENGUJIAN 64


GESER BLOK INSITU, STUDI KASUS TEROWONGAN ADIT III DI LOKASI
BENDUNGAN ATAS PADA PROYEK PLTA CISOKAN, JAWABARAT
ALEXANDER DIAN SUKIRNO

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SISA AYAKAN PASIR GUNUNG 65


SEBAGAI AGREGAT BETON
STEFANUS ERIK ADHI R.

v
INDEKS JUDUL

A PRELIMINARY STUDY ON THE MANAGEMENT OF BUILDING WASTE 8


MATERIALS IN INDONESIA

ANALISIS BENCANA GEMPA UNTUK PENENTUAN PARAMETER BEBAN 46


GEMPA UNTUK DESAIN BANGUNAN AIR DENGAN STUDI KASUS
BENDUNGAN BATUTEGI DAN KOTA MENADO

ANALISIS KELOMPOK TIANG PADA STRUKTUR DERMAGA MENGGUNAKAN 39


METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS DERMAGA LIMA, BALIKPAPAN

ANALISIS LANDASAN HUBUNG BANDAR UDARA ADI SUMARMO 18

ANALISIS PENGARUH KINERJA JALAN TERHADAP BIAYA OPERASI 5


KENDARAAN PADA JALAN JENDERAL AHMAD YANI, KOTAMADYA
BANDUNG

ANALISIS SEISMIK BENDUNGAN TIPE URUGAN DENGAN STUDI KASUS 41


BENDUNGAN BATUTEGI, LAMPUNG

ANALISIS TEROWONGAN DONGKRAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE 4


ELEMEN HINGGA (PROGRAM KOMPUTER PLAXIS)-STUDI KASUS
TEROWONGAN AIR DI JALAN TOL CIKAMPEK

DESIGN OF DEEP EXCAVATION SLOPES USING GROUT ANCHOR FOR 27


HEAD RACE TUNNEL TBM EXIT AT RENUN HYDROELECTRIC POWER
PROJECT, NORTH SUMATERA

ESTIMASI NILAI PASAR YANG WAJAR PROPERTI RUKO DENGAN 3


MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN BIAYA

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR’S ALL RISK PADA BANGUNAN 14


GEDUNG

EVALUASI DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN HASIL UJI TIANG PANCANG 44


TUNGGAL DI LOKASI GEDUNG BAPINDO, JAKARTA, DAN MARBELLA
RESIDENCIA, ANYER

EVALUASI SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH PADA PABRIK KALENG 19

EVALUATION OF WASTEWATER COLLECTION SYSTEM ON AN INDUSTRIAL 11


AREA

FINANCIAL EVALUATION FOR MASS RAPID TRANSIT PROJECT IN JAKARTA 13

GEOTECHNICAL ASPECT OF LAND RECLAMATION AND CONSTRUCTION 49


FOR HOUSING DEVELOPMENT AT PANTAI INDAH KAPUK

KORELASI EMPIRIK PARAMETER TANAH LEMPUNG TEGUH HASIL UJI 63


PREBOREHOLE PRESSUREMETER TERHADAP UJI PENETRASI
STANDAR (SPT) DAN UJI LABORATORIUM

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI 29

METODA EVALUASI BANGUNAN PASCA KEBAKARAN 6

MODEL OPTIMASI BIAYA PENGALOKASIAN TOWER CRANE PADA MULTI 40


PROYEK

PEMBUATAN PRE DAN POSTPROCESSOR UNTUK PROGRAM DRAIN-2D 48

PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI KOLAM RESAPAN 30

vi
PEMETAAN LAPISAN TANAH DI KOTAMADYA BANDUNG BERDASARKAN 38
HASIL UJI SONDIR RINGAN

PEMODELAN DALAM SKALA LABORATORIUM, REMBESAN MELALUI 42


BENDUNGAN TIMBUNAN HOMOGEN

PEMODELAN LALULINTAS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF 37


TIRUAN (NEURAL NETWORK)

PENENTUAN MODULUS DEFROMASI UJI BEBAN PELAT DAN UJI KEMBANG 60


KARET PADA BATUAN BREKSI, STUDI KASUS PLTA CISOKAN
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN 1
KONSTRUKSI JEMBATAN RANGKA BAJA

PENERAPAN STUDI STABILITAS STATIK BERDASARKAN CARA “DESIGN 33


STANDARD USBR NO.13” UNTUK BENDUNGAN TIPE URUGAN

PENETUAN NILAI ADHESI ANTARA BATUAN DAN BETON PADA PENGUJIAN 64


GESER BLOK INSITU, STUDI KASUS TEROWONGAN ADIT III DI LOKASI
BENDUNGAN ATAS PADA PROYEK PLTA CISOKAN, JAWABARAT

PENGARUH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN 23


BETON ASPAL

PENGARUH LIMBAH KATALIS TERHADAP KEKUATAN TARIK TIDAK 10


LANGSUNG BETON ASPAL

PENGARUH PARKIR KENDARAAN DI DEPAN KAMPUS UNIVERSITAS 9


KATOLIK PARAHYANGAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI
JALAN CIUMBULEUIT

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR 50


PADA DPS CIMANUK-LEUWIDAUN

PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN PERUMAHAN BUMI SERPONG DAMAI 7

PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS SPEKTRUM ENERGI GELOMBANG 28


DENGAN METODE TRANSFORMASI FOURIER

PENGEMBANGAN PROGRAM LIKUIFAKSI DENGAN METODA 1996 NCEER 58


DENGAN STUDI KASUS MAUMERE

PENINGKATAN PERKERASAN LENTUR LANDASAN PACU BANDAR UDARA 47


SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II PALEMBANG

PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH KALIMANTAN, SULAWESI, DAN NUSA 51


TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SEISRISK III

RECONSTRUCTION OF TRAFFIC JUNCTION IN MUNTENDAM, THE 12


NETHERLANDS

RENCANA INVESTASI LAHAN PARKIR WISMA LIPPO BANDUNG 2

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KELAS B BERDASARKAN 35


ISO 14001

STUDI APLIKASI PANEL BETON PRECAST DAN PANEL BETON SEMI 54


PRECAST

STUDI BANDING PEMBUANGAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN 16


SISTEM INDIVIDUAL DAN KOMUNAL DITINJAU DARI TATA LAKSANA DAN
BIAYA

vii
STUDI BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN STRUKTUR KAYU DITINJAU 57
DARI SUDUT TATA LAKSANA DAN BIAYA

STUDI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM, EFEK DARI CLAY BLANKET 43


TERHADAP REMBESAN MELALUI TURAP

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BETON RINGAN fc’ = 25 MPa 62


MENGGUNAKAN ALWA (ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT AGGREGATE)
DENGAN BENDA UJI BALOK BERUKURAN 150 ´ 150 ´ 600 mm3

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON 36


RINGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT AGGREGATE
(ALWA) DENGAN fc' = 25 MPa PADA BENDA UJI SILINDER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PECAHAN GENTENG KERAMIK 25


SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DENGAN VARIASI UKURAN
MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN KUBUS DENGAN
MUTU BETON fc’ = 20 Mpa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KADAR RESIDU 31


MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU 25 MPa
DAN FAKTOR KORELASI KUAT TEKAN KUBUS – SILINDER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKAMENT-NN (SUPERPLASTICISER) 20


TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN fc`=45 MPa
YANG MENDAPATKAN PEMBEBANAN PADA UMUR MUDA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SISA AYAKAN PASIR GUNUNG 65


SEBAGAI AGREGAT BETON

STUDI KORELASI HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA METODA 55


SOELARNO, SOELARNO-STEFANUS-YOKI (1999) MENGGUNAKAN MOLD
UNCONFINED f 7.5 CM YANG DIKONTROL DENGAN SONDIR

STUDI KORELASI HASIL UJI CPTU DENGAN NILAI KUAT GESER, RIWAYAT 22
TEGANGAN, DAN SIFAT KEMAMPATAN TANAH LUNAK DI PANTAI INDAH
KAPUK

STUDI PEMELIHARAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN PABRIK 26

STUDI PENANGANAN MASALAH BANJIR KALI CIDENG, DKI JAKARTA 61

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR PADA DAERAH PENGALIRAN SUNGAI 53


KALI KRUKUT

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP UMUR PERKERASAN LENTUR 52


BERDASARKAN AASHTO 1993

STUDI PENGARUH MOMEN PUNTIR TERHADAP GAYA GESER TAMBAHAN 59


PADA KOLOM-KOLOM AKIBAT GEMPA RENCANA PADA GEDUNG
DENGAN LETAK CORE TIDAK SIMETRIS

STUDI PERANCANGAN JARINGAN PEMBUANGAN AIR KOTOR DI 15


PERUMAHAN BUMI CENGKARENG INDAH

STUDI PERBANDINGAN PEMODELAN PELAT MENERIMA BEBAN DINDING 45


DENGAN BALOK – BALOK SILANG DAN ELEMEN HINGGA

STUDI PERENCANAAN DAN BIAYA, CETAKAN DAN PERANCAH UNTUK 56


PENGECORAN STUKTUR BETON PADA LANTAI TINGKAT

STUDI TATALAKSANA PENGGUNAAN CEMENT TREATED BASE (CTB) 24


SEBAGAI LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN

viii
STUDY OF THE EFFECT OF HEIGHTENING OF DAM ON THE STABILITY AND 34
SETTLEMENT OF THE DAM BODY USING FINITE ELEMENT METHOD,
CASE STUDY: SAMBOJA DAM IN EAST KALIMANTAN

TEKNIK PEMBUATAN TEROWONGAN JALAN RAYA DENGAN METODE 17


PENDORONGAN KOTAK PRACETAK

THE USE OF ROUNDABOUT IN DELFZIJL, THE NETHERLANDS, AS A 21


SUBSTITUTE FOR A SIGNALIZED INTERSECTION

TINJAUAN PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DARI SUDUT PANDANG 32


KONTRAK KONSTRUKSI

ix
INDEKS NAMA

ADELINA JUNIYATI SIHOMBING 25


ALEXANDER BATAHAN TUA MANGUNSONG 27
ALEXANDER DIAN SUKIRNO 64
ANDREAS SINDHUNATA 58
ANDRIE SETIO 50
ASTRI NURHAYATI 22
BENNY HARDIANTO LUCAS 23
BUDIE MULYONO 36
CAHYO UTOMO 8
CHRISTANTO KAELAN 60
CUNDI SUGIARTO 45
DARWID HALIM 44
DAVID SYAMSUDIN 33
DIAN AFTARI FRANSISCA 13
DION HAMBALI 59
EDDY 31
EDWIN MARION SAMPELILING 17
EDWIN SUHENDRA 14
EMILIA SALIM 47
ERIC C J HUSIN 4
ERICH 62
FERI OEMAR 55
FERRY LUDWANKARA 19
FRANKHIE 46
GERRY GUNAWAN 11
GRACE NOVIANA 12
HANDI SASWITA 54
HARISENO ACHARYAMA 40
HERDIANTO CHUNNAEDY 48
HERRY SURYADI 51
IDA BAGUS ANANDA WIDIA 63
IMELDA APRILINA PARULIAN SILITONGA 21
INDRA DIWANGSA 53
JOHAN 32
KRISANTUS I.J. AGUNG 6
LEXSON MARZUKIE 39
LIDIA SUHANDI 29
LINDA DANIEL 56
LISIAH 30
MEIGI M. MALIANA 7
MOECHAMAD TAUFIK 1
MONA OKTAVIANTI 9
MULYADI 41

x
NALA INDRASENA 5
PANDE NYOMAN WIJAYA 26
PRENSISCA KRISTINA 38
RACHMAT HARYANTO 37
RICHARD HERMANTO 3
RIO RAHMAT AULIA P. 24
SANDRI SUPARDI 43
SARI HELENA 57
SCHOLASTICA INTAN MAULINA 35
SISCA DESYANA LATIF 49
STEFANUS ERIK ADHI R. 65
SUHERMAN 42
SUWANDI 61
V. YESSIKA GUNADI 18
VERONICA LILY KASIM 10
VETTY RAHAYU ISKANDAR 34
WENARTO LEO 16
WIDYA HARSANA SUGITO 2
XIN YUNG 20
Y. PURNAMA HARTONO 52
YOSIA YUDHISTIRA 28
YUDISTIRA WIRYAWAN 15

xi
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN RANGKA BAJA

MOECHAMAD TAUFIK
NPM: 1994410175

Pembimbing: Sonny Siti Sondari, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada masa sekarang ini kesadaran akan arti pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam bidang konstruksi masih sangat kurang. Masalah
keselamatan dan kesehatan kerja ini masih dianggap tidak perlu untuk
dilaksanakan, karena hanya akan membuang-buang waktu dan biaya saja.
Padahal apabila sering terjadi kecelakaan kerja, biaya yang akan
dikeluarkan akan jauh melebihi biaya yang seharusnya terjadi.
Untuk menghindari hal tersebut, maka dicoba untuk menerapkan program
keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi
jembatan. Tidak hanya dari segi pelaksanaannya saja, tetapi juga dari segi
biaya, dalam hal ini biaya yang dikeluarkan untuk mengasuransikan para
pekerja. Untuk menganalisis masalah keselamatan dan kesehatan kerja ,
juga akan dibahas mengenai penyebab dari kecelakaan dari tiap jenis
pekerjaan yang dilaksanakan, kemungkinan jenis kecelakaan yang akan
terjadi, serta cara-cara pencegahan yang sebaiknya dilakukan untuk
menghindari kecelakaan. Termasuk di dalamnya peralatan-peralatan
keselamatan kerja yang digunakan di dalam pelaksanaan pekerjaannya,
serta bagaimana sebaiknya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini dilaksanakan. Untuk
menguraikan lebih lanjut, dilakukan studi kasus pada pelaksanaan
konstruksi jembatan rangka baja, yang terletak di daerah Cisanggarung,
Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat.

1
RENCANA INVESTASI LAHAN PARKIR WISMA LIPPO BANDUNG

WIDYA HARSANA SUGITO


NPM: 1995410051

Pembimbing: Zul Kasturi, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2001
ABSTRAK
Kota-kota di Indonesia telah berkembang dengan pesat, ini ditunjukkan
dengan semakinmeningkatnya aktivitas sosial ekonomi. Peningkatan
jumlah pergerakan karena berkembangnya aktivitas masyarakat perkotaan
menuntut penambahan prasarana transportasi perkotaan.
Peningkatan lalu lintas ini menyebabkan peningkatan kebutuhan akan
fasilitas sistem transportasi, yang antara lain adalah kebutuhan akan lahan
parkir. Persoalan parkir tidak akan terlalu serius ditemui di lokasi-lokasi
pemukiman, namun akan menjadi persoalan yang sangat serius di tempat-
tempat keramaian umum, diantaranya adalah Central Business District
(CBD).
Wisma Lippo Bandung, sebuah gedung perkantoran yang terletak di
daerah CBD Asia-Afrika dan Gatot Subroto merasakan bahwa kapasitas
parkir yang tersedia saat ini sudah tidak cukup untuk menampung jumlah
kendaraan yang parkir. Rencana untuk perluasan lahan parkir sudah ada
namun belum dapat direalisasikan karena masalah biaya investasi yang
tidak sedikit. Dengan mengevaluasi kapasitas lahan parkir yang ada
sekarang sebanyak 153 spasi parkir sudah tidak cukup lagi untuk Wisma
Lippo Bandung yang seharusnya diestimasikan memiliki 260 spasi parkir.
Dengan dasar estimasi kapasitas parkir ini, dapat dibuat perencanaan
lahan parkir horisontal maupun vertikal.
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh nilai IRR sebesar 6,13 % untuk
perencanaan lahan parkir horisontal dan nilai IRR sebesar 6,65 % untuk
perencanaan lahan parkir vertikal. Nilai IRR ini dibandingkan dengan
tingkat suku bunga bank yang berkisar antara 8 % - 12 %. Hal ini
menunjukkan bahwa investasi dinyatakan kurang layak karena tidak
menguntungkan. Namun demikian, pemilik Wisma Lippo Bandung harus
tetap membangun lahan parkir yang baru karena merupakan kewajiban
sebagai pemilik gedung untuk menyediakan sarana parkir yang memadai.
Investasi dilakukan tidak hanya untuk memperoleh keuntungan tapi juga
harus dilihat nilai manfaat yang didapat.

2
ESTIMASI NILAI PASAR YANG WAJAR PROPERTI RUKO
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN BIAYA
RICHARD HERMANTO
NPM: 1995410081

Pembimbing : Rudy Wieadhy Sentany, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Kegiatan penilaian terhadap suatu properti merupakan hal yang makin
dirasakan bermanfaat bagi perkembangan perekonomian di Indonesia
sejak tahun 1973. Agar dalam melakukan penilaian tersebut terdapat
kesamaan prinsip, maka lembaga GAPPI, MAPPI dan Departemen
Perdagangan RI memandang perlu adanya suatu pedoman penilaian yang
digunakan sebagai standar penilaian di Indonesia.
Untuk mengaplikasikan teori penilaian yang terdapat dalam pedoman tersebut,
maka diambil contoh ruko di daerah Duren Sawit sebagai obyek yang akan
dinilai. Daerah tersebut semula lebih dikenal sebagai daerah pemukiman, namun
sejak terjadinya krisis moneter di Indonesia, banyak penduduk yang
mengalihfungsikan tempat tinggalnya menjadi ruko. Dengan dilakukannya
penilaian ini, maka diharapkan dapat diketahui nilai pasar yang wajar properti
ruko di daerah tersebut.
Metode penilaian yang digunakan yaitu Metode Pendekatan Biaya. Dari hasil
analisa diperoleh perkiraan nilai pasar yang wajar dari properti ruko yang
ditinjau, yaitu ± Rp 1.500.000,00/m2 untuk nilai tanah dan ± Rp
1.330.000,00/m2 untuk nilai bangunannya. Properti ruko yang ditinjau memiliki
luas 90/145, terdiri dari 2.5 lantai. Maka nilai pasar wajar yang diperoleh adalah
Rp 293.600.000,00. Nilai tersebut merupakan perkiraan harga pasar yang wajar
pada saat properti ruko tersebut dinilai.
Oleh karena pada dasarnya, nilai tersebut hanya merupakan perkiraan, maka
nilai tersebut bukan harga mati, tetapi hanya sebagai acuan saja, pada saat ini,
bagi harga jual properti ruko di daerah tersebut. Sedangkan transaksi yang
terjadi di pasar, tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pembeli
dan penjual. Agar pengestimasian yang dilakukan dapat menghasilkan nilai
perkiraan yang baik, maka dibutuhkan pengalaman menilai yang lebih banyak,
sehingga kemampuan mengolah data secara logika semakin baik dan tentunya
nilai yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan, perlu
diperhatikan dalam proses penilaian, kebenaran data yang diperoleh serta kondisi
pasar saat penilaian berlangsung. Kondisi pasar yang ‘normal’, mencerminkan
nilai properti yang paling tepat, karena hal itu berarti tidak adanya keterpaksaan
baik dari pihak penjual maupun pembeli untuk melakukan transaksi.

3
ANALISIS TEROWONGAN DONGKRAK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA (PROGRAM KOMPUTER PLAXIS)-
STUDI KASUS TEROWONGAN AIR DI JALAN TOL CIKAMPEK

ERIC C J HUSIN
NPM: 1995410123

PEMBIMBING: PROF. PAULUS P. RAHARDJO, Ir., MS., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Terowongan sangat berguna dalam kelangsungan perpindahan materi
secara efektif dan efisien, khususnya di daerah dengan lahan yang
terbatas. Namun di dalam pelaksanaan, konstruksi terowongan cenderung
mengganggu aktifitas dan konstruksi di sekitarnya. Untuk mengatasi
kendala tersebut, maka digunakan suatu metode terowongan dongkrak
yang terdiri atas jacking tunnel dan shield tunnel. Konsep dari metode ini
adalah pendorongan terowongan hingga menembus tanah dengan
bantuan dongkrak hidrolik, di mana gaya dongkrak ini diberikan di
belakang terowongan atau di belakang shield.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar gaya dorong yang
diperlukan, tegangan yang terjadi pada elemen struktutal jacking tunnel,
tegangan tanah dan perpindahan tanah yang mencakup heave, drag, dan
penurunan tanah. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode
elemen hingga (program komputer Plaxis). Melalui analisis ini diperoleh
output berupa hubungan peralihan terhadap tahapan analisis tersebut.
Hasil analisis masing-masing metode kemudian dibandingkan untuk dipilih
sebagai satu-satunya alternatif yang digunakan untuk pelaksanaan kelak.

4
ANALISIS PENGARUH KINERJA JALAN TERHADAP BIAYA
OPERASI KENDARAAN PADA JALAN JENDERAL AHMAD YANI,
KOTAMADYA BANDUNG

Nala Indrasena
NPM: 1995410134

Pembimbing: Zul Kasturi, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Hal tersebut
terjadi akibat tidak seimbangnya prasarana yang tersedia. Pemerintah
mengantisipasi kondisi tersebut dengan peningkatan sistem
pengoperasian jalan yang ada.
Jalan Jenderal Ahmad Yani di Kotamadya Bandung adalah jalan arteri
yang sangat penting karena menghubungkan pusat kota dengan fasilitas
umum Terminal Cicaheum. Pada jalan ini terjadi perkembangan secara
permanen dan menerus di sepanjang seluruh atau hampir seluruh bagian
dari jalan. Perkembangan yang terjadi sangat menentukan kinerja jalan
ini.
Analisis biaya operasi kendaraan dilakukan untuk melihat besar biaya yang
dikeluarkan kendaraan saat melintasi jalan ini. Analisis dilakukan berdasar
studi kasus dimana jalan beroperasi normal sesuai dengan rencana dan
saat jalan beroperasi pada kondisi sebenarnya dengan semua faktor
rencana diambil berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Dengan pembandingan hasil analisis untuk kondisi tersebut maka dapat
diketahui tingkat penurunan efisiensi penggunaan jalan akibat kondisi
diluar perencanaan jalan.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kejenuhan jalan tinggi akibat dari
aktivitas sisi jalan yang tinggi. Variabel aktivitas sisi jalan ini ditunjukkan
dengan tingkat hambatan samping yang diambil dalam langkah analisis.
Korelasi antara tingkat kejenuhan tersebut, yang merupakan gambaran
untuk kinerja jalan, dengan biaya operasi kendaraan disimpulkan
sebanding dengan tingkat kejenuhan yang tinggi maka biaya operasi
kendaraan juga semakin tinggi.

5
METODA EVALUASI BANGUNAN PASCA KEBAKARAN

KRISANTUS I.J. AGUNG


NPM: 1995410163

Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Penelitian ini, merupakan suatu metoda yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam mengevaluasi bangunan pasca kebakaran, agar dapat
membantu mempercepat dan mempermudah pengambilan keputusan
perbaikan yang diperlukan. Dalam menjelaskan metoda ini, digunakan
suatu pendekatan mengenai kebakaran yang terjadi terhadap bangunan
yang memiliki struktur beton bertulang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari metoda evaluasi yang
paling tepat dan efisien pada bangunan pasca kebakaran, sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan tindak lanjut yang harus
dilakukan pada bangunan tersebut.
Pada penelitian ini, metoda evaluasi yang dipakai diterapkan pada suatu
bangunan Ruko tiga lantai yang memiliki luas total bangunan 339 m 2 ,
yang berlokasi di jalan Gg. Durasid No. 12, Bandung.
Pada proyek Ruko tersebut, kebakaran yang terjadi diasumsikan sebagai
suatu kebakaran yang besar berdasarkan Kurva Kebakaran Standart.
Dimana kemudian diperhitungkan kapasitas momen yang tersisa dan
lendutan yang terjadi sebagai akibat dari perambatan panas kedalam
struktur beton bertulang.
Dengan demikian akan didapat suatu nilai yang akan dapat digunakan
sebagai patokan dalam menentukan tingkat kerusakan yang diakibatkan
oleh kebakaran yang terjadi.
Dimana dari hasil penelitian menunjukan bahwa Lamanya waktu
terjadinya kebakaran mempengaruhi besarnya kekuatan yang tersisa dari
suatu struktur bangunan.

6
PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN PERUMAHAN BUMI
SERPONG DAMAI
MEIGI M. MALIANA
NPM: 1995410165
Pembimbing: Ir. R. Wahyudi Triweko, M.Eng.,Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2001
ABSTRAK
Maraknya pembangunan kawasan perumahan di daerahpinggiran kota
Jakarta menyulitkan Pemda Kota Tangerang untuk mengurus masalah
persampahan warganya terutama karena kapasitas di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) tidak seimbang dengan tingginya volume
sampah yang dihasilkan. Hal itu menjadikan tempat untuk TPA menjadi
langka, yang letaknya semakin jauh dan karenanya memperpanjang
transportasi pengangkutan dari lokasi perumahan ke tempat pembuangan
dengan jumlah armada kendaraan yang terbatas, sehingga meningkatkan
biayanya.
Bumi Serpong Damai sebagai salah satu dari sekian banyak kawasan
perumahan berinisiatif untuk mengelola sampah sendiri dalam upayanya
memberikan pelayanan terbaik bagi warganya. Pengangkutan sampah
warga BSD dari masing-masing rumah ke TPS yang juga milik PT.BSD
melibatkan pihak swasta. TPS yang disediakan oleh PT.BSD merupakan
transfer depo yang terletak di wilayah BSD. Pada area TPS terdapat 1 Unit
Daur ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK) sebagai salah usaha
pemanfaatan kembali sampah (recycle), 1 buah mesin insinerator sebagai
proyek percontohan dari pengurangan volume sampah (reduce) serta
keterlibatan para pemulung dalam memilah sampah-sampah yang masih
memiliki daya guna dan nilai jual (reuse).
Kegiatan-kegiatan mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur
ulang sampah di TPS tersebut berhasil mengurangi sampah hingga 40%
dari total volume sampah yang ditimbulkan, sehingga kapasitas
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang dilakukan oleh Dinas
Kebersihan Tangerang tinggal 60% nya. Pihak BSD sendiri sudah
merencanakan pembangunan TPA, dimana TPA tersebut juga terletak
pada lokasi milik PT.BSD. Meskipun secara teknis pembangunan TPA
tersebut layak, namun belum perlu direalisasikan sekarang.

7
A PRELIMINARY STUDY ON THE MANAGEMENT OF BUILDING
WASTE MATERIALS IN INDONESIA

CAHYO UTOMO
Student Registration Number: 1995410172
Advisor: r. wahyudi triweko, ir., M. Eng., Ph.D.

A Double Degree Program


Parahyangan Catholic University
Faculty of Engineering
Department of Civil Engineering
Bandung-indonesia
And
Hanzehogeschool-hogeschool van groningen
Faculty of technology
Groningen-the Netherlands
JANUARY 2002
ABSTRACT
In many countries, building and construction wastes are considered as harmless
materials. However, these wastes represent huge masses of materials which are often
deposited without any consideration, inviting illegal deposit of other kinds of waste and
garbage, also causing a lot of trouble to the environment. Therefore, all parties involved
in construction industries in Indonesia have to pay a lot of attention to the negative
impacts during the construction process and try to figure out the best solution for this
problem.
There are three ways which must be used in handling building materials, which are:
reduce, reuse and recycle. These three ways are proved to reduce the building waste
materials produced from construction or demolition activities. Therefore, development of
these three ways have to be done for new alternative solutions.
Before deciding the method of treatment, building waste materials must be classified
according to some criteria such as the type, the volume and alternative of usage
potential. In order to obtain the criteria, a survey and interview to the involved parties in
several places in Indonesia, such as Batam, Bandung, Cilegon, and Semarang has been
done. Based on the data obtained from the surveys and literatures, analysis are
conducted in order to obtain the possibilities of alternative solution concerning building
waste materials treatment in Indonesia. The results of the analysis are that 39% of
building waste materials produced in construction activities is timber, while in demolition
activities 96% of building waste materials produced is masonry. Besides that, there are
no specific rules concerning building waste materials in Indonesia, and despite of the
efforts done by the surveyed contractors, the results are not yet optimal due to the low
awareness among people to treat the building waste materials.
The results obtained from this research show that building waste materials in Indonesia have not
been handled optimally. The government and most of the involved parties in construction or
demolition activities do not realize the problem as resulted by disregarded building waste materials
and how much money could be saved by treated the building waste optimally. Therefore,
development of building waste materials treatment in Indonesia are needed. To improve a better
environment quality, it is recommended to enforce the rules concerning building waste materials,
improving the ways of works from all the involved parties and developing the research concerning
new treatment possibilities of building waste materials.

8
PENGARUH PARKIR KENDARAAN DI DEPAN KAMPUS
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN TERHADAP
KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN CIUMBULEUIT

MONA OKTAVIANTI
NPM: 1995410235
Pembimbing: Wimpy Santosa, ST., MSCE, M.Eng, Ph.D

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Salah satu permasalahan dari sistem lalu lintas di perkotaan adalah parkir.
Kegiatan parkir yang sering menimbulkan masalah lalu lintas adalah parkir
di tepi jalan. Kegiatan ini dapat mengurangi kapasitas jalan karena adanya
manuver parkir yang mengganggu lalu lintas.
Pada studi ini diamati pengaruh kegiatan parkir kendaraan di depan
kampus Universitas Katolik Parahyangan terhadap karakteristik lalu lintas
di jalan Ciumbuleuit. Pengamatan tersebut dilakukan dengan
menggunakan bantuan kamera video untuk mendapatkan data volume
dan kecepatan kendaraan.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa kegiatan parkir tersebut menurunkan
volume lalu lintas dari 841 smp/jam menjadi 571 smp/jam atau sebesar
32% untuk arah Utara ke Selatan, dan dari 822 smp/jam menjadi 493
smp/jam atau sebesar 40% untuk arah Selatan ke Utara.
Kecepatan rata-rata ruang kendaraan yang ada relatif tidak berubah
dengan adanya kegiatan parkir, yaitu untuk arah Utara ke Selatan sebesar
34 km/jam untuk keadaan ada manuver parkir, dan 33.5 km/jam untuk
keadaan tidak ada manuver parkir. Untuk arah Selatan ke Utara sebesar
32.5 km/jam untuk keadaan ada manuver parkir, dan 30.5 km/jam untuk
keadaan tidak ada manuver parkir.

9
PENGARUH LIMBAH KATALIS TERHADAP KEKUATAN TARIK
TIDAK LANGSUNG BETON ASPAL

Veronica Lily Kasim


NPM.: 1996410004

PEMBIMBING: Wimpy Santosa, ST.,M.Eng, MSCE., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JUNI 2001
ABSTRAK
Limbah katalis merupakan hasil buangan yang sudah tidak terpakai pada
proses penyulingan minyak bumi. Pada penelitian limbah katalis tersebut
dicoba untuk digunakan sebagai bahan pengisi pada campuran beton
aspal.
Pengaruh limbah katalis terhadap Kekuatan Tarik Tidak Langsung pada
campuran beton aspal akan diperiksa. Untuk itu digunakan dua macam
bahan pengisi beton aspal, yaitu abu batu dan limbah katalis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah katalis tidak
menghasilkan Kuat Tarik Tidak Langsung beton aspal sebaik yang
dihasilkan oleh beton aspal yang menggunakan bahan pengisi abu batu.
Karena itu penggunaan limbah katalis tidak saja perlu mempertimbangkan
aspek teknis, tetapi juga aspek ekonomis dalam rangka pemanfaatan
limbah.

10
EVALUATION OF WASTEWATER COLLECTION SYSTEM ON AN
INDUSTRIAL AREA

GERRY GUNAWAN
STUDENT REGISTRATION NUMBER: 1996410018
ADVISOR: ROBERTUS W.TRIWEKO., M.Eng., Ph.D

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING
BANDUNG – INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL – HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINEN, THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
Recently, Indonesia is moving towards industrial country. There are now a
lot of industries and factories rise in numerous amounts. But this change
surely affects to the environment. To keep environment safe, the people
build a compacted area specialized for industry, which is called as
industrial city..
The purpose of this study is to evaluate the collection system in an
industrial area whether or not it is very important. This study will take
place on one industrial city outside Jakarta, PT Suryacipta City of Industry.
The main idea of this writing is to show that collection system in
Suryacipta City is sufficient or reliable to serve the area
Further it is shown in the evaluation that a wastewater collection system reduces the bad
effect on environment ,but this system needs maintenance for preservation. Surely, this
collection system helps the industry and government in protecting environment from any
disturbance. The purified wastewater discharged to the water body is treated under
particular circumstances so the water body is not polluted.
The next evaluations are describing some circumstances of wastewater collection system.
The pipe capacity is checked by making comparison of the actual discharge of
wastewater and the full capacity of pipes. The velocity of wastewater in pipe is also
questioned whether or not fulfills the criteria. Mean water unit from the factories should
also be considered to get the actual mean water unit that is applied in the industry
complex.
Finally, it can be concluded that the collection system in Suryacipta city is sufficient. It is
proved that most of the capacity of pipe are bigger than the actual discharge of
wastewater . Further, flushing is needed to speed up the velocity in order to
maintain the pipes. The last conclusion taken is about wastewater
treatment plant, whose capacity is still able to catch all of discharged
wastewater from each industry.

11
RECONSTRUCTION OF TRAFFIC JUNCTION IN MUNTENDAM,
THE NETHERLANDS

GRACE NOVIANA
STUDENT REGISTRATION NUMBER: 1996410028
ADVISER: WIMPY SANTOSA, Ph.D.

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING
BANDUNG – INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL – HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN – THE NETHERLANDS

JANUARY 2002

ABSTRACT
After the service life of a road is over, the road needs some improvements
to avoid a jeopardize condition for the road users. The junction in
Muntendam, the Netherlands, has the same reason to be reconstructed.
Many accidents happened in the area, due to the sight distance
insufficiency. Besides, the vertical clearance on roadway under the flyover
of motorway N33 was inadequate.
To show the insufficiency of the sight distance, comparison between the
required stopping sight distance (SSD) and the actual present SSD is
needed. The required SSD is calculated in two road-conditions, flat terrain
and descending road. The actual present SSD is measured from the scaled
drawing of the project.
The results show that on some spots the required stopping sight distance
is not fulfilled, mostly due to the existence of the flyover’s columns and
the supporting slope of the motorway. Apart from the exist condition, the
required SSD is fulfilled in the newly plan condition.

12
FINANCIAL EVALUATION FOR MASS RAPID TRANSIT PROJECT
IN JAKARTA

DIAN AFTARI FRANSISCA


STUDENT REGISTRATION NUMBER: 1996410033

ADVISOR: WIMPY SANTOSA, Ph.D.


CO-ADVISOR: TRI BASUKI, S.T., M.T.

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING
BANDUNG-INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL-HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN-THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
DKI Jakarta is the capital city of Indonesia with the highest growth
population which resulting transportation problem. On of the alternatives
to solve the problem is mass rapid transit (MRT) system. The project has
been planned since 1996, however it has to be postponed because of the
economic crisis in 1997.
The objectives of the research is to do some eveluation of the financial
aspect of the MRT project. The data used in this study were taken from
the survey and assumption conducted by Japan International Cooperation
Agency (JICA) study team, in 2000.
In this thesis, analysis was done by sensitivity analysis method. Some
scenarios were made by variated parameters involved, which were
number of passengers, operation and maintenance (O&M) costs, and
interest rate. The variotion had been done by decreasing and increasing
the parameters over a range + 30%. The study period for the MRT project
was 40 years with 10-year grace period before the beginning the
operation of the system. The result of the calculation was showed by net
present value (NPV) and internal rate of return (IRR).
The analysis resulted negative NPV when the number of passengers
decreased more than 20%. The operation and maintenance costs must be
decreased more than 30% to find positive NPV. For the base case, the
NPV was negative for all variation of the interest rate.

13
EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR’S ALL RISK PADA
BANGUNAN GEDUNG

EDWIN SUHENDRA
NPM: 1996410038

PEMBIMBING: Ir SONNY SITI SONDARI, M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Proyek dengan segala risikonya yang unik dan dinamis merupakan suatu
masalah yang harus dihadapi oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek,
hal ini ditambah dengan tingginya suhu politik di Indonesia. Keefektifan
asuransi Contractor’s All Risk yang merupakan salah satu alternatif
pengalihan risiko memerlukan evaluasi mendalam untuk kebutuhan pelaku
dunia konstruksi.
Asuransi yang merupakan bentuk penanganan risiko dengan pengalihan
risiko (risk transfer) mempunyai berbagai macam jenis, beberapa jenis
program asuransi tersebut dikhususkan untuk dunia konstruksi. Berbagai
macam aspek dalam asuransi merupakan suatu hal yang penting dan
harus dipahami.
Proses pengalihan risiko lewat asuransi CAR memerlukan pemahaman
mendalam akan jenis asuransi ini, berbagai langkah perlu ditempuh
sebelum memilih program maupun perusahaan asuransi. Prosedur klaim
dan nilai premi merupakan hal yang perlu diketahui kontraktor sebelum
menggunakan asuransi. Sementara itu apresiasi kontraktor terhadap jenis
asuransi ini merupakan suatu hal yang menjadi pertimbangan seberapa
besar kontribusi asuransi CAR dalam penanganan risiko dalam proyek
bangunan gedung.
Suatu proyek dengan keunikan dan kedinamisannya merupakan suatu
risiko yang harus dihadapi kontraktor. Sebagai pelaksana proyek,
kontraktor dengan segala macam masalahnya dalam menangani risiko
yang mungkin dihadapinya dalam pembangunan sebuah hotel di Bandung
mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus dan unik dalam
penanganannya. Dari hal di atas evaluasi yang menyeluruh dengan
melingkupi antara lain proses mendapatkan asuransi, pemilihan program
dan perusahaan asuransi, cakupan risiko, premi dan klaim sangat penting
diketahui.

14
STUDI PERANCANGAN JARINGAN PEMBUANGAN AIR KOTOR DI
PERUMAHAN BUMI CENGKARENG INDAH

Yudistira Wiryawan
NPM: 1996410078

Pembimbing: Ir. R.W. Triweko, M.Eng., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Salah satu cara untuk menangani masalah air kotor adalah dengan sistem
komunal. Dengan sistem ini air kotor dari suatu kawasan dikumpulkan
melalui sebuah jaringan saluran tertutup ( pipa ) untuk kemudian dialirkan
menuju suatu instalasi pengolah air kotor.
Dalam perancangan jaringan pembuangan air kotor di Perumahan Bumi
Cengkareng Indah dibuat 2 alternatif pola pengaliran. Tipe Zone, dimana
lahan dibagi ke dalam 4 zona pelayanan, dengan masing-masing zona
dilayani oleh 1 pipa induk yang bermuara ke satu titik yang direncanakan
sebagai tempat IPAL. Yang kedua, Tipe interceptor, dimana ada 1 pipa
induk yang membelah lahan, kemudian saluran lateral yang melayani
masing-masing blok bermuara di saluran induk ini. Saluran induk ini
kemudian bernuara di IPAL.
Panjang total saluran untuk Tipe Zone adalah 10227,07 m dengan biaya
material pipa sebesar Rp. 710.540.500,00 sedangkan pekerjaan galiannya
sebesar 64066,48 m3 dengan biaya pekerjaan galian Rp. 1.537.595.029,
67. Total biaya untuk material pipa dan pekerjaan galian Rp.
2.248.135.529,67.
Panjang total saluran untuk Tipe Interceptor adalah 9348,77 m dengan
biaya material pipa sebesar Rp. 959.751.500,00 sedangkan pekerjaan
galiannya sebesar 46418,55 m3 dengan biaya pekerjaan galian Rp.
1.114.045.158, 73. Total biaya untuk material pipa dan pekerjaan galian
Rp. 2.073.796.658,73.
Dari analisis kedua alternatif dapat ditarik kesimpulan bahwa Tipe
Interceptor lebih ekonomis dalam hal biaya material pipa dan pekerjaan
galian dibandingkan Tipe Zone.

15
STUDI BANDING PEMBUANGAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
DENGAN SISTEM INDIVIDUAL DAN KOMUNAL DITINJAU DARI
TATA LAKSANA DAN BIAYA

WENARTO LEO
NPM: 1996410094

Pembimbing: Sonny Siti Sondari, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan alternatif penggunaan
sistem pembuangan limbah cair rumah tangga untuk kawasan
perumahan, yaitu antara sistem individual dan sistem komunal. Untuk
sistem individual, limbah cair rumah tangga yang masuk ke dalam tangki
septik adalah yang berasal dari toilet saja (black water), sedangkan limbah
cair lainya (gray water) dibuang langsung ke saluran pembuangan kota.
Untuk sistem komunal, semua limbah cair rumah tangga (black water dan
gray water) dibuang ke dalam jaringan pipa pembuangan, dimana air
buangan tidak boleh mengandung material padat yang tidak
larut/terdegradasi oleh air.
Studi kasus yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Kawasan
Perumahan Bumi Cengkareng Indah, Jakarta yang sedang direncanakan
untuk dibangun. Berdasarkan data-data lahan yang diperoleh dari
Perumnas, dapat diperoleh jumlah tangki septik yang diperlukan (sistem
individual) serta jaringan pipa yang akan dipasang (sistem komunal).
Kemudian dapat diperkirakan biaya yang diperlukan untuk kedua sistem
pembuangan limbah cair rumah tangga tersebut.
Dari hasil analisis diperoleh biaya untuk sistem komunal adalah 94,45 %
lebih mahal dibandingkan dengan sistem individual.

16
TEKNIK PEMBUATAN TEROWONGAN JALAN RAYA DENGAN
METODE PENDORONGAN KOTAK PRACETAK

EDWIN MARION SAMPELILING


NPM: 1996410095

Pembimbing: Yohanes L.D. Adianto,Ir.,MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pembuatan terowongan merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi akibat
jumlah kendaraan yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan lahan
yang tersedia untuk prasarana jalan. Pembuatan terowongan memang
membutuhkan biaya yang sangat besar tetapi terowongan mendatangkan
banyak manfaat terutama di kota-kota besar. Pemanfaatan lahan menjadi
sangat efisien dengan adanya terowongan karena lahan di atas
terowongan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Ada beberapa
metode pembuatan terowongan, dan salah satunya adalah metode
boxjacking (pendorongan kotak pracetak).
Pendorongan kotak pracetak tergolong dalam pembuatan untuk
terowongan dangkal dan lurus. Metode ini sangat baik digunakan di kota-
kota besar karena metode ini dapat meminimalkan gangguan terhadap
lalu lintas yang ada diatasnya tanpa perlu mengadakan pengalihan lalu
lintas ke jalur lain. Dalam metode ini, pendorongan dilakukan dengan
menggunakan dongkrak hidrolik. Gaya dorong yang dihasilkan oleh
dongkrak harus bisa melawan gaya gesek pada keempat permukaan kotak
pracetak.
Kondisi tanah di lokasi pembuatan terowongan sangat menentukan bisa
tidaknya metode ini digunakan. Metode pendorongan kotak pracetak tidak
dapat dipakai pada semua kondisi. Pada kondisi tanah keras atau berbatu
metode ini tidak dapat digunakan karena sangat sulit bagian depan kotak
tersebut untuk menembus tanah. Sehingga ini menjadi salah satu
kelemahan dari metode ini.

17
ANALISIS LANDASAN HUBUNG BANDAR UDARA ADI SUMARMO

V. Yessika Gunadi
NPM: 1996410096

PEMBIMBING: Wimpy Santosa, ST., MSCE., M Eng., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
Juni 2001
ABSTRAK
Landasan hubung merupakan salah satu fasilitas penting dari suatu
bandar udara yang berhubungan dengan kapasitas bandar udara tersebut.
Landasan hubung dapat berfungsi sebagai landasan hubung keluar
sebagai alternatif penggunaan turning area dan sebagai landasan hubung
masuk yang memungkinkan pesawat terbang dapat berada langsung di
ujung landasan pacu untuk menggunakan panjang landasan pacu yang
dibutuhkan untuk tinggal landas.
Pada skripsi ini direncanakan landasan hubung di kedua ujung landasan
pacu di Bandar udara Adi Sumarmo. Sebagai pedoman perencanaan
digunakan peraturan ICAO dan sebagai pesawat terbang rencana
digunakan pesawat terbang B737-400.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa penggunaan
landasan hubung di kedua ujung landasan pacu dapat mempersingkat
waktu setiap operasi penerbangan pendaratan menjadi 81 detik untuk tiap
arah operasi penerbangan dan mengurangi waktu tunggu pesawat
terbang yang akan menggunakan landasan pacu menjadi 346 detik untuk
arah operasi 08 dan 112 detik untuk arah operasi 26.

18
EVALUASI SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH PADA PABRIK
KALENG

FERRY LUDWANKARA
NPM.: 1996410103

PEMBIMBING: SALAHUDIN GOZALI, Ir.,ME.,Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JUNI 2001
ABSTRAK
Sistem pengolahan limbah pada industri berat terdiri dari berbagai bagian
yang saling berkaitan erat, dimana masing-masing bagian mempunyai
fungsi yang sangat penting guna menunjang hasil keluaran limbah yang
memenuhi syarat untuk dibuang. Bagian-bagian sistem tersebut antara
lain kolam Aerasi, Kolam Netralisasi, Kolam Flocculation, Kolam
Pengendapan, Thicknes Thank dan Carbon Thank. Selain bagian tersebut
ada juga yang tidak kalah pentingnya yaitu Blower udara untuk
menunjang proses Aerasi dan Metering Pump yang berfungsi untuk
mencampurkan zat kimia sehingga tepat takarannya.
Dalam Skripsi ini yang pertama dievaluasi adalah kolam Flocculation,
dimana kolam ini sangat penting untuk sistem pengolahan limbah yaitu
untuk menggumpalkan partikel menjadi Floc-floc sehingga mudah
diendapkan. Setelah dilakukan analisis didapat bahwa kolam ini tidak
dapat bila dilewati oleh debit lebih besar dari 0,022m3/det sehingga untuk
setiap kenaikan debit sebesar 10% dibutuhkan pembesaran kolam sebesar
10% atau dibuatkan kolam penampungan sementara sebesar 9,9m3.
Apabila tidak dilakukan pembesaran atau penambahan kolam maka nilai
COD yang dihasilkan tidak memenuhi syarat. Pada waktu debit maksimum
sebesar 0,036m3/det lewat sistem ini mengeluarkan nilai COD 454 lebih
besar dari standart yang hanya 300. Kolam Penampungan ini
menggunakan sistem buka tutup untuk mengalirkan limbah ke kolam
Flocculation karena proses Flocculation terjadi selama 25menit dan debit
maksimum yang melewati sistem ini selama 1jam setiap harinya. Dan
waktu membuka kembali kolam penampungan adalah 140 detik
Untuk kolam pengendapan desainnya sudah memenuhi syarat, karena
didesain dengan debit desain 0,22m3/det. Apabila dimensi kolam
Flocculation besar maka dibutuhkan kolam pengendapan yang dimensinya
kecil karena Floc-floc tersebut lebih mudah diendapkan.

19
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SIKAMENT-NN
(SUPERPLASTICISER) TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU
TINGGI DENGAN fc`=45 MPa YANG MENDAPATKAN
PEMBEBANAN PADA UMUR MUDA

XIN YUNG
NPM: 1996410109

PEMBIMBING : Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Karena semakin sempitnya lahan, maka pembangunan gedung cenderung
menuju bangunan yang bertingkat banyak. Dalam pembangunan gedung
bertingkat banyak sebaiknya menggunakan beton dengan mutu tinggi, yang
mempunyai kuat tekan minimum fc`=42 MPa. Namun biaya pembuatan beton
mutu tinggi sangatlah mahal. Agar ekonomis, dapat menggunakan suatu zat
additive yang dapat mengefektifkan penggunaan semen. Akan tetapi beton
mempunyai kelemahan, salah satunya adalah masa perkembangan kekuatan
beton yang memakan waktu relatif lama. Pada masa kritis tersebut dapat saja
suatu beban yang tertentu besarnya bekerja pada beton, sehingga menimbulkan
efek yang tidak terduga pada beton.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh Sikament-NN terhadap beton
yang diberikan pembebanan pada umur muda. Mutu beton yang direncanakan
sebesar fc` = 45 MPa, benda uji berupa silinder dengan dimensi tinggi 300 mm
dan diameter 150mm. Sikament-NN digunakan dengan kadar 0,6%, 1,0%, 1,5%,
dengan pengurangan kadar air sebesar 20%. Pengujian dilaksanakan pada hari
ke-3, 7, 14, 28. Perawatan benda uji dengan cara basah.
Hasil akhir penelitian menunjukan beton yang mendapatkan pembebanan
pada usia muda gagal mencapai kekuatan yang direncanakan semula.
Besarnya penurunan kekuatan sebesar 12%-19%. Benda uji dengan 1.0%
Sikament-NN yang tidak mendapatkan pembebanan pada usia muda
berhasil melampaui kekuatan yang direncanakan semula. Sedangkan
benda uji lainnya gagal mencapai kekuatan yang direncanakan. Kekuatan
yang dapat dicapai dengan 1.0% Sikament-NN adalah sebesar fc` =
48,189 MPa. Besarnya kenaikan kekuatan sebesar 7,086%. Kadar
optimum Sikament-NN untuk benda uji yang tidak mendapatkan
pembebanan pada usia muda adalah sebesar 1,026% dan untuk benda uji
yang mendapatkan pembebanan pada usia muda, kadar optimumnya
sebesar 0,958%.

20
THE USE OF ROUNDABOUT IN DELFZIJL, THE NETHERLANDS,
AS A SUBSTITUTE FOR A SIGNALIZED INTERSECTION

IMELDA APRILINA PARULIAN SILITONGA


STUDENT REGISTRATION NUMBER 1996410112
ADVISER: WIMPY SANTOSA, Ph.D.

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
BANDUNG-INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL-HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
Intersection has become the most critical location for traffic accidents.
Therefore, it is necessary to choose the right intersection design which is
safe and comfortable enough for the road users, and suitable with the
sites provided. For those reasons, the municipality of Delfzijl decided to
convert a signalized intersection at Europaweg–Hogelandsterweg, The
Netherlands, into roundabout.
In this thesis, that construction project is analyzed by using the
Indonesian regulation. The Indonesian Highway Capacity Manual for
Weaving section is used as the basis for the roundabout analysis and The
Indonesian Highway Capacity Manual for Signalized Intersection is used as
the basis for the signal controlled intersection analysis. Traffic conditions
were taken from the real situation in Delfzijl.
The new roundabout at the intersection has increased the intersection
capacity up to 120%. Aside from that, roundabout can decrease traffic
delay up to 30 seconds as well as lower the degree of saturation up to
30%. However, the geometric of the roundabout might increase the
queue at the approaches up to 19 meter.

21
STUDI KORELASI HASIL UJI CPTU DENGAN NILAI KUAT
GESER, RIWAYAT TEGANGAN, DAN SIFAT KEMAMPATAN
TANAH LUNAK DI PANTAI INDAH KAPUK

ASTRI NURHAYATI
NPM: 1996410125

PEMBIMBING: Prof. Paulus P. Rahardjo, Ir., MSCE., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Sampel tanah asli (undisturbed sample) untuk tanah lunak sangat sulit
diperoleh karena material yang sangat lunak dan sensitif karena itu
diperlukan adanya suatu metode untuk memperoleh kuat geser dan sifat-
sifat teknis tanah dengan cara yang lain. Salah satu cara adalah dengan
korelasi yang dapat memprediksi parameter tanah berdasarkan data uji
lapangan. Penelitian ini ditujukan untuk mencari korelasi tersebut dimana
data yang digunakan berasal dari penyelidikan tanah di daerah Pantai
Indah Kapuk, Jakarta Utara. Uji lapangan yang dilakukan adalah uji CPTU
yang merupakan alat sondir elektronik yang dilengkapi dengan sensor
elemen pori untuk mengukur tekanan air pori tanah selama penetrasi
berlangsung. Uji CPTU lebih akurat dalam mengukur perlawanan yang
rendah pada tanah lunak bila dibandingkan dengan uji sondir mekanis.
Data uji vane shear digunakan untuk memperoleh parameter kuat geser
tak terdrainase sedangkan data uji konsolidasi digunakan untuk
memperoleh parameter riwayat tegangan dan kompresibilitas tanah.
Berdasarkan penelitian di lokasi Pantai Indah Kapuk ditemukan bahwa
untuk memprediksi kuat geser tak terdrainase berdasarkan data CPTU
dapat digunakan cone factors Nkt=8.43. Tekanan air pori yang tercatat
pada saat penetrasi merupakan parameter yang berhubungan erat dengan
riwayat tegangan tanah. Dengan menggunakan korelasi dari Tanaka &
Sakagami diketahui bahwa sebagian tanah dalam lokasi studi ini berada
dalam kondisi underconsolidated. Sedangkan untuk memprediksi nilai M
dari hasil CPTU dapat digunakan faktor α=1.55 untuk tahanan ujung total
dan α=1.73 untuk tahanan ujung yang terkoreksi oleh tekanan air pori
terukur.

22
PENGARUH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI FILLER DALAM
CAMPURAN BETON ASPAL

BENNY HARDIANTO LUCAS


NPM.: 1996410133

PEMBIMBING: Santoso Urip Gunawan, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
AGUSTUS 2001
ABSTRAK
Abu kayu merupakan salah satu bahan limbah yang dihasilkan industri
pengolahan kayu yang banyak terdapat di Indonesia. Sehingga abu kayu
relatif murah dan mudah mendapatkannya. Di sisi lain, secara teknis abu
kayu memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai filler dalam
campuran beton aspal.
Filler abu kayu tersebut memiliki karakteristik fleksibilitas yang tinggi dan
ketahanan terhadap air yang baik sehingga memiliki keawetan yang tinggi
pula bila digunakan pada jalan-jalan di Indonesia yang umumnya cepat
rusak bila tergenang air pada musim hujan.
Namun hasil penelitian uji kuat tarik tidak langsung dari campuran beton
aspal dengan 100% abu kayu sebagai fillernya memberikan nilai lebih
rendah dari campuran pembanding yang sudah biasa dipakai yaitu
campuran yang berfiller abu batu, sehingga pada analisis statistik kedua
campuran memberikan hasil berbeda signifikan.
Penelitian ini menganalisis lebih lanjut mengenai karakter campuran
beton aspal yang menggunakan filler gabungan antara abu kayu dan abu
batu, yang pada akhirnya mendapatkan titik optimum komposisi filler
dengan rasio 50% abu kayu dan 50% abu batu. Dimana komposisi
tersebut adalah batas maksimal rasio jumlah abu kayu dalam filler yang
menghasilkan campuran beton aspal memenuhi persyaratan yang
ditetapkan The Asphalt Institute. Campuran tersebut juga memiliki angka
kuat tarik tak langsung yang signifikan dengan campuran berfiller abu
batu biasa. Selain itu Angka retained stability-nya lebih tinggi dari
campuran abu batu biasa yang berarti memiliki keawetan (durability) lebih
baik .

23
STUDI TATALAKSANA PENGGUNAAN CEMENT TREATED BASE
(CTB) SEBAGAI LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN

RIO RAHMAT AULIA P.


NPM: 1996410140

PEMBIMBING: Zulkifli Bachtiar Sitompul, Ir., MSIE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dalam pembuatan perkerasan jalan tidak hanya masalah struktur saja yang harus diperhitungkan,
tetapi masalah-masalah lain di lapangan, terutama efisiensi di lapangan baik dari segi tenaga kerja,
maupun penggunaan bahan dan material.
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang sering terjadi di Indonesia dalam
pelaksanaan konstruksi perkerasan, yaitu masalah muka air tanah yang tinggi dan curah hujan
yang tinggi. Permasalahan curah hujan dan muka air tanah yang tinggi ini cukup merugikan dalam
pelaksanaan pekerjaan perkerasan terutama pada tahan pembuatan lapisan di bawah lapisan
permukaan yaitu lapisan pondasi atas dan bawah. Sering terjadi perubahan komposisi lapisan
karena kadar air yang tinggi pada lapisan tersebut atau diakibatkan karena genangan akibat banjir.
Pada penulisan skripsi ini yang dibahas adalah pelaksanaan pada lapisan pondasi atas. Skripsi ini
membandingkan lapisan pondasi atas yang menggunakan CTB (Cement Treated Base) dengan
lapisan pondasi atas yang menggunakan material agregat tanpa bahan pengikat atau stabilisasi,
dan dengan lapisan pondasi atas yang menggunakan ATB (Asphalt Treated Base) yang secara garis
besar tata laksananya serupa dengan pondasi atas yang menggunakanCTB.
Dari hasil penulisan, menunjukan bahwa tata laksana yang paling mudah dan praktis untuk
material lapisan pondasi atas adalah yang menggunakan material agregat, namun penggunaan
material agregat ini masih banyak kekurangan dan kerugiannya dibandingkan dengan material CTB
dan ATB.
Sedangkan penggunaan material ATB memiliki kekurangan yang cukup berarti dibandingkan
dengan penggunaan material CTB, bila dilaksanakan pada daerah bermuka air tinggi dan curah
hujan tinggi yaitu sifat materialnya yang bergradasi terbuka.Material bergradasi terbuka ini
membawa konsekwensi dengan void yang besar lapisan tersebut tidak kedap air menyebabkan
oksidasi yang lebih cepat, sehingga durability akan menurun. Aspal menjadi lebih cepat kering,
sedangkan aspal yang telah mengalami pengerasan akan berubah sifatnya antara lain penetrasi
menjadi lebih rendah dan duktilitas juga menurun, sehingga menjadi lebih rapuh.
Lapisan konstruksi CTB tidak peka terhadap air dibandingkan dengan bahan base course yang tidak
diberi bahan pengikat semen.Sifat ini sangat membantu untuk konstruksi dimana muka air
tanahnya tinggi, atau jalan terendam air karena banjir. Selain itu waktu perwatannya singkat yaitu
sekitar 3 hari lalu bias dilanjutkan ke lapisan di atasnya yaitu lapisan permukaan, dapat mengatasi
penurunan seragam tanpa mengalami patah. Oleh karenaitu CTB merupakan alternatif perkerasan
beton semen yang lebih murah yaitu sebesar Rp 33.500,00 per m2 dibandingkan dengan
penggunaan material ATB sebesar Rp 53.750,00 per m2, lebih sederhana dan mempunyai
keandalan yang tinggi.

24
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PECAHAN GENTENG
KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DENGAN
VARIASI UKURAN MAKSIMUM AGREGAT KASAR TERHADAP
KUAT TEKAN KUBUS DENGAN MUTU BETON fc’ = 20 MPa

ADELINA JUNIYATI SIHOMBING


NPM: 1996410178

PEMBIMBING: Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada daerah-daerah tertentu terdapat kesulitan mendapatkan agregat
kasar yang baik sehingga harus didatangkan dari tempat lain yang
mengakibatkan harga agregat kasar tersebut menjadi lebih mahal.
Pecahan genteng keramik dapat dijadikan sebagai bahan alternatif
pengganti agregat kasar untuk beton. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji kuat tekan kubus beton dengan pecahan genteng keramik
sebagai pengganti agregat kasar dan mencari pengaruh ukuran
maksimum agregat kasar pecahan genteng keramik terhadap kuat tekan
beton.
Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kubus beton dengan
ukuran 150×150×150 mm dengan mutu beton 20 MPa. Ukuran maksimum
agregat kasar yang dipakai pada penelitian ini 20 mm dan 30 mm.
Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14 dan 28 hari. Benda uji
yang dibuat berjumlah 48 buah, yaitu 24 buah untuk beton dengan
agregat kasar pecahan genteng keramik dan 24 buah untuk beton dengan
agregat kasar batu pecah sebagai pembanding.
Hasil penelitian ini memperlihatkan kuat tekan pada beton yang
menggunakan agregat kasar pecahan genteng keramik dengan ukuran
maksimum agregat kasar 20 mm pada umur 28 hari sebesar 25,l40 MPa
dengan selisih 10,498% lebih kecil terhadap kuat tekan beton yang
menggunakan agregat kasar batu pecah. Sedangkan kuat tekan beton
dengan agregat kasar pecahan genteng keramik dengan ukuran
maksimum agregat kasar 30 mm sebesar 27,820 MPa dengan selisih
20,294% lebih kecil terhadap kuat tekan beton yang menggunakan
agregat kasar batu pecah. Hal ini disebabkan bentuk pecahan genteng
keramik yang lebih pipih dan tekstur yang lebih halus daripada batu
pecah.

25
STUDI PEMELIHARAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN
PABRIK

PANDE NYOMAN WIJAYA


NPM: 1996410183

Pembimbing: Zulkifli B. Sitompul, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Semenjak diperkenalkan hingga sekarang struktur baja banyak digunakan
sebagai struktur hanggar bangunan pabrik. Salah satunya adalah
bangunan hanggar pabrik Industri Pesawat Terbang, PT Dirgantara
Indonesia di Bandung yang sudah lama dibangun dan dioperasikan
sebagai fasilitas penunjang yang vital dari kegiatan pengolahan bahan
dalam industri tersebut. Bangunan hanggar pabrik ini merupakan, aset
investasi fasilitas industri kedirgantaraan yang cukup mahal dan penting,
dalam pengoperasiannya akan memiliki karakteristik pemeliharaan
tersendiri.
Tujuan penulisan skripsi untuk memberikan studi aspek pemeliharaan
bangunan hanggar pabrik yang memungkinkan bangunan berfungsi
dengan baik serta tahan lama sebagai mana mestinya sehingga dapat
dicari dan dipelajari sistim teknis pemeliharaan struktur baja pada
bangunan pabrik. Dari studi literatur, penelitian, wawancara di lapangan,
serta studi dokumen pemeliharaan struktur baja dan studi kasus pada
bangunan hanggar pabrik surface treatment PT Dirgantara Indonesia
dapat diperoleh berbagai macam unsur teknis pemeliharaan yang
membuat struktur baja pada bangunan hanggar pabrik tersebut memiliki
daya tahan yang baik dan tahan lama sesuai rencana masa umur
pelayanannya.
Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan struktur baja
bangunan pabrik perlu dicermati sejak dini dan solusi teknis penangan
masalah pemeliharaan harus tepat untuk setiap karakteristik komponen
bangunan hanggar pabrik yang berbeda. Sehingga disarankan untuk
mengadakan penelitian, pembuatan pedoman dan perbaikan pada sistim
maupun teknis pemeliharaan pada setiap bangunan hanggar pabrik yang
masih kurang, sehingga dapat dilaksanakan dan tercapainya tujuan
pemeliharaan bangunan yang lebih baik, sesuai dan teratur.

26
DESIGN OF DEEP EXCAVATION SLOPES USING GROUT
ANCHOR FOR HEAD RACE TUNNEL TBM EXIT AT RENUN
HYDROELECTRIC POWER PROJECT, NORTH SUMATERA

ALEXANDER BATAHAN TUA MANGUNSONG


STUDENT REGISTRATION NUMBER: 1996410191

ADVISOR: Prof. Dr. PAULUS P. RAHARDJO, Ir., MSCE

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING
BANDUNG-INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL-HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN-THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
Excavation work in soft weathered rock with low strength and condition
may not be desirable, especially for deep excavation. Steep slope with low
cohesion and modulus of elasticity will result in unbalanced driving force.
Moreover, ground movement at slope may occur. In order to solve the
problems, ground improvement should be taken into action. Grout anchor
is one method, which is known worldwide as an effective and economical
solution to solve slope stabilization problems.
In the process of design, several methods are used to determine ground
parameter and to design geometric and characteristics of anchor. To
analyze the interaction between ground and anchor and to analyze the
safety of slope, finite element analysis using computer program PLAXIS is
implemented to the design following the sequence of construction.
This study is applied to a deep excavation project at Renun, North
Sumatra. The project is going to do a deep excavation as Tunnel Boring
Machine exit way. Data is taken from Geological Investigation. Most of
ground characteristics are tufaceouss with poor quality of rocks. As the
limitation of the ground space, very steep slope need to be constructed
based on types of rocks at site. Grout anchor is a favorable structure to
implement at the project.
The conclusion is that to stabilize slopes, anchors with relatively low load
capacity are applicable. And the excavation is safe to be implemented
using grout anchor.

27
PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS SPEKTRUM ENERGI
GELOMBANG DENGAN METODE TRANSFORMASI FOURIER

YOSIA YUDHISTIRA
NPM: 1996410200

PEMBIMBING: R. WAHYUDI TRIWEKO, Ir., M.Eng., Ph.D.


KO-PEMBIMBING: A. WIDJAJANTO, Ir., Dipl. HE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dewasa ini sering dijumpai struktur yang dibangun di lepas pantai. Pada
proses disain, salah satu beban lingkungan yang bekerja adalah beban
gelombang. Beban gelombang merupakan beban dinamik dengan sifat
random.
Sebagai beban dinamik yang bekerja pada struktur, maka harus diketahui
besarnya beban gelombang beserta frekuensi beban tersebut. Karena
gelombang hasil rekaman di laut merupakan gelombang yang tidak
teratur/irregular, maka digunakan Tranformasi Fourier untuk mencari
komponen-komponen gelombang yang regular. Dari komponen
gelombang yang regular dihitung besarnya energi gelombang yang
hasilnya disebut sebagai spektrum energi gelombang. Kemudian
dikembangkan program komputer dengan bahasa Fortran versi Power
Station sebagai alat bantu dalam menganalisis spektrum energi
gelombang.
Analisis kasus dilakukan di Kumpul-Kwista yang terletak di Kabupaten
Cirebon. Hasil analisis memberikan beban dinamik rata-rata per satuan
luas permukaan laut sebesar 47,966688 N/m dengan frekuensi beban
dinamik rata-rata 0,2281 Hz. Selain itu didapatkan bahwa jenis
gelombangnya adalah gelombang Sea.

28
Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Konstruksi

Lidia Suhandi
NPM: 1996410206

Pembimbing: Danu Tirta Gunawan,.Ir, M.Sc

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada saat pelaksanaan suatu proyek, biasanya terdapat masalah dalam
pengendalian tenaga kerja baik dalam segi kualitas maupun
kualitas.Masalah dimulai dengan beragamnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan, waktu pelaksanaan yang perlu disesuaikan dengan jalannya
proyek, sampai masalah ketersediaan tenaga kerja yang mencukupi dan
sesuai jenis keahliaannya.
Pada hakekatnya dalam merekrut tenaga kerja, terdapat ketentuan bahwa
hampir tidak mungkin untuk memutuskan hubungan kerja hanya dalam
waktu yang singkat (hanya beberapa hari) karena itu kontraktor perlu
untuk membuat strategi agar tidak terjadi pengeluaran upah terlalu besar
untuk perekrutan tenaga kerja yang lebih efektif.
Pada studi ini akan terlihat bagaimana berfluktuasinya keperluan tenaga
kerja pada suatu proyek jika tidak memperhatikan masalah perekrutan
tenaga kerja dan usaha yang dapat dilakukan agar fluktuasi tersebut tidak
terlalu tajam.
Dapat dilihat bahwa dengan pemerataan tenaga kerja/resource leveling
maka terdapat penambahan upah yang harus dikeluarkan, tetapi dipihak
lain kekontinuan tenaga kerja mengurangi resiko kekurangan tenaga kerja
pada saat pekerjaan menanjak dan membantu mempertahankan mutu
pekerjaan.

29
PEMBUATAN PROGRAM SIMULASI KOLAM RESAPAN

Lisiah
NPM: 1996410209

Pembimbing: Ir. Robertus Wahyudi Triweko, M.Eng, Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pengembangan suatu kawasan dari lahan terbuka menjadi daerah dengan
kadar peresapan rendah, menyebabkan meningkatnya debit limpasan
pada daerah tersebut. Tertutupnya sebagian lahan yang mengurangi
volume resapan dan dibangunnya saluran drainase yang lebih baik,
mengakibatkan air yang keluar dari lahan lebih cepat dengan kadar debit
yang lebih besar. Dampak yang terjadi mungkin tidak dirasakan secara
langsung oleh masyarakat yang tinggal di daerah hulu, tetapi lebih
berpengaruh pada masyarakat yang ada di daerah hilir. Akibat terburuk
dari besarnya debit limpasan di daerah hulu adalah terjadinya banjir.
Program Simulasi Kolam Resapan dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat digunakan pada berbagai macam daerah dengan kondisi yang
berbeda-beda dan akan didapatkan hasil yang akurat dalam perhitungan.
Dasar dari perancangan program adalah dengan menggunakan variabel-
variabel: volume limpasan yang terjadi setelah adanya pembangunan,
disain kolam, dan efektifitas dibangunnya kolam pada daerah tersebut
yang dapat dilihat dari faktor muka air tanah dan jenis tanah yang ada.
Program Simulasi Kolam Resapan didisain untuk mencoba dimensi kolam
yang sesuai untuk menggantikan luas lahan resapan yang hilang akibat
terjadinya pembangunan.
Simulasi program menggunakan cara penelusuran banjir tampungan
(storage routing) dengan berbagai keadaan awal air penuh, kosong dan
pada tinggi tertentu di dalam kolam.
Dari pengujian yang dilakukan dengan perhitungan secara manual dan
dengan menggunakan program didapatkan perbedaan 1% dalam debit
limpasan, dari perbedaan ini maka program dianggap layak untuk
digunakan.

30
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KADAR
RESIDU MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN
BETON MUTU 25 MPa DAN FAKTOR KORELASI KUAT TEKAN
KUBUS – SILINDER

EDDY
NPM.: 1997410003

PEMBIMBING: Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
AGUSTUS 2001
ABSTRAK
Dewasa ini banyak digunakan bahan-bahan pozzolan untuk campuran
beton. Penggunaan pozzolan ini bertujuan untuk menambah ketahanan
terhadap sulfat, meningkatkan kemudahan pengerjaan, juga untuk
memperlambat proses pengerasan pada campuran beton.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kuat tekan
beton mutu 25 MPa dengan menggunakan residu minyak kelapa sawit
yang dapat dikategorikan sebagai bahan pozzolan dan kadar optimum
penggunaan residu minyak kelapa sawit yang dicampurkan pada
campuran beton, serta pengaruhnya terhadap korelasi kuat tekan kubus
beton dengan kuat tekan silinder beton.
Dalam penelitian ini, residu minyak kelapa sawit yang di campurkan ke
dalam campuran beton adalah 0%, 3%, 7%, dan 10%. Benda uji yang
digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi
300 mm dan kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 150 mm.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur perawatan 3, 7, 14, dan
28 hari.
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa penggunaan residu
minyak kelapa sawit ke dalam campuran beton mengakibatkan penurunan
kuat tekan beton yang sebanding dengan pertambahan kadar residu
minyak kelapa sawit yang digunakan, sehingga tidak dapat ditentukan
kadar optimumnya, serta mempengaruhi korelasi kuat tekan pada benda
uji kubus dengan silinder. Tetapi pertambahan residu minyak kelapa
sawit yang digunakan membuat tingkat pengerjaan menjadi semakin
mudah.

31
TINJAUAN PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DARI SUDUT
PANDANG KONTRAK KONSTRUKSI

JOHAN
NPM: 1997410008

Pembimbing: ANASTASIA CAROLINE SUTANDI, Ir., MSIE.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pekerjaan tambah/kurang dalam suatu kegiatan konstruksi adalah hal yang wajar
dan sering terjadi, tetapi karena adanya perbedaan kepentingan antara
pengguna jasa dan penyedia jasa maka dengan adanya pekerjaan
tambah/kurang masih sering menimbulkan masalah yang dapat berkembang
menjadi klaim dan perselisihan. Dikeluarkannya Undang-Undang Jasa Konstruksi
No.18 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.28, 29, 30 Tahun 2000
diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dalam penyusunan kontrak konstruksi
yang adil dan setara. Tetapi dalam peraturan tersebut tidak mengatur mengenai
pekerjaan tambah/kurang. Pekerjaan tambah/kurang diatur dalam Keppres
No.16 Tahun 1994 dan AV 41. Dalam Keppres No.16 Tahun 1994 mengatur
bahwa amandemen atas seluruh pekerjaan tambah/kurang dilakukan pada saat
kegiatan akhir proyek, sehingga pembayaran juga dilakukan pada akhir proyek.
AV 41 mengatur bahwa pembayaran pekerjaan tambah/kurang dilakukan pada
angsuran tahap pertama berikutnya.
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan solusi alternatif cara pembayaran
terhadap pekerjaan tambah/kurang yaitu dengan segera meminta amandemen
setelah diterimanya surat perintah kerja atas pekerjaan tambah/kurang tersebut.
Selain itu juga mengatur ketentuan-ketentuan mengenai pekerjaan
tambah/kurang dalam kontrak agar menjadi adil dan setara bagi kedua belah
pihak.
Berdasarkan studi kasus di Kota Baru Parahyangan diketahui bahwa kontrak
konstruksi yang ada masih sangat lemah, karena tidak memuat ketentuan yang
jelas mengenai cara pembayaran serta batas maksimum pekerjaan
tambah/kurang yang boleh dilaksanakan. Pada kenyataannya, pembayaran atas
pekerjaan tambah/kurang dilakukan setelah dikeluarkannya Operation Manager
Instruction (OMI). Pihak penyedia jasa mengeluhkan jangka waktu
dikeluarkannya OMI yang cukup lama terhitung 3 bulan setelah penyedia jasa
mengajukan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Jangka waktu pelaksanaan proyek
ini mundur dari perencanaan selama 6 bulan, hal ini bukan kesalahan dari pihak
penyedia jasa melainkan disebabkan pihak PE terlambat dalam melakukan revisi
gambar pelaksanaan yang kurang lengkap.

32
PENERAPAN STUDI STABILITAS STATIK BERDASARKAN CARA
“DESIGN STANDARD USBR NO.13” UNTUK BENDUNGAN TIPE
URUGAN

DAVID SYAMSUDIN
NPM : 1997410016

PEMBIMBING: THEO F. NAJOAN, IR., M.ENG.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Kestabilan lereng merupakan salah satu faktor penting dalam merancang
suatu bendungan. Dengan melakukan analisis stabilitas dapat diperoleh
nilai faktor keamanan yang menentukan apakah desain bendungan itu
aman atau tidak.
Skripsi ini bertujuan untuk menerapkan studi stabilitas statik berdasarkan
“Design Standard USBR No.13” untuk bendungan tipe urugan dengan
mengambil kondisi pembebanan untuk akhir konstruksi (end of
construction) dan rembesan tetap (steady seepage) yang dievaluasi untuk
kedua sisi lereng, dan surut cepat (rapid drawdown) serta kondisi luar
biasa yang dievaluasi untuk lereng hulu saja. Nilai faktor keamanan (FK)
yang didapat kemudian dibandingkan dengan FKmin yang telah ditentukan
dalam “Design Standard USBR No.13” untuk bendungan tipe urugan.
Untuk studi kasus dalam skripsi ini diambil bendungan Jatibarang di Jawa
Tengah yang merupakan bendungan tipe urugan batu (rock fill dam).
Bendungan ini berfungsi untuk mengontrol banjir di daerah Semarang dan
sekitarnya. Data-data yang diperlukan untuk analisis stabilitasnya adalah
data-data geometrik dan materialnya seperti berat jenis, kohesi, dan sudut
geser dalam, serta diperlukan juga data-data geologi dan pondasi
bendungan tersebut.
Evaluasi dilakukan untuk kondisi tanpa gempa dan dengan gempa.
Evaluasi pada kondisi gempa dilakukan dengan cara pseudostatik
termodifikasi untuk T =100 tahun dan T = 10000 tahun.
Analisis dilakukan dengan menggunakan program SLOPE/W yang
memberikan nilai FK dan bidang longsor kritis yang paling mempengaruhi
kestabilan dari bendungan itu. Didapat nilai FK antara 1.9-3.6 yang lebih
besar dari FKmin yang disyaratkan, yaitu antara 1.1-1.5. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa bendungan Jatibarang ini dalam keadaan stabil untuk
kondisi dengan atau tanpa gempa.

33
STUDY OF THE EFFECT OF HEIGHTENING OF DAM ON THE
STABILITY AND SETTLEMENT OF THE DAM BODY USING
FINITE ELEMENT METHOD, CASE STUDY: SAMBOJA DAM IN
EAST KALIMANTAN

VETTY RAHAYU ISKANDAR


STUDENT REGISTRATION NUMBER: 1997410020

ADVISOR: Prof. Dr. PAULUS P. RAHARDJO, Ir., MSCE

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
BANDUNG-INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL-HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
The condition of slope of a dam should fulfil the requirement of safety for
dam. Samboja Dam was construct in 1979, and in existing condition has a
large deformation and based on study by PT Ganesha Piramida do not
fulfils the requirement of safety factor for dam. The most critical section is
section BH4 – BH5 with safety factor 0.99, which is less than the
requirement factor of safety 1.5. It indicates that sliding occur in area BH4
– BH5.
Due to the wind and hydrological study, there should be a rehabilitation of
dam by heightening the dam crest up to +15.59 m. However, the
proposed height of dam during construction is 16.00 m because of the
compression and the settlement of the dam body. Because the valuable
material in the area are fine sand and clayey sand which easily eroded, so
the construction is using geotextile membrane as separation between
existing dam and new material of soil. Beside that geotextile membrane
also give maximum tensile strength up to 100 kN/m.

34
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KELAS B
BERDASARKAN ISO 14001

Scholastica Intan Maulina


NPM: 1997410036

Pembimbing: Anastasia Caroline Sutandi, Ir., MSIE.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dalam menghadapi perdagangan bebas, masyarakat dunia usaha dan
industri memerlukan standarisasi sebagai tolok ukur kualitas dari kegiatan
usahanya dalam rangka mempertahankan eksistensi produk barang
maupun jasanya di tengah dunia usaha. Tuntutan masyarakat semakin
meningkat, dari kualitas mutu suatu produk sampai tuntutan agar suatu
badan usaha tersebut ramah terhadap lingkungan. Untuk itu maka ISO
(International Organization for Standardization) menyusun suatu standar
mengenai sistem manajemen lingkungan yaitu ISO 14001.
Badan usaha yang menerapkan ISO 14001 dapat menjamin bahwa semua
kegiatan usahanya sudah memperhatikan lingkungan. Rumah sakit adalah
salah satu badan usaha yang kegiatan usahanya dapat menghasilkan
limbah. Untuk itu rumah sakit memerlukan pengelolaan manajemen
lingkungan yang baik dalam rangka mengurangi dampak lingkungan.
Dalam studi kasus dipakai rumah sakit kelas B, Sistem Manajemen
Lingkungan (SML) yang diterapkan rumah sakit mengacu pada peraturan
dari Departemen Kesehatan, Departemen Lingkungan Hidup, serta
peraturan daerah setempat. Sistem manajemen lingkungan yang ada
sudah menjamin peduli terhadap lingkungan namun untuk memperoleh
sertifikasi ISO 14001 diperlukan pengkajian dan perubahan dari sistem
manajemen. Dari analisis yang sudah dilakukan pada SML rumah sakit,
hanya 11 klausul dari 18 klausul ISO 14001 yang sesuai dengan
penerapan SML rumah sakit. Untuk itu diperlukan perubahan pada sistem
manajemen lingkungan yang ada dengan melengkapi dokumentasi serta
membuat kebijakan lingkungan sebagai dasar dari program-program
lingkungan rumah sakit. Dengan berpedoman pada persyaratan ISO
14001, rumah sakit dapat menjalankan sistem manajemen lingkungan
yang ada dengan lebih efektif dan selalu mematuhi peraturan yang ada
serta peduli terhadap lingkungan.

35
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH
BETON RINGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT
AGGREGATE (ALWA) DENGAN fc' = 25 MPa PADA BENDA UJI
SILINDER

BUDIE MULYONO
NPM: 1997410038

PEMBIMBING: Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada saat ini, sebagian besar proyek pembangunan menggunakan beton
sebagai material pembentuk struktur. Beton tersebut memiliki bobot yang
cukup berat. Untuk mengatasi kekurangan tersebut digunakan beton
ringan. Beton ringan yang dibuat adalah dengan cara menggunakan
Artifial light Weight Aggregate (ALWA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kuat tekan
beton dan kuat tarik belah beton. Mutu beton yang direncanakan adalah
fc' = 25 MPa dengan benda uji berbentuk silinder. Benda uji yang
digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi
300 mm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur perawatan 3,
7, 14, 28, dan 60 hari.
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa nilai faktor konversi kuat
tekan beton ringan dengan nilai faktor konversi kuat tekan beton normal
hampir sama. Sehingga peningkatan kekuatan antara beton ringan dan
beton normal relatif sama.

36
PEMODELAN LALULINTAS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN
SARAF TIRUAN (NEURAL NETWORK)

RACHMAT HARYANTO
NPM: 1997410052

Pembimbing: Santoso Urip Gunawan, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pemodelan lalulintas dilakukan untuk mengetahui kondisi lalulintas sebagai
kunci untuk mengembangkan atau memperbaiki prasarana lalulintas. Data
studi skripsi ini berdasarkan survei yang telah dilakukan Permadi (1997).
Pengumpulan data lalulintas dilakukan di jalan tol Cawang − Pancoran
yang mempunyai tiga lajur. Survei dilakukan di jalan bebas hambatan
karena jalan bebas hambatan mempunyai sifat “full access control”, selain
itu karena arus lalulintas yang cukup sibuk.
Ditinjau hubungan antara kecepatan dengan kerapatan lalulintas saja
dalam pemodelan lalulintas dalam skripsi ini, karena bentuk matematis
yang lebih sederhana daripada kurva arus − kecepatan atau kurva arus
− kerapatan. Selain itu karena kurva kecepatan − kerapatan menyajikan
interaksi paling dasar antara pengemudi dan kendaraan pada jalan.
Pengemudi memantau kerapatan dan jarak kendaraannya dengan
kendaraan lain, sehingga menyesuaikan kecepatan kendaraannya
berdasarkan hal tersebut. Pengemudi tidak dapat merasakan arus yang
merupakan pengukuran titik, karenanya arus tidak mempengaruhi perilaku
pengemudi.
Model JST termotivasi dari pengamatan neuron biologis (otak manusia).
Metode yang dipakai adalah JST tipe ¢backpropagation”. Model JST ini
dibuat dengan asumsi bahwa kondisi lalulintas di suatu lajur akan
mempengaruhi kondisi lalulintas lajur lain. Dari hasil pengamatan keluaran
model, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kecepatan di suatu lajur
akan menyebabkan pengurangan kerapatan lalulintas di lajur yang lain.

37
PEMETAAN LAPISAN TANAH DI KOTAMADYA BANDUNG
BERDASARKAN HASIL UJI SONDIR RINGAN

PRENSISCA KRISTINA
NPM: 1997410055

Pembimbing I: Anastasia Sri Lestari, Ir., MT.


Pembimbing II: Alfonsius Widjaja, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pemetaan lapisan tanah dibutuhkan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah
keras dan jenis -jenis lapisan tanahnya. Pemetaan itu dapat dilakukan dengan
mengkorelasikan hasil uji sondir ringan dan peta geologi, dalam hal ini dilakukan
di Kotamadya Bandung.
Pemetaan kedalaman lapisan tanah keras dilakukan dengan berdasarkan daya
dukung tanah qc sebesar 150 kg/cm2, yang di dapat dari hasil uji sondir yang
dilakukan di 9 Kecamatan di Kotamadya Bandung, yaitu Kecamatan Sukasari,
Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Cidadap, Kecamatan Andir, Kecamatan Sumur
Bandung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kecamatan Bandung Wetan, Kecamatan
Cidadap, dan Kecamatan Astana Anyar. Berdasarkan pemetaan didapat bahwa
lapisan tanah keras daerah Kotamadya Bandung terdapat pada kedalaman
antara –3.00 meter sampai –19.00 meter. Untuk daerah Kotamadya Bandung
bagian utara lapisan tanah keras berada pada kedalaman –7.00 meter sampai
dengan –19.00 meter, sedangkan untuk daerah Kotamadya Bandung bagian
timur ditemukan pada kedalaman antara –3.00 meter sampai –7.00 meter, untuk
daerah Kotamadya Bandung bagian selatan berada pada kedalaman antara –4.00
meter sampai –7.00 meter, untuk daerah kotamadya Bandung bagian barat
berada pada kedalaman –6.00 meter sampai –7.00 meter, dan untuk daerah
Kotamadya Bandung bagian selatan berada pada kedalaman –5.00 meter sampai
–8.00 meter.
Untuk klasifikasi tanah digunakan 4 chart, yaitu chart Schmertmann, chart
Searle, chart Robertson et al, dan chart yang diterbitkan oleh The Earth
Technology Corporation. Dan dari ke-4 chart itu, chart yang mendekati keadaan
sebenarnya dari Kotamadya Bandung adalah chart Schmertmann, karena dari
hasil perhitungan di dapat bahwa sebagian besar lapisan tanah daerah
Kotamadya Bandung merupakan lapisan yang mengandung pasir, kerikil,
lempung, dan lanau.
Peta kontur kedalaman lapisan tanah keras ini dapat dipakai sebagai perkiraan
awal saja, karena klasifikasi yang dibuat relatif kasar dan data-data yang ada
sangat sensitif terhadap kondisi lokal penelitian, sehingga dibutuhkan uji SPT
agar hasilnya lebih akurat.

38
ANALISIS KELOMPOK TIANG PADA STRUKTUR DERMAGA
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS
DERMAGA LIMA, BALIKPAPAN

LEXSON MARZUKIE
NPM: 1997410084

Pembimbing: Prof. Dr. Paulus P Rahardjo, Ir., MSCE.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dalam struktur konstruksi dermaga, masalah yang sering dihadapi adalah
dalam menentukan respon pondasi tiang pancang terhadap beban-beban
yang diterima. Dalam metode konvensional struktur dermaga dianggap
kaku, dalam kenyataannya struktur dermaga tidak bisa dianggap kaku
tetapi lebih tepat kalau kekakuan struktur dermaga dimodelkan sesuai
dengan kondisinya dilapangan.
Studi ini bermaksud untuk menganalisis respon pondasi tiang pada
struktur dermaga dan bertujuan untuk mempelajari perilaku kelompok
tiang pancang sebagai akibat dari kombinasi pembebanan yang terjadi.
Untuk mengetahui respon kelompok tiang pancang tersebut maka salah
satu cara perhitungannya yaitu dengan menggunakan metode elemen
hingga (program komputer PLAXIS) dan hasilnya dibandingkan dengan
metode konvensional (program komputer PILING).
Dalam studi ini beban-beban yang bekerja pada dermaga terdiri dari
beban aksial ( berat sendiri dermaga dan beban hidup ) serta beban
lateral berupa gaya tumbukan kapal pada saat kapal akan bertambat
(berthing energy of ship). Geometri dermaga terdiri dari 55 tiang pancang
vertikal dan 22 tiang pancang miring.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada metode konvensional yang
menganggap struktur dermaga kaku menghasilkan peralihan kepala tiang
yang sama pada tiap tiang, metode elemen hingga memberikan hasil
peralihan kepala tiang yang berbeda untuk tiap kepala tiang sehingga
mengakibatkan momen yang diberikan metode elemen hingga bernilai
lebih besar daripada momen hasil perhitungan metode konvensional.

39
MODEL OPTIMASI BIAYA PENGALOKASIAN TOWER CRANE
PADA MULTI PROYEK
Hariseno Acharyama
NPM.: 1997410088

PEMBIMBING: Zulkifli B. Sitompul, Ir., MSIE.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JUNI 2001
ABSTRAK
Permasalahan yang sering timbul pada kontraktor-kontraktor adalah
mengenai pengalokasian sumber daya yang dimiliki oleh proyek yang
ditangani. Permasalahan ini akan menjadi lebih rumit bila kontraktor
mengerjakan banyak proyek (multi proyek).
Peralatan konstruksi merupakan salah satu sumber daya yang terpenting
dan memerlukan investasi yang besar. Oleh karena itu
strategi/manajemen pengalokasian dan pendistribusian alat berat
merupakan bagian penting dari proyek dan akan mempengaruhi waktu
dan biaya penyelesaian proyek, terutama apabila kontraktor memiliki
banyak proyek.Permasalahan tersebut sangat menarik bagi mahasiswa
Teknik Sipil khususnya yang skripsi pada divisi Manajemen dan Rekayasa
Konstruksi untuk membuat suatu model optimasi biaya pengalokasian alat
berat pada multi proyek, sehingga pada akhirnya didapat suatu hasil
pengalokasian alat berat yang optimum dari segi biaya.

