Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I

Proyeksi Piktorial

Bab II

Dasar-dasar Proyeksi Orthogonal

Bab II

Penutup
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang

limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik

dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah

ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk

masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Bab I

PROYEKSI PIKTORIAL

A. PROYEKSI PIKTORIAL

Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan

ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial disebut

juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial. Dari

contoh berikut dapat dibedakan gambar ilustrasi teknik jenis piktorial dan yang bukan piktorial.

1. Macam-macam proyeksi piktorial

a. Proyeksi aksonometri

Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial. Proyeksi ini merupakan

proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi,

maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk

benda seperti sebenarnya.

b. Proyeksi isometris

Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada sumbu-

sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya sangat sederhana

karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala perpendekan.

(a) Ciri pada sumbu

Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.

Sudut antara sumbu sudt satu dan sumbu lainnya 120°


(b) Ciri pada ukuran

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.

2) Penyajian proyeksi isometrik

Penyajian gambar dengan proyeksi isometric dapat dilakukan dengan kedudukan normal,

terbalik, atau horizontal.

(a) Proyeksi isometris dengan kedudukan normal

Kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut-sudut.

(b) Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik

Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:

(1) Memutar gambar dengan sudut 180° kkekanan dari kedudukan normal sesuai dengan

keduduan sumbunya.

(2) Mengubah kedudukan benda yang digambar dengan tujuan untuk memperlihatkan bagian

bawah benda tersebut

(c) Proyeksi isometri dengan kedudukan horizontal

Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, dimana garis-garis yang

tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.

1) Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 7°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.

2) Ketentuan ukuran

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan

pada sumbu z = 1 :
d. Proyeksi trimetri

Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara

sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbusumbu tersebut. Sudut proyeksi trimetri adalah

20 untuk alfa dan 30 untuk beta atau 10 untuk alfa dan 20 untuk beta.

e. Proyeksi miring (Oblique)

Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi tidak tegak lurus

bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring). Permukaan depan dari benda

pada proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan

tergambar seperti sebenarnya.

Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier,

sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring

cabinet. Gambar oblique biasanya dimulai dengan 3 basis sumbu yaitu 0 , 45 dan 90 .

f. Proyeksi perspektif

Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara

penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit

dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada

satu atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang

terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar perspektif.

Bab II

1. Dasar-dasar Proyeksi Orthogonal


Untuk dapat memproyeksikan benda secara orthogonal ( tegak lurus) perlu kita pahami dasar-
dasar proyeksi orthogonal. Benda tidaj lain dibatasi oleh bidang dan garis potong dari bidang
bidang tersebut. Untuk dapat memproyeksikan benda tersebut, kita harus dapat
memproyeksikan bidang dan garis. Untuk memproyeksikan bidang sama dengan
memproyeksikan 2 garis yang berpotongan pada bidang tersebut. Sedang untuk
memproyeksikan garis adalah sama dengan memproyeksikan dua titik yang tidak berimpit
pada garis tersebut. Berikut contoh proyeksi titik pada bidang proyeksi gambar 5.1a proyeksi
garis PG pada bidang proyeksi, masing-masing untuk PQ // bidang proyeksi. Gambar 5.1b,
PQ terletak sebarang terhadap bidang proyeksi, gambar 5.1.c dan PQ tegak lurus bidang
proyeksi gambar 5.1d sedang pada gambar 5.2 menunjukkan urut-urutan proyeksi orthogonal
dari suatu benda pada satu bidang proyeksi.

Gambar 5.1. Proyeksi Orthogonal dari titik dan garis

Gambar 5.2. Proyeksi Orthogonal dari benda

2. Proyeksi Orthogonal dalam gambar teknik


Dalam gambar teknik kita mengenal dua macam proyeksi, yaitu
a. Proyeksi Eropa atau proyeksi sudut pertama dan
b. Proyeksi Amerika atau proyeksi sudut ketiga
a. Proyeksi Eropa
Ketentuan dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara
memproyeksikan :
Benda yang akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai
pandangan depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah
pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang
ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana pengamat/
orang akan memproyeksikan.
Kemudian benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar
5.3b. Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi pandangan depan
( A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi
bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyeksi pandangan
kanan ( D) ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan
gambar proyeksi belakang ada dibidang sisi depan Gambar 5.3b
Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar
proyeksi pandangan depan.
Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti
pada gambar 5.3d
Ciri-ciri dari hasil proyeksi eropa :

1. Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan
Gambar 5.4. Proyeksi Eropah atau Proyeksi Sudut Pertama
b. Proyeksi Amerika
Ketentuan dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda. Cara
memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang
diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah memandangnya.
Kemudian benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar
5.4a. Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan
Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang
atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan ,
pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang lihat
gambar 5.4a
Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar
proyeksi pandangan depan.
Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika
seperti pada gambar 5.4c
Ciri-ciri dari hasil proyeksi Amerika :

1. Pandangan atas terletak di atas pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan

Gambar 5.4. Proyeksi Amerika atau Proyeksi sudut ketiga


Bab III
Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai