PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD
Maksud dari disusunnya laporan resmi Kimia Analitik ini adalah untuk
memenuhi syarat guna mendapatkan nilai praktikum Kimia Analitik bagi
mahasiswa jurusan teknik geologi yang mengambil mata kuliah Kimia Analitik
pada semester 2.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari disusunnya laporan resmi praktikum Kimia Analitik ini syarat
sebagai mengikuti praktikum – praktikum selanjutnya yang ada di STTNAS
Yogyakarta. Selain itu sebagai bukti hasil dari percobaan – percobaan yang di
lakukan saat praktikum.
1
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
BAB II
PERCOBAAN
2.1 PERCOBAAN 1
2
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya
mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau
prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks.
Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur
yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui
sebelumnyadari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan
tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara
logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung;
prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah
percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang
digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas
generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan
hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting
dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan
asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses penelitian.Banyak sekali alat-alat
praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agardalam proses penelitian dan
praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan
menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut beserta
fungsinya. tentu dari sini kita bisa belajar bagaimana penggunaannya agar dalam
penelitian kita nanti mendapatkan hasilyang akurat dan dapat dipercaya.hasil
penelitan tergantung dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan
alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga
tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus
teliti dan mebutuhkan pengetahuan
Bagaimana mengunakan alat tersebut agar tidak terjadi salah penggunaan
dan pemakainnya.Alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti alat
yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus
mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu
penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian tersebut.perhatian
terhadap penggunaan alat laboratorium harus diperhatikan guna keselamatan dan
keberhasilan kerja atau penelitian. Dalam praktikum pengenalan alat-alat
3
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi
dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan bahan-bahandari mikrobia yang tidak diinginkan (Anonim,2013).
Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu
bahan atau alat lain dari mikroba yang tidak diinginkan.Pada umumnya kegiatan
praktek laboratium diarahkan padaupaya supaya mahasiswa dituntut untuk
menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah
dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks.Ada juga percobaan yang
dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan
percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa
kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris
yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai
kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam
tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak
dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yangterbatas yang dilakukan oleh
mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan,keterampilan yang dipunyai, waktu
yang singkat dan kompleksitas generalisasi,merupakan keterbatasan percobaan
mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa
menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil
percobaan.Maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam
proses penelitian (Anonim,2013).
4
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.1.3 LAPORAN PERCOBAAN 1
5
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
5. Corong: untuk memasukan cairan
kedalam botol dan gelas ukur
6
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
9. Pipet tetes: untuk mengambil larutan
dalam yang kecil/tetes-tetes
7
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
14. Buret: untuk melakukan titrasi
8
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.2 PENYARINGAN ENDAPAN
Materi yang tersusun dari beberapa zat yang berbeda dan setiap zat
penyusun masih tetap mempunyai jati diri sendiri. Umpamanya seperti garam
kotor, sirop, dan masih banyak lagi. Oleh karena sifat - sifat setiap zat asal dalam
campuran tidak berubah dengan mudah. Kita kenal beberapa cara pemisahan
campuran antara lain penyaringan (filtrasi), penguapan, pelarutan, destilasi,
pembekuan, kristalisas dan kromatografi (hadi, 1997 : 10-11).
9
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.2.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
PENYARINGAN ENDAPAN
1. Ambil 5 ml larutan Pb Asetat masukkan dalam tabung pereaksi.
2. Tambahkan H2SO4amati apa yang terjadi dan catat (endapan dan warna).
3. Ambil kertas saring yang bebrbentuk lingkaran dan lipat menjadi ¼
lingkaran, kemudian lipat lagi 2-3 kali lipatan.
4. Masukkan kertas saring dalam corongdan basahi sedikit dengan air suling
atau aquades, agar kertas menempel pada dinding corong.
5. Pasang corong yang berkertas saring tersebut diatas elemeyer untuk
menampung fitrat atau air larutan pada endapan dan air cucian endapan.
6. Tuangkan larutan yang akan disaring endapannya kedalam corong,
penuanggan dibantu dengan pengaduk gelas agar larutan mengarah ke
lubang corong.
7. Tuangkan sedikit demi sedikit dan hati-hati agar tidak jatuh keluar corong.
PENGENALAN BAU NH3 SERTA LAKMUS
1. Ambil 4 tetes larutan NH4Cl 2% masukkan kedalam tabung reaksi dan
tambahkan beberapa tetes NaOH.
2. Pegang tabung reaksi dengan penjepit, lalu dipanaskan sambil di goyang-
goyang.
10
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
3. Arahkan mulut tabung ke tempat yang kosong, dan tabung agak
dicondongkan.
4. Setelah mendidih, angkat dari atas api jangan sampai larutan yang
didihkan tumpah.
5. Praktekan cara membau gas dengan cara mengipas-ngipas tangan diatas
mulut tabung ke arah hidung kita yang berjarak relatif jauh untuk membau
yang keluar.
6. Dekatkan lakmus merah ke mulut tabung, lihat apa yang terjadi pada
kertas lakmus merah tersebut dan simpulkan.
11
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.2.4 LAPORAN PENYARINGAN ENDAPAN
12
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2. Larutan PbSO4 + Warna larutan Pada saat
2CH3COOH berubah dari larutan PbSO4+
dilakukan penyaringan putih keruh 2CH3COOH
menjadi bening. disaring.
Larutan
berubah
menjadi
bening.
Endapan
PbSO4
berwarna putih
tersaring
sehingga
larutan tersisa
larutan
CH3COOH.
13
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT
NAMA PRAKTIKAN :MUH. SARIF NO. MHS. : 410015052
ROMBONGAN : 3C LAPORAN PERTEMUAN KE : 3
---------------------------------------------------------------------------------------------------
14
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Larutan berubah (putih) terlarut
menjadi bening sebagian dan
endapanberkura larutan menjadi
ng . bening dan
memilki bau
yang tak sedap.
3. Lakmus merah Perubahan Larutan
didekatkan pada mulut warna lakmus pencampuran
tabungreaksi ketika merah menjadi NH4Cl +
dipanaskan larutannya biru. NaOH yang
dipanaskan
menghasilkan
larutan basa.
15
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.3 ANALISIS ANION
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-
anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.
16
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Keterbatasan-keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil
yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana.Skema klasifikasi
yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktik. Skema ini
bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu
sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses
yang dipakai dapat dibagi menjadi :
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat,
hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,
dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida,
heksaflurosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat,
bromat, borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat,
oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B
17
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
(ii) Okidasi dan Reduksi dalam larutan : Manganat, permanganat, kromat,
dan dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang
lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
4. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak
18
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.3.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
ANION KARBONAT
1. Tambahkan larutan Na2CO30,5M : timbang 5,3 gr dan larutkan
alam air 100 ml, dengan HCl ener.
2. Dari langkah pertama dibagi menjadi 2 untuk melakukan
percobaan dengan pembanding.
3. Salah satu dari langkah 2 dilakukan pemanasan dan pada tabung di
tutup dengan tabung pereaksi yang terpasang gabus dengan pipa
bengkok .
4. Gas karbon dioksida dapat diidentifikasi dengan memgeruhkan air
kapur.Uji air kapur dapat dilakukan dengan peralatan dengan
tabung uji yang ditutup dengan gabus yang terdapat pipa bengkok.
5. Alirkan hasil langkah ke 3 dengan hasil langkah 4 dengan
menggnakan selang pada luar selang masing-masing.
6. Tabung yang ber isi dengan campuran Na2CO3dengan HCl di
panaskan hingga mendidih.
7. Akan ada aliran gas yang keluar dari pipa bengkonya, dan akan
terdapat reaksi pada tabung yang lainnya.
8. Jika dilakukan pemanasan secara lama maka akan mengurangu
kekeruhan yang ada pada percobaan yang di panaskan.
19
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.3.4 LAPORAN ANALISIS ANION
20
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2. Hasil percobaan 1 di Timbul gas Timbul gas dan
dagi 2 salah satunya (gelembung). gelembung
panaskan Masih terdapat penguraian ion
endapan-enapan CO3-, Cl-, Na+,
putih susu. H+.
Pada tabung
yang berisi air
barit terdapat
gelembung.
21
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.4 ANALISA KATION
22
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
klasifikasi golongan meniadakan pemakaian ammonium klorida disamping
ammonium karbonat senagai reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus
juga dimasukkan kedalam golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis
yang sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation –
kation golongan keempat hendak diendapka, adalah lebih logis untuk tidak
memasukkan magnesium kedalam golongan IV.
5. Golongan V (golongan alkali)
Kation – kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah dilakukan
pemisahan golongan secara berurutan. Untuk menentukan adanya kation NH4+,
harus diambil dari larutan analit mula – mula (sebelum dilakukan pemisahan).
untuk kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m dan K+, identifikasi dapat dilakukan dengan
uji nyala. Analisis kation dalam tiap – tiap golongan dilakukan sesuai langkah –
langkah tertentu, sehingga ,asing – masing kation akhirnya dapat diidentifikasi.
23
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
4. Masukkan larutan CaCl2 10 tetes ke dalam tabung pereaksi dan
ditambahkan larutan NH4OH 2 tetes.
5. Catat dan amati apa yang terjadi.
6. Akan terbentuk endapan-endapan.
KATION MAGNESIUM (Mg2+)
1. Larutan MgCl2 10 tetes dicampur dengan larutan NaOH 2 tetes
pada tabung reaksi.
2. Amati dan catat kejadian yang terjadi.
3. Larutan MgCl2 20 tetes dicampur dengan larutan NH4OH 10 tetes
pada tabung reaksi.
4. Amati dan catat kejadian yang terjadi.
5. Hasil percoban langkah ke2 dibagi menjadi 2 bagian, yang salah
satu bagian tersebut ditambahkan air.
6. Amati dan catat kejadian yang terjadi.
7. Larutan MgCl2 20 tetes dicampur dengan larutan NaCO3 3 tetes
pada tabung reaksi.
8. Dari hasil langkah ke 7 percbaan di bagi menjadi 2 yang salah
satunya diyambahkan H2SO4 sebanyak 1 tetes.
9. Amati dan catat kejadian yang terjadi.
24
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.3.4 LAPORAN ANALISIS KATION
25
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2. CaCl2 + NH4OH Warna larutan CaCl2 + 2NH4OH Ada bau yang
CaCl2 : 10 Tetes berubah berbeda dari
NH4OH : 2 Tetes menjadi keruh Ca(OH)2+ awalnya an
putih. 2NH4Cl terdapat
Terdapat endapan putih
endapan putih. (Ca(OH)2 yang
Sedikit berbau larut sebagian,
berbeda yang mana
dibanding terbentuk
larutan sebelum karena udara
dicampur. luar yang
mengandung
CO2.
26
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT
NAMA PRAKTIKAN :MUH. SARIF NO. MHS. : 410015052
ROMBONGAN : 3C LAPORAN PERTEMUAN KE : 6
---------------------------------------------------------------------------------------------------
27
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Masih agak sebagian, ada
berbau. bau tak sedap.
4. MgCl2 + NaCO3 Warna larutan MgCl2 + 2NaCO3 Warna larutan
MgCl2 : 20 Tetes bening. Mg(CO3)2 + enjadi keruh
NaCO3: 3 Tetes Terdapat 2NaCl karena terdapat
endapan putih endapan putih
susu (keruh). susu
Tidak berbau. Mg(CO3)2,dan
tidak berbau.
5. MgCl2 + NaCO3 + Warna larutan Endapan
H2SO4 menjadi bening MgCl2
yang awalnya terlarutkan
MgCl2 + keruh. karena
NaCO3:Setengahdari Enapan tercampur
percobaan 4. terlarutkan. larutan asam
H2SO4 : 1 Tetes Tiak berbau. H2SO4.
28
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.5 PENGENCERAN DENGAN LABU UKUR
Setiap zat padat, cair, atau gas memiliki kemampuan larut yang berbeda-
beda pada setiap pelarut. Perbedaan wujud ini juga membeirkan indikasi bahwa
pelarutan suatu senyawa harus menggunakan cara cara tertentu. Rencana dan
prosedur dari setiap pelarutannya pun berbeda-beda, berkembang sesuai dengan
sifat larut dari senyawa yang terlibat. Sifat analisis atau eksperimen yang
diterapkan disesuaikan dengan reaksi tertentu agar analisis tersebut dapat
memberikan hasil yang dapat diteliti dengan benar. Maka selain harus mengetahui
persamaan reaksi kimia yang terjadi, alat-alat laboraturium yang digunakan juga
harus dipilih agar dapat diperoleh hasil yang valid. Selain itu, pembuatan stok
pereaksi berupa larutan harus menggunakan teknik atau cara pembuatan tertentu
yang disesuaikan dengan sifat larutan yang ditangani.
29
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Sebagai contohnya ialah pembuatan larutan NaCl 1M dan 0,10 M, atau
pembuatan HCl 1M dan 0,10. Pertama-tama dilakukan teknik pengukuran volume
menggunakan pipet volume, kemudian dilakukan pengenceran dengan
menggunakan labu takar. Proses pembuatan larutan dari zat padatnya disebut
dengan pengenceran. Begitu pula dengan proses pembuatan larutan dari zat
pekatnya disebut dengan pengenceran. (Khopkar, 1990).
30
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Pengenceran merupakan penambahan pelarut ke dalam suatu larutan.
Prinsip dasar dari pengenceran ialah jumlah mol dari zat terlarut tidak akan
berubah, shingga dapat dirumuskan dalam persaman:
M1.V1=M2.V2 ;dengan,
31
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.5.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
32
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
2.5.4 LAPORAN PENGENCERAN DENGAN LABU UKUR
Laporan Ke : 7
CARA KERJA : 1. Ukur HCl dengan glas ukur sebanyak 50 ml, kemudian
di letakkan di glas beker.
2. Ukur aquades sebanyak 50 ml di gelas ukur.
3. Campurkan larutan HCl 50 ml dengan Aquades 50 ml ke
dalam labu ukur.
PERHITUNGAN : HCl 0,2N = 50 ml, V2 = 100 ml dengan konsentrasi 0,1N
Ditanya V1?
V1X N1 = V2 X N2
V1X 0,2 = 100X 0,1
10
V1= 0,2
V1 = 50 ml ,
Vair= V2 - V1
Vair= (100 - 50) ml
Vair= 50 ml
KESIMPULAN : 50 ml HCl dengan konsentrasi 0,2N bila ditambahkan 50 ml
aquades 50 ml akan merubah konsentrasi HCl menjadi 0,1N
dan kekuatan keasamannya HCl melemah.
33
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
BAB III
ANALISA KUANTITATIF
34
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang
kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat
tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah
dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri.
Analisis gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi
sampel dari analisis volumetrik tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu
lebih lama untuk tampil di laboratorium. Analisis volumetrik di sisi lain tidak
mengambil banyak waktu dan hasil yang kita peroleh adalah dalam kasus yang
paling memuaskan. Analisis volumetrik dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan
dalam reaksi netralisasi tetapi juga bisa menjadi presipitasi atau reaksi
pembentukan kompleks serta titrasi berdasarkan dalam reaksi redoks. Namun,
setiap metode dalam analisis kuantitatif memiliki spesifikasi umum, dalam reaksi
netralisasi, misalnya, reaksi yang terjadi adalah antara asam dan basa, yang
menghasilkan garam dan air, maka netralisasi nama. Dalam reaksi presipitasi
larutan standar dalam perak nitrat kasus yang digunakan sebagai pereaksi untuk
bereaksi dengan ion hadir dalam sampel dan untuk membentuk endapan tak larut
yang tinggi. Metode presipitasi sering disebut hanya sebagai argentometri. Dalam
dua metode lain situasinya adalah sama. Titrasi pembentukan kompleks adalah
reaksi yang terjadi antara ion logam dan larutan standar yang ada di kebanyakan
kasus EDTA (etilen diamin tetra asetat).
Analisa kuantitatif titrasi volumetri, titrasi adalah salah satu cara analisa
yang sering dilakukan dalam analisa kuantitatif. Dalam titrasi ini digunakan
larutan standar yaitu larutan yang diketahui normalitasnya dengan pasti.
Pada proses titrasi ada 2 zat yaitu yang konsentrasinya sudah diketahui
yang disebut larutan standar, larutan ini dimasukkan ke dalam buret sebagai zat
penitrasi (titran). Zat yang kedua yaitu zat yang dititrasi yang akan ditentukan
normalitasnya dan ditempatkan ke dalam elemeyer. Titrasi dilakukan dengan cara
membuka kran buret pelan-pelan dan masuk kedalam elemeyer yang digoyang
35
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
pelan-pelan, sebelumnya tambahkan beberapa tetes indikator sebagai zat petunjyk
kedalam larutan yang ada dalam elemeyer (pada saat elemeyer terjadi perubahan
warna yang putih menjadi merah pada penambahan larutan yang ada di buter).
Kran buret ditutup jika larutan yang ada pada elemeyer sudah terjadi perubahan
warna pada saat elemeyer digoyang-goyang warna sudah tidak hilang lagi itu
membuktikan bahwa pada saat ini titik ekivalen tercapai yaitu gram ekivalen dari
titran sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi.
36
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
3.3 CARA KERJA
CARA TITRASI VOLUMETRI LARUTAN STANDAR NaOH 0,1N
DENGAN LARUTAN HCl 0,1N
1. Menyiapkan buret yang bersih dan kering dimasukkan larutan
NaOH 0,1N (titran).
2. Ambil larutan HCl 0,1N dengan Pipet tetes sebanyak 20 ml,
keludian dimasukkan ke dalam elemeyer dan ditambah 4 tetes
indikator phenolphtalin (PP).
3. Buka buret pelan-pelan hingga titran masuk kedala elemeyer
sambil digoyang-goyangkan zat dititrasi secara perlahan-lahan
hingga menunggu ada perubahan warna menjadi merah muda yang
tidak bisa hlang menjadi jernih kembali.
4. Data dicatat meliputi volume titran dicapai ketika mengalami
perubahan warna.
5. Hitung NORMALITAS larutan zat yang dititrasi menggunakan
𝑉 𝐻𝐶𝑙+𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑁𝑥 𝑋 𝐴
rumus Vrata-rata = , Ny = 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2
37
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Hitung konsentrasi NaOH dengan rumus :
𝑉1 + 𝑉2 630 𝑋 2 𝑋 100
V rata-rata = , Nk = 𝑉𝑟 𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑋 𝑀𝑟 𝑂𝑘𝑠. ,
2 𝑋 25
𝑁𝑘 𝑋 𝐴
Ny = 25
100 250
Kosentrasi Asam Cuka = X X N NaOHX V NaOH X Mr Asam
10 40
Cuka
Keterangan 100 = hasil dari gram per 100 kadar untuk asam cuka ,
10 = hasil dari volume asam asetat, 250 = hasil dari volume air
suling total, 40 = hasil dari volume pencampuran yang diambil, N
NaOH= konsentrasi NaOH, V NaOH = Volume NaOH, Mr Asam
Cuka= jumlah Mr Asam asetat
38
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
3.1.4 LAPORAN ANALISIS KUANTITATIF
Laporan Ke : 8
39
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Pembacaan Akhir : volume buret terbaca 29,8 ml untuk
membuat terjadi perubahan warna
pada larutan yang dititrasi.
REAKSI : HCl + NaOH NaCl + H2O
PERHITUNGAN : Nx = Normalitas Hasil , Nx = [HCl] = 0,1N
A = Volume HCl = 20 ml
𝑉 𝐻𝐶𝑙+𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
Vrata-rata = 2
20+29,8
= 2
= 24,9 ml
𝑁𝑥 𝑋 𝐴
Ny = 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
0,1 𝑋 20
Ny =
24,9
Ny = 0,08N
KESIMPULAN : Pada titik ekuivalen konsentrasi HCl dan NaOH sudah tidak
bereaksi ditandai dengan indikator PP yangmana mengalami
perubahan warna dari tanpawarna menjadi berubah
berwarna merah muda
40
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Laporan Ke : 9
41
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Pembacaan Awal : warna larutan yang dittrasi merah
Larutan penitrasi terbaca di titk 0
pada buret.
Pembacaan Akhir : volume buret terbaca 9,2 ml untuk
membuat terjadi perubahan warna
pada larutan yang dititrasi.
REAKSI : C2H2O4+ 2H2O + 2NaOH Na2C2O4 + 4H2O
PERHITUNGAN : V1= 9,3 ml
V2= 9,2 ml
Mr C2H2O4+ 2H2O = 126
Nk = ?
Ny = ?
V rata-rata = ?
𝑉1 + 𝑉2 9,3 + 9,2
V rata-rata = = = 9,25 ml
2 2
630 𝑋 2 𝑋 100 630 𝑋 2 𝑋 100
Nk = 𝑉𝑟 𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑋 𝑀𝑟 𝑂𝑘𝑠. = 9,25 𝑋 126 𝑋 25 = 4,324𝑁
𝑋 25
𝑁𝑘 𝑋 𝐴 4,324 𝑋 9,25
Ny = = = 1,59988N
25 25
42
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Laporan Ke : 10
CARA KERJA : 1. Asam asetat 10 ml dimasukkan pada labu ukur 500 ml.
2. Masukka air suling 250 ml kedalam labu ukur
dicampurkan dengan asam cuka.
3. Goyang-goyang hingga menjadi homogen.
4. Ambil 40 ml dari larutan campuran tadi, ditempatkan
pada elemeyer 200 ml.
5. Tambahkan 3 tetes indikator penolphtalein (PP) pada
larutan yang diambil 40 ml tadi.
6. Masukkan larutan NaOH 0,1N kedalam buret
(penitrasi).
7. Lakukan titrasi hingga larutan yang ada di elemeyer
yang berisi 40 ml tadi mengalami perubahan warna.
8. Catat volume NaOH yang dibutuhkan.
9. Hitung konsentrasi atas kadar asam cuka dalam cuka
(gram/100 ml)
PENGAMATAN : Pembacaan Buret 100 ml
Pembacaan Awal : warna larutan yang dittrasi bening
larutan penitrasi terbaca di titk 50
43
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
ml pada buret.
Pembacaan Akhir : volume buret terbaca 70 ml untuk
membuat terjadi perubahan warna
ke merah pada larutan yang dititrasi.
REAKSI : CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
PERHITUNGAN : Mr CH3COOH = 60
N NaOH = 0,1N
V NaOH= 20 ml
100 250
Kosentrasi Asam Cuka = X X N NaOHX V NaOH X Mr
10 40
Asam Cuka
100 250
= X X 0,1 X 20 X 60
10 40
44
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
BAB IV
KESIMPULAN
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia
yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan
dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia
terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi
menghasilkan hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi
(reaksi endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Terbentuknya endapan
Terbentuknya gas
Terjadinya perubahan warna
Terjadinya perubahan suhu atau temperatur
45
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/analisa-anion/
http://kahaanwar-kaha.blogspot.com/2011/12/analisis-kualitatif-kation.html
http://www.scribd.com/doc/82774877/Analisis-Kualitatif-Kation-Dan-Anion
Petunjuk Praktikum Kimia Analit, Jurusan Teknik Geologi 2016 Sekollah Tinggi
Teknologi Nasional, 25 Halaman.
46
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
LAMPIRAN
47
MUH. SARIF (410015052) - LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK