Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN

PERALATAN TEMPERATURE MEASUREMENT

(TM.II)

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Annisa Nurul Firda (061530400995)


2. Muhammad Arief (061530401004)
3. Nuzul Al Qori (061530401009)
4. Savira Dyah Istiqlawati (061530401013)
5. Valen Putriana Sari (061530401016)
6. Ikke Febri Yenika (061530402178)
7. M Arief Rachman (061530402179)

Instruktur : Ir.A Hussaini, M.T


Jurusan : Teknik Kimia
Kelas : 2 KC

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015/2016
PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN
PERALATAN TEMPERATURE MEASUREMENT

I. TUJUAN PERCOBAAN
− Mengetahui dan mempelajari perubahan derajat Celcius ke satuan tegangan dan
ke satuan arus.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan :


 Satu set Temperature Measurement
 Termometer Pt 100, termokopel dan termistor
 Termometer air raksa
 Tester
 Botol aquadest
 Stopwatch

Bahan yang digunakan :


 Aquadest
 Es

III. DASAR TEORI

Thermocouple adalah perangkat yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda,
biasanyapaduan-paduan logam (metal-alloys), yang menghasilkan tegangan yang
berbanding lurus dengan perbedaan suhu antara kedua ujung pasangan konduktor.
Thermocouple adalah jenis sensor suhu yang banyak digunakan uktuk
pengukuran dan control, dan juga dapat digunakan untuk mengubah gradient panas
menjadi listrik. Keterbatasan utama dengan termokopel adalah akurasi dan kesalahan
sistem kurang dari satu derajat Celcius bisa sulit untuk tercapai.
Pada 1821, fisikawan Jerman-Estonia Thomas Johann Seebeck menemukan
prinsip efek Seebeck bahwa ketika konduktor apapun dikenakan gradient termal,
maka akan menghasilakn tegangan, fenomena ini sekarang dikenal sebagai efek
termoelektrik atau efek Seebeck. Untuk mengukur tegangan ini selalu melibatkan atau
menghubungkan konduktor lain dengan ujung ‘hot’ (panas).
Konduktor tambahan ini kemudian akan juga mengalami gradien suhu, dan
menimbulkan tegangan sendiri yang berlawanan dengan tegangan yang asli.
Untungnya, besarnya efek tergantung pada logam yang digunakan. Dengan
menggunakan logam yang berlainan untuk melengkapi rangkaian membentuk
rangkaian dimana kedua ujungnya menghasilakan tegangan yang berbeda,
meninggalkan perbedaan tegangan kecil yang tersedia untuk pengukuran. Perbedaan
tegangan semakin besar mengikuti kenaikan suhu, dan perbedaan tegangan itu sebesar
1 dan70 microvolts per derajat Celcius untuk kombinasi logam standar.
Tegangan itutidak dihasilkan pada junctiondari dua logam dari termokopel
melainkan pada sebagian dari panjang dua logam berlainan yang dikenakan gradient
suhu. Karena kedua panjang logam yang berlainan itu mengalami gradient suhu yang
sama, hasil akhirnya adalah pengukuran suhu pada junction dari termokopel seperti
terlihat pada gambar di bawah ini :

Metal A

eAB
+
Metal B

eAB =SEEBECK VOLTAGE

Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya terhadap suhu masing-masing titik


pertemuan dua buah kawat adalah linear. Walaupun begitu, untuk perubahan suhu
yang sangat kecil, tegangan pun akan terpengaruh secara linear, atau dirumuskan
sebagai berikut :

∆𝑉 = 𝑆∆𝑇

Dengan ∆𝑉 adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan ∆𝑇 adalah


perubahan suhu. Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang berdampak pada
nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut, dan nilai S akan bersifat non-
linear di atas rentang tegangan dari termokopel tersebut. Termokopel diberi tanda
dengan huruf besar yang mengindikasikan komposisinya berdasarkan aturan
American Standard Institude (ANSI), seperti di bawah ini :

Tipe Material Temperature Sensitivitas


(+ dan -) kerja (⁰C) (𝝁V/⁰C)
E Ni-Cr dan Cu-Ni -270−1000 60.9
J Fe dan Cu-Ni -210−1200 51.7
K Ni-Cr dan Ni-Al -270−1350 40.6
T Cu dan Cu-Ni -270−400 40.6
R Pt dan Pt(87%)-Rh(13%) -50−1750 6
S Pt dan Pt(90%)-Rh(10%) -50−1750 6
B Pt(70%)-Rh(30%) dan -50−1750 6
Pt(94%)-Rh(6%)
Sensor merupakan piranti yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur
magnitude sesuatu. Sensor merupakan tranduser yang digunakan untuk mengubah
variasi mekanis, magnetis, panas, menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
dikategorikan sebagai pengukur dan mempunyai peranan penting dalam pengendalian
proses pabrikasi otomatis.

Termokopel merupakan sensor suhu yang terdiri atas sepasang penghantar


yang berbeda disambung las atau dileburkan bersama pada satu sisi membentuk
penghantar ”hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung ujung bebasnya untuk
menghubungkan dengan penghantar ”cold” atau sambungan referensi.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Pemanasan air

1. Mengisi air pada water bath (aquadest).


2. Meletakkan thermometer air raksa, platinum, bimetal,termokopel dan
thermometer transmitor pada tutup water bath.
3. Menghubungkan kabel pada Temperature Measurement ke stop kontak.
4. Memutar Main Suplay pada posisi “on”, lampu indicator main on akan
menyala.
5. Memutar tombol merah pada Water bath pada skala 100⁰C.
6. Menekan tombol hijau pada Water bath bersamaan dengan menghidupkan
Stop watch.
7. Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah secara bergantian pada termokopel, platinum dan termistor.
8. Mencatat kenaikan volt dan arus.
9. Bila thermometer air raksa telah menunjukkan 100⁰C, menekan tombol
hijau pada water bath.
10. Mematikan alat dengan cara memutar Main suplay pada posisi “off”.
11. Mencabut kabel dari stop kontak.

b. Isotherm

1. Mengisi termos isotherm dengan air es.


2. Meletakkan thermometer air raksa, platinum, bimetal, termokopel dan
thermometer transmitor pada tutup termos es.
3. Menghubungkan kabel pada Temperature Measurement ke stop kontak.
4. Memutar Main Suplay pada posisi “on”, lampu indicator main on akan
menyala.
5. Pada saat memutar Main Supplay pada posisi “on”, menghidupkan
stopwatch.
6. Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah secara bergantian pada termokopel, platinum dan termistor.
7. Mencatat kenaikan volt dan arus setiap satu menit sampai waktu 15 menit.
8. Mematikan alat dengan cara memutar Main Suply pada posisi “off”.
9. Mencabut kabel dari stop kontak.

c. Pemanasan udara

1. Meletakkan thermometer air raksa, platinum, bimetal,termokopel dan


thermometer transmitor pada alat di atas blower.
2. Memutar tombol pada electronic pada 30⁰C.
3. Menghubungkan kabel pada Temperatur measurement ke stop kontak.
4. Memutar Main Suply pada posisi “on”, lampu indicator main on akan
menyala.
5. Menekan tombol Stand by dan tombol warna hijau pada blower
bersamaan dengan menghidupkan stop watch.
6. Memasukkan kabel tester tombol hitam ke hitam dan tombol merah ke
merah secara bergantian pada termokopel, platinum dan termistor.
7. Mencatat kenaikan volt dan arus setiap 1 menit.
8. Mematikan stop watch bila thermometer air raksa menunjukkan
temperature 30⁰C.
9. Menekan tombol warna hijau dan tombol Stand by.
10. Mematikan alat dengan cara memutar Main Suply pada posisi “off”.
11. Mencabut kabel dari stop kontak.
V. DATA PENGAMATAN

a. Pemanasan Air

Termokopel
Waktu Air Raksa
(Menit) Temperature Volt Arus
(oC)
1 30 31,2 0,0002 00,001
2 33 34,4 0,0002 00,001
3 34,5 34,3 0,0006 00,001
4 35,5 44,4 0,0002 -00,001
5 40 49,13 0,0002 00,001
6 42,5 53,9 0,0003 -00,001
7 45 58,8 0,0001 -00,001
8 49 63,2 -0,0003 -00,001
9 56 67,9 0,0001 00,001
10 59 72,4 -0,0008 -00,001
11 64 76,7 -0,0001 00,001
12 67 81,4 0,0001 00,001
13 75 85,3 0,0000 -00,001
14 85 89,7 -0,0001 00,001
15 92 94,3 -0,0036 -00,001
16 100 99 -0,0002 00,001
b. Isoterm

Termokopel
Waktu Air Raksa
(Menit) Temperature Volt Arus
(oC)
1 2 6,2 0,0018 00,001
2 2 2,7 0,0015 00,001
3 0 2,7 0,0001 -00,001
4 1 2,7 0,0001 00,001
5 6 2,7 0,0017 -00,001
6 6 2,7 0,0019 00,001
7 5 2,8 0,0017 -00,001
8 4 2,8 0,0008 -00,001
9 3 2,8 0,0037 -00,001
10 5 2,8 0,0016 -00,001
11 4 2,8 0,0007 -00,001
12 5 2,8 0,0001 00,001
13 4 2,9 0,0013 -00,001
14 4 2,8 0,0004 00,001
15 4 2,9 0,0002 -00,001
c. Pemanas Udara

Termokopel
Waktu Air Raksa
(Menit) Temperature Volt Arus
(oC)
1 34 50,7 -0,0003 -00,001
2 34 47,8 -0,0001 -00,001
3 34 43,8 -0,0001 -00,001
4 34 38,4 -0,0002 00,001
5 33,5 36,4 -0,0031 -00,001
6 33,5 35,1 -0,0007 00,001
7 33 35,1 -0,0001 -00,001
8 33 33,6 -0,0006 -00,001
9 32 33,2 -0,0006 -00,001
10 32 33,1 -0,0003 -00,001
11 32 33,2 -0,0001 -00,001
12 32 33,0 -0,0002 00,001
13 31,5 33,2 -0,0002 -00,001
14 31,5 32,9 0,0004 -00,001
15 31 32,8 -0,0002 -00,001
16 31 32,8 0,0003 00,001
17 31 32,7 -0,0003 -00,001
18 30,5 32,8 -0,0003 -00,001
19 30,5 32,7 -0,0009 -00,001
20 30 32,7 0,0004 00,001
Pemanasan air

Temperatur termokopel Vs Tegangan


termokopel
120

100

80
Temperatur( C)

60
temperatur
40
tegangan
20

0
0 5 10 15 20
-20
tegangan ( volt)

Isoterm

Temperatur termokopel Vs Tegangan


termokopel

7
6
5
Temperatur( C)

4
3
temperatur
2
1 tegangan
0
-1 0 5 10 15 20

tegangan ( volt
Pemanas udara

Temperatur termokopel Vs Tegangan


termokopel

60
50
Temperatur( C)

40
30
20
10 temperatur
0 tegangan
-10 0 5 10 15 20 25
tegangan ( volt)
VI. ANALISA DATA
Pada percobaan ini, dilakukan pengkonversian dari satuan suhu menjadi satuan
arus listrik (ampere) dan beda potensial listrik (volt). Alat yang digunakan untuk
percobaan ini adalah temperature measurement dengan berbagai jenis alat ukur suhu
yang ada, seperti termokopel, termistor, dan pt-100 (RTD). Termometer tersebut
mengukur perubahan suhu dengan perubahan efek listrik. Efek listrik yang disebutkan
dapat berdasarkan perubahan resistansi dan timbulnya electro motive force yang
disebabkan oleh gradien suhu.

Pada pengkonversian temperatur terhadap perubahan efek listrik, dilakukan


pengukuran beda potensial dan arus listrik pada setiap socket-socket yang terhubung
dengan termometer yang ada. Hasilnya sangat beragam dan terlihat sangat jauh
berbeda pada hasil pengukuran temperatur pada praktikum sebelumnya.

Pada pengukuran sebelumnya, pt-100 merupakan termometer yang sangat


akurat dan sangat cepat merespon perubahan suhu. Namun dalam pengkonversian
suhu ke beda potensial dan arus listrik, termometer pt-100 tidak merespon sangat baik
bahkan pada hasil pembacaan pada multimeter terlihat tidak bergerak. Pada alat
temperatur measurement, terdapat 1 socket hitam dan 2 socket merah yang merupakan
jalan masuk informasi perubahan suhu yang berupa voltase dan akan disalurkan
ketransduser dan mengubah nilai tersebut menjadi nilai yang dapat dibaca. Pada
pengukuran beda potensial dan arus listrik, socket yang digunakan hanya 2 yaitu
socket hitam dan socket merah. Inilah yang menyebabkan nilai pengukuran arus dan
beda potensial tidak sebagus pengukuran suhu pada minggu lalu. Prinsip kerja pt-100
adalah membandingkan arus yang diketahui dengan arus yang sudah melalui
hambatan yang berubah akibat perubahan suhu, mungkin socket merah yang
digunakan merupakan socket arus yang diketahui atau arus yang telah melewati
hambatan dan tidak menggambarkan perubahan suhu yang terjadi.

Pada pengukuran termometer termistor, hasil yang didapatkan juga terlihat


tidak bergerak. Prinsip kerja termistor yaitu dengan terjadinya kenaikan suhu maka
hambatan pada termistor akan naik atau turun tergantung jenis termistornya. Pengaruh
nilai hambatan terhadap arus dapat dihubungkan namun pada hasil praktikum tidak.
Pada pengukuran termistor sendiri, nilai hambatan langsung dikonversi menjadi nilai
yang dapat dibaca. Itulah sebabnya arus dan beda potensial tidak menunjukkan
adanya perubahan suhu yang besar.

Termokopel memiliki hasil paling baik diantara termometer lain. Termokopel


terdiri dari 2 logam yang disatukan. Apabila ujung logam tersebut dipanaskan maka
terjadi gradien suhu dan menghasilkan electro motive force (emf) sesuai dengan efek
Seeback dan efek Peltier. Seiring bertambahnya suhu maka nilai electro motive force
semakin tinggi dan begitu pula saat terjadinya pendinginan. Dengan prinsip yang
sederhana, termokopel sangat mudah di konversikan. Elektro motive force akan
diteruskan dan menghasilkan tegangan dan arus. Itulah alasan mengapa hasil
pengukuran arus dan tegangan berbanding lurus dengan perubahan suhu.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :


 Konversi temperature ke arus dan tegangan diukur menggunakan suatu sensor
dan transduser yang dapat mengubah suatu besaran fisik atau kimia ke besaran
listrik yaitu temperature measurement dan tester.
 Sensor dan transduser yang digunakan bekerja berdasarkan prinsip
Termoelektris (efek Seeback, efek Thomson atau efek Peltier).
 Tegangan dan arus yang ditimbulkan berbanding lurus dengan suhu.

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Sutini Pujiastuti, 2014.Penuntun Praktikum Instrumentasi dan Pengukuran TI


131308.Palembang:POLSRI.
Kartika, Dorie, 2014.Laporan Tetap Praktikum Instrumentasi dan Pengukuran
Pengukuran Temperatur Efeek Seebeck (2), (online).
(https://id.scribd.com/doc/239587958/TM2, diakses pada10 November 2014).
Wardhi, azharul, 2014. Pengukuran Temperatur Efeek Seebeck (2), (online).
(https://id.scribd.com/doc/216585813/Laporan-tetap-TM2, diakses tanggal 10
November 2014).
Bocah,2009. Laporan Akhir Lab Konversi Tegangan dan Temperatur Kerja Kalor.
(online). (http :// nulisnulisnulis. wordpress.com /2009/07/01/ laporan-akhir-
lab-konversi-tegangan-dan-temperatur-kerja-kalor, diakses tanggal 10
November 2014).
Nika,2012. elektronika dasar. (online). (http://elektronika - dasar. web.id/teori-
elektronika/teori-sensor- dan-transduser-elektronika/, diakses tanggal 10
November 2014)
GAMBAR ALAT

Temperature Measurment

Termometer Air Raksa

Anda mungkin juga menyukai