40
ANALISIS SEISMIK BENDUNGAN TIPE URUGAN DENGAN STUDI
KASUS BENDUNGAN BATUTEGI, LAMPUNG

Mulyadi
NPM: 1997410095

Pembimbing: Ir. Theodore F. Najoan, M. Eng

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Bendungan tipe urugan merupakan bendungan yang terdiri dari timbunan
tanah atau timbunan batu yang berkomposisi lepas maka bahaya
runtuhnya bendungan akibat gempa akan cukup besar. Kelemahan
bendungan tipe ini adalah tidak mampu menahan limpasan di atas mercu.
Deformasi yang besar akibat gempa dapat mengurangi tinggi jagaan
sehingga terjadi limpasan di atas mercu yang menyebabkan longsoran
dan runtuhnya bendungan.
Pada Skripsi ini dilakukan analisis beban gempa terhadap bendungan
Batutegi di Lampung. Beban gempa yang digunakan mempunyai periode
ulang T=10000 tahun. Untuk itu diperlukan parameter-parameter yang
mendukung analisis baik berupa data gempa maupun statik. Untuk data gempa
dipakai Peta Zona Gempa. Dari hasil analisis stabilitas lereng bendungan untuk
keadaan statis dengan menggunakan Program SLOPE/W didapat faktor
keamanan (FK) > 1.5 yaitu berkisar antara 2.528 – 3.220 (upstream) dan 1.916
– 2.066 (downstream). Ini berarti tanpa adanya gempa bendungan relatif aman.
Untuk analisis kestabilan dengan memasukkan koefisien gempa didapat adanya
faktor keamanan (FK) < 1 yaitu berkisar 0.759 – 1.277 (upstream) dan 0.842 –
1.183 (downstream). Untuk itu analisis deformasi permanen perlu dilakukan
dengan menggunakan Ky (koefisien seismik kritis) yang didapat dari hasil analisis
Pseudostatis pada berbagai kedalaman bidang longsor terhadap tinggi bendung.
Metoda Makdisi-Seed dipakai untuk menghitung deformasi permanen pada
bendungan Batutegi dengan menggunakan persamaan Sawada untuk
mendapatkan modulus geser maksimum, Gmax. Untuk Gmax (Sawada 100%) didapat
hasil deformasi berkisar antara 0.130 m – 4.314 m (upstream) dan 0.140 m –
4.365 m (downstream). Sedangkan dengan Gmax (Sawada 60%) didapat hasil
deformasi berkisar antara 0.185 m – 4.462 m (upstream) dan 0.207 m – 4.110 m
(downstream)
Deformasi total yang terjadi pada lereng bendung baik upstream maupun
downstream cukup besar namun masih memenuhi syarat yaitu tidak
melampaui setengah tinggi jagaan (4.5 m).

41
PEMODELAN DALAM SKALA LABORATORIUM, REMBESAN
MELALUI BENDUNGAN TIMBUNAN HOMOGEN

SUHERMAN
NPM.: 1997410101

PEMBIMBING: PROF. PAULUS P. RAHARDJO, Ir., MS., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JUNI 2001
ABSTRAK
Terjadinya kegagalan pada bendungan seringkali diakibatkan karena
timbulnya rembesan yang membawa serta butir-butir tanah. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu analisis mengenai
rembesan yang terjadi pada bendungan misalnya dengan menggunakan
pemodelan, flownet, atau dengan cara lainnya yang menyangkut
beberapa anggapan dengan penyederhanaan keadaan.
Skripsi ini mengupas penggunaan model bendungan untuk analisis
rembesan yang terjadi pada bendungan dan melakukan verifikasi dengan
hasil analisis secara matematis berdasarkan teori yang ada. Untuk
menghindari terjadinya boundary effect pada pemodelan, maka digunakan
Metode Elemen Hingga yang pada pelaksanaannya dibantu dengan
Program SEEP.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model berukuran 88 x 45 x 15
cm yang sisinya menggunakan fiber agar garis aliran yang terbentuk
dapat terlihat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
rembesan dan bentuk garis aliran yang terjadi serta melakukan verifikasi
dengan hasil analisis berdasarkan teori yang berlaku.
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
permeabilitas tanah sangat mempengaruhi kecepatan rembesan pada
bendungan. Semakin besar permeabilitas tanah maka rembesan yang
terjadi akan semakin cepat. Dari hasil percobaan diperoleh besarnya
permeabilitas 2,59 × 10 −2 cm/det dan debit rembesan 2,296 × 10 −5 m 3/det,
sedangkan dari hasil analisis secara matematis diperoleh permeabilitas
2,94 × 10 −2 cm/det dan debit 6,45 × 10 −4 m 3/det.

42
STUDI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM, EFEK DARI CLAY
BLANKET TERHADAP REMBESAN MELALUI TURAP

SANDRI SUPARDI
NPM: 1997410111

PEMBIMBING:SISKA R. IRAWAN, Ir.,M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Blanket biasa dibuat untuk memperpanjang garis aliran dengan maksud
untuk memperkecil rembesan yang terjadi. Skripsi ini membahas efek
penggunaan clay blanket pada model turap untuk menganalisa rembesan
yang terjadi pada turap dengan dan tanpa blanket dan melakukan
perbandingan dengan hasil analisis secara teoretis berdasarkan teori
Jaring Aliran.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model berukuran 88 x 45 x 15
cm yang sisinya menggunakan acrylic agar garis aliran yang terbentuk
dapat terlihat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
rembesan dan bentuk garis aliran yang terjadi serta melakukan
perbandingan dengan hasil analisis berdasarkan teori yang berlaku.
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
permeabilitas tanah sangat mempengaruhi kecepatan rembesan pada
bendungan. Semakin besar permeabilitas tanah maka rembesan yang
terjadi akan semakin cepat. Sedangkan penggunaan blanket dapat
mengurangi jumlah rembesan yang terjadi dari 2.6967 cm 3 /det menjadi
2.0057 cm 3 /det.

43
EVALUASI DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN HASIL UJI TIANG
PANCANG TUNGGAL DI LOKASI GEDUNG BAPINDO, JAKARTA,
DAN MARBELLA RESIDENCIA, ANYER

DARWID HALIM
NPM: 1997410119

PEMBIMBING: Prof. Dr. PAULUS P. RAHARDJO, Ir., MS

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
DESEMBER 2001
ABSTRAK
Bangunan-bangunan bertingkat tinggi banyak menggunakan pondasi tiang
pancang sebagai pendukungnya. Para ahli pondasi mengutarakan metoda-
metoda perhitungan untuk mengestimasi daya dukung pondasi dan besar
penurunan yang terjadi. Perbedaan asumsi-asumsi dari berbagai metoda
yang digunakan, misalnya Metoda Meyerhof atau Metoda Janbu, akan
menghasilkan hasil-hasil perhitungan yang sangat bervariasi antara
metoda yang satu dengan yang lain. Hasil-hasilnya kemudian perlu
dibandingkan dengan hasil pengujian lapangan guna mendapatkan daya
dukung dan besar penurunan yang mendekati kenyataan.
Gedung Bapindo, Jakarta, yang berdiri di atas tanah lempung dan
Marbella Residencia, Anyer, yang berdiri di atas tanah pasir menjadi
pilihan dalam perhitungan daya dukung dan penurunan. Kondisi tanahnya
yang berbeda menjadikan hal ini menarik untuk didalami guna melihat
keakuratan dari berbagai metoda perhitungan yang ada.
Dari hasil perhitungan, salah satunya dapat disimpulkan bahwa untuk
proyek Gedung Bapindo, perhitungan daya dukung dari Metoda Vesic
dengan Metoda Mazurkiewich, memberikan hasil yang sangat mendekati.
Meskipun demikian, hal ini belum tentu berlaku secara global, mungkin
hanya berlaku untuk Gedung Bapindo.

44
STUDI PERBANDINGAN PEMODELAN PELAT MENERIMA BEBAN
DINDING DENGAN BALOK – BALOK SILANG DAN ELEMEN
HINGGA

CUNDI SUGIARTO
NPM: 1997410127

Pembimbing: Josef Ch. Hermanto Subagijo, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pelat adalah elemen struktur yang umum digunakan sebagai lantai tempat
aktivitas berlangsung. Akan tetapi adanya desain arsitektur yang
menuntut kondisi yang tidak memungkinkan adanya balok yang memiliki
tinggi lebih tebal dari pelat dibawah dinding bata menciptakan kesulitan
perhitungan untuk desain. Hal ini terjadi karena metode konvensional
tidak dapat digunakan untuk kasus tersebut. Pelat terdiri dari pelat searah
dan pelat dua arah. Perbedaan antara keduanya terletak pada distribusi
lentur. Pada pelat searah, lentur pelat terdapat pada arah panjang.
Sedangkan pada pelat dua arah, lentur pelat terdapat pada kedua arah.
Apabila rasio bentang panjang terhadap bentang pendek makin besar
maka pelat memiliki kecenderungan sebagai pelat searah.
Analisis pelat secara eksak merupakan persamaan matematika yang
kompleks. Untuk pelat menerima beban dinding yang solusi eksaknya sulit
dicari, digunakan pemodelan balok-balok silang dan analisis elemen
hingga.
Studi kasus yang dilakukan pada pelat berukuran 3X3, 3X4, 3X5, 3X6 m2
dengan pemodelan balok-balok silang dan analisis elemen hingga
memperlihatkan hasil momen tumpuan tidak terlampau berbeda.
Sedangkan momen lapangan analisis balok-balok silang memberikan hasil
jauh lebih kecil daripada analisis elemen hingga.
Hasil analisis yang digunakan untuk desain menunjukan hasil yang tidak
terlampau berbeda antara kedua metode. Hal ini disebabkan untuk
momen tumpuan dengan momen yang lebih besar dari momen lapangan
tidak berbeda jauh, sedangkan untuk momen lapangan walaupun memiliki
perbedaan yang besar tidak berbeda dalam desain karena tulangan
lapangan yang dibutuhkan tidak banyak mendekati tulangan minimum
pelat. Hasil lain memperlihatkan bahwa perbedaan rasio bentang panjang
terhadap bentang pendek dan perubahan letak beban dinding tidak
memiliki kecenderungan mempengaruhi selisih dari kedua metode.

45
ANALISIS BENCANA GEMPA UNTUK PENENTUAN PARAMETER
BEBAN GEMPA UNTUK DESAIN BANGUNAN AIR DENGAN STUDI
KASUS BENDUNGAN BATUTEGI DAN KOTA MENADO

Frankhie
NPM.: 1997410130

PEMBIMBING: Ir. Theodore F. Najoan,M. Eng

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
AGUSTUS 2001
ABSTRAK
Secara geologi, letak Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu
Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, Lempeng India-Australia yang selalu bergerak. Dari
fakta geologi di atas, sudah dapat dipastikan bahwa gempa merupakan ancaman yang
sangat serius bagi penduduk Indonesia.
Pada Skripsi ini dilakuakan analisis bencana gempa terhadap dua lokasi yaitu Lokasi
bendungan batutegi dan Kota menado. Analisis resiko gempa yang dilakukan
memperhitungkan sumber gempa subduksi, maupun patahan dalam radius 300 km dari
lokasi. Untuk sumber gempa berupa zona subduksi, analisis dilakukan berdasarkan data
rekaman kejadian gempa dari tahun 1961 sampai tahun 2000. Untuk kejadian gempa
yang diakibatkan oleh patahan, analisis dilakukan berdasarkan panjang patahan dan laju
pergerakan patahan. Digunakan model persamaan Guttenberg-Richter untuk mencari
hubungan antara kejadian gempa dan besar magnitude. Selanjutnya untuk pemilihan
parameter Peak Horizontal Acceleration (PHA), dan Response Spectra dilakukan dua
metode analisis yaitu metode probabilistik dan metode deterministik. Untuk metode
probabilistik digunakan bantuan program SEISRISK III.
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan Peak Horizontal Acceleration adalah
Persamaan Fukushima, Idriss, Sadigh sedangkan Response Spectra menggunakan
persamaan Sadigh. Adapun PHA yang diperoleh untuk metode deterministik untuk lokasi
Bendungan Batutegi adalah 0.356 g untuk persamaan fukushima, 0.261 g untuk
persamaan Idris, dan 0.266g untuk persamaan Sadigh. Pada kota Menado diperolah
percepatan 0.318 g untuk persamaan Fukushima, 0.223 untuk persamaan Idris, dan
0.294 g untuk persamaan Sadigh.
PHA yang diperoleh dengan metode probabilistik untuk Lokasi bendungan Batutegi
adalah 0.412 g untuk persamaan Fukushima, 0.209g untuk persamaan Idris, dan 0.193 g
untuk persamaan Sadigh.Pada kota Menado diperoleh percepatan 0.256g untuk
persamaan Fukushima, 0.209 untuk persamaan Idris, dan 0.193 g untuk persamaan
Sadigh.
Untuk metode Deterministik, Response Spectra diperoleh berdasarkan sumber gempa
yang paling menentukan, sedangkan pada metode Probabilistik, Response Spectra
berdasarkan akumulasi probabilitas dari semua sumber gempa dalam radius 300 km dari
lokasi.

46
PENINGKATAN PERKERASAN LENTUR LANDASAN PACU
BANDAR UDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
PALEMBANG

Emilia Salim
NPM: 1997410132

Pembimbing: Wimpy Santosa, ST, M.Eng., MSCE., Ph.D

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Sebagai pintu gerbang kota Palembang, Bandar Udara Sultan Mahmud
Badaruddin II berperan penting dalam peningkatan arus lalu lintas di
Pulau Sumatera. Pengembangan bandar udara ini diharapkan dapat
memacu pertumbuhan berbagai sektor dalam pembangunan daerah.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah permintaan akan jasa
transportasi udara di masa yang akan datang, direncanakan akan
dioperasikan pesawat terbang Airbus A-300 pada bandar udara ini.
Pengoperasian Airbus A-300 membawa perubahan yang cukup besar
terhadap kebutuhan panjang dan struktur perkerasan landasan pacu pada
bandar udara ini. Untuk mengoptimalkan kinerja landasan pacu, dilakukan
perencanaan perkerasan lentur. Perencanaan perkerasan lentur terbagi
dalam dua bagian, yaitu perencanaan perkerasan baru pada bagian
perpanjangan landasan sepanjang 300 meter, serta perencanaan
pelapisan tambahan (overlay) pada landasan pacu yang ada sepanjang
2200 meter.
Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh bahwa ketebalan total struktur
perkerasan baru yang dibutuhkan untuk menahan beban rencana adalah
113 cm, terdiri dari 10 cm beton aspal, 35 cm granular material, dan 68
cm sirtu. Sedangkan perkerasan pada landasan pacu yang ada
memerlukan tebal pelapisan tambahan setebal 75 cm dengan material
berupa beton aspal.

47
PEMBUATAN PRE DAN POSTPROCESSOR UNTUK PROGRAM
DRAIN-2D

Herdianto Chunnaedy
NPM: 1997410133

Pembimbing: Bambang Suryoatmono, S.T., M.T., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pembuatan pre dan postprocessor untuk program analisis dinamik inelastis
DRAIN-2D disajikan dalam skripsi ini. Pembuatan program bantu ini dilatar
belakangi oleh keinginan untuk mengatasi kesulitan dan ketelitian yang
diperlukan dalam pembuatan masukan untuk program DRAIN-2D.
Postprocessor yang dibuat terdiri dari dua bagian yaitu pengeplotan sendi
plastis untuk setiap waktu terbentuknya sendi plastis tersebut untuk
mengetahui prilaku keruntuhan struktur dan pembuatan grafik riwayat
waktu dari gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur yang dibuat untuk
mempermudah melakukan analisis.
Untuk melakukan pengujian terhadap program bantu yang dibuat,
dilakukan studi kasus yaitu dengan menganalisis struktur yang pernah
dibuat sebelumnya.

48
GEOTECHNICAL ASPECT OF LAND RECLAMATION AND
CONSTRUCTION FOR HOUSING DEVELOPMENT AT PANTAI
INDAH KAPUK

Sisca Desyana Latif


NPM: 1997410135

Advisor: Prof. DR. Paulus Pramono Rahardjo, MSCE., Ph.D

A DOUBLE DEGREE PROGRAM


PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY
FACULTY OF ENGINEERING
BANDUNG-INDONESIA
AND
HANZEHOGESCHOOL-HOGESCHOOL VAN GRONINGEN
FACULTY OF TECHNOLOGY
GRONINGEN THE NETHERLANDS
JANUARY 2002
ABSTRACT
Jakarta has limited land for housing area, hence reclamation is a potential
alternative. A reclaimed land for the new housing area, Pantai Indah
Kapuk, has been developed. This thesis contains geotechnical review of
the reclamation and canal design using various system of retaining
structures. The review includes analysis of the stability of the retaining
structure and the engineering aspects of land reclamation at Pantai Indah
Kapuk, including the consolidation settlement and design of soil
improvement.
The magnitude of consolidation settlement is very high due to the
existence of soft compressible layer. Therefore the thickness of fill
material shall be increased to reach the design level of elevation. The 90%
of consolidation without improvement takes 20 years. In order to speed
up the consolidation, soil improvement is needed. It is suggested to install
vertical drains for soil improvement at 3 meter interval.
The bearing capacity of very soft clay is too low to support the weight of
the retaining structure. To overcome the bearing capacity problem, the
sea bottom is excavated and sand fill is used to increase the bearing
capacity.
In over all, the reclamation is technically feasible with care on the
consolidation settlement and stability problem.

49
PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT
BANJIR PADA DPS CIMANUK-LEUWIDAUN

ANDRIE SETIO
NPM: 1997410141

Pembimbing: Bambang Adi Riyanto., Ir., M.Eng.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dengan berjalannya waktu, suatu daerah akan mengalami perubahan,
misalnya perkembangan suatu kawasan pemukiman. Dengan adanya
perubahan tata guna lahan maka akan mempengaruhi hidrologi lahan
tersebut sehingga mempengaruhi besarnya limpasan (debit banjir) yang
terjadi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan tata guna
lahan terhadap besarnya debit banjir maka perlu dilakukan analisis debit
banjir.
Dalam skripsi ini, akan digunakan model HMS (Hydrologic Modeling
System) untuk memodelkan hujan-limpasan yang dibantu dengan
pemodelan ArcView GIS untuk mempermudah analisa spasial yang akan
dilakukan.
Hasil pemodelan hujan-limpasan dengan model HMS yang dibantu dengan
model GIS menunjukkan dengan adanya perubahan tata guna lahan pada
Peta RTRW tahun 1997 pada daerah studi maka terjadi kenaikan debit
sebesar 33,4 m3/s (2,58%) dibandingkan dengan kondisi menurut Peta
Tata Guna Lahan tahun 1997. Adanya upaya konservasi pada Peta RTRW
Propinsi Jawa Barat, penurunan debit banjir yang dihasilkan tidak terlalu
berarti (turun sebesar 1,8 m3/s). Sedangkan perubahan tata guna lahan
sawah irigasi menjadi kawasan pemukiman akan mempengaruhi kenaikan
debit sebesar 110,8 m3/s (8,54%) dibandingkan dengan kondisi awal.
Oleh karena itu, sebaiknya tata guna lahan menurut Peta Tata Guna
Lahan tahun 1997 dipertahankan. Karena dengan adanya perubahan tata
guna lahan menurut Peta RTRW tahun 1997 akan terjadi kenaikkan debir
banjir sebesar 33,4 m 3/s (2,58%) pada daerah studi.

50
PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH KALIMANTAN,
SULAWESI, DAN NUSA TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM SEISRISK III

Herry Suryadi
NPM: 1997410173

Pembimbing: Ir. Theodore F. Najoan, M. Eng

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Peta percepatan gempa wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara telah disusun
dengan menggunakan data yang diperoleh yang dari USGS (United States Geological Survey)
untuk gempa dangkal (< 100 km) dengan lama pengamatan 100 tahun yaitu dari tahun 1900
hingga tahun 2000. Untuk sumber gempa berupa zona subduksi, analisis dilakukan
berdasarkan data rekaman kejadian gempa dari tahun 1900 sampai tahun 2000. Untuk
kejadian gempa yang diakibatkan oleh patahan, analisis dilakukan berdasarkan panjang
patahan dan laju pergerakan patahan. Sebagai bantuan digunakan program SEISRISK III
yang berdasarkan teori probabilitas total yang dikembangkan oleh Guttenberg-Richter dan
rumus empiris Joyner & Boore (1993) yang menghitung percepatan gempa maksimum pada
batuan dasar (bed rock). Hasil keluaran berupa percepatan gempa maksimum untuk periode
ulang 10, 20, 50, 100, 200, 500, 1000, 5000, dan 10000 tahun untuk wilayah Kalimantan,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Kemudian digabung dengan hasil keluaran wilayah lain,
kemudian disederhanakan dengan membagi setiap percepatan gempa maksimum dengan
percepatan gempa maksimum di daerah Jakarta untuk setiap periode ulang yang sama untuk
membuat Peta Zona Gempa Indonesia.
Peta Zona Gempa Indonesia dibagi menjadi 6 zona gempa. Keenam zona itu terdiri dari zona
A dengan rasio antara 0.1 – 0.3, Zona B dengan rasio antara 0.3 – 0.6, Zona C dengan rasio
antara 0.6 – 0.9, Zona D degan rasio antara 0.9 – 1.2, Zona E dengan rasio antara 1.2 – 1.4,
dan zona F dengan rasio antara 1.4 – 1.6. Peta ini diharapkan dapat digunakan untuk
keperluan rekayasa sipil. Peta Zona Gempa sebelum dipergunakan harus dilakukan koreksi
berdasarkan pengaruh jenis tanah setempat. Faktor koreksi tanah (V) untuk batuan adalah
1.0, untuk diluvium sebesar 1.25, untuk alluvium sebesar 1.375, dan alluvium lunak sebesar
1.50.
Peta Zona Gempa Indonesia ini dibandingkan dengan Peta Zona Gempa Indonesia yang
telah dibuat terdahulu dengan cara membuat suatu grafik perbandingan percepatan
gempa maksimum pada kota-kota besar di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara. Dan hasilnya nilai percepatan gempa maksimum yang dihasilkan pada kota
Palangkaraya, Banjarmasin, Kendari, Mataram, Kupang masih berada pada daerah rata-
rata dari nilai percepatan gempa peta zona gempa sebelumnya, pada kota Samarinda
nilai percepatan gempa yang dihasilkan berada pada daerah upper bound dari nilai
percepatan gempa dari peta zona gempa sebelumnya, pada kota Ujung Pandang dan Dilli
nilai percepatan gempa maksimum mengalami kenaikan, pada kota Palu nilai percepatan
gempa yang dihasilkan berada pada daerah lower bound dari nilai percepatan gempa dari
peta zona gempa sebelumnya, pada kota Manado nilai percepatan gempa yang
dihasilkan mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai percepatan gempa yang
dihasilkan dari peta zona gempa sebelumnya .

51
STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP UMUR PERKERASAN
LENTUR BERDASARKAN AASHTO 1993

Y. PURNAMA HARTONO
NPM: 1997410183

PEMBIMBING: ALOYSIUS TJAN, Ir., MT., Ph.D.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada skripsi ini dibahas mengenai bagaimana pengaruh kadar air
terhadap umur perkerasan lentur berdasarkan AASHTO 1993. Dalam
desain perkerasan lentur menurut AASHTO 1993, ada sebuah variabel
yang disebut resilient modulus. Variabel inilah yang langsung dipengaruhi
oleh besar kecilnya kadar air. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak riset
yang diantaranya dilakukan oleh: Thompson dan Robnett (1976). Riset ini
menghasilkan kesimpulan bahwa besarnya resilient modulus akan
menurun seiring dengan meningkatnya kadar air. Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kadar air terhadap resilient modulus maka
diambil data mengenai empat jenis tanah yang berbeda yaitu: Coarse
Sand (Monismith et.al,1972), Fine Sand (Larry dan Mahoney, 1984), Silty
Sand (Larry dan Mahoney, 1984), dan Clay (Thompson dan Robnett,
1976).
Dari data yang ada, dilakukan perhitungan umur perkerasan
menggunakan persamaan desain perkerasan lentur menurut AASHTO
1993. Dari analisis diperoleh bahwa peningkatan kadar air akan
mengakibatkan pengurangan umur perkerasan. Pengurangan tersebut
akan semakin besar pada kadar air yang tinggi. Faktor berat isi kering
juga mempengaruhi perubahan umur perkerasan. Pada jenis tanah
dengan berat isi yang besar, pengaruh perubahan kadar air terhadap
umur perkerasan akan berkurang. Sedangkan pengurangan umur
perkerasan akibat meningkatnya kadar air ternyata tidak dipengaruhi oleh
nilai SN.

52
STUDI PENANGGULANGAN BANJIR PADA DAERAH
PENGALIRAN SUNGAI KALI KRUKUT

INDRA DIWANGSA
NPM: 1997410193

PEMBIMBING: DR. AGUNG BAGIAWAN I.,Ir.,M.Eng.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Daerah Pengaliran Sungai Kali Krukut merupakan salah satu dari tigabelas
sungai yang masuk ke wilayah DKI Jakarta. Daerah pengaliran sungai Kali
Krukut ini memiliki cukup banyak kawasan yang mengalami masalah
banjir/ genangan, sehingga Daerah Pengaliran Sungai Kali Krukut ini
menjadi salah satu prioritas penanggulangan banjir di wilayah DKI
Jakarta.
Peristiwa banjir yang terjadi di Daerah Pengaliran Sungai Kali Krukut,
terjadi pada banyak titik di tersebut, tetapi dapat diklasifikasikan secara
umum menjadi empat kawasan yang mengalami masalah banjir/
genangan, di mana masing-masing kawasan memiliki penyebab , dampak,
dan durasi banjir yang berbeda-beda.
Untuk mengidentifikasi penyebab, dampak, durasi, dan besarnya volume
banjir telah dilakukan peninjauan lapangan, analisis hidrologi untuk
memperkirakan besarnya banjir rencana yang mungkin terjadi, dan
analisis daerah pengaliran yang mengakibatkan banjir tersebut.
Beberapa model seperti analisis frekuensi dengan berbagai distribusi telah
digunakan untuk menentukan karakteristik dari data hidrologi di DPS Kali
Krukut.
Menilik akan ketersediaan data debit sangat minimum, maka diaplikasikan
suatu model rainfall-runoff (HEC-1) untuk memperkirakan besarnya
hidrograph debit rencana yang mungkin terjadi pada berbagai periode
ulang.
Besarnya hidrograph banjir tersebut selanjutnya digunakan untuk
memverifikasi kapasitas saluran Kali Krukut di lokasi penampang yang
rawan mengalami luapan.
Alternatif-alternatif penanggulangan seperti normalisasi saluran,
pembuatan waduk dan pompa, telah diusulkan untuk dapat mengurangi
genangan banjir yang terjadi di DPS Kali Krukut.

53
STUDI APLIKASI PANEL BETON PRECAST DAN PANEL BETON
SEMI PRECAST

Handi Saswita
NPM: 1997410194

Pembimbing: Anastasia Caroline Sutandi, Ir., MSIE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada saat ini pemasangan pelat lantai pada suatu bangunan gedung bertingkat
dapat digunakan panel beton precast dan panel beton semi precast, sebagai
salah satu alternatif dari pengecoran lantai konvensional yang pada umumnya
digunakan. Penggunaan panel beton precast dan semi precast dapat mengurangi
waktu konstruksi dan mengefisiensikan pekerjaan lantai. Pelat lantai yang
ditinjau adalah hollow core slab (panel beton precast), half slab (panel beton
semi precast), dan omnidec (panel beton semi precast).
Penelitian penggunaan panel lantai hollow core slab, half slab, dan omnidec
dilakukan berdasarkan informasi umum mengenai beton precast, kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data mengenai masing-masing jenis panel,
yang terdiri dari spesifikasi panel, kegunaan panel, keuntungan panel, dan
proses produksi panel. Analisis masalah yang ditinjau adalah tata laksana dan
perhitungan biaya pelaksanaan untuk panel beton hollow core slab, half slab, dan
omnidec. Studi kasus yang diambil berupa bangunan pemukiman dan pertokoan.
Bangunan ini menggunakan panel lantai omnidec sebagai pelat lantai pada
tempat tinggal. Analisa perhitungan biaya pelaksanaan dilakukan untuk panel
beton omnidec dan hollow core slab.
Hasil analisis dalam penulisan ini menunjukkan bahwa hollow core slab
merupakan panel beton yang paling murah dan paling praktis. Hal ini dapat
dilihat dari harga per m 2 hollow core slab seharga Rp. 143.750, half slab Rp.
158.900, dan omnidec Rp. 324.100. Penggunaan hollow core slab dapat di
kombinasikan dengan half slab sebagai panel yang tahan terhadap air.
Sedangkan Omnidec merupakan panel beton yang paling fleksibel dalam
menahan pembebanan, dapat memenuhi berbagai kebutuhan bentuk desain,
dapat dibuat void yang cukup besar, dan dapat diintegrasikan dengan instalasi
mekanikal & elektrikal.
Agar panel beton sesuai dengan yang dibutuhkan, perlu dipertimbangkan
kegunaan panel, keuntungan panel, perhitungan biaya panel, tata laksana, dan
spesifikasi panel tersebut. Panel beton half slab sebaiknya tidak digunakan
sebagai panel lantai struktural karena selain panjang span yang terbatas, variasi
tipe pelat juga minim, sehingga tidak dapat digunakan secara optimum.

54
STUDI KORELASI HASIL KOMPAKSI TANAH MAJALAYA
METODA SOELARNO, SOELARNO-STEFANUS-YOKI (1999)
MENGGUNAKAN MOLD UNCONFINED φ 7.5 CM YANG
DIKONTROL DENGAN SONDIR

FERI OEMAR
NPM: 1997410206

Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Djoko Soelarnosidji, MCE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2001
ABSTRAK
Penelitian kali ini menggunakan metoda Soelarno yang merupakan hasil penelitian sebelum-
sebelumnya. Kompaksi metoda Soelarno ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metoda
Proctor. Diantaranya adalah sampel tanah dapat dipakai untuk uji lainnya dan kontrol pemadatan
dengan uji sondir selain γdry dan kadar air optimum (wopt).
Penelitian ini menggunakan tanah sekitar Majalaya dengan tiga jenis indeks plastisitas yang
berbeda, yaitu tanah1 = 35.56%, tanah2 = 55.83% dan tanah3 = 67.83%. Mold yang digunakan
ada 2 buah dengan φ7.5 cm yang dapat digunakan untuk uji unconfined dan φ10.2 cm yang
digunakan sebagai pembanding. Pada uji ini tanah distabilisasi dengan semen dengan kadar semen
2.5%, 5% dan 7.5%. Uji sondir dilakukan untuk memperoleh parameter qc untuk kontrol
pemadatan. Metoda Soelarno menggunakan 5 macam energi kompaksi: 3.0 kg.cm/cm3, 6.05
kg.cm/cm3, 16 kg.cm/cm3, 27.5 kg.cm/cm3 dan 38 kg.cm/cm3. Jumlah lapisan sebanyak 7 lapis.
Jumlah pukulan per lapis diperoleh melalui variasi tinggi jatuh, volume mold, berat hammer.
Tujuan Penelitian ini adalah memperoleh korelasi parameter hasil uji kompaksi metoda Soelarno
pada mold φ 7.5 cm dan mold φ 10.2 cm dan uji sondir. Selain itu juga diperoleh korelasi bersama
yang menghubungkan hasil uji kompaksi, uji sondir dan uji Unconfined.
Hasil uji awal menunjukkan ketiga tanah tersebut memiliki potensi mengembang yang besar. Hasil
perbandingan uji kompaksi menunjukan bahwa pada energi yang sama maka hasil kompaksi
hampir mendekati 450, dengan perbedaan sekitar 3%. Penambahan kadar semen akan
meningkatkan kekuatan (qc sondir) tanah, berat isi kering akan meningkat dan menurunkan kadar
air. Perbedaan γdry dari kedua mold yang digunakan sebesar 2%, sedangkan perbedaan wopt
sebesar 1-2%. Pada qc sondir terdapat perbedaan sekitar 2-5%. Korelasi hasil qc sondir pada mold
φ 7.5 cm dan φ 10.2 cm membentuk hasil yang sama dengan garis yang mendekati 450. Semakin
besar nilai kadar air maka akan menghasilkan qc sondir yang semakin menurun pada kadar air dan
indeks plastisitas yang sama. Pada indeks plastisitas yang sama dengan kadar semen yang berbeda
dapat ditarik garis yang menghubungkan γdry maks dan wopt hampir membentuk garis lurus.

Pada kadar semen yang sama, garis yang menhubungkan γdry maks dan wopt untuk
indeks plastisitas yang berbeda membentuk garis yang hampir sejajar.
Hasil uji kompaksi pada φ 7.5 cm berupa γdry pada kadar semen 2.5% dengan kenaikan
energi 1 sampai energi 5 mempunyai rentang 1.265-1.403 kg/cm3, wopt dengan rentang
29.15-34.89% dan qc sondir berada pada rentang 1.5-33 kg/cm2. Pada kadar semen 5%,
γdry mempunyai rentang 1.269-1.4125 kg/cm3, wopt dengan rentang 28.143-34.54%
dan qc pada rentang 7.67-43.33 kg/cm2. pada kadar semen 7.5%, rentang γdry adalah
1.2732-1.4284 kg/cm3, wopt pada rentang 27.413-34.1767% dan qc sondir berada pada
rentang 13.4-53.267 kg/cm2.

55
STUDI PERENCANAAN DAN BIAYA, CETAKAN DAN PERANCAH
UNTUK PENGECORAN STUKTUR BETON PADA LANTAI
TINGKAT

LINDA DANIEL
NPM: 1997410220

Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., MT

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Kayu merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat digunakan
untuk keperluan konstruksi bangunan, disamping beton dan baja. Seperti
juga beton dan baja, kayu yang digunakan sebagai bahan struktur
bangunan harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan stabilitas,
dimana tegangan-tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan
yang diijinkan.
Karena kayu yang digunakan untuk cetakan dan perancah pada lantai
tingkat cukup banyak, maka timbul suatu gagasan untuk menghitung
jarak-jarak balok pendukung dan perancah yang paling efisien dan efektif
dari bentang kecil sampai bentang besar.
Analisis dilakukan dengan contoh perhitungan pada denah suatu ruangan
4 x 6 meter. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III dengan mutu A.
Dengan didapatnya dimensi dan panjang tiap-tiap elemen kayu yang
digunakan, dapat dihitung volume kayu yang akan dibutuhkan. Kemudian
dapat dibandingkan volume bahan yang dibutuhkan dengan jarak
perancah dan juga jarak perancah dengan biaya.
Dari hasil perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa untuk jarak balok
pendukung yang dipasang 1 meter dengan jarak perancah tiap 1 meter
membutuhkan volume bahan paling sedikit dan membutuhkan biaya yang
termurah.

56
STUDI BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN STRUKTUR KAYU
DITINJAU DARI SUDUT TATA LAKSANA DAN BIAYA

Sari Helena
NPM: 1997410223

Pembimbing: Danu Tirta Gunawan, Ir., M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu kawasan yang dilalui oleh jalur
gempabumi ,baik gempa tektonik maupun vulkanik. Hal ini telah
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tak ternilai harganya.
Teknik Sipil sebagai salah satu disiplin keilmuan mempunyai potensi
penerapan pada bangunan. Salah satu bangunan yang dibahas dalam
skripsi ini adalah bangunan rumah tinggal tahan gempa dengan struktur
kayu.
Bangunan tahan gempa yang dimaksud adalah bangunan yang mempunyai
kemampuan untuk mengalami perubahan bentuk dan tetap menerima beban
rencana.
Unsur yang terpenting dalam merencanakan bangunan tahan gempa adalah
denah bangunan yang teratur dengan bentuk menyerupai bujur sangkar, dimana
akan membuat pusat massa dan pusat kekakuan bangunan berimpit, dengan
demikian efek puntir ( torsi ) tidak terjadi. Menggunakan atap rumah yang
ringan agar gaya-gaya horizontal gempa dapat di minimumkan.
Perkuatan merupakan salah satu usaha yang dapat digunakan pada bangunan
tahan gempa. Pekerjaan perkuatan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dari
kekuatan semula. Perkuatan dengan struktur kayu dapat mengantisipasi gaya
horizontal gempa menjadi gaya diagonal ( diagonal truss effect ).
Dari analisis masalah dan studi kasus didapat bahwa dalam pekerjaan perkuatan,
agar bangunan dapat tahan gempa tidak dibutuhkan tambahan biaya yang
terlampau besar, bila dibandingkan dengan biaya bangunan yang direncanakan
tanpa tahan gempa. Adapun hasil analisis persentase biaya tambahan untuk
rumah tinggal 1 lantai adalah sebesar 0,89 %, rumah tinggal 2 lantai 0,80 % dan
rumah tinggal 3 lantai 6,61 %. Sedangkan pada studi kasus yang dilakukan
pada rumah tinggal 2 lantai didapat persentase sebesar 0,95 %.
Pada akhirnya disarankan bangunan rumah tinggal seyogyanya dirancang
dengan memakai perkuatan, agar tahan ataupun dapat mengurangi resiko
kerusakan akibat goncangan gempa, mengingat biayanya tidak terlampau
besar.

57
PENGEMBANGAN PROGRAM LIKUIFAKSI DENGAN METODA
1996 NCEER DENGAN STUDI KASUS MAUMERE

Andreas Sindhunata
NPM: 1997410240

Pembimbing: Theo F. Najoan, Ir., M.Eng.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Gempa merupakan gejala alam yang sangat besar dampaknya bagi
kehidupan dan tidak dapat dielakan, dan biasanya menimbulkan banyak
kerusakan serta adanya korban. Pada daerah yang terletak di dekat
perairan umumnya sangat berpotensi untuk mengalami likuifaksi, yaitu
suatu fenomena dimana tanah pasir yang jenuh air mengalami kehilangan
kekuatan dan kekakuannya karena meningkatnya tekanan air pori.
Dalam skripsi ini penulis melakukan pengembangan program untuk
mengetahui apakah suatu daerah berpotensi mengalami likuifaksi atau
tidak dengan menggunakan metoda 1996 NCEER (National Center for
Earthquake Engineering Research) dengan menggunakan data dari hasil
uji lapangan yaitu Standard Penetration test (SPT) dan Cone Penetration
Test (CPT). Sebagai studi kasus, penulis menggunakan data uji lapangan
pada kota Maumere yang mengalami gempa bumi pada tanggal 12
Desember 1992 dengan kekuatan 6.8 SR.
Dari kedua program tersebut (SPT dan CPT), dapat diketahui potensi
likufaksi dari suatu lokasi, serta besarnya penurunan yang terjadi.

58
STUDI PENGARUH MOMEN PUNTIR TERHADAP GAYA GESER
TAMBAHAN PADA KOLOM-KOLOM AKIBAT GEMPA RENCANA
PADA GEDUNG DENGAN LETAK CORE TIDAK SIMETRIS

Dion Hambali
NPM: 1997410241

Pembimbing: Rudy Suherman Rusandi, Ir., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh momen puntir tambahan
terhadap gaya geser pada kolom-kolom, terutama pada kolom terjauh dan
terdekat dari pusat kekakuan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam skripsi
ini antara lain : menghitung titik pusat massa dan titik pusat kekakuan,
menghitung eksentrisitas rencana dan momen puntir tambahan menurut
SNI 1726-1989-F.
Di dalam studi kasus dipilih bangunan beton bertulang 10 lantai dengan
bentuk simetris dan letak core tidak simetris. Penempatan core yang tidak
simetris terhadap denah bangunan menyebabkan bergesernya titik pusat
kekakuan mendekati struktur core, sehingga diharapkan eksentrisitas
rencana yang terjadi cukup besar untuk melihat pengaruh momen puntir
tambahan.Analisis dilakukan dengan bantuan program GT STRUDL versi
25.0.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa rasio
gaya geser yang terjadi pada kolom terjauh terhadap kolom terdekat dari
pusat kekakuan mencapai 13,988 x dan pertambahan gaya geser pada
kolom terjauh dari pusat kekakuan akibat momen puntir tambahan
mencapai 41,31 %.

59
PENENTUAN MODULUS DEFROMASI UJI BEBAN PELAT DAN UJI
KEMBANG KARET PADA BATUAN BREKSI, STUDI KASUS PLTA
CISOKAN

Christanto Kaelan
NPM: 1997410245

Pembimbing: Wisjnu Yoga B., Ir., MSCE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Dalam penulisan ini dilakukan pengkajian modulus deformasi yang
dihasilkan dari uji beban pelat dan uji kembang karet. Kedua uji ini
termasuk uji insitu karena dilakukan langsung ditempat dimana bangunan
akan didirikan, untuk uji beban pelat tekanan diberikan secara vertikal
sedangkan uji kembang karet secara horisontal. Beban puncak untuk uji
beban pelat sebesar 60 kg/cm 2 dan 120 kg/cm 2(hanya untuk satu uji),
sedangkan untuk uji kembang karet sebesar 150 kg/cm 2. Studi dilakukan
dilokasi ADL-1 bendungan bawah PLTA Cisokan yang didominasi oleh
batuan breksi. Uji beban pelat ada 4 buah sedangkan uji kembang karet 1
buah (hanya dalam rangka studi). Batuan berjenis breksi dengan fragment
andesit dan kelas CM (klasifikasi CRIEPI). Lebar joint antara 1-5 mm dan
jarak antar joint antara 5-10 cm.
Dari uji beban pelat didapatkan Modulus Deformasi (peak to peak) untuk DTL-1
s/d 4 sebagai berikut : 32931 kg/cm2, 97376 kg/cm2, 167407 kg/cm2, 93361
kg/cm2. Disimpulkan modulus deformasi tergantung dari beban maksimum yang
diberikan dan kondisi diskontinuitas dari lokasi uji. Dari hasil pergerakan
transducer tambahan yang dipermukaan lantai terowongan disekitar titik uji DTL-
3 disimpulkan bahwa batuan tidak terpengaruh pada pembebanan pada jarak 55
cm dari uji pusat beban pelat (berdiameter 30 cm). Sedangkan dari uji kembang
karet didapatkan bahwa tekanan 150 kg/cm2 hanya terjadi perubahan radius
yang sangat kecil, disimpulkan bahwa modulus deformasi batuan sangat tinggi
dan kemungkinan lebih besar daripada yang diperoleh dengan uji kembang
karet, juga menunjukkan modulus defomasi batuan pada arah horisontal lebih
besar daripada arah vertikal.
Perbandingan modulus deformasi uji beban pelat dengan uji kembang
karet didapatkan sebesar 0,99. Hasil ini dikaji terhadap perbandingan
modulus deformasi uji beban pelat dengan uji kembang karet
menggunakan laporan teknis OYO dan didapatkan perbandingan sebesar
0,54. Untuk mendapatkan perbandingan yang lebih baik disarankan untuk
memperbanyak uji kembang karet.

60
STUDI PENANGANAN MASALAH BANJIR KALI CIDENG, DKI
JAKARTA

SUWANDI
NPM: 1997410246

PEMBIMBING: DR. AGUNG BAGIAWAN I., Ir., M.Eng

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Kawasan Kali Cideng mendapat prioritas utama penanganan banjir, karena
pertimbangan daerah pengaliran Kali Cideng melalui daerah-daerah
potensial, seperti kawasan pertokoan, perkantoran dan pusat bisnis.
Berdasarkan pengkajian terhadap lokasi- lokasi genangan di sekitar Kali
Cideng, penyebab utama adalah sukar masuknya aliran air dari saluran-
saluran mikro menuju Kali Cideng. Maka dari itu, diupayakan untuk
menurunkan elevasi muka air Kali cideng agar dapat menanggulangi
lokasi- lokasi yang sering tergenang tersebut.
Dari hasil simulasi pemodelan Kali Cideng dengan bantuan program
Duflow, didapatkan usulan penanggulangan ya ng paling optimal atas
dasar penurunan elevasi muka air yang besar dan dapat
tertanggulanginya lokasi- lokasi yang sering tergenang secara maksimal.
Usulan penanggulangan itu adalah dengan pengalihan aliran Kali Krukut
ke Kali Banjir Kanal dan aliran Kali Surabaya ke Kali Ciliwung serta
pembuatan pintu air di daerah Sogo.

61
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BETON RINGAN f c’ = 25
MPa MENGGUNAKAN ALWA (ARTIFICIAL LIGHT WEIGHT
AGGREGATE) DENGAN BENDA UJI BALOK BERUKURAN 150 ×
150 × 600 mm3

ERICH
NPM: 1997410252

PEMBIMBING: Ny. WINARNI HADIPRATOMO, Ir.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Pada saat ini, sebagian besar proyek pembangunan menggunakan beton
sebagai material pembentuk struktur. Beton yang terbentuk dari
pencampuran agregat halus, agregat kasar, semen dan air sebagai bahan
utama, memberikan kontribusi berat yang besar bagi struktur bangunan.
Hal ini akan membuat dimensi struktur pendukung bangunan/pondasi
menjadi besar. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan beton
ringan (light-weight concrete). Beton Ringan dapat dibuat dengan
menggunakan ALWA (Artificial Light Weight Aggregate) sebagai agregat
kasarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari besarnya kekuatan lentur dari
beton ringan yang menggunakan ALWA (Artificial Light Weight Aggregate)
sebagai agregat kasarnya. Mutu beton yang direncanakan adalah fc’ = 25
MPa dengan benda uji berupa balok berukuran 150 × 150 × 600 mm3.
Pengujian dilakukan pada umur perawatan beton 3, 7, 14, 28, dan 60
hari.
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa beton ringan yang
dihasilkan dari penelitian ini cukup kuat untuk menahan gaya lentur,
karena kuat lentur yang dihasilkan lebih besar dari syarat minimum yang
ditetapkan ACI maupun SNI.

62
KORELASI EMPIRIK PARAMETER TANAH LEMPUNG TEGUH
HASIL UJI PREBOREHOLE PRESSUREMETER TERHADAP UJI
PENETRASI STANDAR (SPT) DAN UJI LABORATORIUM

IDA BAGUS ANANDA WIDIA


NPM.: 1997410274

PEMBIMBING: Prof. PAULUS P. RAHARDJO, Ir. MSCE., Ph.D

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
AGUSTUS 2001
ABSTRAK
Dewasa ini alat uji pressuremeter mulai digunakan di Indonesia. Di antara
uji lapangan, uji pressuremeter mempunyai daya tarik tersendiri yaitu
parameter-parameter yang tidak dapat diperoleh pada uji lapangan lain
dapat diinterpretasikan berdasarkan hasil uji pressuremeter, diantaranya
adalah tekanan leleh (yeild pressure) dan tekanan runtuh (limit pressure)
dapat langsung diukur di lapangan.
Uji pressuremeter mengukur parameter tanah secara langsung oleh sebab
itu interpretasi parameter teknis tanah diinterpretasikan berdasarkan
korelasi empirik atau semi empirik. Dalam penelitian ini, dibahas mengenai
korelasi empirik antara tekanan horisontal tanah at rest (Po), tekanan leleh
(Py ’), tekanan runtuh (Pl’) dengan NSPT dan parameter hasil uji
laboratorium, yaitu : kuat geser undrained (Cu), indeks kompresi (Cc),
tekanan prakonsolidasi (Pc) dan Liquidity Index (LI). Korelasi ini
didasarkan pada data-data tanah lempung teguh di Jakarta (tanah jenis
CH dan ML-MH), yang kemudian akan dibandingkan dengan korelasi-
korelasi yang telah dibuat oleh para ahli untuk tanah di daerah lain.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa korelasi
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan praktis dalam menentukan
parameter-parameter teknis tanah. Korelasi tersebut diantaranya dapat
dinyatakan dalam persamaan regresi.

63
Penetuan Nilai Adhesi antara Batuan dan Beton pada Pengujian
Geser Blok Insitu, Studi kasus Terowongan Adit III di Lokasi
Bendungan Atas pada Proyek PLTA Cisokan, JawaBarat

ALEXANDER DIAN SUKIRNO


NPM: 1997410281
Pembimbing: Ir. Wisjnu Y Brotodihardjo, MSCE

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Di batas wilayah Kab. Bandung dan Cianjur, saat menulis karya tulis ini akan dibangun
sebuah Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan membendung Sungai
Cisokan, yang merupakan salah satu anak Sungai Citarum. PLTA Cisokan akan menjadi
PLTA pertama di Indonesia yang memakai sistem pumping storage antara Bendungan
Atas ke Bendungan Bawah. Oleh karena suatu bendungan harus dapat menahan gaya
hidrostatik yang diakibatkan tekanan air di hulu bendungan, maka suatu bendungan
harus dirancang memenuhi kriteria untuk mampu menahan beban geser akibat gaya
hidrostatik tersebut. Bendungan tersebut dibuat dari bahan baru disebut Roller
Compacted Concrete (RCC). Maka dipandang perlu untuk memperoleh besaran tekanan
geseran maksimum bendungan diperlukan parameter adhesi C dan f. Parameter adhesi
tersebut diperoleh dari Pengujian Geser Blok Insitu pada lokasi yang dianggap cukup
mewakili keadaan tegangan-tegangan yang akan terjadi pada sebuah bendungan.
Pengujian Geser Blok Insitu mengacu kepada ASTM’95 yang sudah dimodifikasi. Adapun
lokasi Pengujian Blok Geser Insitu yang akan menjadi bahan studi penulis adalah di
Bendungan Atas. Pada lokasi Bendungan Atas tersebut telah dilakukan Pengujian Geser
Blok Insitu sebanyak 4 pengujian; 2 pengujian dengan beban normal 2.5 kg/cm 2 dan 2
pengujian dengan beban normal 10 kg/cm2. Dan dari 4 terowongan adit pada Bendungan
Atas, dilakukan pengujian di Terowongan Adit III yang dipilih, karena kondisi geologis
yang secara visual dipandang paling buruk. Jenis batuan pada Terowongan Adit III
tersebut ialah sandstone yang diselingi oleh siltstone, breksi maupun material isian kalsit.
Pengujian Geser Blok Insitu tersebut pada dasarnya terdiri dari 2 tahap ; yaitu tahap
konsolidasi dan tahap geser. Tahap konsolidasi merupakan aplikasi beban normal untuk
memodelkan beban bendungan. Sedangkan tahap geser merupakan aplikasi beban
geser. Dari tahap geser tersebut akan diberikan beban hingga mencapai puncak ketika
blok mengalami failure, setelah failure akan pembebanan geser dilanjutkan hingga
mencapai beban residual, yang keduanya merupakan fungsi dari beban normal yang
diaplikasikan. Setelah diperoleh tegangan geser, baik puncak maupun residual. Maka
akan dapat dihitung parameter adhesi C dan puncak dan residual, yang diperoleh dari
analisa grafis antara tegangan normal dan tegangan geser. Pada Bendungan Atas
tersebut akan memberikan nilai adhesi: Cpeak = 12-55 kg/cm2 , fpeak = 45o -65.5o dan
Cres = 6-21 kg/cm2 , fres = 18o –52o .
Selain data adhesi C dan f, diperoleh data keadaan permukaan kekasaran dan geologi
titik pengujian, yang akan mendukung parameter adhesi yang telah diperoleh.
Pengalaman mengikuti pelaksanaan pengujian geser hingga pengolahan data hasil uji
diuraikan dalam karya tulis ini.

64
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN SISA AYAKAN PASIR
GUNUNG SEBAGAI AGREGAT BETON

STEFANUS ERIK ADHI R.


NPM: 1997410290

PEMBIMBING: HERMANTO SUBAGIJO, IR., MT.

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
(Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997)
BANDUNG
JANUARI 2002
ABSTRAK
Beton saat ini merupakan salah satu bahan bangunan yang paling banyak
digunakan dalam konstruksi, karena awet, ekonomis, dan mudah dibentuk
sesuai yang diinginkan. Agregat merupakan bahan utama dalam
pembuatan beton, karena 60-80 % volume beton terisi oleh agregat.
Agregat yang digunakan harus mempunyai mutu yang baik, karena
mempengaruhi kekuatan, keawetan, dan kelecakan beton.
Pada studi eksperimental ini digunakan sisa ayakan pasir gunung sebagai
pengganti batu split dan pasir beton sebagai agregat beton dengan kuat
tekan rencana fc’=22,5 MPa sesuai ACI 211.1-91. Penggunaan sisa ayakan
pasir gunung ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang lebih
ekonomis, tetapi masih mempunyai kekuatan yang cukup baik.
Dari penelitian yang dilakukan dengan benda uji kubus didapat bahwa
kuat tekan beton yang menggunakan sisa ayakan pasir gunung hanya
mencapai 58 % dari kuat tekan yang direncanakan, dan kurang lebih
70 % dari kuat tekan beton dengan agregat normal sebagai
pembanding. Sedangkan kuat lentur yang dicapai adalah 3,69 MPa
dengan nilai φ = 0,93 lebih besar dari persyaratan korelasi dari ACI yaitu
0,62, sehingga beton dengan agregat sisa ayakan pasir gunung
mempunyai kuat lentur yang relatif tinggi terhadap kuat tekannya.
Hal positif dari agregat sisa ayakan pasir gunung dibanding agregat
normal yaitu setelah umur 28 hari kekuatan beton dengan agregat sisa
ayakan pasir gunung masih bisa meningkat lagi, hal ini ditunjukkan oleh
grafik hubungan antara umur perawatan dengan kuat tekan maupun kuat
lentur beton dimana kurva mempunyai gradien yang masih meningkat.

65

Anda mungkin juga menyukai