terjadinya suatu reaksi kimia atau nuklir, bukan secara fisika. Reaktor kimia
adalah suatu tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri.
Ada dua model reaktor yang digunakan dalam reaksi kimia, yaitu STR
(Stirred Tank Reactor) dan Plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada
dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi serta
kondisi operasinya.
Reaktor STR dalam industry kimia merupakan peralatan yang komplek
dalam transfer panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui
selama reaksi kimia. Keberhasilan pengoperasian reaktor STR bergantung pada
pencampuran dan pengadukan selama proses. Selain itu, suhu pada pengoperasian
STR sangat sulit untuk dikontrol. (Perry, 1999: 23-4).
STR berbeda dengan reactor aliran lainnya seperti PFR( plug flow reactor)
dan PBR (PackedBad Reactor) karena adanya proses pengadukan (stirred) yang
memungkinkan adanya distrubusi sifat fisis dan kimiawi secara merata dari zat
yang bereaksi di setiap tempat dalam reaktor.
Penggunaan STR yang paling banyak adalah dalam memproduksi polimer,
barium sulfat dan penanganan limbah. Kekurangn dari STR adalah perubahan
reaktan per volumenya relative kecil dibanding reactor lain, karenanya dibutuhkan
suatu tangki reactor yang besar untuk menutup kekurangan ini dan hanya bias
diterapkan untuk rekasi dalam fasa cair.
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sangat bergantung pada
aktifnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Istilah
pengadukan dan pencampuran sebetulnya tidak sama satu sama lain. Pengadukan
(agitator) menunjukkan gerakan yang tereduksi menurut cara tertentu. Pada suatu
bahan didalam bejana, dimana gerakan ini biasanya mempunyai semacam pola
sirkulasi. Pencampuran (mixing) ialah peristiwa menyebarnya bahan secara acak,
dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya,
sedang bahan-bahan itu terpisah dalam dua fase atau lebih. Istilah pencampuran
digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang
”bercampur” tersebut sangat berbeda-beda. Tujuan dari pengadukan antara lain
adalah untuk membuat suspensi partikel zat padat, untuk meramu zat cair yang
mampu bercampur (miscible), untuk menyebar (dispersi) gas di dalam zat cair
yang lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus, dan
untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau
material kalor. Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan
sekaligus, misal dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana
hidrogenasi gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-
partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor dikeluarkan
melalui kumparan atau mantel (McCabe, 2003: 251).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada
kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan
untuk memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup
(atau pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk
membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki berpengaduk
dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk
daripada tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting
adalah nilai relatif atau energi aktivas (Smith,1981: 327).
Diagram Alir Proses
Steam Trap
Aliran air
masuk
Aliran uap
Aliran steam
Aliran air
pendingin
masuk
Aliran air
pendingin
keluar
Air masuk
Kerugian CSTR
- Rata-rata reaksi volumetrik yang lebih rendah akan menghasilkan
produktivitas rendah.
- Tidak sesuai untuk keseluruhan emulsi proses polimerisasi pada tahap
pertama penggunaan CSTR
- Timbul endapan di dasar akibat gaya sentrifugal CSTR
- Tidak dapat merubah grade dari RTD profile sesering mungkin karena
dapat mengurangi fleksibilitas reaktor
- Biaya tinggi, semakin besar CSTR yang digunakan atau semakin banyak
CSTR kecil yang digunakan semakin besar biaya yang dikeluarkan
- Waktu menunggu (proses) yang lebih lama
Keuntungan CSTR
- Operasi dalam keadaan tetap menyebabkan peralatan produk lebih stabil
- Penggunaan energi yang kualitasnya meningkat
- Produktivitas yang lebih tinggi dalam reduksi pada periode tidak
aktif(pengisian, pemanasan, pendinginan, dan pengosongan).
- Campuran lebih rata karena penggunaan teknik pengadukan (stiring)
Pertama, ditinjau dari konversi reaksinya. Feed yang masuk ke reaktor pertama
dalam suatu rangkaian reaktor susunan seri akan bereaksi membentuk produk
yang mana pada saat pertama ini masih banyak reaktan yang belum bereaksi
membentuk produk di reaktor pertama, sehingga reaktor selanjutnya berfungsi
untuk mereaksikan kembali reaktan yang belum bereaksi dan seterusnya sampai
mendapatkan konversi yang optimum. Secara sederhana, reaksi yang berlangsung
itu dapat dikatakan berkali-kali sampai konversinya optimum. Konversi yang
optimum merupakan maksud dari suatu proses produksi. Sementara itu jika
dengan reaktor susunan paralel, dengan jumlah feed yang sama, maka reaksi yang
terjadi itu hanya sekali sehingga dimungkinkan masih banyak reaktan yang belum
bereaksi. Walaupun pada outletnya nanti akan dijumlahkan dari masing-masing
reaktor, namun tetap saja konversinya lebih kecil, sebagai akibat dari reaksi yang
hanya terjadi satu kali.
Kedua, tinjauan ekonomisnya. Dalam pengadaan alat yang lain, misal jika seri
hanya memerlukan satu wadah untuk bahan baku (baik dari beton
ataupun stainless steel), dan konveyor yang digunakan juga cukup satu. Namun
jika paralel mungkin memerlukan wadah lebih dari satu ataupun konveyor yang
lebih dari satu untuk memasukkan feed ke masing-masing reaktor. Konsekuensi
yang lain dari suatu reaktor rangkain paralel adalah karena masih ada reaktan
yang banyak belum bereaksi maka dibutuhkanlah suaturecycle yang berakibat
pada bertambahnya alat untuk menampungnya, sehingga lebih mahal untuk
mendapatkan konversi yang lebih besar
Salah satu kerugian dari penggunaan reaktor tangki (CSTR) adalah bahwa
reaksi berlangsung pada konsentrasi yang realtif rendah, yaitu sama dengan
konsentrasi di dalam campuran yang meninggalkan reaktor. Akibatnya untuk
reaksi-reaksi berorde positif volume reaktor yang diperlukan menjadi besar. Salah
satu cara untuk menghindari kerugian ini adalah dengan mempergunakan
beberapa reaktor tangki yang dipasang seri, sehingga konsentrasi reaktan tidak
turun secara drastis tetapi bertahap dari satu tangki ke tangki yang berikutnya.