Disusun oleh:
Caecilia Linda
1261050097
Fadli Muhamad
1261050172
Pembimbing :
JAKARTA
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 1 minggu. Diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan
25,5% pada anak usia 1-4 tahun.1 Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal
tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang.
Sebagai gambaran 17% kematian anak disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, diare
masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia
24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia
15,5%.2 Di Indonesia, prevalensi diare klinis tertinggi di provinsi NAD dengan 18,9% dan
terendah DI Yogyakarta dengan 4,2%. Bila dilihat dari jenis kelamin, yaitu 8,9% pada laki- laki
dan 9,1% pada perempuan. Prevalensi diare lebih banyak di daerah pedesaan dibanding dengan
perkotaan, yaitu sebesar 10% di pedesaan dan 7,4% di perkotaan dan cenderung lebih tinggi pada
kelompok pendidikan rendah dan bekerja sebagai petani/nelayan dan buruh.3
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
MR No. : 00-08-15-74
Nama : An. M .K B
Tanggal lahir : 14 Oktober 2016
Usia : 7 bulan 4 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Nusa I 10 10/03, Kramat jati, Jakarta Timur
Tanggal datang : 15/5/2016
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis oleh ibu kandung pasien,
di bangsal A ruang observasi, RSU UKI
Pasien datang ke RSU UKI dengan keluhan utama berupa bab cair sejak 1 hari SMRS.
Pasien pada awalnya buang air besar dengan konsistensi kental dan lengket sebanyak 6x
berwarna hijau.Setelah itu menjelang malam pasien buang air besar dengan konsistensi cair
sebanyak 3 kali dan juga berwarna kehijauan. Tidak ditemukan adanya lendir maupun darah
pada tinja. Menurut ibu pasien, kemungkinan hal itu disebabkan karena makanan pasien yang
diganti dari promina menjadi bubur saring berisi ikan, brokoli, jagung, dan wortel. Perubahan
makanan pasien dilakukan pada tanggal 11 Mei 2017. Pada awalnya tidak ada reaksi apa- apa,
tetapi pada tanggal 14 Mei 2017 muncul keluhan tersebut.
+1 hari SMRS Selain bab cair, pasien juga mengalami demam yang dimulai pada saat bersamaan
dengan munculnya keluhan pertama. Ibu pasien sudah mencoba memberikan paracetamol.
Demam berkurang tetapi kembali meningkat pada saat malam hari. Keluhan mual, muntah,
batuk, dan pilek disangkal.
-Riwayat kelahiran:
BCG 1 bulan
Campak -
MMR -
TIPA -
Kesan : Imunisasi dasar sesuai dengan jadwal program imunisasi nasional 2016
-Riwayat makanan
0-3 bulan : pasien mendapatkan ASI eksklusif yang diberikan sesuai keinginan pasien
3-6 bulan : pasien sudah tidak mendapatkan ASI eksklusif dan diganti dengan susu
formula setiap 2 jam sekali sebanyak 50cc.
6 bulan-sekarang : susu formula ±60 cc setiap 2 jam ditambah promina 1-2x sehari
sebanyak ½ mangkuk kecil/±10 sendok.
Kesan: kualitas dan kuantitas makanan tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.
Data Antropometri
BB/U : hasil -2 SD
Kesan : normal
TB/U : hasil +3 SD
Kesan : perawakan tinggi
BMI : 7,2/ (7,2)2 = 14,1 (hasil di antara -1 SD dan -2 SD)
Kesan : status gizi baik
Kepala
Thoraks
Kista : negatif
Leukosit : negatif
Lemak : negatif
V. Diagnosis Kerja
VI. Penatalaksanaan:
o Diet : Bubur saring/susu
o IVFD : KA-EN 3A/24 jam 28 tpm (makro)
o Mm/ :
Acran 2x8 mg IV
L-Zinc 2x1 cth
Sanmol drop 3x0,8 cc
Nymico 3x0,8 cc
VII. Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
15 Mei 2017
PH= 1 PP= 2
BB= 7,2 kg
Subjek :
Aktif Pasif
BAB konsistensi cair, berwarna kehijauan Demam
Thoraks
Penatalaksanaan
o Rawat inap
o Diet : Bubur saring/susu
o IVFD : KAEN 3A/24 jam 28 tpm (makro)
o Mm/
Acran 2x8 mg IV
L-Zinc 2x1 cth
Sanmol drop 3x0,8 cc
Nymico 3x0,8cc
16 Mei 2017
PH= 2 PP= 3
BB= 7,2 kg
Subjek :
Aktif Pasif
BAB 1x mulai kental, ada ampas, BAB cair
beerwarna coklat (1/2 pampers) Demam
Makan bubur saring hanya sedikit
Thoraks
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : BU + 8x/menit
Perkusi : Hipertimpani, nyeri ketok (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba
ANALISA KASUS
Dari anamnesis :
Seorang bayi laki-laki umur 7 bulan, BB= 7,2 kg datang dengan keluhan bab cair sebanyak 9x
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit yang terjadi secara tiba-tiba. BAB berbentuk cair, tidak
berlendir, berwarna hijau, dan tidak terdapat darah, pasien juga mengeluhkan adanya demam
yang muncul bersamaan dengan keluhan bab cair. Dari pemeriksaan fisik:
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,5 °C
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut didapatkan diagnosis kerja diare
akut tanpa dehidrasi. Disebut diare akut karena frekuensi BAB>3x sehari, dengan konsistensi
cair dan berlangsung <1 minggu 1. Untuk menetapkan kategori dehidrasi, dibutuhkan 2 gejala
atau lebih untuk menegakkan apakah pasien mengalami dehidrasi atau tidak. Kriteria dehidrasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gejala/derajat dehidrasi Diare tanpa dehidrasi Diare dehidrasi Diare dehidrasi berat
ringan/sedang
Tidak ditemukan tanda Bila terdapat dua tanda Bila terdapat dua tanda
utama dan tanda atau lebih atau lebih
tambahan
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, tidak
sadar
Ubun- ubun Besar tidak cekung Besar sedikit cekung Sangat cekung
Mata Tidak cekung,air mata + Sedikit cekung,air mata Sangat cekung, air mata
kurang -
Mulut dan bibir Basah Sedikit kering Sangat kering
Keinginan untuk minum Normal, tidak ada rasa Ingin minum terus, ada Malas minum
haus rasa haus
Turgor Baik Kurang Sangat kurang
Akral Hangat Hangat Dingin
Jika dilihat dari tabel diatas, tidak ditemukan adanya tanda- tanda utama
berupa keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun, maupun tanda tambahan berupa ubun- ubun cekung, kelopak mata cekung, air mata
negatif, maupun mukosa bibir kering sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat dehidrasi
pada bayi ini. Menurut kami, untuk diagnosa awal berupa diare dengan dehidrasi ringan-sedang
tidak sesuai dengan kepustakaan jika dilihat dari tabel diatas karena sejak hari pertama pada
pasien tidak didapatkan tanda- tanda dehidrasi.
Selain itu, untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari diare pada pasien ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Penatalaksanaan pasien dengan rawat inap seharusnya tidak diperlukan, karena diare tanpa
dehidrasi dapat diatasi dengan menggunakan rencana terapi A yang merupakan penanganan diare
di rumah. Menurut kami, pasien ini disarankan untuk dirawat dikarenakan untuk memastikan
proses rehidrasi berjalan dengan tepat dikarenakan jika dilakukan di rumah tidak dapat dipantau.
Terlebih lagi dikarenakan tidak terdapat pojok oralit di RS UKI.
Rencana Terapi A
Terapi yang diberikan pada pasien diare akut tanpa dehidrasi adalah pemberian
cairan tambahan sebanyak anak mau, pemberian oralit sesuai umur dimana pada kasus ini untuk
usia 7 bulan diberikan 50-100ml oralit setiap kali BAB. Kemudian beri tablet zinc sebanyak 1
tablet per hari, dilanjutkan dengan pemberian makan/ASI, dan kapan anak harus dibawa kembali.
Selain itu, oralit yang diberikan untuk perawatan anak di rumah berupa oralit formula baru
dengan komposisi sebagai berikut 4 :
Diberikan penurun demam yaitu parasetamol (Sanmol dengan dosis 3X0,8 cc).
Dosis parasetamol 10-15 mg/kgBB/x= 70-105 mg 0,1 cc Sanmol setara dengan 10 mg0,7-1
cc. Pemberian obat penurun panas sudah tepat.
L- Zinc sirup tiap sendok teh mengandung 10 mg zinc, diberikan pada umur
>6 bulan= 20 mg, 2 sendok teh = 20 mg zinc pemberian 2 sendok teh sudah tepat. Zinc
diberikan selama 10 hari dengan tujuan, dapat menggantikan kandungan Zinc alami yang hilang,
mempercepat penyembuhan diare, dan juga untuk meningkatkan kekebalan tubuh.4
Nymico berisi Nystatin. Obat ini diindikasikan untuk infeksi rongga mulut
yang disebabkan candida albicans yang bekerja dengan cara mengikat sterol dalam membran sel
fungi. Hasil dari ikatan ini membuat membran tidak dapat berfungsi lagi sebagai rintangan yang
selektif, dan kalium serta komponen sel yang lainnya akan hilang. 6 Menurut kepustakaan yang
ada, terapi ini tidak dibutuhkan bagi pasien diare. Sehingga menurut kami obat ini tidak perlu
untuk diberikan.
Acran berisi Ranitidin yang diindikasikan untuk pasien dengan ulkus peptikum
dan Zollinger-Ellison Syndrome. Obat ini digunakan pada pasien ini untuk mencegah mual dan
muntah akibat Nymico yang memiliki efek samping berupa gangguan gastrointestinal, mual, dan
muntah. Obat ini bekerja dengan cara menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H-2
sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung dan menurunkan konsentrasi
7
ion hidrogen. Menurut kepustakaan juga tidak dibutuhkan obat ini dalam pengobatan diare
sehingga menurut kami obat ini tidak sesuai dengan terapi dari kepustakaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
2. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1,
Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2010:87-110
4. Depkes RI. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Depkes RI. 2011.
7.MIMSIndonesia.http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ranitidine/?type=brief&mtype=gen
eric