Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PKN

X IPS 2
Nama Kelompok 3 :
 I Gusti Agung Puspa Dewi (10)
 I Kadek Yuda Adi Arsana (12)
 Ida Ayu Regina Cahyani (18)
 Ni Putu Rahayu Mahadewi (28)
 Putu Bintang Pradnya Anjani (33)
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ancaman terhadap ketahanan
nasional bidang ideologi”.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata Pendidikan dan Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki.
Akhirnya kami sebagai penulis dari makalah ini berharap agar apa yang kami
cantumkan pada makalah ini ada manfaatnya bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya
yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa
tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang
bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu
komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang
dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba
berubah akan memberikan motivasi dlam menciptakan suasana damai.
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adadnya
tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan PKI,
RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di Timor- Timur
yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan
politik menyebabkan lepasnya kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan
dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas
dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pila beberapa aksi
provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai kerusuhan yang
diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang
ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat
dengan wilayah negara lain.

1.2 Rumusan Masalah


Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Negara Kesatuan Republik Indonesia masih
tetap berdiri sebagai satu bangsa dan Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat. Hal tersebut
membuktikan bahwa Negara Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman,
hambatan, dan ganguan dari manapun datangnya. Dalam rangka menjamin ekstensi bangsa dan
Negara dimasa kini dan dimasa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki
keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai masalah sebagai berikut :
 Pengaruh
1. Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan
bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua
individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial).
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak
dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang
bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan
pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar
kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan
bebas.

2. Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin
pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada
awal revolusi industri.
Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis
menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis
dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara.
Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau
mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut atau mempertahankan
kekuasaan komunisme akan :
a. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan-golongan, tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
b. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, dan
didasarkan pada kebendaan (materialistis). Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi
kehidupan bermasyarakat.
c. Masyarakat komunis bercorak Internasional.
Masyarakat yang dicita-citakan oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia yang
tidak dibatasi oleh kesadaran nasiona1. Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang
terkenal”Kaum buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme menghendaki masyarakat
tanpa nasionalisme.
d. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas. Masyarakat
tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan
tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas alat produksi dan tanpa
pembagian kerja.
3. Faham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab Agama.

B. Ideologi Pancasila

Sila-sila Pancasila adalah :


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwalikan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan
yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun
kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran
dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin
keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang riil dan wajar
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan
antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana
kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadlian sosial.

Anda mungkin juga menyukai