Anda di halaman 1dari 4

Lembar Tugas Mandiri

Nama : Naufal Wiyartha


NIM : 140405095

Perbedaan Senyawa Hidrokarbon dan Bukan Hidrokarbon dari Reaksi Kimia


Hidrokarbon terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon ini dapat diklasifikasi atau
digolongkan untuk mempermudah dalam pengenalannya. Penggolongan pertama berdasarkan
jenis ikatan antar atom karbonnya yaitu , hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh yaitu senyawa
hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Hidrokarbon tak
jenuh, ini yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih
dari 1 ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga (alkuna). Sedangkan penggolongan kedua
berdasarkan bentuk rantai karbonnya yaitu hidrokarbon alifatik (senyawa hidrokarbon dengan
rantai terbuka jenuh /ikatan tunggal maupun tidak jenuh / ikatan rangkap), hidrokarbon alisiklik
(senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar atau tertutup /cincin), dan hidrokarbon aromatik
(senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar /cincin yang mempunyai ikatan antar atom C
tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian ) ( Wilbraham, 1992).
Senyawa dasar hidrokarbon yang biasa di gunakan adalah metana, etana dan propana.
Senyawa hidrokarbon ini terjadi dari atom-atom karbon dan nitrogen. Hidrokarbon (HC)
merupakan salah satu refrigen alternatif pengganti refrigen halokarbon (R-12 dan R-22) karena
memiliki beberapa kelebihan yang dimiliki yaitu ramah lingkungan yaitu tidak merusak lapisan
ozon, pengganti langsung tanpa perubahan komponen, lebih hemat energi, dan memenuhi
standar internasional (Mainil, 2012).
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa tersebut.
Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan dengan pelarut yang relatif non polar
seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap
sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatik biasanya mengalami
reaksi subtitusi. Jenis reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon diantaranya sebagai berikut:
a. Pembakaran
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O. Suatu senyawa alkana yang bereaksi
dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air disebut dengan reaksi pembakaran.
Perhatikan persamaan reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon berikut.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Reaksi pembakaran tersebut, pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada senyawa metana
(CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua senyawa tersebut harus
memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa metana
adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa karbon dioksida adalah +4.
Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami oksidasi),
sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.

b. Reaksi Substitusi pada Senyawa Hidrokarbon


Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang
terikat pada atom C suatu senyawa hidrokarbon.
Pada reaksi halogenasi alkana, atom hidrogen yang terikat pada atom C senyawa alkana
digantikan dengan atom halogen. Ketika campuran metana dan klorin dipanaskan hingga 100°C
atau radiasi oleh sinar UV maka akan dihasilkan senyawa klorometana, seperti reaksi berikut.
100 °C
CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g)

Jika gas klorin masih tersedia dalam campuran, reaksinya akan berlanjut seperti berikut.
CH3Cl(g) + Cl2(g) → CH2Cl2(g) + HCl(g)
100 °C
CH2Cl2(g) + Cl2(g) → CHCl3(g) + HCl(g)
100 °C
CHCl3(g) + Cl2(g) → CCl4(g) + HCl(g)

Reaksi substitusi tersebut digunakan dalam pembuatan senyawa diklorometana. Jika reaksi
dilakukan pada senyawa etana, reaksi akan menghasilkan dikloroetana. Diklorometana
digunakan untuk pengelupasan cat, sedangkan triklorometana digunakan untuk dry–clean.

c. Reaksi Adisi pada Senyawa Hidrokarbon


Jika senyawa karbon memiliki ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna) dan
pada atom-atom karbon tersebut berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan dengan
gugus fungsi (atom atau molekul). Reaksi tersebut dinamakan reaksi adisi. Perhatikan reaksi
antara 1-propena dengan asam bromida menghasilkan 2-bromopropana sebagai berikut.

Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua atau rangkap tiga merupakan senyawa tak jenuh.
Pada senyawa tak jenuh ini memungkinkan adanya penambahan atom hidrogen. Ketika suatu
senyawa tak jenuh direaksikan dengan hidrogen halida maka akan menghasilkan produk tunggal.

d. Reaksi Eliminasi pada Senyawa Hidrokarbon


Reaksi eliminasi merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi melibatkan
pelepasan atom atau gugus atom dari sebuah molekul membentuk molekul baru. Contoh reaksi
eliminasi adalah eliminasi etil klorida menghasilkan etana dan asam klorida.

C2H5Cl(aq) → C2H4(aq) + HCl(aq)

Reaksi eliminasi terjadi pada senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) dan
menghasilkan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap).

e. Reaksi bromin
Hidrokarbon tak jenuh bereaksi cepat dengan bromin dalam larutan CCl4. Reaksi yang terjadi
adalah adisi bromin pada karbon ikatan rangkap. Larutan bromin berwarna merah kecoklatan,
sedangkan hasil reaksinya tidak berwarna. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya
larutan bromin. Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak bereaksi dengan bromin
(warna merah kecoklatan bromin tetap ada), sedangkan senyawa aromatik dapat mengalami
reaksi subtitusi dengn bromin dengan adanya katalis Fe atau AlCl3. Reaksi subtitusi tersebut juga
menghasilkan gas HBr.
f. Reaksi dengan H2SO4 pekat
Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H 2SO4 pekat dingin. Produk yang
dihasilkan adalah asam alkil sulfonat dalam H2SO4. Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4
pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatik bereaksi lambat.

g. Reaksi dengan KMnO4 (uji bayer)


Larutan KmnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik uumnya
tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hiangnya warna ungu dari
KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO4. Produk yang dihasilkan suatu glikol atau
1,2-diol
(Hart, 1983).

DAFTAR PUSTAKA

Mainil, 2012, Kaji Eksperimental Performansi Mesin Pendingin Kompresi Uap Dengan
Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon (Hcr12) Sebagai Alternatif Refrigeran Pengganti
R12 Dengan Sistem Penggantian Langsung (Drop In Substitute), Jurnal
Mechanical, Volume 3, Nomor 1.
Hart, 2005. Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi Aseton menjadi Hidrokarbon Aromatik.
Riset Grup Chemical Reaction Engineering and Catalysis, Departemen Teknik Kimia.
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI : Depok.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai